• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1. Desain atau Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan yang dilakukan oleh Permatasari (2008), adalah pendekatan analisis kuantitatif dan kualitatif dengan metode descriptive exploratory, yaitu mengkaji kecenderungan karakterisitik fisik ruang serta kegiatan sosial, ekonomi dan budaya. Metode pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling, dilakukan melalui wawancara ke responden langsung di perumnas.

Pengambilan sampel yang juga merupakan unit amatan, selanjutnya disebut dengan unit hunian, dan didasarkan pada pola transformasi bentuk unit huniannya. Dengan tujuan agar karakteristik ekonomi, sosial dan budaya pada masing-masing hunian dapat tergali.

Unit hunian ini digunakan pada proses pengumpulan data eksisting, pembahasan dan proses analisis. Pembagian unit hunian yang berdasar pada tipe unit hunian yang dilakukan dengan pertimbangan bahwa penghuni dengan karakter ekonomi, sosial, dan budaya yang sama cenderung menghuni tipe hunian yang sama.

Fokus studi meliputi:

1. Analisis sosial ekonomi dan sosial budaya

Analisis ini menjelaskan tentang kegiatan ekonomi sosial dan budaya penghuni yang berkaitan dengan perkembangan fisik unit huniannya terdiri atas:

a. Kajian aktivitas sosial ekonomi penghuni b. Kajian aktivitas sosial budaya penghuni. 2. Analisis ruang fisik hunian

Analisis ini menjelaskan tentang bentuk-bentuk pola hunian yang ada dikaitkan dengan perkembangan hunian, lingkungan dan fisik bangunan terdiri atas:

a. Kajian pola hunian.

b. Kajian lingkungan dan fisik bangunan.

4.2. Lokasi Penelitian

Dari 4 (empat) perumnas ditambah dengan satu rumah susun yang ada di kota Medan, dipilih salah satu dengan pertimbangan:

a. Jarak dari pusat kota.

b. Tahun pembangunan dan penghunian.

c. Kelas atau tingkatan sosial, ekonomi dan budaya penghuni. d. Kualitas dan kuantitas perubahan yang terjadi.

Untuk itu perumnas yang dijadikan menjadi objek penelitian yang dianggap mampu mewakili seluruh produk perumnas yang ada di kota Medan adalah Perumnas Mandala, kecamatan Medan Denai.

4.3. Populasi, Sample dan Teknik Sampling

Menurut Nasution (2003), populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Populasi adalah ukuran-ukuran tentang sesuatu yang ingin kita buat inferensi. Sebuah populasi dengan individu tertentu dinamakan populasi finit, sedangkan jika jumlah individu dalam kelompok tidak mempunyai jumlah yang tetap, ataupun jumlahnya tidak terhingga disebut populasi infinit.

Untuk penelitian ini, jenis populasinya adalah populasi finit dimana jumlah individu pada Perumnas Mandala yang akan diteliti mempunyai jumlah yang pasti.

1. Data Umum Perumnas Perumnas Mandala

Perumnas Mandala adalah proyek Perum Perumnas yang ke dua setelah Perumnas Helvetia di Kota Medan. Mulai dibangun tahun 1982 dan mulai dihuni satu tahun kemudian yaitu tahun 1983. Perumnas ini terletak ± 10 km dari pusat kota ke arah Timur. Tipe dan jumlah unit:

a. Tipe D 21 : 1718 unit b. Tipe D 36 : 3794 unit c. Tipe D 45 : 3216 unit d. Tipe D 70 : 862 unit Jumlah Total : 9590 unit

Sample menurut Nazir adalah kumpulan dari unit sampling yang ditarik biasanya dari sebuah frame. Sebuah frame adalah list atau urutan unit sampling yang tersedia. Pengertiannya hampir sama dengan yang diungkapkan oleh Rozaini, sampel adalah kumpulan bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (sampel sendiri secara harfiah berarti contoh). Sedangkan elemen atau unsur adalah setiap satuan populasi, Penelitian yang dilakukan hanya pada bagian unit populasi (wakil populasi) atau biasa disebut dengan Sampel dinamakan Survei Sampel (sample survey) atau Sample Enumeration Survey. Sedangkan penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen atau unsur dinamakan Sensus atau

Complete Enumeration.

Teknik Sampling merupakan bagian dari penelitian yang berarti suatu cara/prosedur penarikan sampel yang representative sehingga dianggap dapat mewakili populasinya atau dapat dianggap menggambarkan populasinya. Sampel yang dihasilkan dari teknik sampling ini diharapkan dapat menaksir parameter tertentu dari populasi. Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih tetap bisa dipercaya dalam artian masih bisa mewakili karakteristik populasi, maka cara penarikan sampelnya harus dilakukan secara seksama.

Singarimbun dan Effendi (1995) menyatakan ada empat faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya sampel dalam penelitian, yaitu: a. Derajat keseragaman (degree of homogenity) dari populasi.

b. Presisi (ketelitian) yang dikehendaki oleh peneliti, makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki, makin besar sampel yang diambil.

c. Rencana analisis.

d. Tenaga, biaya dan waktu.

Dalam penelitian ini, penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling artinya ditentukan dengan mempertimbangkan tujuan penelitian berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan terlebih dahulu. Agar sampel yang diambil dalam penelitian ini dapat mewakili populasi maka dapat ditentukan jumlah sampel yang dihitung dengan menggunakan rumus Slovin (dalam Umar, 1999) sebagai berikut:

Dimana:

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

α = Persentasi kelonggaran ketidaktelitian (presisi) karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.

Dalam penelitian ini diketahui N sebesar 3794, α ditetapkan sebesar 10%. Jadi jumlah minimal sampel yang diambil oleh peneliti adalah sebesar:

Untuk mencapai kriteria penelitian dan menjaga data-data yang tidak valid, jumlah tersebut di atas ditambah sehingga jumlah sampel yang diambil berjumlah 120 sampel.

4.4. Variable Penelitian

Variabel dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder, antara lain:

A. Data Primer

1. Data Umum yang meliputi tahun pembangunan, jumlah unit, luas, kepadatan bangunan, kondisi bangunan, fasilitas sosial, dan fasilitas umum. 2. Kuesioner kepada sejumlah responden yang dianggap dapat mewakili

seluruh penghuni pada masing-masing kawasan studi. Sample yang dipilih berupa sample dengan pola acak bertujuan. Jumlah sampel yang dianggap dapat mewakili seluruh penghuni perumnas yang diteliti adalah 120 sampel. Untuk perumnas terpilih akan disebar lembar kuesioner yang berisi:

a. Kondisi ekonomi yang meliputi: pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengeluaran, dan profil keluarga.

b. Riwayat tinggal yang meliputi: jumlah perpindahan, lama tinggal, status kepemilikan, dan jumlah rumah.

c. Persepsi terhadap perumnas yang meliputi: tipe rumah, luas bangunan saat ini, transformasi bentuk yang terjadi, kondisi rumah, kenyamanan, alasan

perbaikan, biaya untuk perumahan, dan pendapat tentang biaya untuk perumahan.

d. Persepsi terhadap lingkungan yang meliputi: fasilitas ibadah, fasilitas lingkungan, partisipasi dan gotongroyong, komunikasi antar warga, saling kunjung, dan ikatan batin.

e. Transformasi bentuk, meliputi: tingkat perubahan yang sudah dilakukan terhadap rumah, ruang-ruang yang sudah berubah beserta alasan perubahannya.

B. Data Sekunder, dengan menelusuri literatur yang berhubungan dengan permasalahan, antara lain meliputi:

1. Perumahan sebagai kebutuhan dasar manusia, yang meliputi:

a. Tingkat kebutuhan manusia, perumahan dan permukiman, sistem pengadaan perumahan dan permukiman.

b. Kebijakan tentang perumahan dan permukiman, perumahan sederhana. 2. Perumahan sebagai wujud fisik kebudayaan, yang meliputi:

a. Teori kebuadayaan, sistem organisasi kemasyarakatan, struktur organisasi keluarga, struktur organisasi sosial, dan interaksi sosial.

b. Interaksi antara manusia dan lingkungan yang meliputi persepsi, perilaku, dan gaya hidup.

4.5. Pengumpulan Data dan Teknik Analisa Data

Menurut Andriati (2007) ada beberapa instrumen pengumpul data, antara lain:

1. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.

Angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

a. Angket terbuka ialah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya.

b. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang atau tanda

cheklist.

2. Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu

Berdasarkan sifat pertanyaan, wawancara dapat dibedakan menjadi: a. Wawancara terpimpin, pertanyaan diajukan menurut daftar pertanyaan yang

telah disusun.

b. Wawancara bebas terjadi tanya jawab bebas antara pewawancara dan responden, tetapi pewawancara menggunakan tujuan penelitian sebagai pedoman.

c. Wawancara bebas dan terpimpin merupakan perpaduan wawancara bebas dan wawancara terpimpin. Dalam pelaksanaannya, pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan.

d. Pengamatan (observasi) yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat yang dilakukan. Studi ini merupakan studi kasus (case study) atau studi lapangan (field study) yang merupakan dapat memberikan gambaran luas serta mendalam mengenai unit sosial tertentu. Subjek yang diteliti relatif terbatas, namun variabel-variabel dan fokus yang diteliti sangat luas dimensinya (Danim, 2002, Gardner 2008, dalam Dewi, 2008).

Metode yang digunakan dalam studi ini merupakan perpaduan antara metode deskriptif dan analitis. Metode analisis yang digunakan adalah metode

evaluative descriptive. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi eksisting rumah di perumnas dengan variabel yang dibahas meliputi faktor ekonomi, sosial dan budaya penghuni. Analisis evaluatif yang digunakan dalam

penelitian adalah teknik diakronik dan pendekatan statistik, yaitu sebagai berikut: a. Aspek diakronik yang dianalisis dikaitkan dengan transformasi bentuk dari

pola rumah di perumnas mulai saat pertama kali dihuni dan pada saat ini; b. Analisis crosstabs untuk menguji signifikasi variabel-variabel yang diduga

mempengaruhi perubahan pola rumah di perumnas.

c. Korelasi bivariate (metode statistik deskriptif/SPSS) untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pola rumah di perumnas serta besar pengaruhnya terhadap perubahan tersebut.

Menurut Andriati AH (2007) dalam pembahasan hasil penelitian dapat digunakan beberapa skala sikap yaitu skala Guttman, skala Likert, skala Semantic Defferential, Rating Scale dan skala Therstone.

Skala Guttman mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel yang multidimensi. Skala Guttman disebut juga skala Scalogram yang sangat baik untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut dengan attribut universal. Pada skala Guttman terdapat beberapa pertanyaan yang diurutkan secara hierarkis untuk melihat sikap tertentu seseorang.

Skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk menjawab yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Misalnya: yakin - tidak yakin; ya - tidak; benar - salah; positif - negatif; pernah - tidak pernah dan lain-lain. Data yang diperoleh berupa data interval atau ratio dikotomi (dua alternatif yang berbeda).

terdapat jarak (interval): 3, 1, 5, 6, atau 7 yaitu dari sangat benar (SB) Sampai sangat tidak benar (STB) sedangkan pada skala Guttman hanya ada dua interval yaitu: benar (B) dan salah (S). Skala Guttman disamping dapat dibuat pilihan ganda, bisa juga dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban responden dapat berupa skor tertinggi dan skor terendah. Sedangkan analisisnya dilakukan seperti pada skala Likert.

4.6. Keterbatasan Penelitian

Berbagai alasan yang masuk akal mengapa peneliti harus melakukan pembatasan penelitian antara lain adalah:

a. Jumlah Populasi yang demikian banyak sehingga dalam prakteknya tidak mungkin seluruh elemen diteliti

b. Keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia, membuat peneliti harus telah puas jika meneliti sebagian dari elemen penelitian

c. Bahkan kadang, penelitian yang dilakukan terhadap sampel bisa lebih reliabel daripada terhadap populasi misalnya, karena elemen sedemikian banyaknya maka akan memunculkan kelelahan fisik dan mental para pencacahnya sehingga banyak terjadi kekeliruan.

d. Demikian pula jika elemen populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam populasi menjadi tidak masuk akal.

Dengan berbagai alasan keterbatasan tersebut maka penelitian hanya mengambil satu perumnas yang ada di Medan, yaitu Perumnas Mandala serta

membatasinya hanya pada rumah tipe 36.

4.7. Rencana Jadwal Penelitian

BULAN I BULAN II BULAN III

NO. KEGIATAN

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pembuatan Proposal Penelitian

2. Persiapan Administrasi dan Perizinan

3. Studi Kepustakaan

4. Penyusunan Kuestionair

5. Observasi dan Pengumpulan Data

6. Pengolahan dan Analisa Data

BAB V

PENGARUH PERSEPSI PENGHUNI TERHADAP

Dokumen terkait