METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei bersifat komparatif dengan tipe
explanatory research untuk menganalisis pengaruh pelaksanaan Program Peluk Asa dalam pemberdayaan masyarakat (inisiatif, kelola sumber daya, toleransi variasi, pengorganisasian dan komunikasi) terhadap pengendalian demam berdarah di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan tahun 2012 dengan membandingkan Kelurahan Helvetia Tengah (ada program Peluk Asa) dan Kelurahan Helvetia Timur (tidak ada program Peluk Asa).
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan. Alasan dipilihnya Kelurahan Helvetia Tengah ini karena di kelurahan inilah dijalankan program Peluk Asa, sehingga untuk melihat apakah ada pengaruh program Peluk Asa dalam pemberdayaan masyarakat terhadap pengendalian demam berdarah, dilakukanlah penelitian ini. Selain itu, data Puskesmas Helvetia juga masih menunjukkan angka yang cukup tinggi dalam kasus DBD.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan berlangsung selama 6 bulan terhitung mulai bulan Februari sampai Juni 2012.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah keseluruhan satuan unit individu atau gejala yang dijadikan subjek penelitian oleh peneliti untuk dilihat karakteristiknya atau melihat korelasi antar gejala pada keseluruhan objek penelitian tersebut (Nazir, 2003). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Helvetia Kota Medan yang berjumlah 7.803 orang kepala keluarga (KK).
Dalam penelitian ini, digambarkan juga populasi di kelurahan lain di Kecamatan Medan Helvetia yang tidak ada Program Peluk Asa. Dalam hal ini di ambil Kelurahan Helvetia Timur dengan jumlah kepala keluarga 5.625 KK. Gambaran kasus DBD di Kelurahan Helvetia Tengah dan Timur dapat kita lihat pada Tabel di bawah ini:
Tabel 3.1. Perbandingan Kasus DBD di Kelurahan Helvetia Tengah dan Timur Tahun 2010-2011
No Kelurahan Jumlah Kasus DBD Persentase Peningkatan Kasus
Tahun 2010 Tahun 2011
1. Helvetia Tengah 37 44 18,9%
2. Helvetia Timur 27 48 77,8%
Dari Tabel 3.1 di atas, dapat kita bandingkan kedua kelurahan yang memiliki perbedaan persentase dimana kelurahan yang terdapat Program Peluk Asa lebih rendah peningkatan kasusnya. Dalam penelitian ini populasinya ditambahkan dengan populasi di Kelurahan Helvetia Timur sebagai perbandingannya.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil berdasarkan teknik tertentu dan mampu mewakili populasi atau bersifat representatif. Sampel pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus pengambilan sampel dengan metode rapid survey secara simple random sampling (SRS), yaitu:
n = �����2 �2 Keterangan: n = Besarnya sampel d = presisi (0,1) Z(0,5-α/2)
p = Proporsi pengendalian demam berdarah di Kelurahan Helvetia = nilai normalitas tabel Z = 1,96 dengan α = 0,05
Tengah =0,5 q = 1-p Perhitungan: n = (0,5�0,5) � (1,96�1,96) 0,1�0,1 n = 0,9604 0,01 n = 96
Dalam perhitungan sampel dengan metode rapid survey, hasil perhitungan sampel minimal dikalikan 2 (dua) dengan perhitungan sampel secara simple random sampling sehingga sampel minimal menjadi 192 orang kepala keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia tahun 2012. Berdasarkan metode rapid survey, minimal sampel berjumlah 210 orang. Jadi dalam penelitian ini, sampel minimal dinaikkan menjadi masing-masing 210 orang kepala keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah dan Timur sebagai pembandingnya.
3.3.3. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara rapid survey (survei cepat) yang dikembangkan oleh WHO yaitu dengan menerapkan rancangan sampel klaster dua tahap, dengan pemilihan klaster pada tahap pertama secara probability proportionate to size. Pemilihan sampel pada tahap kedua, yaitu pemilihan sampel rumah tangga dilakukan dengan cara acak sederhana atau dengan menerapkan rumah terdekat dari rumah Kepala Lingkungan.
3.4. Metode Pengumpulan data 3.4.1. Jenis Data
Data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.
a. Data primer adalah data yang diperoleh dari responden (sampel) secara langsung melalui wawancara serta berpedoman pada kuesioner yang telah disusun.
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui pencatatan dari dokumen Program Peluk Asa serta laporan dari Puskesmas Helvetia mengenai data jumlah penderita DBD serta pelaksanaan penanggulangan DBD di Kecamatan Medan Helvetia. Selain itu, untuk melengkapi data-data dalam penelitian ini, data juga diambil dari Dinas Kesehatan Kota Medan.
3.4.2. Pengumpulan Data
Data primer dikumpulkan melalui wawancara secara langsung kepada (responden) kepala keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan dengan menggunakan kuesioner yang telah disusun yang mencakup variabel pelaksanaan Program Peluk Asa yaitu pemberdayaan masyarakat (inisiatif, kelola sumber daya, toleransi variasi, pengorganisasian dan komunikasi) serta variabel pengendalian demam berdarah di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan.
Pengumpulan data sekunder didasarkan pada pencatatan oleh peneliti tentang profil Kesehatan Kecamatan Medan Helvetia berupa data penderita DBD, data kepala keluarga serta data-data umum mengenai pengendalian DBD di kecamatan ini.
3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner pengaruh pelaksanaan Program Peluk Asa dalam pemberdayaan masyarakat terhadap pengendalian demam berdarah yang telah disusun terlebih dahulu dilakukan uji coba sebelum dijadikan sebagai alat ukur penelitian yang bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur. Uji coba kuesioner dilakukan terhadap 30 kepala keluarga di Kecamatan Medan Sunggal.
Uji valididtas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel menggunakan rumus teknik korelasi pearson product moment (r), dengan ketentuan jika nilai r- hitung > r-tabel, maka dinyatakan valid dan sebaliknya. Nilai r-tabel untuk 30 responden yang diuji coba adalah sebesar 0,361. Ketentuan kuesioner dikatakan valid pada penelitian ini, jika :
a. Nilai r-hitung variabel ≥ 0,361 dikatakan valid. b. Nilai r-hitung variabel < 0,361 dikatakan tidak valid.
Reliabilitas dapat merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan, jika nilai r-Alpha > r-tabel, maka dinyatakan relialibel. Nilai r-Alpha untuk penentuan reliabilitas adalah :
a. Nilai r-Alpha ≥ r-tabel dikatakan reliabel b. Nilai r-Alpha <r-tabel dikatakan tidak reliabel.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
a. Program Peluk Asa dalam Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya yang bukan bersifat paksaan, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kepala keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah agar mampu mengenali masalah DBD, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi dan
fasilitas setempat di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan. Pemberdayaan masyarakat dapat dibagi atas :
1) Inisiatif
Kemampuan kepala keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah dalam mengambil ide atau keputusan yang baik guna pengendalian DBD melalui pelaksanaan Program Peluk Asa di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan yaitu memiliki inisiatif untuk memeriksa jentik di tempat penampungan air yang ada di sekitar rumahnya minimal seminggu sekali dan mampu mengidentifikasi gejala-gejala DBD.
2) Kelola sumber daya
Kemampuan kepala keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah memanfaatkan seluruh sumber daya lokal yang ada guna digunakan dalam pengendalian DBD melalui pelaksanaan Program Peluk Asa di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan yaitu mengajak keluarga terdekatnya untuk ikut serta memeriksa jentik di penampungan air yang ada di sekitar lingkungannya.
3) Toleransi variasi
Kemampuan kepala keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah dalam menerima perubahan atau cara-cara baru dalam pengendalian DBD melalui pelaksanaan Program Peluk Asa di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan yaitu mau mencari dan menerima informasi tentang DBD dari orang lain atau media.
4) Pengorganisasian
Kemampuan kepala keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah dalam menggerakkan atau mengorganisasikan masyarakat setempat sehingga terbentuk persamaan tujuan dalam pengendalian DBD melalui pelaksanaan Program Peluk Asa di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan yaitu mau bersama-sama ikut serta dalam PSN.
5) Komunikasi
Kemampuan kepala keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah dalam melakukan komunikasi yang baik antar sesama masyarakat sehingga terbentuk persamaan persepsi dalam pengendalian DBD melalui pelaksanaan Program Peluk Asa di Kecamatan Helvetia Kota Medan yaitu mampu menyebarkan informasi tentang DBD dan tahu tata cara pelaporan saat adanya indikasi DBD yang diketahui dari gejala-gejalanya sehingga dapat segera ditindaklanjuti pihak terkait.
b. Variabel dependen pada penelitian ini adalah pengendalian DBD yaitu tindakan- tindakan atau upaya-upaya yang dilakukan kepala keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah dalam menekan penyebaran DBD sehingga mampu mengurangi kasus DBD melalui pelaksanaan Program Peluk Asa di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan. Untuk variabel dependen pengendalian dilihat dari aspek PSN (3M dan 1T).
3.6. Metode Pengukuran
Aspek pengukuran dalam penelitian ini berdasarkan pada jawaban responden terhadap pertanyaan yang telah disediakan dan disesuiakan dengan skor yang ada. Skala pengukuran variabel independen pemberdayaan masyarakat yaitu inisiatif, kelola sumber daya, toleransi variasi, pengorganisasian dan komunikasi dalam penelitian ini berdasarkan pada jawaban yang diperoleh dari responden terhadap semua pertanyaan yang diberikan, (Soedigdo, 2006). Jumlah pertanyaan untuk variabel independen masing-masing berjumlah 5 item. Pertanyaan yang diajukan dengan alternatif jawaban “Selalu (bobot 3), Jarang (bobot 2) dan Tidak Pernah (bobot 1), dan dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu:
a. Baik : jika total nilai yang diperoleh ≥50% (skor ≥ 8) b. Tidak Baik : jika total nilai yang diperoleh <50% (skor <8)
Skala pengukuran variabel dependen yaitu pengendalian demam berdarah dalam penelitian ini berdasarkan pada jawaban yang diperoleh dari responden terhadap semua pertanyaan yang diberikan. Jumlah pertanyaan untuk variabel dependen berjumlah 5 item. Pertanyaan yang diajukan dengan alternatif jawaban “Selalu (bobot 3), Jarang (bobot 2) dan Tidak Pernah (bobot 1), dan dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu:
a. Baik : jika total nilai yang diperoleh ≥ 50% (skor ≥ 8) b. Tidak Baik : jika total nilai yang diperoleh <50% (skor <8)
Tabel 3.2. Metode Pengukuran Variabel Independen dan Dependen No Variabel Jumlah Pertanyaan Alternatif jawaban Bobot Nilai Kategori Skala Ukur 1 Pemberdayaan Masyarakat: a. Inisitaif 5 a. Selalu b. Jarang c. Tidak pernah 3 2 1 Baik Tidak baik Ordinal
b. Kelola sumber daya 5 a. Selalu b. Jarang c. Tidak pernah 3 2 1 Baik Tidak baik Ordinal
c. Toleransi variasi 5 a. Selalu b. Jarang c. Tidak pernah 3 2 1 Baik Tidak baik Ordinal d. Pengorganisasian 5 a. Selalu b. Jarang c. Tidak pernah 3 2 1 Baik Tidak baik Ordinal e. Komunikasi 5 a. Selalu b. Jarang c. Tidak pernah 3 2 1 Baik Tidak baik Ordinal
2 Pengendalian demam berdarah:
a. PSN (3M+1T) 5 a. Selalu b. Jarang c. Tidak pernah 3 2 1 Baik Tidak Baik Ordinal
3 1. Observasi jentik H. Tengah Jumlah ABJ (%)
Baik/ Tidak Baik a..Jlh rmh yg diperiksa
b. Jlh yg ada jentik
2. Observasi jentik H. Timur a.Jlh rmh yg diperiksa b.Jlh yg ada jentik
3.7. Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini mencakup :
a. Analisis univariat, yaitu analisis yang menggambarkan secara tunggal variabel- variabel independen (pengaruh pelaksanaan Program Peluk Asa dalam pemberdayaan masyarakat (inisiatif, kelola sumber daya, toleransi variasi,
pengorganisasian dan komunikasi)) dan variabel dependen (pengendalian demam berdarah) dalam bentuk distribusi frekuensi.
b. Analisis bivariat, yaitu analisis yang digunakan untuk melihat ada tidaknya perbedaan proporsi dalam pemberdayaan masyarakat (inisiatif, kelola sumber daya, toleransi variasi, pengorganisasian dan komunikasi) dan pengendalian demam berdarah (PSN) di Kelurahan Helvetia Tengah dan Helvetia Timur Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan dengan menggunakan uji beda proporsi (difference of proportion). Nilai p menentukan apakah variabel tersebut berbeda antar kelompok di Kelurahan Helvetia Tengah dan Helvetia Timur Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan. Rumus interval kepercayaan (CI = confidence interval) padauji beda proporsi yaitu (Soedigdo, 2006):
��= (�1− �2) = (�1− �2) ±��1.�1
�1 +
�2.�2
�2 Keterangan:
π1-π2 = Perbedaan proporsi antara Helvetia Tengah dan Timur p1 = Proporsi di Helvetia Tengah
p1 = Proporsi di Helvetia Timur n1 = Besar sampel di Helvetia Tengah n2 = Besar sampel di Helvetia Timur
Selain itu, rumus uji hipotesisnya :
��= �1−�2
��.�[�11+�21]���
Zc= Z (0,5 – α/2) dimana tolak Ho jika ZH < ZC