• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 defenisi operasional

Defenisi operasional dan pengukuran varibel berisi pernyataan tentang pengoperasionalan/pendefenisian konse-konsep penelitian menjadi variabel-variabel penelitian termasuk penetapan cara dan satuan pengukuran variabel-variabelnya. Berdasarkan uraian permasalahan yang ada di bab 1 dan teori-teori yang ada di bab II, maka penelitian akan menggunakan tiga variabel yakni tiga variabel bebas antara lain sistem pengukuran kinerja (X1), sistem penghargaan (X2),dan satu variabel terikat (Y) adalah Kinerja Manajerial.

Adapun defenisi operasional masing-masing variabel adalah sebagai berikut :

1. Sistem penghargaan (X1)

Sistem penghargaan dalam variabel ini merupakan kompensasi yang semua bentuk return baik financial maupun non financial yang diterima karyawan karena jasa yang disumbangkan ke perusahaan

Indikator yang digunakan untuk mengukur sistem penghargaan adalah sebagai berikut :

a. Kompensasi (gaji + tunjangan) tetap saja b. Kompensasi tetap + penghargaan keuangan c. Kompensasi tetap + penghargaan non keuangan

d. Kompensasi tetap + insentif yang ditentukan berdasar kinerja individual e. Kompensasi tetap + insentif yang ditentukan berdasar kinerja kelompok 2. Sistem Profit Center (X2)

Halim dan Tjahjono (2000: 92) dikutip dari Mardiyah dan Listia Ningsih (2005) menyatakan unit organisasi dalam organisasi fungsional yang biasanya dijadikan profit center adalah unit organisasi produksi dan unit organisasi pemasaran. Prestasi non-laba sebagai standar kinerja, tujuan jangka panjang perusahaan tidak hanya mengejar laba yang memuaskan. Adapun indikator untuk mengukur sistem profit center adalah seabgai berikut :

1) profitability, 2) market position, 3) productivity,

4) personal development, dan 5) product leadership.

3. Kinerja Manajerial (Y)

Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keefektifan organisasional. Menurut Mahoney dalam Riyadi (2000: 135) yang dimaksud Kinerja Manajerial adalah persepsi Kinerja individual para anggota organisasi dalam kegiatan – kegiatan manajerial.

Dimana indikator yang digunakan untuk mengukur sistem pengukuran kinerja adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan 2. Investigasi

29 3. Pengkoordinasian 4. Evaluasi 5. Pengawasan 6. Memilih Staff 7. Negosiasi 8. Perwakilan

9. Kinerja secara menyeluruh 3.1.2 pengukuran Variabel 1. sistem penghargaan (X1)

sistem pengukuran data yang digunakan dalam mengukur varibel bebas, sistem penghargaan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala interval. Dalam metode pelaksanaan teknik penyusunan skala yang digunakan dalam mengukur variabel bebas sistem penghargaan adalah semantic differensial yang berskala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 sangat setuju

instrument ini menggunakan skala rendah (1) untuk menunujukkan penghargaanyang diberikan rendah dan skala rendah dan skala tinggi (7) untuk menunjukkan penghatgaan yang diberikan tinggi (Kurnianingsih dan Indriantoro, 2001)

2. Profit Center (X2)

sistem pengukuran data yang digunakan dalam mengukur varibel bebas, sistem profit center dalam penelitian ini adalah menggunakan skala interval. Dalam metode pelaksanaan teknik penyusunan skala yang digunakan dalam

mengukur variabel bebas sistem penghargaan adalah semantic differensial yang berskala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 sangat setuju

instrument ini menggunakan skala rendah (1) untuk menunujukkan penghargaanyang diberikan rendah dan skala rendah dan skala tinggi (7) untuk menunjukkan penghatgaan yang diberikan tinggi (Kurnianingsih dan Indriantoro, 2001)

3. Kinerja Manajer (Y)

Sistem pengukuran data yang digunakan dalam mengukur varibel terikat Kinerja Manajerial dalam penelitian ini adalah menggunakan skala interval. Dalam metode perskalaan teknik penyusunan skala yang digunakan dalam mengukur variabel terikat Kinera Manajerial adalah semantic differensial yang berskala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 sangat tidak setuju Instrument ini menggunkan skala rendah (1) untuk menunjukkan Kinerja Manajerial yang rendah dan skala tinggi (7) untuk menunujukkan Kinerja Manajerial yang tinggi (Kurnianingsih dan Indriantoro, 2001).

3.2 Teknik penentuan sample 3.2.1Obyek dan populasi

Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. Graha Agung Kencana Surabaya, Jawa Timur. Populasi merupakan kelompok subyek/obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian

31

(Sumarsono, 2004). Populasi data penelitian ini adalah 17 orang manajer yang berperan sangat penting di PT. Graha Agung Kencana Surabaya.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang mempunyai ciri dari karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, oleh karena itu sebuah sampel harus respresentative dari sebuah populasi ( Sumarsono, 2004 :44-45 )

teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensus atau sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang (Sugiono, 2006 )

Jadi berdasarkan kriteria tersebut yang dapat diambil sebagai sampel yaitu 17 orang manajer yang berperan penting di PT. Graha Agung Kencana Surabaya yang terbagi menurut wilayah penempatan yaitu:

1. Graha Kencana Kedonyang 2. Kebonsari Regency

3. Graha Kebonsari Elveka 4. Graha Gunung Anyar 5. Green Hill Gresik 6. Graha Kencana PDKAL 7. Bukit Residence

8. Grand Semanggi Residence 9. Grand Semanggi Mangrove 10. Graha Gandra Asri Bali

11. Palaran City Samarinda

12. Graha Mulawarman Balikpapan 13. Green Aggoeya Resort Kendari 14. Graha Juanda

15. Graha Indah Surabaya 16. Graha Bentar Asri 17. Grand Lake

3.3 Teknik pengumpulan Data 3.3.1 jenis data

jenis data yang digunakan dalm penelitian ini adalah data primer dan data sekunder . data primer adalah data utama yang diambil langsung drai angket yang diisi oleh responden, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tiding langsung yang diperoleh dari catatan perusahaan.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang diambil peneliti dalam penelitian ini berasal dari obyek yang diteliti yaitu kantor PT. Graha Agung Kencana Surabaya jawa timur.

3.3.3 Pengumpulan Data 1. Dokumentasi

Dengan mencatat data-data yang diperlukan yang berasal dari dokumentasi yang dimiliki perusahaan.

33

2. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dnegan cara menyebarkan daftar penrtanyaan yang kemudiaan diisi oleh responden dengan batas waktu yang ditetapkanoleh peneliti

3. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung pada peusahaan guna mendapatkan data

3.4 Uji Validitas dan Reabilitas 3.4.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa saja yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasi kan antara skor yang diperoleh masing-masing butir pertanyaan dengan skir total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan.

Sebagai Kriteria pemilihan item total berdasar korelasi item total, biasanya digunakan batasan rix (hitung) ^ 0,3. Semua itu item yang mencapai koefesien korelasi minimal 0, 30 daya pembedanya dianggap memuaskan (Azwar, 1997) 3.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan kata lain, hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama.

Reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach alpha, dimana instrument dianggap reliable apabila cronbach alpha diatas atau lebih besar dari 0,60 (Ghozali, 2005)

3.4.3 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal atau tidak dilakukan dengan alat uji Kolmogrov dan Shapiro Wilk. Pedoman dalam mengambil keputusan apakah distribusi data mengikuti distribusi normal jika nilai signififikan lebih besar dari 5% (Sumarsono,2004)

3,4,4 Uji Asumsi Klasik

Pada ujian asumsi klasik persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji f dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka persamaan regresi memenuhi ketiga asumsi klasik ini :

1. Tidak boleh ada autokorelasi

2. Tidak boleh ada ada multikolnieritas 3. Tidak boleh ada heteroskidasitas

Apabila slah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi BLUE, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji T menjadi bias (Gujrat, 1999).

35

1. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode T. dengan kesalahan pada peride t-1 (sebelumnya). (Gujarat 1999)

Pendektesian autokorelasi dalam penelitian ini tidak dilakukan karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang tidak berdasrkan waktu urut (time series) (Gujarat 1999)

2. Multikolinieritas

Uji multikorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.

Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat cirri-cirinya sebagai berikut:

a. Koefesien determinasi berganda (R squera) tinggi b. Koefesien korelasi sederhana tinggi

c. Nilai F hitung tinggi (signifikan)

d. Tapi tak satupun diantara variabel bebas yang signifikan Akibat adanya multikolinier adalah :

1. Nilai standar eror (galat baku) tinggi sehingga taraf kepercayaan (condefidance intervalnya) akan semakin melebar. Dengan demikian, penguji koefesien regresi secara individu menjadi tidak signifikan.

2. Probabilitas untuk menerima hipotesa Ho diterima (tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat) akan semakin besar.

Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinier dapat dilakukan dengan menghitung koefesien korelasi product moment atau Variance Inflation Factor (VIF)

VIF = I (Gujarat, 1999) Q – Rj2

VIF menyatakan tingkat “ pembengkakan” varians. Apabila varians lebih besar dari 10. Hal ini berarti terdapat miltikoliner pada persamaan regresi linier (Gujarati, 1999)

3. Heteroskedastisitas

Pada regreasi linier nili-nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan vareiabel X. hal ini bias diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi rank spearman antara residual denga seluruh varibel bebas.

Rumus rank spearman adalah : ∑ di 2

rs = 1 – 6

N(N2 – 1) (Gujarati 1999)

Keterangan :

di = perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas N = Banyaknya data

Menrut Yarnest (2003) deteksi apabila terdapat heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :

a. Apabila probabilitas lebih besar dari 0.05 maka tidak terdapat heteroskedastisitas

37

3.5 Teknik analisis dan uji hipotesis 3.5.1 Teknik Analisis

Analisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda yaitu untuk menggambarkan pengaruh linier antara variabel bebas dan variabel terikat. Model regresi linier anatara varibel bebas dan variabel terikat sebagai berikut :

Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + e (Anonim, 2003: L21) Keterangan :

Y = Kinerja Manajerial

X1 = Sistem Pengukuran Penghargaan X2 = Sistem Profit Center

bo = Konstanta

b1,b2,b3 = koefesien regresi variabel X1, X2, e = keslahan baku

3.5.2 Uji Hipotesis

3.5.2.1 Uji Kecocokan Model (Uji F)

Uji F dipergunakan untuk mengetahui kecocokan model variabel bebas X1, X2, X3 dan X4 terhadap variabel terikat yaitu Y.

a. Menetukan hipotesis nihil dan hipotesis alternative

Ho : bi = 0 (Model regresi yang dihasilkan tidak cocok untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap varibel terikat)

Hi : b1 = 0 (model regresi yang dihasilkan cock untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat).

c. Menentukan nilai F hitung

R2 / K

F hitung = (Anonim, 2003)

(1 – R2) / (n –k- 1) Dimana :

R2 : Koefesien determinasi atau koefesien korelasi berganda n : Jumlah pengamatan

k : Jumlah data

d. Menentukan kriteria daerah penerimaan dan penolakan Ho

Apabila probabilitas (sig) lebih kecil dari 0.05 maka Ho diterima dan H1 ditolak

Apabila probabilitas (sig) lebih besar dari 0.05 maka Ho ditolak dan H1 diterima.

3.5.2.2 Uji Parsial (Uji t)

a. Menentukan hipotesis nihil dan hipotesis altenative

Ho : b1 = b2 = 0 (variabel bebas (X) tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (Y))

Hi : b1 = b2 = 0 (variabel bebas (X) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y))

39

c. Menetukan nilai t hitung Bi t hitung = (Anonim, 2003) Se (Bi) Dimana : Bi : koefesien Regresi Se : Standar Error

d. Menentukan Kriteria darerah penerimaan dan penolakan Ho

Apabila probabilitas (sig) lebih besar dari 0.05 maka Ho dan H1 ditolak.

Apabila probabilitas (sig) lebih kecil dari 0.05 maka Ho ditolak dan H1 diterima.

4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Graha Agung Kencana Grup adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jual beli rumah, dan jual beli tanah, yang sudah berjalan selama kurung lebih 9 tahun. Perusahaan ini beralamat di Sido Kare Asri A/H9 Sidoarjo. Dalam kurun waktu tersebut Sinar Putra Mulya eksis hingga saat ini dan tumbuh menjadi besar berkat usaha keras dan tenaga – tenaga profesional yang sadar akan tugas dan tantangan – tantangan yang dihadapi dan didasari oleh kinerja serta manajemen yang baik.

Beberapa proyek yang telah dan sedang perusahaan ini kerjakan, mulai dari rumah yang mempunyai tipe-tipe sebagai berikut:

1. Tipe 38/72 dengan luas tanah 6x12 dan berada di Blok G dengan harga jual Rp 299,000,000.

2. Tipe 38/72 dengan luas tanah 6 x 12 dan berada di Blok F + F1 dengan harga jual Rp 305,325,000.

3. Tipe 45/84 dengan luas tanah 7 x 12 dan berada di Blok H dengan harga jual Rp 365,355,000.

41

4. Tipe 45/84 dengan luas tanah 7 x 12 dan berada di Blok D1+ D dengan harga jual Rp 375,360,000.

5. Tipe 97/128 dengan luas tanah 8 x 16 dan berada di Blok A dengan harga jual Rp 746,350,000.

PT. Graha Agung Kencana Grup memiliki desain yang tidak ketinggalan jaman dengan kualitas pekerja yang tidak perlu diragukan lagi. PT. Graha Agung Kencana Grup dalam memotivasi karyawan khususnya di bagian pemasaran perusahaan selalu memberikan komisi sebanyak 2% dari harga jual.oleh karna itu karyawan beelomba-lomba dalam melakukan penjualan. Berdasarkan itulah PT. Graha Agung Kencana Grup menawarkan kerjasama untuk mewujudkan keinginan masyarakat agar memiliki hunian yang nyaman dan terjangkau.

Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi yang berbeda. Struktur organisasi ini berguna untuk memisahkan setiap tugas dan wewenang setiap karyawan perusahaan dalam melaksanakan fungsinya. Struktur organisasi terdiri dari satuan organisasi yang diatur sedemikian rupa sehingga terjadi hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain.

4.1.2 Bidang Usaha

PT. Graha Agung Kencana Grup adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jual beli rumah,dan jual beli tanah. Pada awal pendiriannya langkah penting yang diambil merupakan Modal Dasar bagi

pengembangan adalah mengkonsentrasikan kegiatan untuk mendesain dan merancang bangunan di wilayah Sidoarjo.

4.1.3 Visi dan Misi Visi

• Menyediakan Layanan Jasa Perumahan Terbaik.

• Menjadi pemain utama di bisnis jasa Perumahan di Indonesia dan menjadi mitra pilihan dalam bisnis jasa property dan investasi bidang infrastruktur/properti.

Misi

• Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Usaha. • Melakukan Ekspansi Usaha.

4.1.4 Tata Kerja

Untuk menjamin ketentuan pelaksanaan dan kegiatan dalam melaksanakan tugasnya. Maka setiap pegawai dalam unit organisasi wajib melaksanakan dan memelihara hubungan konsultasi dan kerja sama secara vertikal ataupun secara horizontal dengan erat tanpa terlampau terikat formalitas namun tetap memperhatikan tata tertib administrasi dan displin kerja.

4.1.5 Struktur Organisasi

Organisasi adalah sistem saling pengaruh mempengaruhi antara organisasi dalam kelompok kerjasma untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang sama. Tujuan organisasi secara keseluruhan tidak mungkin

43

dijalankan oleh seseorang tertentu saja. Organisasi dapat diibaratkan sebagai kesatuan anggota tubuh manusia yang bekerja bersama –sama sehingga fungsi tubuh manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Bagan atau struktur menunjukan bagaimana departemen – departemen didalam organisasi dikoordinasikan bersama – sama melalui suatu jalur wewenang dan tanggung jawab.

Berikut adalah struktur organisasi yang terjadi di PT. Graha Agung Kencana Grup :

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Graha Agung Kencana Grup Presiden Direktur Direktur Keuangan Direktur Perencanaan Umum Administrasi Divisi Perencanaan Interior Divisi umum Pelaksanaan Lapangan Divisi Perencanaan Umum Divisi Perencanaan Arsitektur

Adapun Job Descrition PT. Graha Agung Kencana Grup adalah sebagai berikut: 1. Direktur Utama

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Mengkoordinir setiap pelaksanaan tugas kegiatan perusahaan.

b. Mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan rencana kegiatan perusahaan.

c. Mengadakan dan memimpin setiap pertemuan baik di dalam maupun di luar area perusahaan.

d. Menerima setiap laporan kerja dari masing-masing bagian dalam perusahaan.

2. General Manager

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan strategi implementasi atas kebijakan perusahaan secara menyeluruh agar dapat dijalankan secara optimal.

b. Memonitor pelaksanaan kebijakan dan strategi perusahaan serta memastikan kelancaran pelaksanaannya agar dapat berjalan secara maksimal dan tepat.

c. Mengomtrol dan mengevaluasi implementasi strategi agar memperoleh masukan strategi sebagai usulan untuk kebijakan tahun berikutnya.

45

d. Mengevalusi dan menganalisa hasil implementasi strategi perusahaan serta mencari usulan atas pemecahan masalah yang timbul.

e. Mengarahkan fungsi setiap departemen dalam menjalankan strategi perusahaan.

3. Direktur Keuangan

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Mengkoordinir perumusan strategi jangka panjang sebagai dasar perumusan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) dengan bekerja sama dengan direksi lainnya.

b. Memberlakukan langkah-langkah yang dapat mengurangi dan menanggulangi berbagai jenis risiko finansial yang dapat dihadapi oleh perusahaan dengan mengkoordinasi dengan direksi lainnya. c. Memastikan agar seluruh unit usaha dan wilayah kerja perusahaan

mematuhi policy dan standard operating procedure (SOP) keuangan yang berlaku untuk masing-masing fungsi sesuai dengan rencana yang telah disetujui.

d. Membangun sinergi dan berusaha mencapai hasil bisnis yang optimal dari pelaksanaan seluruh usaha perusahaan.

e. Memastikan ketersediaan dana operasional yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk kegiatan operasional sehari-hari, dengan melakjukan koordinasi erat dengan para pimpinan unit usaha.

f. Memastikan konsolidasi keuangan yang akurat dan tepat waktu untuk keperluan pelaporan kepada direksi dan komisaris perusahaan. 4. Direktur perencanaan umum

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Menyusun rencana sub bagian perencanaan berdasarkan data dan program sekertariat dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagao pedoman kerja.

b. Memimpin dan mengkoordinasikan bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan dengan harmonis dan saling mendukung sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Memberi petunjuk dan bimbingan kepada bawahan agar dalam pelaksanaan dalam tugas sesuai dengan yang diharapkan.

d. Mengatur dan mendistribusikan tugas kepada sesuai dengan bidang tugas dan permasalahannya.

5. Divisi perencanaan interior

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab penuh atas semua pekerjaan desain yang telah diterimanya sesuai yang tercantum dalam perjanjian kerja hingga semua pekerjaan selesai.

b. Bertanggung jawab atas semua kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh orang yang bekerja kepadanya (tukang) kecuali desainer dapat

47

membuktikan bahwa kesalahan tersebut dapat dihindarkan atau diketahui sebelumnya.

c. Seorang disainer interior bertanggung jawab atas koordinasi dengan pihak lain apabila pekerjaannya dipilih secara langsung oleh desainer dengan atau tanpa persetujuan pemberi tugas.

d. Tanggung jawab seorang desainer untuk kesalahan-kesalahan yang ada di lapangan tidak boleh lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan jumlah imbalan yang diterima oleh desainer.

e. Apabila kesalahan yang terjadi di lapangan sepenuhnya kesalahan dari desainer maka desainer bertanggung jawab atas penggantian kesalahan-kesalahan tanpa pembatasan.

6. Divisi perencanaan arsitektur

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Memberikan keahlian dan kemampuan sesuai dengan standar kinerja keahlian arsitek bersertifikat IAI serta wajib tunduk pada Kode Etik Arsitek serta Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian ini dibahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada seluruh manajer di PT. Graha Agung Kencana Grup, serta akan dibahas mengenai data – data yang telah didapat dari penyebaran kuesioner dengan variabel bebas

Sistem Penghargaan (X1) dan Sistem Profit Center (X2), sedangkan variabel terikatnya adalah Kinerja Manajerial (Y).

Sebelum mendeskripsikan hasil penelitian ini, peneliti ingin memberitahukan bahwa sampel yang digunakan adalah sebanyak 17 responden dengan menggunakan kuesioner yang merupakan manajer di PT. Graha Agung Kencana Grup.

4.2.1. Karakteristik Responden

Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 17 orang manajer yang berperan penting di PT. Graha Agung Kencana Grup.

Berdasarkan jawaban responden pada kuesioner terutama mengenai identitas responden, maka distribusi frekuensi tersebut adalah :

Tabel 4.1 : J enis Kelamin Responden

Sumber : Data hasil kuesioner

Dari tabel 4.1 diatas tampak bahwa responden laki-laki sebesar 52,9% atau sebanyak 9 responden dan sebesar 47,1% atau sebanyak 8 orang responden perempuan.

No. Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

1. Laki-laki 9 52,9

2. Perempuan 8 47,1

49

Tabel 4.2 : Umur Responden

Sumber : Data hasil kuesioner

Dari tabel 4.2 diatas tampak bahwa sebagian besar responden memiliki umur lebih dari 40 tahun sebesar 11,7% atau 2 orang, sedangkan memiliki umur antara 36-40 tahun sebesar 41,2% atau 7 orang dan sisanya memiliki umur antara 31-35 sebesar 47,1% atau 8 orang.

Tabel 4.3 : Tingkat Pendidikan Responden

Sumber : Data hasil kuesioner

Dari tabel 4.3 diatas tampak bahwa sebagian besar responden telah menempuh pendidikan S1 sebesar 58,8% atau 10 orang, sedangkan 29,5% atau 5 orang menempuh pendidikan D3 dan 11,7% atau 2 orang untuk pendidikan S2.

No. Usia Frekuensi Prosentase (%)

1. 31 – 35 8 47,1 2. 36 – 40 7 41,2 3. > 40 2 11,7 Jumlah 17 100% No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Prosentase (%) 1. D3 5 29,5 2. S1 10 58,8 3. S2 2 11,7 Jumlah 17 100%

4.2.2. Variabel Sistem Penghargaan (X1)

Sistem Penghargaan merupakan salah satu alat pengendalian penting yang digunkan oleh perusahaan untuk memotivasi personel agar mencapai tujuan perusahaan dengan prilaku yang sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan.

Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi pada variabel Sistem Penghargaan (X1) :

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi pada Variabel Sistem Penghargaan

No Uraian Ítem Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7 1 X1.1 1 5,9% 17,6% 3 17,6% 3 5,9% 1 29,4% 5 17,6% 3 5,9% 1 2 X1.2 0 0% 5,9% 1 5,9% 1 5,9% 1 17,6% 3 29,4% 5 35,3% 6 3 X1.3 0 0% 0% 0 0% 0 11,8% 2 23,5% 4 35,3% 6 29,4% 5 4 X1.4 0 0% 0 0% 0 0% 1 5,9% 4 23,5% 7 41,2% 5 29,4% 5 X1.5 0 0% 0% 0 0% 0 5,9% 1 23,5% 4 41,2% 7 29,4% 5 Mean 1,18% 4,7% 4,7% 7,08% 23,5% 32,94% 25,88% Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, terlihat bahwa responden yang menjawab skor 1 – 3 sebesar 10,58%, itu artinya adalah beberapa responden tidak setuju bahwa Sistem Penghargaan yang telah diterapkan saat ini dapat meningkatkan kinerja manajerial. Responden yang menjawab skor 4 sebesar 7,08%, itu berarti minoritas responden ragu – ragu bahwa faktor Sistem Penghargaan dapat meningkatkan kinerja

51

ini berarti sebagian besar responden menyetujui bahwa Sistem Penghargaan secara formalitas dapat meningkatkan kinerja manajerial. 4.2.2. Variabel Sistem Profit Center (X2)

Sistem Profit Center merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur dari laba yang diperoleh dalam suatu perioda tertentu. Pembentukan profit center erat hubungannya dengan struktur organisasi suatu perusahaan yang merupakan elemen penting struktur pengendalian.

Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi pada variabel Sistem Profit Center (X2) :

Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi pada Variabel Sistem Profit Center

No Uraian Ítem Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7 1 X2.1 0 0% 0% 0 5,9% 1 23,5% 4 17,6% 3 35,3% 6 17,6% 3 2 X2.2 0 0% 0% 0 5,9% 1 5,9% 1 41,2% 7 29,4% 5 17,6% 3 3 X2.3 0 0% 0% 0 0% 0 5,9% 1 35,3% 6 41,2% 7 17,6% 3 4 X2.4 0 0% 1 5,9% 0 0% 0 0% 2 11,8% 6 35,3% 8 47,1% 5 X2.5 0 0% 0% 0 5,9% 1 0% 0 29,4% 5 35,3% 6 29,4% 5 6 X2.6 0 0% 0% 0 11,8% 2 11,8% 2 17,6% 3 41,2% 7 17,6% 3 Mean 0% 0,98% 4,92% 7,85% 25,48% 36,28% 24,48% Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat dilihat bahwa responden sebesar 5,9% menjawab skor 1 – 3, hal ini menunjukkan bahwa beberapa responden tidak setuju Sistem Profit Center dapat meningkatkan kinerja manajerial. Responden yang menjawab skor 4 sebesar 7,85%, itu berarti sebagian kecil dari responden ragu – ragu bahwa Sistem Profit Center

dapat meningkatkan kinerja manajerial. Dan responden yang menjawab

Dokumen terkait