Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan di desa Tanjung Selamat dengan ketinggian ± 25 meter diatas permukaan laut. Penelitian dimulai bulan Februari 2007 dan selesai bulan Juni 2007.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih jagung varietas DK3 yang diperoleh dari PT. MONSANTO melalui bapak Askif Pasaribu, MP., Urea, SP-36 dan KCl.
Alat yang digunakan adalah traktor, cangkul, tugal, meteran, tali plastik, garuk, timbangan, ember, oven, pisau, amplop, pacak, pacak sampel, plakat nama, karung goni, alat tulis, dan kalkulator.
Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) Faktorial dengan dua faktor, yaitu:
Petak Utama : Jarak Tanam terdiri dari 3 taraf, yaitu: J1 : 60 cm x 25 cm
J2 : 75 cm x 25 cm J3 : 90 cm x 25 cm
Anak Petak : Waktu Penyiangan terdiri dari 5 taraf, yaitu: S0 : Tanpa Penyiangan
S1 : Disiangi 7 Hari Setelah Tanam S2 : Disiangi 14 Hari Setelah Tanam S3 : Disiangi 21 Hari Setelah Tanam S4 : Penyiangan Bersih Selama Penelitian Diperoleh 15 kombinasi perlakuan, yaitu:
J1S0 J2S0 J3S0 J1S1 J2S1 J3S1 J1S2 J2S2 J3S2 J1S3 J2S3 J3S3 J1S4 J2S4 J3S4 Jumlah ulangan : 3
Ukuran plot utama : 10 x 4 m
Ukuran sub plot : 2 x 4 m
Jumlah plot utama : 9
Jumlah sub plot : 45 plot
Jarak antar plot utama : 30 cm
Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam berdasarkan model linier yaitu:
Yijk = μ + ρi + αj + ij + βk + ( )jk + εijk
Yijk = Hasil pengamatan pada petak utama, yaitu jarak tanam pada taraf ke-j,
frekuensi penyiangan pada taraf ke-k pada blok ke-i
μ = Nilai tengah
ρi = Pengaruh blok Ke-i
ij = Pengaruh eror yang disebabkan jarak tanam pada taraf ke-j pada blok ke-i
βk = Pengaruh frekuensi penyiangan pada taraf ke-k
( )jk = Pengaruh interaksi jarak tanam pada taraf ke-j dengan frekuensi
penyiangan pada taraf ke-k
Σijk = Galat percobaan akibat dari pengaruh jarak tanam pada taraf ke-j dengan frekuensi penyiangan pada taraf ke-k
Terhadap hasil sidik ragam nyata dan tinggi sangat nyata diuji dengan uji beda rataan berdasarkan uji jarak duncen (DMRT) dengan taraf 5%.
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Lahan
Lahan penelitian dibajak dengan menggunakan traktor besar dengan kedalaman 15-20 cm. Setelah satu minggu dilakukan pengolahan kedua hingga tanah menjadi gembur dan rata serta membuang sisa-sisa gulma. Dibuat plot-plot percobaan sesuai dengan perlakuan dengan pembatas parit 30 cm dan berfungsi juga sebagai saluran drainase.
Penanaman
Benih tanaman direndam terlebih dahulu selama 2 jam sebelum ditanam. Penanaman dilakukan dengan menugal sedalam 3 – 5 cm. Jarak antar lubang ditentukan sesuai dengan perlakuan jarak tanam. Setiap lubang ditanam dua biji jagung lalu ditutup dengan tanah. Jagung ditanam dengan barisan tegak luris dengan arak mata hari terbit atau sejajar dengan arah Utara – Selatan.
Pemupukan
Pupuk yang diberikan yaitu 90 Kg-120 Kg N/ha, 30 Kg- 45 Kg P2O5 /Ha dan 0 Kg - 25 Kg K2O/Ha. Kebutuhan dan dosis pupuk tersedut dapat dikonversikan dengan pupuk urea 300 Kg/ha, SP-36 100 Kg/ha dan KCl 100 Kg/ha. Pemupukan dilakukan sebanyak tiga tahap, yaitu SP-36, KCl dan 100
Kg urea diberikan sebagai pupuk dasar, pemupukan susulan pertama yaitu pemberian pupuk urea, dilakukan pada minggu ke-4 sambil melakukan pembumbunan. Pemupukan susulan kedua yaitu sisa pupuk urea diberikan pada minggu Ke-6. Pemupukan dilakukan dengan cara menabur pada lubang yang dibuat sedalam 10 cm dengan jarak 10 cm dari lubang tanam lalu ditutup dengan tanah (Rukmana, 1997).
Pemeliharaan Tanaman
Untuk memperoleh pertumbuhan tanaman jagung dilakukan pemeliharaan tanaman, yaitu
Penjarangan dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu dengan cara memotong salah satu tanaman yang pertumbuhannya paling tidak baik dengan pisau dan setiap lubang tanam ditinggalkan satu tanaman. Pada waktu yang sama dilakukan transplanting sebagai pengganti tanaman yang tidak tumbuh.
Penyiangan dilakukan sesuai dengan perlakuan, yaitu, tanpa penyiangan, disiangi 7 Hari Setelah Tanam (HST), disiangi 14 HST, disiangi 21 HST, dan penyiangan bersih. Penyiangan dilakukan dengan menggunakan garuk. Gulma yang disiangi dibuang dari areal pertanaman.
Panen
Panen dilakukan setelah biji pada tongkol mencapai kriteria panen dengan tanda-tanda daun mengering, kelobot berwarna kuning, biji kering dan mengkilat serta bila ditekan dengan kuku tidak meningalkan bekas. Panen dilakukan dengan mengambil tongkol dari batangnya dengan cara mematahkan.
Peubah yang Diamati
Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman diukur mulai dari leher akar hingga ujung daun tertinggi dengan menggunakan meteran. Pada tanaman sampel dipasang patok standard sebagai pedoman pengukuran. Pengukuran pertama dilakukan 4 Minggu Setelah Tanam (MST dengan interval dua minggu sekali sampai populasi tanaman jagung telah berbunga sebanyak 75% (8 MST).
Jumlah daun
Jumlah daun, dihitung daun yang telah terbuka sempurna. Penghitungan pertama dilakukan 4 MST dengan interval dua minggu sekali sampai populasi tanaman jagung telah berbunga sebanyak 75% (8 MST).
Luas Daun
Luas daun dihitung dengan menggunakan rumus A = p x l x k
Dimana A : Luas daun (cm2) L : Lebar daun (cm) P : Panjang daun (cm) K : Konstanta (0,75)
Pengukuran dilakukan pada daun tanaman jagung yang telah mengalami masa pembungaan (8 MST). Daun yang diukur luasnya adalah 3 daun paling tengah (daun ke-7, ke-8 dan ke-9) lalu dihitung rata-ratanya.
Umur berbunga
Umur berbunga ditentukan setelah 75% atau lebih dari populasi tanaman telah berbunga. Berbunganya tanaman ditandai dengan tanaman berubah dari fase vegetatif ke fase generatif disusul dengan mekarnya bungan jantan sebanyak besar sama dengan 75%.
Produksi per Tanaman
Produksi pipilan kering per tanaman dihitung dengan mebagikan produksi per plot dengan jumlah tanaman per plot tanpa mengikutsertakan tanaman dan hasil tanaman jagung pada barisan terluar dengan kadar air 13% - 14%.
Produksi per Plot
Produksi pipilan kering dihitung dengan menimbang bobot pipilan kering dari plot tersebut tanpa mengikutsertakan hasil tanaman jagung pada barisan terluar dengan kadar air 13% - 14%.
Produksi Tongkol Kedua per Plot
Produksi pipilan kering dihitung dengan menimbang bobot pipilan kering tongkol kedua dari plot tersebut tanpa mengikutsertakan hasil tanaman jagung pada barisan terluar dengan kadar air 13% - 14%.
Produksi per Hektar
Produksi pipilan kering per hektar merupakan proyeksi dari produksi pipilan kering per tanaman yaitu dengan mengalikan produksi per tanaman dengan populasi tanaman jagung per hektar dengan ketentuan:
- Populasi tanaman per hektar pada jarak tanam 60 cm x 25 cm = 66.666 tanaman
- Populasi tanaman per hektar pada jarak tanam 75 cm x 25 cm = 53.333 tanaman
- Populasi tanaman per hektar pada jarak tanam 90 cm x 25 cm = 44.444 tanaman
Jenis Gulma yang tumbuh
Jenis gulma diidentifikasi dengan membuat petak bujur sangakar pada setiap plot dengan ukuran 0,5 x 0,5 m. Pengambilan sampel dilakukan sebelum penyiangan dan bersamaan dengan panen dengan mencabut gulma sampai pada akarnya. Dihitung populasi dan jenis gulma yang diperoleh berdasarkan identifikasi tersebut lalu dilakukan pennghitungan Nilai Jumlah Dominasi (NJD) dengan rumus sebagai berikut
KN + FN NJD =
2 Keterangan:
KN = Kerapatan Nisbi, diperoleh dengan membagikan Kerapatan Mutlak terhadap jumlah semua spesies dikali 100%
FN = Frekwensi Nisbi, diperoleh dengan membagikan Frekwensi Nisbi Mutkak terhadap jumlah Nilai Frekwensi Mutkak semua jenis spesies dikali dengan 100%