• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penelitian diartikan sebagai proses prinsip-prinsip dan tata cara untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam penelitian. Metodologi penelitian adalah sebuah materi pengetahuan untuk mendapatkan pengertian yang lebih dalam mengenai sistematisasi atau langkah-langkah penelitian.93 Penelitian merupakan terjemahan dari bahasa bahasa Inggris yaitu research, yang berasal dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Dengan demikian secara logawiyah berarti

“mencari kembali”.94

Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten karena melalui proses penelitian tersebut dilakukan analisis dan konstruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah.95

1. Jenis Penelitian

Disertasi ini menggunakan metode pendekatan yuridis empiris dan yuridis normatif.96 Pendekatan yuridis digunakan untuk menganalisa berbagai peraturan perundang-undangan di bidang agraria yang merupakan korelasi dalam masalah pertanahan. Sedangkan pendekatan empiris digunakan untuk menganalisa hukum

93

Syahrum dan Salim, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Bandung : Penerbit Citapustaka Media, 2012), hal 37.

94

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta : Penerbit Rajawali Pers, 2012), hal 27.

95

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta : Penebit Rajawodali Pres, 2013), hal 1.

96

yang dilihat sebagai prilaku masyarakat yang berpola dalam kehidupan yang saling berinteraksi dan berhubungan dalam segala aspek kemasyarakatan. Metode pendekatan yuridis empiris juga untuk menunjang ke akuratan data dan mencari kejelasan sebab musabab terjadinya permasalahan dalam sengketa pembebasan tanah ulayat yang akan diteliti ini khususnya yang terjadi pada Bandara Udara Silambo Kabupaten Nias Selatan.

Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan hukum utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian ini. Pendekatan ini dikenal pula dengan pendekatan kepustakaan, yakni dengan mempelajari buku-buku, peraturan perundang-undangan dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian ini.97

Sifat penelitian yang digunakan adalah penelitian ini bersifat preskriptif yaitu penelitian hukum dalam rangka untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab permasalahan hukum yang dihadapi.98 Selain penelitian normatif juga dilakukan penelitian yuridis empiris yaitu sifat penelitian yang juga bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif biasanya mempunyai dua tujuan yaitu untuk mengetahui perkembangan sarana fisik tertentu atau frekuensi terjadinya suatu aspek fenomena sosial tertentu dan untuk mendeskripsikan secara terperinci fenomenal sosial tertentu, umpamanya interaksi

97

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op.cit, hal 17. 98

sosial, sistem kekerabatan dan lain-lain.99 Dalam hal ini adalah perilaku orang yang menerima atau menolak ganti rugi atas pembebasan lahan Bandar Udara Silambo Kabupaten Nias Selatan. Perilaku yang digambarkan adalah apakah sesuai dengan norma atau kaidah tentang ganti rugi sesuai dengna aturan yang berlaku atau ada kebijakan lain yang lahir dari peristiwa pembebasan lahan di Bandar Udara Silambo Kabupaten Nias Selatan.

2. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, maupun bahan hukum tertier.

a. Bahan hukum primer

Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Undang-undang Dasar 1945,

2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,

3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria,

4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-hak Atas Tanah dan Benda-benda yang Ada di Atasnya (Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 288, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2324),

5) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya,

99

Masri Singarimbun, Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: Rasma Agung, 1982), hal. 4.

6) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya,

7) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,

8) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 Tentang Kehutanan, 9) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang,

10) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan,

11) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum,

12) Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan,

13) Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum,

14) Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum,

15) Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.

16) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 15 Tahun 1975 tentang Ketentuan-ketentuan Mengenai Tata Cara Pembebasan Tanah,

17) Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 1994 tentang Ketentuan Pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 55

Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum,

18) Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan.

b. Bahan hukum sekunder

Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti misalnya, rancangan undang-undang, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum, dan seterusnya.100

c. Bahan hukum tertier

Bahan hukum tertier, yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, contohnya adalah kamus, ensiklopedia, indeks kumulatif, dan seterusnya.101

3. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan penelitian kepustakaan (library research)102, wawancara langsung dan mendalam (field research) dengan metode purposive sampling. Penelitian kepustakaan bertujuan untuk mendapatkan konsep-konsep, teori-teori dan informasi-informasi serta pemikiran konseptual dari peneliti pendahulu baik berupa peraturan perundang-undangan dan karya ilmiah lainnya.103 Sedangkan wawancara langsung dan mendalam dalam pengumpulan fakta sosial sebagai bahan kajian ilmu hukum

100

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1984), hal 52. 101

Ibid. 102

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1990). 103

Johnny Ibrahim. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Surabaya: Bayu Media, 2006), hal. 192.

empiris dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung dimana semua pertanyaan disusun secara sistematik, jelas dan terarah sesuai dengan issu hukum yang diangkat dalam penelitian. Wawancara langsung ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang benar dan akurat dari sumber yang ditetapkan sebelumnya.104 Wawancara dilakukan dengan masyarakat setempat untuk memperoleh data yang akurat mengenai penyelesaian sengketa pembebasan tanah ulayat untuk pembangunan Bandar Udara Silambo Kabupaten Nias Selatan.

Wawancara langsung dan mendalam (field research) dilaksanakan dengan menggunakan pengambilan sampel yang bersifat tidak acak dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang juga disebut dengan Purposive Sampling.105 Pengambilan sampel melauli teknik ini bertujuan memilih sampel berdasarkan penelitian tertentu karena unsur-unsur, atau unit-unit yang dipilih dianggap mewakili populasi. Pemilihan terhadap unsur-unsur atau unit-unit yang dijadikan sampel harus berdasarkan pada alasan yang logis, seperti tingkat hegemonitas yang tinggi arau karakteristik sampel terpilih mempunyai kesamaan dengan karakteristik populasi. Artinya dalam pengambilan sampel diambil unit-unit sampel sedemikian rupa, sehingga sampel tersebut benar-benar mencerminkan ciri-ciri dari populasi yang sudah ditentukan sebelumnya.106

104

Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, (Bandung: Mandar Maju, 2008), hal 167.

105 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 1982), hal 110. 106

Metode pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat seperti dibawah ini:107

a. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi, b. Dapat menentukan presisi108 (precision) dari hasil penelitian dengan menentukan

penyimpangan baku (standar) dari taksiran yang diperoleh, c. Sederhana, hingga mudah dilaksanakan,

d. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah-rendahnya.

4. Analisis Data

Analisis data yang diperoleh dari penelitian lapangan akan dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif yaitu metode untuk memperoleh data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.109 Jadi teknik analisis data kualitatif yaitu dengan menyajikan hasil wawancara dan melakukan analisis terhadap masalah yang ditemukan dilapangan sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan kemudian menarik kesimpulan.

Dokumen terkait