• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian yang ingin diteliti tentang inovasi (adopsi inovasi, inovasi hasil, dan lingkup percobaan) serta kreativitas yang dilaksanakan pada sistem pertanian terintegrasi berbasis tekno ekologis ini berada di kawasan kampung Ciburuy RT 02, RW 02 Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan penelitian yang berlokasi di Gapoktan Silih Asih, dengan alasan bahwa Gapoktan Silih Asih merupakan salah satu Gapoktan terbaik di Jawa Barat dan telah melakukan sistem pertanian terintegrasi dan telah berkembang kearah sistem tekno ekologis. Aktivitas pertanian Gapoktan terintergrasi pada sub sistem pertanian, peternakan, perikanan, dan hortikultura.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder sebagai dasar penelitian. Data primer merupakan data langsung yang didapat dari sumber informasi melalui observasi, wawancara, diskusi, yang berpedoman pada kuisioner untuk mendapatkan jawaban dari tujuan penelitian yang akan dilakukan. Data sekunder merupakan data yang diambil berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Kementrian Koperasi dan UMKM, jurnal, artikel, koran, majalah, internet serta hasil penelitian sebelumnya yang menjadi acuan dan referensi dalam penelitian ini.

Metode Penarikan Sampel

Responden yang digunakan terdiri dari petani baik petani (peternak, tanaman pangan, perikanan, sayuran) yang tergabung dalam gapoktan yang memiliki akses terhadap sumber inovasi, dengan komoditas utama yang dibudidayakan adalah padi. Gapoktan terdiri dari sebelas kelompok tani dengan enam teknologi usahatani meliputi budidaya padi sehat dan penangkaran benih padi, budidaya peternakan dan ikan air tawar, pembuatan dan pemasaran pupuk OFER (Organic Fertilizer), pengelolaan dan pemasaran beras SAE dan Sigemar, teknologi pembuatan kompos jerami, pembuatan LOF dan pestisida nabati, serta budidaya jamur tiram. Gapoktan memiliki tiga produk unggulan yakni beras Sigemar, benih padi, dan benih ikan nila. Gapoktan memiliki anggota kelompok tani berjumlah sebelas kelompok. Responden diambil sebanyak 30 responden. Jumlah responden diperkirakan telah cukup karena telah memenuhi syarat, terutama mengacu pada literatur yang menyatakan bahwa syarat minimal data menyebar normal adalah 30 responden. Penentuan responden diambil (secara cluster) pada setiap kelompok tani yang tergabung di gabungan kelompok tani secara acak (random sampling).

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data diawali dengan melakukan survei lapangan mengumpulkan data bulan November sampai Desember yang digunakan untuk menentukan calon responden dan narasumber. Pengumpulan data selanjutnya dengan melakukan observasi langsung dilakukan melalui metode wawancara, dan pengisian kuisoner. Penelitian juga dilakukan dengan menggunakan metode diskusi langsung dengan petani terhadap inovasi dan kreativitas yang telah dilakukan. Pengamatan secara langsung dilakukan untuk melihat kondisi di lapang serta memahami inovasi yang telah dilakukan dengan mengikuti proses kegiatan usahatani, pascapanen dan sistem pemasaran. Penelitian dilakukan selama empat minggu secara berkala pada bulan Februari akhir hingga bulan awal bulan Maret.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode analissi kualitatif dan kuantitatif. Setelah melakukan turun lapang, data yang dikumpulakn segera diolah, dianalisis dan diinterpretasikan. Data kualitatif dianalisis dengan analisis non parametrik deskriptif, analisis ini berhubungan dengan deskripsi mengenai tingkat inovasi yang dilakukan oleh petani Gapoktan Silih Asih yang kemudian diukur dengan skor nilai inovasi. Analisi ini juga bertujuan untuk menganalisis proses creative thinking. Analisis juga dilakukan pada pengukuran skala likert untuk inovasi sistem pertanian tekno ekologis. Selain itu, analisis ini diharapkan mampu menjelaksan hal-hal terkait yang tidak dapat dijelaskan oleh analisi kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode rank spearman. Tabulasi data digunakan untuk membantu menjelaskan secara lebih mendalam mengenai tingkat inovasi. Tabulasi data pada penelitian ini menggunakan alat bantu software Microsoft Excel 2007. Alat kuantitatif pada metode ini menggunakan software SPSS versi 17 untuk mengetahui hubungan antara karakteristik petani dengan adopsi inovasi melalui korelasi rank spearman, selain itu SPSS juga digunakan untuk mengetahui validitas dan reabilitas data.

Analisis Non Parametrik Deskriptif

Analisi Deskriptif merupakan analisis yang menggunakan metode penelitian untuk menggambarkan mengenai situasi maupun kejadian dalam penelitian suatu kelompok manusia, objek, kondisi sistem pemikiran maupun peristiwa dimasa sekarang (Nazir 2003). Tujuan pelaksanaan analisi deskriptif adalah untuk mendapatkan gambaran situsi, atau kejadian secara sistematis, faktual, akurat, serta dapat diinterpretasikan karena data berdasarkan fakta, sifat, atas hubungan antar fenomena yang diselidiki. Menurut Sugiyono (2010) analisi deskriptif juga mampu menyelidiki kedudukan sebuah fenomena, faktor-faktor, menguji hipotesis yang ada serta mampu melihat hubungan antar faktor yang ingin diketahui.

Analisi deskriptif digunkan untuk mengetahui dan menjelaskan adopsi inovasi, jenis inovasi, inovasi hasil sendiri, sumber inovasi, dan proses berfikir kreatif. Analisi ini mewakili situasi dan kondisi yang ada di lapang serta menggambarkan kuisoner hasil wawancara, interview, dan diskusi terhadap para responden. Guna mengetahui dan merangking, maka dilakukan perhitungan skor untuk masing-masing variabel yang akan diuji. Perhitungan skor mengacu pada

penelitian sebelumnya dengan melakukan perhitungan pendekatan inovasi (Seftian 2012). Perhitungan skor dilakukan untuk mengetahui ranking dari nilai masing-masing variabel. Perhitungan skor inovasi ini mengacu pada penelitian sebelumnya Ujang (2010) yang digunakan untuk melakukan ranking kepuasan dan kemudian dikembangkan oleh penelitian Seftian (2012) untuk mengukur nilai skor inovasi, rumus perhitungan skor inovasi sebagai berikut:

Perhitungan nilai skor inovasi

Nilai skor inovasi = ((1 x ∑X1) + (2 x ∑X2) + (3x ∑X3) + (4 x ∑X4) + (5 x ∑ X5)) / t5 Xi

Keterangan:

X1 = Responden dengan nilai 1

X2 = Responden dengan nilai 2

X3 = Responden dengan nilai 3

X4 = Responden dengan nilai 4

X5 = Responden dengan nilai 5

Skala interval yang digunakan dalam pengukuran inovasi pada sistem pertanian terintegrasi berbasis sistem tekno ekologis adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur pendapat, sikap, persepsi, persepsi seseorang tentang gejala sosial atau kejadian (Riduan 2007). Skala likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Sangat setuju = nilai skor 5 Setuju = nilai skor 4 Ragu-ragu = nilai skor 3 Tidak setuju = nilai skor 2 Sangat tidak setuju = nilai skor 1

Rumus yang digunakan dalam perhitungan mengacu pada (Riduan 2007) yakni: Rumus perhitungan skor = (jumlah responden x skor nilai) untuk setiap skala

likert pada setiap pertanyaan

Rumus persentase skor = (perhitungan skor/skor ideal tertinggi) x 100% Kriteria interpretasi skor

Angka 0% - 20 % = Sangat lemah Angka 21% - 40 % = Lemah Angka 41% - 60% = Cukup Angka 61% - 80 % = Kuat

Angka 81% - 100 % = Sangat Kuat

Analisis Korelasi Rank Spearman

Instrumen yang digunakan dalam melakukan korelasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan korelasi rank spearman. Korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara adopsi inovasi yang dilakukan oleh petani dengan karakteristik petani. Beberapa variabel karakteristik yang akan diuji korelasinya dalam penelitian ini adalah umur, tingkat pendidikan, pengetahuan, pengalaman, luas lahan, dan pengalaman bergabung dalam gapoktan. Sedangkan adopsi inovasi yang diuji adalah meliput adopsi inovasi benih, adopsi inovasi metode budidaya, dan adopsi sarana produksi pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana karakteristik petani yang mempengaruhi tingkat

adopsi inovasi yang dilakukan. Metode analisis rank spearman digunakan untuk mengukur dan membuktikan ada tidaknya korelasi antara masing-masing variabel. Rumus analisis rank spearman yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu pada rumus Harmini (2009) adalah:

Keterangan:

rs = koefisien korelasi rank spearman

N =jumlah responden

di =selisih dua variabel berpasangan

Nilai rs dapat digolongkan menjadi beberapa kategori, penggolongan ini menurut Harmini (2009) dapat dibagi menjadi kategori:

1. Nilai variabel 0 <1rs1>0.2 memiliki nilai korelasi sangat lemah 2. Nilai variabel 0.2<1rs1>0.4 memiliki nilai korelasi lemah

3. Nilai variabel 0.4<1rs1>0.6 memiliki nilai korelasi sedang 4. Nilai variabel 0.6<1rs1>0.8 memiliki nilai korelasi kuat

5. Nilai variabel 0.8<1rs1> 1 memiliki nilai korelasi sangat kuat Bila hasil output telah diperoleh, maka nilai korelasi yang memiliki tanda positif memiliki makna hubungan yang searah, sedangkan nilai korelasi bertanda negatif menunjukkan korelasi yang tidak searah atau berlawanan.

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Kuisoner diberikan kepada responden setelah atribut kuisoner diuji dengan validitas dan uji realibilitas. Sehingga dengan pengujian yang dilakukan terlebih dahulu terhadap butir pertanyaan dan atributnya, diharapkan pengumpulan data yang diperoleh dapat merefleksikan fenomena yang ingin diukur. Dalam penelitian kuantitatif, kriteria utama terhadap data hasil penelitian adalah valid, reliable, dan obyektif. Menurut Sugiyono (2010) uji validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Validitas didefinisikan oleh Siregar (2010) sebagai alat ukur untuk mengetahui sejauh mana alat ukur yang dipakai dalam penelitian mampu melakukan pengukuran terhadap data yang ingin diukur, sehingga pengujian bertujuan untuk mengetahui atribut digunakan sebagai alat ukur.

Dalam pelaksaaan penelitian ini, uji validitas yang dilakukan dalam penelitian yakni melakukan korelasi antara skor setiap butir pertanyaan dengan skor nilai total. Pengujian menggunakan bantuan alat pengolah data SPSS versi 17. Indeks validitas statistik yang diperoleh akan diuji dengan tingkat korelasinya. Apabila diperoleh hasil r hitung lebih besar daripada r tabel product moment dengan

α=0.05 maka butir pertanyaan yang telah dibuat yang mewakili kuisoner memiliki

konsistensi antara variabel satu dengan variabel yang lain. Cara menguji validitas digunakan construct validity. Instrumen penelitian dikatakan valid bila koefisien korelasi product moment lebih dari r tabel (α= 0.05, n-2), dengan n adalah jumlah sampel. Berdasartkan hasil output menggunakan SPSS versi 17, descriptive statistic dan korelasi pada tabel correlations menyatakan setiap butir pertanyaan dinyatakan valid karena nilai r hitung pada setiap butir pertanyaan memiliki nilai yang lebih besar daripada r tabel= 0.374. Reliabilitas menurut Sugiyono (2010) berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data. Sehingga reliabilitas

merupakan analisis untuk mengetahui kekonsistensian alat ukur. Sedangkan teknik realibilitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran sebanyak dua kali atau lebih terhadap gejala kasus yang sama dan dilakukan dengan menggunakan alat ukur sama (Siregar 2010). Penelitian ini dilakukan uji internal consistency berupa alpha cronbach yang digunakan untuk menghitung reliabilitas suatu tes yang tidak mempunyai pilihan benar-salah atau ya-tidak, namun pengukuran pada penelitian ini dilakukan untuk menghitung reliabilitas suatu tes yang bertujuan untuk mengukur sikap. Berdasarkan hasil yang diolah SPSS for window 17, nilai statistik reliability diperoleh 0.739. Instrumen penelitian dinyatakan reliabel karena nilai r 11 = 0.739 lebih besar daripada 0.6. Sehingga alat ukur yang digunakan memiliki konsistensi yang baik pada setiap pengulangan pengujian pada setiap responden yang berbeda.

Dokumen terkait