• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODOLOG

3.2. Metode Penelitian

Tahap kegiatan pada penelitian ini mengacu pada pendekatan sumberdaya (lanskap sejarah) menurut Gold (1980), yaitu mulai dari inventarisasi tapak, analisis data yang dihasilkan, sintesis dari analisis data, dan yang terakhir adalah merencanakan KCB Kotagede sebagai kawasan wisata (Gambar 3).

Berikut penjelasan dari masing-masing tahap penelitian: 1. Inventarisasi Tapak

Pada tahap inventarisasi tapak dilakukan kegiatan survei yang meliputi observasi lapang, wawancara, dan pengambilan data sekunder (studi pustaka). Kegiatan survei dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan kawasan lanskap sejarah dan dibutuhkan dalam proses penelitian (Tabel 1) mencakup:

a. Observasi lapang, survei secara langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data tentang kondisi fisik kawasan lanskap sejarah, karakter lanskap yang ada pada kawasan beserta lingkungan sekitarnya, aksesbilitas kawasan lanskap sejarah, dan aspek wisata, yaitu fasilitas yang tersedia pada kawasan sebagai tempat wisata.

b. Wawancara, dilakukan kepada masyarakat sekitar kawasan, pengelola, pedagang lokal pada kawasan wisata, dan pihak terkait lainnya bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai persepsi dan dukungan masyarakat terhadap kawasan serta tentang kebijakan pengelolaan kawasan. Selain dengan wawancara secara langsung informasi dapat dihasilkan melalui kuisioner yang diberikan kepada masyarakat lokal ataupun pengunjung. c. Studi pustaka, mempelajari tentang data sejarah dari tapak, aspek-aspek

penting yang ada pada kawasan, dan proses pengembangan yang telah dilakukan pada kawasan lanskap sejarah. Hal ini dilakukan untuk menunjang data dari hasil observasi lapang juga untuk melengkapi data yang belum didapatkan dari observasi lapang dan wawancara.

18

Table 1 Jenis, bentuk dan sumber data yang diperlukan

NO JENIS DATA BENTUK DATA SUMBER DATA

1 FISIK ALAMI

• Kualitas visual luar

• Iklim

• Topografi dan Hidrologi

• Vegetasi dan Satwa FISIK NON ALAMI

• Batasan kawasan

• Land use

Good View, Bad View Curah hujan, arah dan kecepatan anginm suhu udara rata-rata dan kelembaban udara Peta topografi

Jenis dan pola penyebaran Deliniasi kawasan studi

Peta tata guna lahan

Survey lapang

BMG dan studi pustaka

BPN, instansi terkait Litbang, survey lapang, studi pustaka

Survey lapang, wawancara ahli, studi pustaka

Survey lapang, Pemda, Bappeda, instansi terkait 2 LANSKAP SEJARAH • Sejarah perkembangan KCB Kotagede • Inventarisasi BCB dan lanskap sejarah

aktivitas utama pada masa lalu

Peta tata guna lahan pada masa lalu, fungsi BCB pada masa lalu dan kondisi lanskap sejarah saat ini

Survey lapang, Pemda, Bappeda, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, instansi terkait, narasumber (ahli)

Survey lapang, Pemda, Bappeda, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, instansi terkait, narasumber (ahli) 3 ASPEK WISATA • Obyek wisata • Sirkulasi, aksesbilitas, dan transportasi • Fasilitas penunjang • Aktivitas • Wisatawan

Keragaman objek saat ini Aksesbilitas, sarana transportasi, konsep sirkulasi

Eksisting fasilitas penunjang wisata Kegiatan wisata yang terdapat pada kawasan Jumlah dan karakter pengunjung

Survey

lapang,wawancara Survey lapang, Pemda, Bappeda, instansi terkait

Survey lapang, Pemda, Bappeda, instansi terkait Survey lapang,wawancara Survey lapang,wawancara

2. Analisis

Tahap berikutnya adalah melakukan analisis terhadap data hasil dari inventarisasi. Analisis dilakukan untuk dapat mengetahui kendala dan potensi dari kawasan lanskap sejarah dalam upaya pelestarian. Kegiatan analisis dilakukan metode analisis deskriptif (kuantitatif dan kulitatif) dan metode analisis spasial.

a. Metode deskriptif kuantitatif, adalah metode analisis dengan pemberian skor nilai terhadap elemen-elemen sejarah yang ada. Prosedur dari metode ini yaitu penilaian masyarakat mengenai kondisi kawasan lanskap sejarah yang dilihat dari beberapa faktor yang terkait dengan tujuan dari penelitian (Tabel 2). Adapun faktor-faktor yang harus dinilai dari suatu lanskap sejarah adalah sebagai berikut :

• Keaslian lanskap atau objek yang ada • Keunikan dari lanskap sejarah

• Nilai sejarah dari lanskap sejarah • Keutuhan lanskap atau objek yang ada

JENIS DATA BENTUK DATA SUMBER DATA

4 PERSEPSI DAN DUKUNGAN MASYARAKAT • Masyarakat sekitar kawasan • Pengunjung kawasan persepsi pengguna

terhadap kawasan tersebut persepsi pegunjung terhadap kawasan tersebut

wawancara wawancara 5 KEBIJAKAN PENGELOLAAN • Pengelolaan BCB dan lanskap sejarah • Kebijakan pemerintah terkait pelestarian BCB dan lanskap sejarah • Kebijakan pemerintah terkait pengembangan kawasan wisata Peraturan dan

perundangan yang terkait dengan pengelolaan BCB dan lanskap sejarah Peraturan dan perundangan yang mengatur dan berhubungan dengan pelestarian BCB dan lanskap sejarah Peraturan dan perundangan yang mengatur dan berhubungan dengan pengembangan kawasan bersejarah.

Pemda, bappeda, studi pustaka, instansi terkait

Pemda, bappeda, studi pustaka, instansi terkait

Pemda, bappeda, studi pustaka, instansi terkait

20 • Estetika atau arsitekturnya

• Kejamakan lanskap atau objek yang ada • Keistimewaan lanskap atau objek yang ada

Tabel 2 Skoring dan pembobotan terhadap kriteria yang dimiliki dari lanskap sejarah

Penilaian Kriteria

Rendah Sedang Tinggi

5-15 15-25 25-35

Keaslian tiruan Pemugaran tidak

serasi atau rekonstruksi

Murni atau pemugaran serasi

Keunikan Skala lokal Skala regional Skala nasional

dan

internasional

Nilai sejarah Skala lokal Skala regional Skala nasional

dan

internasional

Keutuhan 20% 20-60% 60-100%

Estetika Tidah indah Indah Sangat indah

Kejamakan Tidak mewakili

suatu periode sejarah Mewakili beberapa periode sejarah Mewakili satu periode sejarah

Keistimewaan Tidak istimewa Istimewa Sangat istimewa

(Skoring berdasarkan standar pada buku Pedoman Obyek dan Daya Tarik Wisata Andalan 2001) b. Metode deskriptif kualitatif, merupakan metode yang bertujuan untuk

mendeskripsikan potensi kawasan lanskap sejarah untuk mendapatkan hasil analisis data yang dapat menggambarkan upaya apa saja yang perlu diajukan dalam rangka melestarikan kawasan lanskap sejarah tersebut. Pada metode ini juga dapat menghasilkan cara atau upaya untuk memperbaiki kendala-kendala yang ada. Selain itu, ada beberapa faktor yang harus dianalisis pada metode deskriptif ini, diantaranya:

• Keberlanjutan lanskap sejarah

• Upaya pelestarian yang telah dilakukan • Potensi dan kendala aspek penunjang wisata • Potensi aspek penunjang wisata

c. Metode analisis spasial, merupakan metode yang didalamnya terdapat kegiatan menganalisis tapak dengan memanfaatkan data-data spasial dari beberapa aspek. Setelah dianalaisis, data-data spasial tersebut kemudian dioverlay sehingga dihasilkan analisis spasial yang dapat diolah lagi pada tahap sintesis.

3. Sintesis

Tahapan sintesis merupakan proses pencarian alternatif untuk penentuan satuan lanskap sejarah untuk pertimbangan pengembangan menjadi kawasan wisata serta interpretasi sejarah kawasan. Selain itu juga dihasilkan bentuk pengembangan lanskap wisata yang dapat diterapkan pada kawasan tersebut. Bentuk pengembangan tersebut disesuaikan dengan upaya pelestarian dan pengembangan kawasan sebagai lanskap wisata sejarah.

4. Konsep Pengembangan

Hasil dari sintesis ditentukan konsep dasar yang mencakup pengembangan lanskap sebagai wisata sejarah. Penentuan konsep dasar dilakukan berdasarkan hasil analisis dan sintesis potensi keberlanjutannya yang meliputi:

• Konsep dasar • Konsep ruang

• Pengembangan jalur interpretasi

• Peningkatan pelestarian dan kualitas lanskap sejarah sebagai obyek wisata • Peningkatan fasilitas penunjang kegiatan wisata

5. Perencanaan

Pada tahap terakhir ini, yaitu proses perencanaan yang didekati melalui pendekatan sumberdaya (penentuan tipe-tipe serta alternatif aktivitas berdasarkan pertimbangan kondisi dan situasi sumberdaya). Konsep yang telah disusun sebelumnya dikembangkan dalam bentuk tata ruang, tata hijau, tata letak fasilitas dan aktivitas wisata sejarah budaya. Hasil akhir berupa gambar siteplan, gambar rencana ruang (menggambarkan aktivitas dan fasilitas yang dikembangkan), gambar rencana sirkulasi, gambar rencana jalur interpretasi, dan gambar rencana tata hijau.

22

Gambar 3 Tahapan Penelitian Lanskap Kawasan Cagar Budaya Kotagede

Kondisi Lanskap : •Kondisi fisik alami •Kondisi fisik non- alami Aspek Lanskap Sejarah : •Sejarah perkembangan Kawasan Cagar Budaya Kotagede •Inventarisasi benda cagar budaya dan lanskap sejarah Aspek Wisata : •Obyek wisata •Kegiatan wisata •Wisatawan •Sirkulasi, aksesibilitas, dan transportasi •Fasilitas penunjang wisata Persepsi dan Dukungan Masyarakat : •Masyarakat sekitar kawasan •Pengunjung kawasan Kebijakan Pengelolaan : •Pengelolaan benda cagar budaya dan lanskap sejarah •Kebijakan pemerintah terkait dengan pelestarian benda cagar budaya dan lanskap sejarah •Kebijakan pemerintah terkait dengan pengembangan wisata

•Karakter lanskap sejarah yang ada

•Kondisi dan penyebaran obyek/lanskap sejarah

•Faktor-faktor keberlanjutan sebagai lanskap sejarah

•Potensi dan kendala dalam pengembangan wisata

Usulan Konsep Pelestarian dan Pengembangan Lanskap Sejarah Kawasan Cagar Budaya Kotagede :

•Konsep dasar

•Konsep ruang

•Pengembangan jalur interpretasi

•Peningkatan pelestarian dan kualitas lanskap sejarah sebagai obyek wisata

•Peningkatan fasilitas penunjang kegiatan wisata

Dokumen terkait