Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanaan di kawasan hutan mangrove Kwala Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat. Penelitian ini dilakukan mulai Maret sampai Mei 2010. Pengamatan terhadap fokal selama 15 hari dengan ketentuan masing-masing individu baik lutung kelabu jantan dan betina diberi waktu selama 5 hari. Untuk analisis vegetasi dilakukan setelah dilakukannya pengamatan terhadap fokal, yakni 12 sampai dengan 16 Mei 2010.
Alat dan Bahan
Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam mengidentifikasi pakan lutung kelabu meliputi; buku identifikasi tumbuhan mangrove (Giesen et al., 2006) maupun organisme lain sebagai pakan, peta lokasi, kantung plastik, counter, Global Positioning System (GPS), tali rafia, pita ukur, phiband, hagahypsometer, hidrometer, kalkulator dan alat tulis.
Metode Penelitian Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berdasarkan : 1. Data Primer
Data primer yang diperoleh berdasarkan data yang berasal dari lapangan atau lokasi penelitian yang dicatat dalam tabulasi data.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh dari buku-buku, literatur, jurnal-jurnal dan sumber-sumber pustaka lainnya.
Objek pengamatan (fokal) adalah lutung kelabu berdasarkan jenis kelamin (sex class) yaitu jantan dan betina dewasa. Tahap-tahap penelitian yang dilakukan adalah: (1) perilaku makan meliputi data aktivitas harian lutung yang didalamnya bergerak pindah (M = moving), istirahat (R = resting), makan (F = feeding),
membuat sarang (N = nesting), sosial (S = social), membersihkan diri (G = grooming), eliminasi (E = elimination), (2) kecepatan makan lutung kelabu
jantan dan betina, (3) komposisi makanan meliputi identifikasi jenis tumbuhan ditemukan dan bagian tumbuhan yang mana yang dimakan, (4) Analisis vegetasi, melihat ketersediaan pakan.
Perilaku Makan
Metode yang digunakan dalam pengambilan data untuk mengetahui perilaku makan lutung adalah focal animal sampling dengan mencatat data setiap 2 menit sebagai satu unit sampel (Altman, 1974 dalam Basalamah, 2006).
Prosedur yang digunakan dalam mengikuti aktivitas/perilaku harian lutung, antara lain :
1. Mencatat nama fokal (objek pengamatan), tanggal, dan cuaca pada tabulasi data.
2. Kegiatan dicatat setiap 2 (dua) menit sekali dan aktivitas dicatat apabila dilakukan selama lebih dari 5 (lima) detik.
3. Kegiatan yang bersamaan dilakukan pencatatan data meliputi bergerak pindah (M = moving), istirahat (R = resting), membuat sarang (N = nesting),
membersihkan diri (G = grooming), sosial (S = Social), eliminasi (E = Elimination).
4. Mencatat pohon makan (Patch) : kalau fokal tetap makan dalam suatu tempat dan satu jenis makanan, kita beri tanda pada kolom ‘item’ dengan garis vertikal kebawah ( / )selama dia makan. Pada saat fokal keluar dari tempat itu, kita beri tanda horizontal ( _ ). Pohon lain tapi masih spesies/jenis yang sama dalam radius 10 m ditulis tetap sebagai 1 pohon makan.
5. Untuk aktivitas makan dicatat frekuensi dan presentase yang terdaftar pada tabel waktu makan lutung kelabu jantan dan betina.
Data yang dicatat untuk perilaku harian terhadap lutung kelabu tersebut dilakukan sesuai dengan batas yang telah ditentukan, yaitu :
1. Bergerak pindah (moving) : yaitu segala aktivitas yang dilakukan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
2. Istirahat (resting) : yaitu kegiatan istirahat termasuk duduk atau tidur diatas pohon
3. Makan (feeding) : yaitu kegiatan mengambil, mengerjakan makanan sebelum masuk kedalam mulut.
4. Membuat sarang (nesting) : yaitu seluruh waktu yang digunakan individu target dalam membuat sarang.
5. Sosial (social) : yaitu interaksi sosial, yang terbagi menjadi kategori bermain sosial termasuk bergulat, bermain sendiri atau main-main sambil bergerak. 6. Memberihkan diri (grooming) : yaitu aktivitas membersihkan diri atau
merawat diri kotoran dan parasit.
7. Eliminasi (elimination) : yaitu aktivitas mengeluarkan kotoran (sisa makanan) berupa feces atau air seni yang ada didalam tubuh, meliputi defekasi dan urinisasi.
Kecepatan Makan
Metode yang digunakan dalam pengambilan data untuk mengetahui perilaku makan lutung adalah focal animal sampling (Altman, 1974 dalam Basalamah, 2006).
Cara kerja untuk kecepatan makan antara lain :
1. Untuk kecepatan makan cara pengambilan datanya sama dengan perilaku harian atau pada kegiatan fokal dengan waktu makan harus sama.
2. Mencatat nama fokal dan waktu makan.
3. Kecepatan makan diperoleh dari data yang berasal dari jenis pohon/makanan, bagian yang dimakan, banyaknya yang dimakan, lamanya waktu makan. 4. Jenis makanan diidentifikasi, untuk buah dihitung perbuah atau per biji, untuk
daun per helai, sedangkan untuk kulit batang per pohon.
Ketersediaan Pakan
Melihat ketersediaan pakan lutung dengan cara menganalisis vegetasi. Analisis vegetasi yang akan dilakukan dengan metode jalur dengan metode garis berpetak. Adapun kegiatannya sebagai berikut:
1. Analisis vegetasi hutan mangrove dalam kegiatan ini dilakukan dengan metoda kombinasi antara metoda jalur dan metoda garis berpetak (yang diletakkan tegak lurus garis pantai menuju daratan dengan lebar 10 m dan panjangnya tergantung kondisi lapangan. Ukuran permudaan yang digunakan dalam kegiatan analisis vegetasi hutan mangrove adalah sebagai berikut: a. Semai : Permudaan mulai dari kecambah sampai anakan setinggi
b. Pancang : Permudaan dengan setinggi lebih dari 1,5 m sampai anakan berdiamter kurang dari 10 cm.
c. Pohon : Pohon berdiameter 10 cm atau lebih.
Selanjutnya ukuran sub-petak untuk setiap tingkat permudaan adalah: a. Semai : 2 x 2 m b. Pancang : 5 x 5 m c. Pohon : 10 x 10 m Arah rintis 2 m 5m 10 m
Gambar 1. Petak contoh analisis vegetasi
Keterangan: = Semai = Pancang = Pohon
2. Pada setiap petak contoh (plot) yang telah ditentukan, determinasi setiap jenis tumbuhan mangrove yang ada, hitung jumlah individu setiap jenis, dan ukur diameter batang setiap pohon mangrove pada setinggi dada (sekitar 1,3 m) (Kusmana, 1997 dalam Onrizal, 2008).
Analisa Data
Ketersediaan Pakan
Analisis vegetasi
Struktur vegetasi dan komposisi jenis: a. Kerapatan = ∑ individu spesies
Luas petak contoh
Kerapatan Relatif (KR) = K suatu jenis x 100% K total seluruh jenis
b. Frekuensi
Frekuensi (F) = ∑ sub petak ditemukan suatu jenis ∑ seluruh sub petak contoh
Frekuensi Relatif (FR) = F suatu jenis x 100% F total seluruh jenis
c. Dominasi
Dominasi (D) = Luas bidang dasar suatu jenis Luas petak contoh
Dominasi Relatif (DR) = D suatu jenis x 100% D total seluruh jenis
d. Indeks Nilai Penting (INP)
INP = KR + FR + DR (untuk tingkat pohon)
INP = KR + FR ( untuk tingkat semai dan pancang) e. Indeks Keanekaragaman
Untuk menegetahui keanekaragaman vegetasi dapat dipergunakan beberapa indeks sebagai berikut:
- Indeks Shannon-Wienner (H’) = -∑ (pi ln pi)
Keterangan: H’ = Indeks keanekaragaman pi = proporsi nilai penting ke-i
ln = Logaritma natural
ni = Jumlah individu jenis ke-i N = Jumlah individu semua jenis Dimana: pi = ni
N
Perilaku Makan
Hasil dari data perilaku harian yang diperoleh dilakukan pengolahan dalam bentuk persentase yang dapat disajikan pada tabel dan untuk perilaku makan lutung kelabu jantan dan betina disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Perilaku harian lutung kelabu
Fokal Aktivitas Harian Hari Ke-
M F R S N E G
Fr % Fr % Fr Fr Fr % Fr % Fr % Fr %
Jantan ( ♂)
Betina ( ♀ )
Catatan : M = Moving (bergerak), F = Feeding (makan), S = Social (sosial), R = Resting (istirahat), N = Nesting (bersarang), E = Elimintioni (eliminasi), G = Grooming (membersihkan diri)
Tabel 2. Perilaku makan lutung kelabu jantan dan betina
Nama Fokal Jumlah waktu makan hari ke- (%)
1 2 3 4 5
Fr % Fr % Fr % Fr % Fr %
Jantan ( ♂ )
Betina ( ♀ )
Analisis data perilaku makan yang diperoleh akan menggunakan uji statistik non-parametrik. Hal ini untuk melihat perbandingan antara lutung kelabu jantan dan betina dengan rumus:
Tabel 3. Perhitungan Uji Mann-Whitney untuk aktivitas makan antara lutung kelabu jantan dan betina
No Jantan ( ♂ ) Betina ( ♀ )
% aktivitas makan Rangking % aktivitas makan Rangking
1
2
3
u1 = n1. n2 + n1(n1+1) – R1 2 u2 = n2.n1 + n2(n2+1) – R2 2 Dimana:
u1 = Jenis fokal jantan u2 = Jenis fokal betina
n1 = Banyak aktivitas makan jantan n2 = Banyak aktivitas makan betina R1 = Jumlah rangking jantan
R2 = Jumlah rangking betina
Ho : Tidak ada perbedaan aktivitas makan antara lutung kelabu jantan dan betina. H1 : Ada perbedaan aktivitas makan antara lutung kelabu jantan dan betina.
u
hitung >u
tabel = Ho diterima, dan jikau
hitung <u
tabel = Ho ditolak dan H1 diterima.Kecepatan Makan
Hasil yang diperoleh untuk kecepatan makan merupakan perbandingan kecepatan makan antara lutung kelabu jantan dan betina yang disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Perbandingan kecepatan makan lutung kelabu jantan dan betina Jenis makanan Nama latin Bagian
Jumlah
Kecepatan makanan/bagian (detik)
Jantan ( ♂ ) Betina ( ♀)
Data jenis makanan yang diperoleh dari perilaku dan kecepatan makan ditabulasikan kedalam Tabel 5.
Tabel 5. Persentase waktu makan yang dihabiskan untuk berbagai golongan/jenis makanan Bagian dimakan Waktu makan (menit) Frekuensi: jumlah aktivitas makan Persentase dari Seluruh waktu makan (%) Persentase dari seluruh aktivitas makan (%) Jumlah
Tabel 6. Perhitungan Uji Mann-Whitney untuk kecepatan makan antara lutung kelabu jantan dan betina
No Jantan ( ♂ ) Rangking Betina ( ♀ ) Rangking
1 2 3 4
R1 R2
Analisis kecepatan makan akan menggunakan uji statistik non-parametrik dengan melihat perbandingan antara lutung kelabu jantan dan betina dengan rumus: u1 = n1.n2 + n1(n1+1) – R1 2 u2 = n2.n1 + n2(n2+1) – R2 2 Dimana:
u1 = Jenis fokal jantan u2 = Jenis fokal betina
n1 = Banyak kecepatan makan jantan n2 = Banyak kecepatan makan betina R1 = Jumlah rangking jantan
R2 = Jumlah rangking betina
Ho : Tidak ada perbedaan kecepatan makan antara lutung kelabu jantan dan betina.
H1 : Ada perbedaan kecepatan makan antara lutung kelabu jantan dan betina.