• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulanMei 2014 sampai dengan Juni 2014. Kegiatan penelitian ini dilakukan di Kelurahan Siahaan Balige, Kecamatan Balige,Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Pengambilan sampel dilakukan pada 3 stasiun yang berbeda yaitu bagian hulu, bagian tengah, dan bagian muara perairan sungai Aek Alian. Sampel ikan yang akan diidentifikasi akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Peta Lokasi Penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 2. Peta lokasi Sungai Aek Alian Kelurahan Siahaan Balige Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tangkap jala digunakan untuk mengambil sample ikan bilih. Kertas milimeter yang berketelitian 1 mm untuk mengukur panjang total yang diukur mulai dari ujung paling depan bagian kepala sampai ke ujung terakhir bagian ekor. Timbangan (kg) dengan ketelitian 0,01gram untuk menimbang bobot ikan. Papan preparat digunakan untuk meletakkan ikan yang ingin diukur. GPS (Global Positioning System) untuk menentukan titik koordinat. pH meter untuk mengukur pH perairan. DO meter untuk mengukur oksigen terlarut di perairan. Termometer air raksa untuk mengukur suhu perairan. Bola duga untuk mengukur kecepatan arus perairan. Tongkat berskala untuk mengukur kedalaman perairan. Kalkulator sebagai alat bantu menghitung dan kamera untuk dokumentasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 1.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan bilih sebagai sampel yang diteliti dan kertas label untuk penandaan sampel, dandokumen lain yang berkaitan dengan lokasi penelitian. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 2.

Metode Pengambilan Sampel

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Random Sampling yang dibagi menjadi 3 stasiun penelitian berdasarkan rona lingkungan yang sesuai dengan tujuan penelitian dimana jarak antar stasiun sekitar 600 meter. Pengambilan contoh ikan bilih dilakukan dengan 3 kali pengulangan tiap stasiun selama tiga periode. Sampel ikan bilih diambil dengan menggunakan jala.

Deskripsi Area

Stasiun I : Merupakan bagian hulu dari perairan sungai Aek Alian pada titik koordinat 02º20’09.3”LU099º04’05.04”BT seperti pada

Gambar 3.

Gambar 3. Lokasi Stasiun I bagian hulu perairan Sungai Aek Alian

Stasiun II : Merupakan bagian tengah dari perairan sungai Aek Alian pada titik koordinat 02º20’15.9”LU 099º03’58.8”BT seperti pada Gambar 4.

Stasiun III : Merupakan bagian muara dari perairan Sungai Aek Alian pada titik koordinat 02º20’25.8” LU 099º03’52.6”BT seperti pada Gambar 5.

Gambar 5. Lokasi Stasiun III bagian muara prairan Sungai aek Alian

Pengukuran Ikan Sampel

Pengukuran ikan sampel dilakukan di Laboratorium Terpadu Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Pengukuran panjang total (TL) di ukur dari ujung mulut sampai ujung ekor. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kertas milimeter yang sudah dilaminating dimana setiap ikan sampel diletakkan diatas kertas milimeter dengan posisi mulut ikan diletakkan pada angka nol, kemudian dihitung TL dengan satuan milimeter (mm). Berat tubuh ikan ditimbang dengan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram. Penentuan jenis kelamin dilakukan dengan memperhatikan ciri seksual sekunder dan ciri seksual primer.

Pengukuran Faktor Fisika Kimia Perairan

Pengukuran suhu air menggunakan termometer air raksa yang dimasukkan ke badan air selama beberapa menit kemudian dilihat suhu air tersebut. Pengukuran ini dilakukan setiap lokasi penangkapan pada tiap stasiun.

DO diukur dengan menggunakan DO meter yang dimasukkan langsung ke badan air selama beberapa menit kemudian dilihat DO air tersebut. Pengukuran ini dilakukan setiap lokasi penangkapan pada tiap stasiun.

Pengukuran pH menggunakan pH meter yang dimasukkan kebadan air selama beberapa menit kemudian dilihat pH air tersebut. Pengukuran ini dilakukan setiap lokasi penangkapan pada tiap stasiun.

Pengukuran kecepatan arus menggunakan bola duga. Diambil jarak 5 m dari suatu titik ke titik lainnya, kemudian benda tersebut diletakkan mengikuti arah arus pada titik awal, dan dihitung waktu yang ditempuh dari satu titik ke titik lain. Pengukuran ini dilakukan setiap lokasi penangkapan pada tiap stasiun.

Kedalaman diukur dengan tongkat berskala yang dimasukkan kedalam sungai sampai ke dasar, kemudian diukur kedalaman sungai. Pengukuran ini dilakukan setiap lokasi penangkapan pada tiap stasiun. Parameter Kualitas air yang diukur dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Beberapa parameter kualitas air yang diukur dalam penelitian

No Parameter Satuan Alat Lokasi 1 Suhu oC Thermometer In situ

2 PH - pH-Meter In situ

3 DO mg/L DO Meter In situ

4 Arus m/s Bola Duga In situ

Analisis Data

Hubungan Panjang Berat

Analisa pertumbuhan panjang dan berat bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) di alam untuk mencari hubungan antara panjang dan berat tubuh ikan digunakan persamaan sebagai berikut (Effendie, 1997).

W = aLb Keterangan

W = Berat tubuh ikan bilih (gram) L = Panjang ikan bilih (mm) a dan b = Konstanta

untuk mendapatkan persamaan linear atau garis lurus digunakan persamaan sebagai berikut:

Log10 W = Log10 a + b Log10 L

Untuk mendapatkan parameter a dan b, digunakan analisis regresi dengan Log W sebagai Y dan log L, sebagai X, maka dapat persamaaan regresi

Y= a + bx

Dengan pendekatan regresi linear maka hubungan kedua parameter tersebut dapat dilihat. Nilai b digunakan untuk menduga laju pertumbuhan kedua parameter yang dianalisis.

Keterangan yang digunakan adalah

1. Jika nilai b = 3 maka disebut pola pertumbuhan isometrik (Pola pertumbuhan panjang sama dengan pertumbuhan berat).

a. Jika b > 3 disebut pola pertumbuhan allometrik positif (pertumbuhan berat lebih dominan).

b. Jika b < 3 disebut pola pertumbuhan allometrik negatif (pertumbuhan panjang lebih dominan).

Untuk menguji apakah b = 3 atau b ≠ 3 dapat digunakan uji-t atau uji lanjut untuk membandingkan nilai yang diperoleh (thitung) dengan nilai pada tabel

(ttabel) dengan menggunakan rumus :

t

hitung = √ Keterangan :

x = nilai rata-rata µ0 = nilai tengah binom

S = variansi N = jumlah sampel

Nisbah Kelamin Ikan Bilih

Nisbah kelamin penting untuk melihat perbandingan ikan bilih jantan atau betina yang ada pada suatu perairan. Persamaan untuk mencari nisbah kelamin adalah (Effendie, 1997) :

p

x 100%

Keterangan :

P = Proporsi ikan bilih (jantan/betina) N = Jumlah jantan atau betina

Faktor Kondisi

Salah satu derivat penting dari pertumbuhan ialah faktor kondisi. Faktor kondisi ini menunjukkan keadaan kapasitas fisik untuk survival dan reproduksi (Effendi, 1997).

Menganalisis faktor kondisi (FK) ikan bilih terlebih dahulu ikan dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin. Setelah pola pertumbuhan panjang dan bobot tersebut diketahui, maka dapat ditentukan kondisi dari ikan bilih tersebut (Effendi, 2002). FK b Keterangan : FK = Faktor kondisi W = Bobot (Gram) L = Panjang (mm)

Dokumen terkait