Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika, Sampali, Medan dengan ketinggian + 25 meter di atas
permukaan laut, mulai bulan November 2009 sampai Februari 2010
(Lampiran 39).
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan yaitu benih kedelai varietas Grobogan, TSP, urea,
KCl, jerami padi, insektisida Decis 25 EC dan fungisida Dithane M-45
Alat yang digunakan yaitu cangkul, gembor, meteran, timbangan analitik,
chloropyll meter, oven, tali, plastik, pacak, amplop dan handsprayer.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial
dengan 3 faktor.
Faktor I yaitu Pupuk Fosfat (P) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu :
P 0 = 0 g (kontrol)
P 1 = 10 g (setara 100 kg/ha)
P 2 = 20 g (setara 200 kg/ha)
Faktor II : Mulsa Jerami Padi (M) yang terdiri atas 2 taraf, yaitu :
M0 = 0 cm
M 1 = jerami padi dengan ketebalan 5 cm
Faktor III : Jarak Tanam (J) yang terdiri atas 3 taraf :
J1 = 30 cm x 15 cm
J2 = 40 cm x 20 cm
J3 = 50 cm x 25 cm
Diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 18 kombinasi, yaitu :
P0M0J1 P0M1J1 P1M0J1 P1M1J1 P2M0J1 P2M1J1
P0M0J2 P0M1J2 P1M0J2 P1M1J2 P2M0J2 P2M1J2
P0M0J3 P0M1J3 P1M0J3 P1M1J3 P2M0J3 P2M1J3
Jumlah ulangan (Blok) : 3 ulangan
Jumlah plot : 54 plot
Ukuran plot : 120 cm x 120 cm
Jarak antar plot : 30 cm
Jarak antar blok : 50 cm
Jumlah tanaman seluruhnya : 774 tanaman
Jumlah sampel/plot : 3 tanaman
Jumlah sampel destruktif/plot : 1 tanaman
Jumlah sampel destruktif : 54 tanaman
Jumlah sampel seluruhnya : 216 tanaman
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan
model linear aditif sebagai berikut :
Yijk = µ+ρi+αj+βk+γl+(αβ)jk+(αγ)jl+(βγ)kl+(αβγ)jkl+εijkl
Dimana:
Yijk : hasil pengamatan untuk unit percobaan ke-i dengan perlakuan pupuk
fosfat taraf ke-j, perlakuan mulsa jerami padi taraf ke-k dan perlakuan
pengaturan jarak tanam taraf ke-l.
µ : Nilai tengah
ρi : Efek dari blok ke-i
αj : Efek perlakuan pupuk fosfat pada taraf ke-j
βk : Efek perlakuan mulsa jerami padi pada taraf ke-k
γl : Efek perlakuan pengaturan jarak tanam taraf ke-l
(αβ)jk : Respon interaksi perlakuan pupuk fosfat pada taraf ke-j dan perlakuan mulsa jerami padi pada taraf ke-k
(αγ)jl : Respon interaksi perlakuan pupuk fosfat pada taraf ke-j dan perlakuan pengaturan jarak tanam pada taraf ke-l
(βγ)kl : Respon interaksi perlakuan mulsa jerami pada taraf ke-k dan perlakuan pengaturan jarak tanam pada taraf ke-l
(αβγ)jkl : Respon interaksi perlakuan pupuk fosfat pada taraf ke-j, perlakuan mulsa jerami padi pada taraf ke-k dan perlakuan pengaturan jarak tanam
pada taraf ke-l
εijkl : Respon galat pada blok ke-i yang mendapat perlakuan pupuk fosfat pada taraf ke-j, perlakuan mulsa jerami padi pada taraf ke-k dan
perlakuan perlakuan pengaturan jarak tanam pada taraf ke-l
Terhadap sidik ragam yang nyata, dianalisis lanjutan dengan menggunakan
Uji Rata-Rata Duncant Berjarak Ganda dengan taraf 5 % (Steel dan Torrie,
Parameter yang Diukur Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh
tanaman dengan menggunakan meteran. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan
setiap minggu sejak tanaman berumur 2 MST hingga 4 MST dengan interval
pengamatan 1 minggu.
Jumlah Klorofil (unit/6 mm3)
Jumlah klorofil daun kedelai dihitung dengan menggunakan alat
chloropyll meter. Penghitungan jumlah klorofil dilakukan pada daun bagian
tengah yaitu pada cabang primer yang ke 3 atau 4 dari pangkal batang.
Pengukuran dilakukan pada bagian pangkal, tengah, dan ujung daun lalu
diratakan. Pengukuran dilaksanakan pada akhir pertumbuhan vegetatif.
Jumlah Seluruh Bintil Akar (bintil)
Jumlah bintil akar diketahui dengan menghitung seluruh bintil yang
terbentuk pada akar tanaman kedelai dan dilakukan pada akhir pertumbuhan
vegetatif.
Jumlah Bintil Akar Efektif (bintil)
Akar tanaman diteliti untuk mengetahui berapa jumlah bintil akar yang
aktif pada tanaman kedelai. Hal ini dapat dilihat dengan menekan bintil akar yang
terdapat pada akar, apabila bintil akar berwarna merah jambu maka bintil akar
Volume Akar (ml)
Pengamatan volume akar dilaksanakan pada akhir pertumbuhan vegetatif
dengan menggunakan metode volumetric. Akar dimasukkan ke dalam beaker
gelas yang berisi air 50 ml lalu diamati peningkatan volume air.
Volume akar = Volume air akhir – 50 ml
Bobot Kering Akar (g)
Akar yang diukur adalah akar yang sudah dipisahkan dari tajuk dan
dibersihkan dari kotoran, lalu diovenkan dengan suhu 70º C selama 24 jam.
Setelah itu dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam desikator lalu ditimbang bobot
keringnya. Pengamatan ini dilakukan pada akhir pertumbuhan vegetatif.
Bobot Kering Tajuk (g)
Bagian tajuk tanaman dipisahkan dari akar dengan cara memotong pada
bagian pangkal batang lalu tajuk tersebut dibersihkan dari kotoran. Kemudian
diovenkan dengan suhu 70ºC selama 24 jam. Setelah itu dikeluarkan dan
dimasukkan ke dalam desikator lalu ditimbang bobot keringnya. Pengamatan ini
dilakukan pada akhir pertumbuhan vegetatif.
Kadar Hara N, P dan K (%)
Kadar hara N, P dan K dilakukan di laboratorium. Adapun prosedur yang
dilakukan dapat dilihat pada lampiran 42.
Jumlah Polong per Tanaman (polong)
Pengamatan dilakukan terhadap semua jumlah polong setiap tanaman
Produksi Biji per Tanaman (g)
Pengamatan ini dilakukan pada saat kadar air biji ± 14 %. Untuk
mencapai kadar air tersebut dilakukan dengan cara menjemur biji di bawah sinar
matahari selama 2–3 hari, kemudian ditimbang.
Produksi Biji per Plot (g)
Produksi biji per plot dihitung dengan menimbang produksi seluruh
tanaman dari masing-masing plot. Biji yang ditimbang adalah biji yang telah
dijemur di bawah sinar matahari selama 2 hari.
Bobot 100 Biji (g)
Bobot 100 Biji (g) = Bobot biji per tanaman x 100 Jumlah biji per tanaman
Pelaksanaan Penelitian Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan untuk penelitian terlebih dahulu dibersihkan dari
gulma dan sampah, lalu dibuat plot percobaan berukuran 120 cm x 120 cm, jarak
antar plot 30 cm dan jarak antar blok 50 cm, yang memanjang dari arah
utara-selatan.
Penanaman Benih
Benih ditanam pada kedalaman ± 2 cm dari permukaan tanah sebanyak
Pemupukan Dasar
Pemupukan dilakukan dengan pemberian pupuk urea 5 g/plot dan KCl
5 g/plot. Seluruh jenis pupuk diberikan pada saat tanam dan diberikan dalam
larikan.
Aplikasi Pupuk Fosfat
Bersamaan dengan penanaman dilakukan aplikasi pupuk fosfat dengan
dosis sesuai perlakuan. Pemupukan dilakukan di dalam larikan.
Pemberian Mulsa Jerami Padi
Mulsa jerami padi yang baru dipanen, dikeringkan sampai berwarna
kuning muda. Mulsa jerami padi diberikan bersamaan dengan penanaman dan
pemberian pupuk dasar.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan.
Penjarangan
Penjarangan tanaman dilakukan saat tanaman berumur 1 MST.
Penjarangan dilakukan dengan memotong tanaman yang tidak normal sehingga
hanya tinggal satu tanaman yang paling baik pertumbuhannya.
Penyiangan
Untuk menghindari persaingan antara gulma dan tanaman, maka dilakukan
cangkul untuk membersihkan gulma yang terdapat di areal penelitian sesuai
dengan kondisi lahan.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida Decis
25 EC dengan konsentrasi 2 ml/liter air, sedangkan pengendalian penyakit
dilakukan dengan penyemprotan fungisida Dithane M-45 dengan konsentrasi
2-3 gr/liter air. Penyemprotan insektisida dan fungisida dilakukan sesuai kondisi
tanaman di lapangan.
Panen
Kriteria panen yaitu sebagian besar daun sudah menguning tetapi bukan
karena serangan hama penyakit, lalu gugur, buah berubah warna dari hijau sampai
kuning kecoklatan, batang berwarna kuning agak kecoklatan. Panen dilakukan
sekali dengan cara memotong 5 cm diatas pangkal batang utama dengan
menggunakan pisau. Kemudian polong dijemur dibawah sinar matahari dan biji