• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.6. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendiskripsikan situasi atau area populasi tertentu

yang bersifat factual secara sistematis dan akurat. Penelitian deskiptif dapat pula diartikan sebagai penelitian yang dimaksudkan untuk memotret fenomena individu, situasi, atau kelompok tertentu yang terjadi secara kekinian. (Denim, 2002:41 )

1.6.1. Penentuan Informan

Informan adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian. (Bungin, 2007:76).

Dalam penelitian ini peneliti membagi informan ke dalam tiga kategori yaitu:

a. Informan Pangkal

Informan pangkal adalah orang yang biasanya ditemui pertama sekali oleh si peneliti dan dari informan pangkalnya, peneliti dapat banyak informasi mengenai siapa yang dapat dijadikan sebagai informan kunci. Dalam hal ini yang menjadi informan pangkal penulis adalah masyarakat Mandailing yang terdapat di lokasi yang sudah saya tentukan sebelumnya di lima kawasan yang terdapat di kota Medan. Inporman pangkal penulis adalah Bapak Lurah, Tokoh adat yang dalam adat Mandailing disebut parhata. Informan pangkal tersebut menjadi petunjuk awal bagi penulis tentang penggambaran lokasi penelitian, serta menjadi penunujuk informan-informan lainnya yang da[at dijadikan sebagai informan biasa maupun informan kunci.

b. Informan Biasa

Informan biasa dalam penelitian ini adalah sebagian masyarakat Mandailing yang terdapat di lima kawasan penelitian tersebut dengan menggunakan teknik snow ball. Teknik ini merupakan teknik penentuan informan penelitian dengan mengikuti informasi-informasi

dari informan sebelumnya. Informan biasa dalam penelitian ini adalah masyarakat Mandailing yang sudah lama menetap di kota Medan dan juga masyarakat Mandailing yang masih belum lama menetap di kota Medan. Hal ini dilakukan pada tahap awal untuk mengetahui perbandingan perubahan budaya dan adat masyarakat Mandailing jika diperhatikan dari lama waktu menetap di kota Medan. Informan biasa dalam penelitian ini berjumlah 8 orang, diantaranya adalah Bapak Khoiruddin dan Ibu Sakiah yang merupakan masyarakat Mandailing yang sudah lama menetap di kota Medan. Bapak Abdul Kholid dan Ibu Sulastri, Bapak Rido dan Ibu Patimah . Informan selanjutnya adalah Ibu Saodah dan Reni. Informan tersebut penulis jadikan sebagai informan selanjutnya yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang lebih mendalam tentang masalah penelitian.

c. Informan Kunci

Dalam penelitian ini peneliti membuat suatu pengkategorian siapa yang menjadi informan kunci dengan melalui beberapa pertimbangan diantaranya :

a. Etnis Mandailing yang melakukan pernikahan dengan etnis Mandailing, hal ini bertujuan untuk menentukan partuturan yang ideal. Untuk memperoleh informasi tentang

partuturon yang ideal dilakukan wawancara mendalam dengan beberapa informan yang

yang melakukan pernikahan dengan etnis yang sama. diantaranya 3 pasangan yang sudah lama menetap dikota Medan dan 2 pasangan yang belum lama menetap di kota Medan, diantaranya Bapak Ali dan Ibu Eka, pasangan Bapak Sawal dan Ibu Hotimah, Bapak Sawal dan Ibu Rukiah. Bapak ilham dan Ibu Mutiah.

b. Etnis Mandailing yang melakukan pernikahan dengan etnis lain, yang bertujuan untuk melihat seperti apa tutur yang dipakai oleh keluarga yang dibangun atas dasar dua budaya yang berbeda. Dalam hal ini penelitian ini dilakukan dengan memilih beberapa informan yang melakukan pernikahan dengan etnis lain. pemilihan informan yang dilakukan adalah

pernikahan antara etnis Mandailing dengan etnis Jawa, pernikahan etnis Mandailing dengan etnis Minang, pernikahan etnis Mandailing dengan etnis Aceh, yaitu Bapak Abdul dan ibu Halimah, Bapak Sapii dan Ibu Lianti, pasangan Bapak Darwin dan Ibu Ningsih.

c. Etnis Mandailing yang melakukan pernikahan semarga, hal ini bertujuan untuk melihat apakah faktor partuturon mempengaruhi terjadinya hubungan semarga di kalangan masyarakat Mandailing di kota Medan. Informan yang dipilih adalah etnis Mandailing yang melakukan pernikahan semarga, diantaranya pernikahan marga Nasution dengan Nasution, pernikahan Marga Lubis dengan marga Lubis, pernikahan marga Rangkuti dengan Rangkuti. Informan tersebut adalah Bapak Hasan Nasution dan Ibu Laila Nasution, Bapak Burhan Pulungan dan Ibu salmah Pulungan, Bapak Najamuddin Lubis dengan Ibu Minawati Lubus, Bapak Aswar Rangkuti dan Ibu Yusnita Rangkuti.

d. Tokoh Masayarakat Mandailing, hal ini bertujuan untuk peneliti agar lebih menambah pengetahuan tentang adat partuturon Mandailing yang ideal, sehingga mempermudah peneliti untuk membedakan mana tutur yang ideal dan mana tutur yang berubah. Informan yang dipilih adalah informan yang menjadi parhata adat dan sekaligus menjadi pinpinan dalam organisasi perkumpulan marga Nasution. Bapak Sutan nasaruddin sakti Lubis (Petua adat), Bapak Kholid Nasution (Petua adat),Bapak Arman Nasutian (anggota organisasi perkumpulan marga Nasution).

1.6.2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan agar data yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan penelitian. Sehingga penelitian ini kebenaran datanya dapat dijamin. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Observasi partisipasi adalah pengumpulan data melalui observasi terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalam aktifitas kehidupan objek pengamatan. Dengan demikian pengamatan betul-betul menyelami kehidupan objek pengamatan dan bahkan tidak jarang pengamatan kemudian mengambil bagian dalam kehidupan budaya mereka (Bungin, 2007:161).

Observasi partisipasi dengan melakukan penelitian langsung ke lapangan dan melakukan observasi langsung dengan masyarkat yang bersangkutan. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan masyarakat Mandailing di lokasi penelitian tersebut, dan tatanan sosial budaya dan adat yang berlaku dilingkungan masyarakat Mandailing. observasi partisipasi ini penulis gunakan untuk melakukan pendekatan awal dengan objek pengamatan. Penulis mengamati bagaimana perubahan partuturon pada masyarakat Mandailing dan tutur seperti apa yang dipergunakan, penulis mengamati perubahan sikap dan tanggung jawab pada masyarakat Mandailing, serta mengamati perubahan pola pelaksanaan pesta pernikahan masyarakat Mandailing. peneliti mengamati inplementasi perubahan partuturon terhadap sikap dan tingkah laku serta tanggungjawab dalam hubungan kekerabatan masyarakat Mandailing di kota Medan.

2. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan Tanya jawab sampai bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang di wawancarai, dengan atau tanpa pedoman ( guide ) wawancara. Dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relative lama. Dengan demikian ke khasan wawancara mendalam adalah keterlibatan pewawancara dalam kehidupan informan (Bungin, 2007:108).

Wawancara mendalam ini dilakukan dengan menentukan informan kunci yang disebutkan di atas. Melalui wawancara mendalam informasi yang dibutuhkan bahkan yang

tidak tahu sebelumnya dapat dikorek melalui pikiran dan kenyataan yang sebenarnya terjadi dilapangan. Melalui wawancara peneliti memperoleh data yang menyangkut permasalahan dalam penelitian ini. Peneliti memperoleh perubahan partuturon seperti apa yang terjadi, dan apa yang melatar belakangi terjadinya perubahan partuturon, peneliti juga mengetahui perubahan adat dan budaya Mandailing dalam pelaksanaan pesta pernikahan. Peneliti memeperoleh data tentang inplementasi partuturon yang berubah terhadap sikap yang turut berubah pada masyarakat Mandailing di kota Medan.

b. Data Sekunder, dapat diperoleh melalui:

Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan berbagai literatur seperti, buku, majalah, jurnal, laporan penelitian dan lain-lain

c. Dokumentasi.

Dokumentasi merupakan salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuru data histori. (Bungin, 2007:121)

d. Metode penelusuran Data Online

Perkembangan internet yang semakin maju pesat serta telah mampu menjawab berbagai kebutuhan masyarakat. Para akademis juga menjadikan internet sebagai salah satu medium atau ranah yang sangat bermanfaat bagi penelusuran berbagai informasi, mulai dari informasi teoritis maupun data-data primer atau sekunder yang diinginkan oleh peneliti untuk kebutuhan penelitian (Bungin, 2007:124 )

1.6.3. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pengkajian hasil wawancara, pengamatan dan dokumen yang terkumpul. Proses analisis data dilakukan terus – menerus, baik di lapangan maupun setelah pengumpulan data. Analisis dilakukan dengan cara mengatur, mengurutkan, mengelompokkan dan mengkategorikan data. Setelah itu, kemudian dihubungkan antar kategori yang ada dan di interpretasikan. Dalam penelitian ini unit analisa data adalah individu dan kelompok. Dimana individu di tujukan kepada Tokoh adat yang dianggap mengetahui adat Partuturon Mandailing, sedangkan kelompok dikategorikan kepada Mora, Kahanggi, Anak boru yang dianggap mewakili anggota kerabat dari berbagai pihak kekerabatan baik kerabat melalui hubungan darah dan perkawinan

Dokumen terkait