• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Penelitian yang berjudul “Preferensi dan Frekuensi Konsumsi Makanan Jajanan Digoreng pada Anak SD di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor”

menggunakan metode survei dengan desain penelitian cross sectional study dikarenakan data yang dikumpulkan dan variabel yang diteliti pada waktu yang sama dan sekali saja. Pemilihan lokasi berdasarkan beberapa alasan seperti dua di antara tiga sekolah dijadikan sasaran dalam program pendidikan gizi dan makanan (SDN 02 Palasari dan SDN 01 Cipicung). AINP (Ajinomoto-IPB Nutrition Program) 2012 merupakan program kerjasama antara Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB dengan PT Ajinomoto Indonesia dalam bidang pengabdian ke pada masyarakat. Sasaran dalam kegiatan AINP 2012 adalah siswa, guru, orang tua siswa, pedagang makanan jajanan, dan masyarakat. Letak antara ke tiga SD (SDN 01 Palasari, SDN 02 Palasari, dan SDN 01 Cipicung) berdekatan membuat peneliti menjadikan ke tiga SD ini menjadi objek penelitian karena ekonomis dari segi waktu dan transportasi. Penelitian ini berlangsung mulai dari bulan Mei 2012 sampai Januari 2013.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Contoh penelitian adalah siswa kelas 4 dan 5 pada anak SDN 01 Palasari, SDN 02 Palasari, dan SDN 01 Cipicung dilakukan secara purposive. Pemilihan lokasi secara purposive dilakukan berdasarkan pendekatan karakteristik terutama dalam letak lokasi yang berdekatan dan jenis makanan jajanan tidak terlalu berbeda antar sekolah. Penetapan contoh siswa kelas 4 dan kelas 5 dikarenakan pada usia ini anak sekolah mampu menerima pengarahan kuesioner serta mampu mengambil kesimpulan dari suatu pertanyaan (Hidayat 2004). Populasi siswa berjumlah 249 siswa, terdiri atas SDN 01 Palasari berjumlah 43 siswa untuk kelas 4 dan 59 siswa untuk kelas 5, SDN 02 Palasari berjumlah 36 siswa untuk kelas 4 dan 29 siswa untuk kelas 5, dan SDN 01 Cipicung berjumlah 40 siswa untuk kelas 4 dan 42 siswa untuk kelas 5. Jumlah minimal sampel yang harus diambil dari tiga SD ini menggunakan rumus Solvin:

n =

Keterangan n = jumlah sampel N = populasi

e = tingkat kepercayaan/ ketetapan yang digunakan (0,1)

Jumlah sampel per kelas/ sd= x n

Rumus di atas digunakan untuk menghitung jumlah sampel minimal setiap sekolah: 1. SDN 01 Palasari = (92/249)x 72= 29,49= 30 siswa 2. SDN 02 Palasari =(65/249)x 72= 18,79= 19 siswa 3. SDN 01 Cipicung = (82/249)x 72= 23,71= 24 siswa

Menurut penelitian Proverawati et al. (2008) menyimpulkan jenis kelamin mempengaruhi pemilihan jenis makanan sehingga jumlah sampel antara laki-laki dan wanita yang diperlukan di setiap kelas dan jumlahnya sama:

Jumlah sampel per kelas/ sd= x n

A. SDN 01 Palasari  Kelas 4= (43/92)x 30= 12,64= 14 siswa  Kelas 5= (59/92)x 30=17,35= 18 siswa *total 32 siswa B. SDN 02 Palasari  Kelas 4= (36/65)x 19= 9,52= 12 siswa  Kelas 5= (29/65)x 19= 8,47= 10 siswa *total 22 siswa C. SDN 01 Cipicung  Kelas 4= (40/82)x 24= 11,70= 12 siswa  Kelas 5= (42/82)x 24= 12,29= 14 siswa *total 26 siswa

Secara keseluruhan jumlah siswa yang menjadi sampel pada SDN 01 Palasari, SDN 02 Palasari, dan SDN 01 Cipicung berdasarkan jenis kelamin adalah 80 siswa, karena ada pembulatan dan penambahan 8 siswa untuk menjadikan jumlah siswa perempuan maupun laki-laki setiap kelas per SD harus sama. Secara singkat pengambilan sampel pada populasi preferensi makanan jajanan pada anak SDN 01 Palasari, SDN 02 Palasari, dan SDN 01 Cipicung, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor disajikan dalam gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2 Pengambilan sampel

Jumlah sampel untuk penjualan makanan dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu: kantin dan penjaja makanan jajanan. Jumlah kantin di setiap sekolah bervariasi jumlahnya sedangkan jumlah penjaja makanan jajanan relatif sama. Situasi ini dikarenakan penjaja makanan ke tiga SD ini umumnya sama baik orang maupun jenis makanan jajanan. SDN 01 Palasari memiliki tiga kantin tetap, SDN 02 Palasari memiliki satu kantin tetap, dan SDN 01 Cipicung memiliki satu kantin tetap. Namun terdapat beberapa warung yang menjual makanan terutama makanan sepinggan di sekitar sekolah (di luar sekolah) yang juga menjual makanan ringan (camilan/kudapan) yang bisa diakses para siswa.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan sekunder. Data sekunder meliputi gambaran umum keadaan dan tempat penelitian yang didapatkan dari pihak administrasi sekolah. Secara umum data sekunder meliputi

SDN di Kecamatan Cijeruk SDN 02 Palasari 22 orang SDN 01 Cipicung 26 orang SDN 01 Palasari 32 orang Kls 4 (7 P & 7 L) Kls 5 (9 P & 9 L) Kls 4 (6 P & 6 L) Kls 5 (5 P & 5 L) Kls 4 (6 P & 6 L) Kls 5 (7 P & 7 L) Purposive Proposional

lokasi penelitian dan data mengenai siswa/siswi SDN 01 Palasari, SDN 02 Palasari, dan SDN 01 Cipicung.

Tabel 4 Cara pengumpulan data sekunder

No Data Variabel Cara Pengumpulan

Data Sasaran 1 Karateristik sosial/lingkungan (sekolah) Lokasi dan tempat Observasi, dan pencatatan dari arsip

sekolah

TU setiap sekolah

2 Keadaan siswa setiap sekolah

Jumlah siswa kelas 4 dan

kelas 5

Pencatatan dari arsip sekolah

TU setiap sekolah

Data primer dikumpulkan dengan alat bantu kuesioner dengan cara observasi dan wawancara. Data primer yang dikumpulkan terdiri atas karakteristik contoh, karakteristik keluarga contoh, pengetahuan gizi, karakteristik makanan jajanan, keadaan kantin, keadaan penjaja makanan jajanan, dan keadaan warung. Variabel yang dikumpulkan dari masing-masing data disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Cara pengumpulan data primer

No Data Variabel

Cara Pengumpulan

Data

Sasaran

1 Karakteristik contoh Umur, jenis kelamin, suku, dan uang saku

Wawancara dan pengisian kuesioner Siswa 2 Karakteristik keluarga contoh Besar keluarga, penghasilan keluarga, dan tingkat pendidikan keluarga

Pengisian

kuesioner Orang tua

3 Pengetahuan gizi Tingkat pengetahuan gizi Wawancara dan pengisian kuesioner Siswa 4 Preferensi Makanan Jajanan Kesukaan terhadap makanan jajanan yang tersedia Wawancara dan pencatatan siswa 5 Frekuensi Konsumsi Makanan Jajanan Frekuensi Konsumsi Makanan Jajanan Yang tersedia

Wawancara dan

pencatatan siswa

6 karakteristik Makanan

Harga, rasa, bentuk, warna, suhu, tekstur, zat gizi

Wawancara dan

pencatatan Siswa

7

Keadaan kantin, penjaja, dan warung makanan jajanan Ketersediaan makanan jajanan Wawancara dan pencatatan Kantin, penjaja, dan warung makanan jajanan

Data pengetahuan gizi diambil dengan menggunakan 20 pertanyaan mengenai makanan jajanan, fungsi makanan jajanan, fungsi zat gizi dan ilmu gizi dasar. Setiap pertanyaan diberikan dalam bentuk pilihan ganda dengan tiga pilihan jawaban. Menurut khomsan (2000) dengan jumlah soal 20 butir pertanyaan sudah bisa mengetahui tingkat pengetahuan gizinya.

Data preferensi terhadap makanan jajanan contoh dilakukan dengan cara wawancara terhadap kesukaan terhadap jenis-jenis makanan jajanan yang ada di warung, di kantin, dan di penjaja makanan jajanan. Preferensi makanan jajanan diurutkan berdasarkan tingkat kesukaan, yaitu urutan satu sebagai sangat suka dan urutan lima sebagai sangat tidak suka.

Pengolahan Data

Pengolahan dan analisis data yang terkumpul melalui proses editing, coding, scoring, entry data ke komputer, cleaning, dan perhitungan. Data primer dan sekunder yang telah melalui proses cleaning kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif, uji Kruskal-Walis, dan uji Spearman menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS ver. 17 for Windows untuk penarikan kesimpulan.

Penilaian terhadap tingkat pengetahuan gizi anak sekolah dasar diukur berdasarkan jawaban atas 20 pertanyaan dalam kuesioner pengetahuan gizi. Jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0. Skor dari 20 pertanyaan kemudian dikumulatifkan dan dipresentasikan terhadap nilai jika total pertanyaan dijawab benar (skor total 20). Nilai persentase tersebut kemudia dikategorikan sebagai baik (nilai >80%), sedang (nilai 60%-80%), atau buruk (nilai benar <60%) (Tabel 6).

Tabel 6 Klasifikasi tingkat pengetahuan gizi Tingkat Pengetahuan Gizi dan Kesehatan Total Skor

Baik >80

Sedang 60-80

Buruk <60

Sumber : Khomsan A. (2000)

Preferensi terhadap berbagai makanan jajanan digolongkan ke dalam lima kategori sikap, yaitu: sangat suka (1), suka (2), biasa (3), tidak suka (4), dan

sangat tidak suka (5). Hasilnya dikelompokkan berdasarkan karakteristik contoh, karakteristik keluarga, dan frekuensi jajan. Untuk mengetahui tingkat makanan jajanan yang disukai diperoleh dari akumulasi persentase (1) sangat suka dan (2) suka. Tingkat makanan yang tidak disukai diperoleh dari akumulasi persentase (4) tidak suka dan (5) sangat tidak suka. Semakin tinggi akumulasi persentase sangat suka dan suka pada makanan jajanan menunjukkan makanan tersebut disukai. Adapun untuk mengetahui alasan siswa menyukai makanan jajanan diperoleh dari tingginya persentase terhadap beberapa karakteristik makanan yang ditanyakan seperti harga, rasa, bentuk, warna, tekstur, suhu, gizi, dan ketersediaan.

Frekuensi jajan diperoleh dari data frekuensi jajan siswa per hari, per minggu, per bulan, dan per tahun yang dikonversi ke dalam tahun. Data frekuensi siswa per hari dikalikan 365 hari (n x 365 hari/tahun), data frekuensi siswa per minggu dikalikan 52 minggu (n x 52 minggu/tahun), dan data frekuensi siswa per bulan dikalikan 12 bulan (n x 12 bulan/tahun). Tujuan mengkonversi ke dalam tahun agar memudahkan membandingkan tingkat frekuensi jajan siswa berdasarkan sebaran contoh yang diperoleh. Frekuensi diklasifikasikan menjadi lima kategori, yaitu: sangat sering, sering, jarang, hampir tidak pernah, dan tidak pernah sama sekali. Berdasarkan perhitungan diperoleh frekuensi jajan siswa dengan rata-rata sekitar 268 kali per tahun dan nilai terkecil 0 (nol) kali per tahun. Nilai rata-rata (268 kali per tahun) dan nilai terkecil (0 kali per tahun) dijadikan patokan dalam menentukan tingkatan kalsifikasi frekuensi jajan. Setiap kategori digunakan rentang dengan pembulatan 250 kali per tahun yang diperoleh dari perhitungan ±10% dari nilai rata-rata untuk memudahkan pengklasifikasikan. Sehingga diperoleh rentang setiap kategori sebagai berikut: tidak pernah sama sekali (0 kali per tahun), hampir tidak pernah dimulai dari 1 sampai 250 kali per tahun), jarang di atas 250 sampai 500 kali per tahun, sering di atas 500 sampai 750 kali per tahun, dan sangat sering lebih besar dari 750 kali per tahun.

Kontribusi energi dan zat gizi makanan jajanan diperoleh dengan cara membandingkan kandungan gizi makanan per takaran saji dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan. Data Kandungan gizi didapatkan dari tabel daftar komposisi bahan makanan (DKBM), dengan memperhitungkan berat takaran saji (dalam DKBM satuan berat adalah 100 gram).

Rumus untuk menghitung kandungan energi dan zat gizi pada bahan makanan:

KXj= Bj/100 x Xj x BDD/100 Keterangan:

KXj = Kandungan energi dan zat gizi makanan jajanan j dengan berat B Bj = Berat bahan makanan jajanan j per takaran saji

Xj = Kandungan energi dan zat gizi dalam 100 g BDD bahan makanan j BDDj = persen bahan makanan j yang dapat dimakan (%BDD)

Data kandungan energi dan zat gizi yang didapatkan dari rumus di atas kemudian dibandingkan dengan AKG untuk menilai kontribusi energi dan zat gizi dari makanan jajanan terhadap angka kecukupan. Angka Kecukupan Gizi yang digunakan adalah AKG berdasarkan WNPG tahun 2004.

Analisis Data

Data karakteristik individu contoh, karakteristik keluarga contoh, karakteristik makanan jajanan contoh, preferensi dan alasan menyukai makanan jajanan contoh, frekuensi makanan jajanan contoh, kontribusi energi dan zat gizi pada makanan jajanan contoh dilakukan analisis deskriptif. Sedangkan uji Kruskal-Walis dugunakan untuk mencari apakah ada perbedaan yang signifikan di setiap SD berdasarkan karakteristik yang diteliti. Uji Kruskal-Walis digunakan dengan alasan kelompok data terdiri dari tiga sekolah dan pengambilan sampel pada kelompok tersebut secara acak (Anonim 2012). Untuk menganalisis hubungan antar variabel digunakan uji korelasi Spearman. Uji Spearman digunakan karena data merupakan data kategori kualitatif (nominal) dan semikuantitatif (ordinal) (anonim 2012).

Tabel 7 Cara menganalisis data

No Variabel Cara Analisis Data

1 Karakteristik contoh Deskriftif dan Uji Kruskal

Walis

2 Krakteristik keluarga contoh Deskriftif dan Uji Kruskal Walis

3 Karakteristik makanan Jajanan Deskriftif

4 Preferensi jajan dan alasan menyukai jajan Deskriftif dan Uji Kruskal Walis

5 Frekuensi Jajan Deskriftif dan Uji Kruskal

Walis 6 Kontribusi energi dan zat gizi makanan jajanan Deskriftif 7 Hubungan antara karakteristik individu dan frekuensi

Tabel 8 Data yang diolah

No Variabel Kategori Skala

1 Jenis Kelamin 1. Laki-laki Nominal 2. Perempuan Umur (tahun)

1. 9 dan lebih kecil dari 10 tahun

Rasio 2. 10 dan lebih kecil dari 11 tahun

3. 11 dan lebih kecil dari 12 tahun

4. Lebih besar atau sama dengan 12 tahun

Uang Jajan

1. Sangat rendah (lebih kecil dari Rp1,000)

Ordinal 2. Rendah (Rp1,000 dan lebih kecil dari Rp2,000)

3. Sedang (Rp2,000 dan lebih kecil dari Rp3,000) 4. Sangat tinggi (lebih besar atau sama dengan Rp4,000) Pengeta

huan Gizi

1. Baik (lebih besar dari 80)

Ordinal 2. Sedang (60 sampai 80)

3. buruk (lebih kecil dari 60)

2

Besar keluarga

1.Kecil (lebih kecil atau sama dengan 4 orang)

Ordinal 2. Sedang (5 sampai 7 orang)

3. Besar (lebih besar dari 7 orang)

Pendidik an Orang Tua 1.Tidak/belum tamat SD Ordinal 2.SD/setara 3.SMP/setara 4.SMA/setara 5.Diploma I/II 6.Diploma II/akademi 7.Perguruan Tinggi Pendapa tan Orang Tua

1.Rendah (lebih kecil atau sama dengan Rp500,000)

Ordinal 2.Sedang (lebih besar dari Rp500,000 dan lebih kecil atau sama

dengan Rp1,000,000)

3.Tinggi (lebih besar dari Rp1,000,000)

3 Preferen si Jajan 1. Sangat Suka Ordinal 2.Suka 3.Biasa 4.Tidak Suka 5.Sangat Tidak Suka

4 Alasan Jajan 1. Harga Nominal 2.Rasa 3.Bentuk 4.warna 5.Suhu 6.Tkestur 7.Gizi 8.Keterseiaan 5 Frekuens i

1.Sangat Sering (lebih besar dari 750 kali/tahun)

Ordinal 2. Sering (lebih besar dari 500 sampai 750 kali/tahun)

3. Jarang (lebih dari 250 sampai 500 kali/tahun) 4. Tidak pernah sama sekali (0 kali/tahun

Definisi Operasional

Contoh adalah anak yang berusia antara 9 sampai 12 tahun yang duduk di kelas 4 dan kelas 5 SDN 01 Palasari, SDN 02 Palasari, dan SDN 01 Cipicung

Makanan Jajanan di goreng adalah seluruh makanan jajanan digoreng yang dijajakan dan dijual oleh penjaja maupun di kantin dan di warung yang ada di sekitar SDN 01 Palasari, SDN 02 Palasari, dan SDN 01 Cipicung

Preferensi Makanan Jajanan adalah tingkat kesukaan terhadap makanan jajanan yang diukur dengan menggunakan skala sangat suka (1), suka (2), biasa (3), tidak suka (4), dan sangat tidak suka (5).

Pengetahuan Gizi adalah tingkat pemahaman contoh tentang makanan jajanan dan ilmu gizi yang dilihat dari kemampuan menjawab pertanyaan dengan benar berdasarkan pengkategorian cut-off point (baik dengan kategori lebih besar dari 80, sedang dengan kategori 60 sampai 80, dan buruk dengan kategori lebih kecil dari 60) yang telah diubah ke dalam persen.

Jenis Kelamin adalah perbedaan yang ada pada contoh berdasarkan ciri biologis dengan kategori laki-laki dan perempuan.

Pendapatan keluarga adalah jumlah total keseluruhan pendapatan yang berasal dari setiap anggota keluarga yang dinilai dengan uang dalam kurun waktu satu bulan.

Karakteristik Makanan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kesukaan makanan jajanan contoh yang terdiri atas harga, rasa, bentuk, warna, suhu, dan tekstur.

Uang Jajan adalah besar uang saku yang diberikan oleh orang tua yang digunakan untuk membeli makanan jajanan.

Frekuensi Jajan adalah jumlah pembelian terhadap makanan jajanan yang diukur berdasarkan per hari, per minggu, per bulan, dan per tahun yang dikonversi ke dalam tahun dengan kategori sangat sering, sering, jarang, hampir tidak pernah, dan tidak pernah sama sekali.

Kontribusi Energi dan Zat Gizi adalah persentase ketersediaan energi dan zat gizi pada makanan jajanan yang dikonsumsi terhadap AKG.

Total Kontribusi Energi dan Zat Gizi adalah total kontribusi energi dan zat gizi seluruh contoh pada makanan jajanan terhadap jumlah contoh.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait