• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu

4.3 Metode Penelitian .1 Prosedur Kerja .1 Prosedur Kerja

A. Persiapan Alat dan Bahan

Persiapan penelitian dengan membersihkan peralatan yang akan digunakan. Air payau yang akan digunakan sebelumnya dilakukan penandonan dengan pemberian aerasi agar meningkatkan oksigen terlarut dan menghilangkan bahan kimia yang tidak diiginkan. Peralatan yang digunakan berupa akuarium pemeliharaan, tong plastik dan baskom dicuci menggunakan sabun dibilas dan dikeringkan. Akuarium yang sudah kering diisi dengan air payau pada setiap akuariumnya. Setelah dilakukan pengkondisian air akuarium maka dilakukan aerasi selama 1x24 jam untuk meningkatkan oksigen terlarut dan menghilangkan bahan kimia yang tidak diinginkan yang masih ada di dalam akuarium. Kemudian kepiting bakau yang sudah disiapkan dimasukkan kedalam akuarium dan dipuasakan selama satu hari untuk menghilangkan pengaruh pakan yang diberikan sebelumnya.

B. Pakan Kepiting Bakau

Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan rucah. Ikan rucah yang digunakan sebagai pakan untuk kepiting adalah jenis ikan kuniran yang diambil bagian daging kemudian dilumatkan menggunakan chopper. Selanjutnya ditambahkan Crude Fish Oil (CFO)dan binder berupa tepung tapioka dengan dosis sesuai dengan perlakuan ke dalam pakan ikan rucah. Pakan ikan rucah yang telah ditambahkan Crude Fish Oil dan tepung tapioka tersebut di oven dengan suhu 45-50oC selama 1 jam sebelum diberikan pada kepiting bakau.

4.3.2 Rancangan Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) sebab dalam penelitian ini hanya memiliki satu sumber keragaman yaitu Crude Fish Oil (CFO). Rancangan acak lengkap memiliki satu sumber keragaman yaitu perlakuan disamping pengaruh acak, sehingga hasil perbedaan antar perlakuan hanya disebabkan oleh pengaruh perlakuan dan pengaruh acak saja (Kusriningrum, 2012). Penelitian ini menggunakan 5 macam perlakuan dengan 4 ulangan pada setiap perlakuan. Perlakuan yang dilakukan adalah:

Perlakuan P0: Ikan rucah + 0 % Crude Fish Oil. + 1% tepung tapioka

Perlakuan P1: Ikan rucah + 2 % Crude Fish Oil. + 1% tepung tapioka

Perlakuan P2: Ikan rucah + 4 % Crude Fish Oil + 1% tepung tapioka

Perlakuan P3: Ikan rucah + 6 % Crude Fish Oil + 1% tepung tapioka

Perlakuan P4: Ikan rucah + 8 % Crude Fish Oil + 1% tepung tapioka

Penetepan dosis didasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Agustono dkk. (2015). Denah penempatan tiap perlakuan dan ulangan penelitian setelah dilakukan pengacakan dapat dilihat pada Gambar 4.1.

B1 C2 E2 D1

A4 B2 C3 E1

D3 A1 B4 B3

E3 D2 A3 C1

C4 E4 D4 A1

Gambar 4.1 Denah pengacakan perlakuan

Keterangan A: Perlakuan kontrol, B: Perlakuan penambahan CFO 2%, C: Perlakuan penambahan CFO 4%, D: Perlakuan penambahan CFO 6% dan E: Perlakuan penambahan CFO 8%

Kepiting bakau dipelihara dalam akuarium dengan ukuran 25x20x30 cm3 sebanyak 1 ekor selama 35 hari. Pemberian pakan ikan rucah dilakukan dua kali sehari jam 09.00 dan jam 16.00 dengan dosis 5% dari berat tubuh kepiting setiap hari (Catacutan, 2002). Hal ini sependapat dengan hasil penelitian Hartono (2014) bahwa pemberian pakan ikan rucah dengan dosis 5% dari berat tubuh kepiting memberikan pertumbuhan kepiting yang optimal. Selama pemeliharaan dilakukan penyiponan pada pagi hari untuk membersihkan pakan yang tersisa dan kotoran-kotoran yang ada.

4.3.3 Variabel Penelitian A. Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu dosis Crude Fish Oil dalam pakan yaitu 0 %, 2%, 4%, 6% dan 8%.

2. Variabel tergantung pada penelitian ini yaitu kandungan retensi lemak dan retensi energi dalam daging kepiting bakau.

3. Variabel kendali pada penelitian ini yaitu jenis kepiting, umur kepiting, jenis kelamin, ukuran akuarium dan Kualitas air.

B. Deskripsi Variabel

Pengambilan sampel berasal dari 4 ulangan dalam 1 perlakuan. Kepiting bakau yang telah dipelihara selama 35 hari, dibunuh terlebih dahulu dengan cara menusuk bagian abdomen menggunakan pisau. Kepiting yang telah mati selanjutnya diambil seluruh daging yang ada di seluruh tubuhnya. Daging kepiting yang telah terkumpul dihaluskan terlebih dahulu, selanjutnya ditimbang sebanyak 5 gram. Sampel yang telah ditimbang selanjutnya dimasukkan kedalam botol schoot dan packing dalam sterofoam yang telah berisi es batu, selanjutnya siap untuk dilakukan pengiriman untuk dilakukan uji analisis proksimat. Pengujian analisis proksimat lemak dan energi dilakukan di Laboratorium Pakan Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.

Retensi energi (RE) yang dirumuskan Thung and Shiau (1991) dalam Yudiarto dkk. (2012) sebagai berikut:

RE = (Energi tubuh akhir-Energi tubuh awal)kkal×100% Total energi pakan yang diberikan (kkal)

Retensi lemak (RL) dirumuskan oleh Viola and Rappaport (1979) dalam Yudiarto dkk. (2012) sebagai berikut:

RL = (bobot lemak tubuh akhir-bobot lemak tubuh awal)g×100% Total lemak pakan yang diberikan (g)

C. Parameter pendukung

Parameter pendukung pada penelitian ini adalah suhu, salinitas, kandungan oksigen dan pH. Pengukuran suhu dilakukan dengan mengunakan termometer, sedangkan salinitas diukur menggunakan refraktometer. Kandungan oksigen diukur menggunakan DO test kit dan pH air diukur menggunakan pH test kit. Pengukuran parameter suhu dan DO, pH, amonia dan salinitas dilakukan 7 hari sekali. Kualitas air yang optimum untuk kepiting adalah Dissolved oxygen >5 ppm, pH 7,5-9, suhu 25-350C, Salinitas 10-25 ppt dan Total amonia nitrogen (TAM) <3 ppm (Anon, 2006).

Setiawati (2014) menyatakan bahwa hasil pengamatan terhadap laju pertumbuhan kepiting bakau selama 35 hari masa pemeliharaan, kepiting menghasilkan pertambahan bobot. Pertambahan panjang dan lebar karapas pada kepiting terjadi karena adanya peningkatan ukuran biomassa.

4.3.4 Analisis Data

Analisis statistik menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan, jika terdapat hasil yang signifikan maka perhitungan dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan (Duncan’s Multiple Range Test) (Kusriningrum, 2012). Diagram alir penelitian dapat di lihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Diagram alir prosedur penelitian Persiapan media

Kepiting bakau Pakan (ikan

kuniran) dan CFO proksimat Analisis Air payau

Pengambilan sampel daging pada akhir pemeliharaan

Analisis proksimat lemak kasar dan ME P0 Ikan rucah + CFO 0% + tapioka 1% P1 Ikan rucah + CFO 2% + tapioka 1% P2 Ikan rucah + CFO 4% + tapioka 1% P3 Ikan rucah + CFO 6% + tapioka 1% P4 Ikan rucah + CFO 8% + tapioka 1% Pemeliharaan 35 hari

Retensi lemak Retensi energi

Pemeriksaan kualitas air dan Pertumbuhan

pH, DO, suhu, salinitas dan amoniak

Analisis data

Kesimpulan

Bobot berat kepiting

V HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait