• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dilakukan dengan metode survei, yakni dengan mengamati pada sejumlah bagian dari populasi yang dianggap mampu merepresentasikan dari keseluruhan populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Singarimbun dan Effendi, (1995) mengemukakan bahwa metode survai umumnya digunakan dengan tujuan untuk menerangkan suatu fenomena sosial atau suatu peristiwa (event) sosial dan memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang gejala-gejala sosial tertentu atau aspek kehidupan tertentu pada masyarakat yang diteliti dan dapat mengungkapkan secara jelas kaitan antar berbagai gejala sosial.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua desa pesisir di Kecamatan Teluk Naga yakni Desa Tanjung Pasir dan Desa Muara, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Penentuan desa dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa dua desa tersebut merupakan pelaksana program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh. Pengambilan data lapangan dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2013.

Populasi dan Sampel Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat di dua desa pesisir yakni Desa Tanjung Pasir dan Desa Muara yang menggantungkan hidupnya pada sumberdaya pesisir dan non pesisir dan menjadi peserta pada Program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 200 orang, yang terdiri dari 100 orang peserta program PDPT Desa Tanjung Pasir dan 100 orang peserta program PDPT Desa Muara (Tabel 1).

23 Tabel 1 Sebaran populasi berdasarkan kegiatan program

Nama Desa

Nama Kegiatan Jumlah

Populasi Sampel (30% dari populasi) Tanjung Pasir 1. Bina Sumberdaya a. Penanaman mangrove

2. Bina infrastruktur dan Lingkungan a. Pembangunan MCK dan Sarana Air

Bersih

b. Pembangunan Sarana Air Bersih c. Pembangunan saluran air limbah 3. Bina usaha

a. Pelatihan dan pengadaan sarana untuk kerajinan

b. Pelatihan dan pengadaan sarana pengelolaan limbah untuk kerajinan c. Pengadaan perahu wisata

d. Pengadaan sarana pengelolaan sampah 4. Bina siaga Bencana

a. Pembangunan turap sungai garapan b. Pembangunan turap sungai garapan

10 30 40 20 3 9 12 6

Muara 1. Bina Sumberdaya

a. Penanaman Mangrove dan Pembuatan Papan reklame

2. Bina Infrastruktur dan lingkungan

a. Pembangunan saluran pembuangan air limbah (SPAL)

b. Pembangunan saluran pembuangan air limbah (SPAL)

c. Pembangunan Sarana Air Bersih, MCK dan pembuatan MCK Musholla d. Rehab sarana ibadah dan pembuatan

MCK

e. Pembangunan jalan Papin Block f. Pembangunan sarana air bersih g. Pembangunan sarana air bersih 3. Bina usaha

a. Pengadaan perahu wisata dan pondok wisata

b. Pengadaan mesin Papin Block

10 70 20 3 21 6 Jumlah N = 200 n = 60

Teknik Pengambilan Sampel

Unit analisis penelitian merupakan individu pemanfaat program. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan stratified random sampling yang diambil secara proporsional berdasarkan sebaran kegiatan kelompok peserta program PDPT. Berdasarkan pertimbangan waktu, tenaga, serta biaya maka dari populasi yang ada dilakukan pengambilan sampel sebesar 30 persen dari total populasi, sehingga jumlah sampel yakni sebanyak 60 orang (Gambar 2) .

24

Gambar 2 Bagan penarikan sampel

Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data

Jenis data dalam penelitian ini terdapat data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari sumber pertama, dan merupakan data yang belum diolah, yakni dari responden, tokoh masyarakat dan pengelola program. Data dari responden didapat melalui wawancara dan pengamatan langsung di lapangan. Data primer yang dikumpulkan meliputi karakteristik personal, karakteristik lingkungan soaial, tingkat pengelolaan program, serta sikap masyarakat terhadap komponen progrm. Data sekunder sebagai data pendukung diperoleh dari sumber kedua dan telah diolah, berupa data masyarakat pemanfaat program PDPT, serta data monografi penduduk di Desa Tanjung Pasir dan Desa Muara, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.

Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, data dikumpulkan melalui:

1. Pengamatan langsung, yaitu pengumpulan data dengan observasi langsung pada lokasi penelitian, yakni di Desa Tanjung Pasir dan Muara. Pengamatan dilakukan untuk melihat secara langsung kondisi masyarakat, kondisi lingkungan, dan pelaksanaan kegiatan PDPT.

2. Wawancara, sebagai pengumpulan data dengan melakukan tatap muka dengan menggunakan pedoman wawancara terstruktur dalam bentuk kuesioner dilakukan untuk memperoleh informasi secara sistematis tentang sikap masyarakat terhadap program sehingga diperoleh data yang lebih lengkap dan akurat. Selain itu pengumpulan data juga dilakukan dengan melakukan

Kecamatan Teluk Naga

Desa Tanjung Pasir (10 Kelompok) Desa Muara (10 Kelompok) Bina Sumber Daya (10) Bina Usaha (40) Bina Infrastruktur & Lingkungan (30) Bina Siaga Bencana (20) n=3 n=9 Bina Sumber Daya (10) Bina Infrastruktur & Lingkungan (70) Bina Usaha (20) n=12 n=6 n=3 n=21 n=6

25 wawancara semi terstruktur dengan informan yaitu: tokoh masyarakat, yakni lurah di dua desa penelitian, pelaksana program yakni tim pemberdaya masyarakat, ketua kelompok, serta masyarakat yang bukan peserta program untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam dan mengklarifikasi informasi yang diperoleh sebelumnya.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen Validitas instrumen

Validitas instrumen menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun dan Efendi, 1995). Kerlinger (2003) menyatakan bahwa suatu alat ukur dikatakan sahih apabila alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur secara tepat konsep yang sebenarnya ingin diukur. Pada penelitian ini, uji validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan uji validitas isi (validitas butir) dengan cara menyusun indikator pengukuran operasional berdasarkan kerangka teori dari konsep yang akan diukur. Validitas isi dari sebuah instrumen ditentukan dengan jalan mengkorelasikan antara skor masing-masing item dengan total skor masing-masing item. Validitas eksternal terhadap instrumen juga dinilai berdasarkan aspek bahasa.

Kriteria validitas instrumen jika r-hitung lebih besar dari r-tabel pada taraf kepercayaan (signifikansi) tertentu, berarti instrumen tersebut valid. Sebaliknya, jika angka korelasi yang diperoleh (r-hitung) lebih kecil dari r-tabel (berkorelasi negatif), berarti pertanyaan tersebut bertentangan dengan pertanyaan lainnya atau instrumen tersebut tidak valid.

Instrumen yang telah disusun, kemudian diujicobakan terhadap 10 orang peserta program PDPT di Kecamatan Teluk Naga. Hasil uji validitas memperlihatkan nilai koefisien untuk n=10 dengan ά = 0,05 diperoleh nilai korelasi (r hitung) yakni 0.560 sampai dengan 0.941, sedangkan nilai r tabel= 0,55. Dengan demikian hasil pengujian uji validitas memperlihatkan bahwa dari 83 item pertanyaan yang diuji, diperoleh 66 item pertanyaan yang valid.

Reliabilitas instrumen

Reliabilitas instrumen adalah indeks yang menunjukkan ketepatan alat tersebut untuk mengukur sesuatu yang diukurnya. Kerlinger (2003) reliabilitas adalah keandalan, kemantapan, konsistensi, prediktibilitas atau keteramalan, kejituan, ketepatan atau akurasi.

Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan melalui ujicoba terhadap kuesioner yang digunakan terhadap sejumlah responden di tempat yang berbeda dan waktu yang berbeda, yang memiliki karakteristik sama dengan responden sesungguhnya. Pada penelitian ini, uji reliabilitas yang digunakan adalah metode Cronbach Alpha atau Cr. Alpha berdasarkan skala Cr. Alpha 0 sampai dengan 1. Apabila nilai hasil perhitungan (α) dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan skala yang sama (0 sampai 1), maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterprestasikan sebagai berikut :

(1) Nilai koefisien Alpha berkisar 0,00 – 0,20, berarti kurang reliabel (2) Nilai koefisien Alpha berkisar 0,21 – 0,40, berarti agak reliabel (3) Nilai koefisien Alpha berkisar 0,41 – 0,60 berarti cukup reliabel (4) Nilai koefisien Alpha berkisar 0,61 – 0,80, berarti reliabel

26

(5) Nilai koefisien Alpha berkisar 0,81 – 1,00, berarti sangat reliabel

Instrumen yang telah disusun, kemudian diujicobakan terhadap 10 orang peserta program PDPT di Kecamatan Teluk Naga. Hasil pengujian reliabilitas memperlihatkan instrumen penelitian yang digunakan reliabel, karena nilai koefisien Alpha berkisar antara 0.871 hingga 0.954.

Konseptualisasi dan Definisi Operasional

Menurut Sevilla, et al., (1993) konseptualisasi dilakukan untuk memudahkan dalam memahami peubah digunakan serta untuk memberikan makna yang sesuai dengan tujuan penelitian, tidak terjadi perbedaan pemahaman (ambigu) serta agar konsep tersebut dapat diukur. Dalam pengukuran, perlu memperhatikan kesamaan yang dekat antara realitas sosial yang diteliti dengan nilai yang diperoleh dari pengukuran. Oleh sebab itu, suatu instrumen pengukur dipandang baik apabila hasilnya dapat merefleksikan secara tepat realitas dari fenomena yang hendak diukur (Singarimbun dan Effendi, 1995).

Pemberian skor berdasarkan masing-masing peubah dilakukan dengan menjumlahkan nilai skor tersebut dan dikategorikan dengan menggunakan interval kelas untuk melihat kesimpulan hasil penelitian dengan menganalisis antar peubah. Interval kelas dapat dihitung dengan cara:

Interval Kelas (IK) = Skor maksimum-Skor minimum jumlah kategori

Peubah karakteristik personal (X1), karakteristik lingkungan sosial (X2),

pengelolaan program (X3), dan sikap masyarakat terhadap komponen program (Y1), didefenisikan sebagai berikut:

1. Karakteristik Personal (X1) adalah ciri-ciri pribadi yang melekat pada diri

seseorang yang mungkin berbeda dengan orang lain. Dalam penelitian ini variabel karakteristik personal meliputi:

a. Umur adalah lama hidup seseorang yang dihitung dari tahun kelahiran hingga penelitian ini dilaksanakan. Untuk keperluan analisis data deskriptif, umur dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan sebaran responden.

1. Muda (18-29) 2. Dewasa (30-50) 3. Tua (≥ 50)

b. Tingkat pendidikan formal adalah jenjang sekolah tertinggi yang pernah diikuti, diukur dalam tahun sukses sekolah. Untuk keperluan statistik deskriptif, tingkat pendidikan formal responden dibedakan menjadi tiga kelompok berdasarkan sebaran responden:

1. Rendah (0-9) 2. Menengah (10-13) 3. Tinggi (≥ 14)

c. Pendidikan non formal adalah frekuensi atau jumlah keikutsertaan responden dalam kursus atau pelatihan dalam 1 tahun terakhir.

27 Berdasarkan sebaran responden, pendidikan non formal digolongkan dalam tiga kategori berikut:

1. Rendah (0-1) 2. Sedang (2-3) 3. Tinggi (≥ 4)

d. Jumlah tanggungan adalah banyaknya individu yang tinggal bersama dan menjadi beban kepala keluarga. Berdasarkan sebaran responden, jumlah tanggungan digolongkan menjadi tiga kategori yakni:

1. Sedikit (0-1) 2. Sedang (2-3) 3. Besar (≥ 4)

e. Tingkat kekosmopolitan adalah tingkat keterbukaan responden terhadap lingkungan, terutama dalam berinteraksi dengan pihak luar desa, tingkat kemudahan dalam mengkondisikan perbedaan pendapat, ide-ide, dan gagasan baru. Terdapat 5 pertanyaan, dengan skor tertinggi adalah 20 dan skor terendah adalah 5. Diukur dari intensitas keluar desa, mengikuti kegiatan sosial, berinteraksi dengan masyarakat luar desa, mencari informasi, sumber informa siserta kemampuan berkomunikasi, dikategorikan menjadi tiga yakni:

1. Rendah = skor 5-9 2. Sedang = skor 10-14 3. Tinggi = skor ≥ 15

f. Tingkat pengetahuan tentang program adalah banyaknya informasi yang diketahui responden tentang upaya meningkatkan ketangguhan masyarakat pesisir, terdapat 5 pertanyaan, dengan skor terendah 5 dan skor tertinggi 20, yang diukur dari pengetahuan responden tentng tujuan program, sumber informasi serta banyaknya sumber informasi (media) digunakan dalam mengakses informasi,

1. Rendah = skor 5-9 2. Sedang = skor 10-14 3. Tinggi = skor ≥ 15

2. Karakteristik Lingkungan Sosial (X2) adalah ciri atau nilai-nilai sosial

kemasyarakatan yang dianut dan dipatuhi oleh masyarakat yang diduga dapat mempengaruhi sikap masyarakat pesisir yang meliputi:

a. Dukungan tokoh masyarakat adalah keikutsertaan figur pemimpin dalam mengembangkan sikap masyarakat. Diukur dari kemampuan tokoh masyarakat dalam menjalin hubungan baik dengan masyarakat, berpartisipasi dalam program, keterlibatan dalam tahapan program, peran dalam menyelesaiakan masalah, peran dalam meningkatkan kedisiplinan, serta peran dalam meningkatkan kerjasama masyarakat dalam kegiatan program. Terdapat 6 pertanyaan, dengan skor terendah 6 dan skor tertinggi 24.

1. Rendah = 6-10 2. Sedang = 11-15 3. Tinggi = ≥ 16

b. Peran kelompok adalah fungsi yang dapat dimainkan oleh pemanfaat program dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan anggota. Terdapat 5 pertanyaan, dengan skor terendah 5 dan skor tertinggi

28

20 dilihat dari banyaknya pertemuan yang dilakukan, pengelolaan kegiatan, kerjasama dan jaringan kerjasama yang telah berhasil dilakukan. 1. Rendah = skor 5-9

2. Sedang = skor 10-14 3. Tinggi = skor ≥ 15

c. Intensitas kegiatan program, jumlah atau frekuensi pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dalam sebulan. Terdapat 5 pertanyaan, dengan skor terendah 5 dan skor tertinggi 20, yakni kunjungan pengelola program, kegiatan pendampingan, keaktifan dalam mengikuti kegiatan, materi serta metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan program.

1. Rendah = skor 5-9 2. Sedang = skor 10-14 3. Tinggi = skor ≥ 15

3. Tingkat pengelolaan program (X3) adalah kemampuan pelaksana kegiatan

PDPT dalam melaksanakan fungsi pengelolaan dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan program. Variabel tingkat pengelolaan program meliputi:

a. Kejelasan program (konteks) adalah kemampuan pengelola dalam penentuan tujuan program, kejelasan tujuan program, jenis kegiatan, serta waktu pelaksanaan kegiatan program. Terdapat 5 pertanyaan, dengan skor terendah 5 dan skor tertinggi 20.

1. Rendah = skor 5-9 2. Sedang = skor 10-14 3. Tinggi = skor ≥ 15

b. Ketepatan pengelolaan sumberdaya adalah kemampuan pelaksana program dalam menggunakan input yang ada dalam mencapai tujuan program, terdapat 5 pertanyaan, dengan skor terendah adalah 5 dan skor tertinggi dalah 20, yang diukur dari siapa saja pihak yang terlibat, media penunjang kegiatan, serta perkembangan usaha, lingkungan, dan infrastruktur desa. 1. Rendah = skor 5-9

2. Sedang = skor 10-14 3. Tinggi = skor ≥ 15

c. Kesesuaian pelaksanaan kegiatan program adalah prosedur yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan program. Terdapat 5 pertanyaan, dengan skor terendah adalah 5 dan skor tertinggi dalah 20. Diukur dari kempetensi fasilitator, kegiatan diskusi kegiatan, pemberian informasi serta metode yang digunakan,

1. Rendah = skor 5-9 2. Sedang = skor 10-14 3. Tinggi = skor ≥ 15

d. Tingkat pencapaian program (produk) adalah hasil yang diperoleh dari adanya pelaksanaan kegiatan PDPT. Terdapat 5 pertanyaan, dengan skor terendah 5 dan skor tertinggi 20. Diukur dari luaran yang dihasilkan oleh kegiatan program terhadap perubahan kondisi lingkungan, infrastruktur, usaha, serta manfaat yang dirasakan oleh responden.

1. Rendah = skor 5-9 2. Sedang = skor 10-14 3. Tinggi = skor ≥ 15

29 4. Sikap Masyarakat terhadap Komponen Program (Y1) adalah tingkatan

sikap yang ditunjukkan responden terhadap kegiatan program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh yang membentuk kesiapan masyarakat untuk bertindak terhadap kegiatan program yakni bina lingkungan, bina infrastruktur, bina usaha, serta bina siaga bencana. Peubah tingkatan sikap meliputi:

a. Tingkat penerimaan masyarakat (receiving) adalah tingkat kepekaan dan perhatian responden terhadap adanya kegiatan program. Terdapat 5 pertanyaan, dengan skor terendah adalah 5 dan skor tertinggi dalah 20, yang diukur dari kesediaan atau kemauan responden untuk mencari tahu tentang program PDPT, berminat, perduli, memperhatikan bekerjasama, dan membantu dalam kegiatan program.

1. Rendah = skor 5-9 2. Sedang = skor 10-14 3. Tinggi = skor ≥ 15

b. Menanggapi (responding) adalah kesediaan responden untuk terlibat secara aktif dalam program. Terdapat 5 pertanyaan, dengan skor terendah adalah 5 dan skor tertinggi dalah 20, yang diukur berdasarkan reaksi responden terhadap kegiatan program, yakni mendukung, menyetujui, bersedia mengikuti kegiatan, mematuhi, serta mengikuti aturan yang ada dalam kegiatan program.

1. Rendah = skor 5-9 2. Sedang = skor 10-14 3. Tinggi = skor ≥ 15

c. Menilai (Valuing), adalah penghargaan ataupun nilai yang diberikan seseorang kepada obyek yakni terhadap program PDPT. Tingkat ini terdapat 5 pertanyaan, dengan skor terendah adalah 5 dan skor tertinggi dalah 20, yang diukur berdasarkan perbedaan yang dirasakan oleh responden, kemampuan program dalam memperbaiki kondisi desa, kesediaan mengikuti dan mendukung program, kesediaan memberi ide atau masukan, dukungan, serta memberi informasi terkait kegiatan program.

1. Rendah = skor 5-9 2. Sedang = skor 10-14 3. Tinggi = skor ≥ 15

d. Pembentukan nilai (Organization), adalah tingkat sikap responden yang berkenaan dengan mengorganisasi suatu nilai, menghubungkan nilai/norma yang dianut, serta mengintegrasikan nilai atau norma ke dalam kebiasaan sehari-hari. Terdapat 5 pertanyaan, dengan skor terendah adalah 5 dan skor tertinggi dalah 20. Organisasi diukur dari keterlibatan responden dalam merumuskan rencana kegiatan, kesediaan memberikan usulan, kesadaran tentang pentingnya kegiatan program, dan bertanggungjawab.

1. Rendah = skor 5-9 2. Sedang = skor 10-14 3. Tinggi = skor ≥ 15

30

Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan statistik deskriptif dan inferensial. Data hasil penelitian dianalisis untuk mengetahui hubungan berbagai variabel yang diteliti, dan memberikan penjelasan secara kualitatif sebagai pendukung. Data yang diperoleh dari kuesioner dikelompokkan dengan menggunakan skoring dan pengkategorian. Analisis yang dilakukan adalah: (1) memberikan skor pada setiap data dan kemudian ditabulasi; (2) menggolongkan, menghitung jawaban dan memprosentasekan berdasarkan kategori jawaban, kemudian data diolah dengan menggunakan tabulasi distribusi frekuensi dan nilai tengah yang kemudian dianalisis. Untuk menganalisis tingkat keeratan hubungan antara peubah bebas digunakan uji korelasi Rank Spearman pada taraf kepercayaan 0.05% dengan rumus (Riduwan 2010).

1

6 1 2 2   

n n di rs Keterangan : di2 = ( Xi - Yi )2

rs = koefisien korelasi rank Spearman di = selisih ranking Xi dan Yi

Yi = ranking variabel Yi Xi = ranking variabel Xi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait