• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Lahan Percobaan Balai Penelitian Karet Sungei Putih Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang yang berada pada ketinggian tempat ± 54 m di atas permukaan laut, dimulai dari bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman karet klon IRR 118 pada Ancak A, klon PB 260 pada Ancak B tahun tanam 2003 sebagai objek penelitian klon quick starter, klon IRR 42 pada Ancak A, klon IRR 39 pada Ancak B tahun tanam 2006 sebagai objek penelitian klon slow starter, etephon Ethrel 10 PA Bayern sebagai perlakuan kontrol, kulit buah pisang dan kulit buah nenas kriteria menuju matang bewarna kuning sebagai perlakuan, etephon Sungei Putih (SP1) sebagai perlakuan, air sebagai pelarut ekstrak.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah blender untuk mengekstrak kulit buah, gelas ukur untuk mengukur pelarut, kain kasa untuk memisahkan ekstrak dan ampas kulit buah, ember sebagai wadah perlakuan, oven untuk mengukur kadar padatan total (TSC), timbangan analitik (Mettler PC 180) untuk mengukur volume lateks, kamera untuk mengamati keadaan bagian sadapan, cat sebagai penanda perlakuan yang diberikan, sikat gigi kriteria lembut (soft) merk dagang bagus untuk mengoleskan perlakuan pada bidang sadap.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Tersarang Tiga Step (Three- Stage Nested Design) dengan tiga ulangan, yaitu:

Step I : Waktu Aplikasi

A1 = Waktu Aplikasi Pertama A2 = Waktu Aplikasi Kedua A3 = Waktu Aplikasi Ketiga A4 = Waktu Aplikasi Keempat Step II : Klon Tanaman Karet

K1 = Klon IRR 118 K2 = Klon PB 260 K3 = Klon IRR 42 K4 = Klon IRR 39

Step III : Stimulan Hormon Etilen S0 = Tanpa Stimulan S1 = Stimulan Etrel S2 = Stimulan SP1

S3 = Stimulan Ekstrak Kulit Buah Pisang S4 = Stimulan Ekstrak Kulit Buah Nenas

Dengan demikian diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 80 kombinasi sebagai berikut : A1K1S0 A1K2S0 A1K3S0 A1K4S0 A1K1S1 A1K2S1 A1K3S1 A1K4S1 A1K1S2 A1K2S2 A1K3S2 A1K4S2 A1K1S3 A1K2S3 A1K3S3 A1K4S3 A1K1S4 A1K2S4 A1K3S4 A1K4S4 A2K1S0 A2K2S0 A2K3S0 A2K4S0 A2K1S1 A2K2S1 A2K3S1 A2K4S1 A2K1S2 A2K2S2 A2K3S2 A2K4S2 A2K1S3 A2K2S3 A2K3S3 A2K4S3 A2K1S4 A2K2S4 A2K3S4 A2K4S4 A3K1S0 A3K2S0 A3K3S0 A3K4S0 A3K1S1 A3K2S1 A3K3S1 A3K4S1 A3K1S2 A3K2S2 A3K3S2 A3K4S2 A3K1S3 A3K2S3 A3K3S3 A3K4S3 A3K1S4 A3K2S4 A3K3S4 A3K4S4 A4K1S0 A4K2S0 A4K3S0 A4K4S0 A4K1S1 A4K2S1 A4K3S1 A4K4S1 A4K1S2 A4K2S2 A4K3S2 A4K4S2 A4K1S3 A4K2S3 A4K3S3 A4K4S3 A4K1S4 A4K2S4 A4K3S4 A4K4S4

Jumlah Ulangan : 3 Ulangan

Jumlah Tanaman/Perlakuan : 4 Tanaman

Jumlah Tanaman/Klon : 60 Tanaman

Jumlah Tanaman Seluruhnya : 240 Tanaman

Menggunakan sidik ragam dengan model linier Rancangan Tersarang Tiga Step (Three-Stage Nested Design):

���� = µ+�+�(�)+�(��)+�(���)� � � = �,�,�,� � = �,�,�,� � = �,�,�,�,� � = �,�,� Dimana:

���� : Hasil pengamatan stimulan ke-k tersarang dalam klon ke-j dan tersarang waktu aplikasi ke-i pada ulangan ke-l µ : Nilai rataan umum

: Waktu aplikasi ke-i

�(�) : Klon ke-j tersarang dalam waktu aplikasi ke-i

(��) : Stimulan ke-k tersarang dalam klon ke-j dan tersarang waktu aplikasi ke-i

�(���)� : Galat percobaan pada stimulan ke-k tersarang dalam klon ke-j dan tersarang waktu aplikasi ke-i pada ulangan ke-l

Pelaksanaan Penelitian Pra Aplikasi

Penentuan Letak Tanaman

Ditentukan klon tanaman karet yaitu klon IRR 118 pada ancak A tahun tanam 2003, klon PB 260 pada ancak B tahun tanam 2003, klon IRR 42 ancak A tahun tanam 2006, dan klon IRR 39 ancak A tahun tanam 2006 yang akan menjadi sampel. Tanaman karet yang digunakan dengan sistem sadap normal (1/2 lilitan).

Ploting

Dilakukan ploting atau letak klon tanaman dengan pemberian tanda sesuai dengan perlakuan yang diberikan. Penandaan sampel dilakukan dengan penulisan kombinasi perlakuan pada batang tanaman karet menggunakan cat.

Pengujian Awal Tanpa Perlakuan Pengukuran Panjang Alur Sadap

Dilakukan pengukuran panjang alur sadap (cm) pada setiap sampel tanaman karet. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh lilit batang dan panjang bidang sadap terhadap produksi lateks.

Penyadapan

Dilakukan penyadapan pada tanaman karet yang telah ditentukan. Sistem sadap yang digunakan sadapan ½S D/3 yaitu sistem sadap ½ spiral dan intensitas

penyadapan 3 hari sekali. Penyadapan dilakukan pada pagi hari pukul 06.00 sampai dengan 08.00.

Panen

Pengukuran Volume Lateks

Lateks pada setiap klon dikumpulkan dari mangkuk penampung lateks yang telah ditancapkan pada batang tanaman. Pemanenan lateks dilakukan siang hari pukul 11.00 setelah penyadapan. Lateks diambil dan kemudian diukur setiap volume lateks menggunakan gelas ukur .

Pengambilan Sampel

Lateks setiap ulangan sesuai perlakuan dicampur dan diambil sebagian sebagai sampel untuk pengukuran kadar padatan total (TSC) dengan menggunakan ring sampel. Volume lateks yang diperoleh dari setiap sampel tanaman dijadikan sebagai data pembanding untuk perlakuan stimulan.

Pembuatan Ekstrak Kulit Buah Pisang

Dipilih buah pisang yang mengalami puncak klimakterik dengan kriteria matang dan bewarna kuning. Dilakukan pengupasan kulit buah pisang tersebut. Diblender kulit buah tersebut tersebut dengan campuran air sebagai pelarut dengan perbandingan 2:1. Diperas hasil blenderan tersebut menggunakan kain kasa agar terpisah ekstrak dari ampas kulit buah.

Dipilih buah nenas yang mengalami puncak klimakterik dengan kriteria matang dan bewarna kuning. Dikupas kulit buah nenas dari daging buah. Diblender kulit buah tersebut tersebut dengan campuran air sebagai pelarut dengan perbandingan 3:1. Diperas hasil blenderan tersebut menggunakan kain kasa agar terpisah ekstrak dari ampas kulit buah.

Aplikasi

Hormon Ethrel

Pengenceran pada hormon yakni dengan mencampur ethrel konsentrasi 10% dengan air dengan perbandingan 3 : 1 menjadi konsentrasi 2,5 % kemudian mengambil spoit ukuran untuk mengukur dosis tersebut juga diberikan pada klon-klon tanaman karet yang telah disiapkan. Bersihkan alur sadap dari lateks yang mengering (skrep) lalu oleskan ethrel dengan dosis 1 gram per pohon per aplikasi. Pengaplikasian dilakukan sehari sebelum sadap dengan interval 2 minggu. Aplikasi dilakukan pada pagi hari untuk menghindari suhu udara (temperatur) dan penguapan air yang terlalu tinggi dan menggunakan sistem scrapping aplication yakni stimulan dioleskan menggunakan sikat kecil sesuai dengan dosis yang ditentukan.

Etephon SP1

Diencerkan ethilen SP1 yang mengandung hormon etilen 2% dengan mencampukan dengan air sebagai pelarut. Bersihkan alur sadap dari lateks yang mengering (skrep) lalu oleskan etilen SP1 dengan dosis 1 gram per pohon per aplikasi.Pengaplikasian dilakukan sehari sebelum sadap dengan interval 2 minggu

agar stimulan yang dioleskan meresap optimal masuk kedalam pembuluh lateks. Aplikasi dilakukan pada pagi hari untuk menghindari suhu udara (temperatur) dan penguapan air yang terlalu tinggi dan menggunakan sistem scrapping aplication yakni stimulan dioleskan menggunakan sikat kecil sesuai dengan dosis yang ditentukan.

Ekstrak Kulit Buah

Bersihkan alur sadap dari lateks yang mengering (skrep) lalu oleskan ekstrak kulit buah pada bidang sadap tanaman karet. Pengaplikasian dilakukan sehari sebelum sadap dengan interval 2 minggu. Aplikasi dilakukan pada pagi hari untuk menghindari suhu udara (temperatur) dan penguapan air yang terlalu tinggi dan menggunakan sistem scrapping aplication yakni stimulan dioleskan menggunakan sikat kecil sesuai dengan dosis 5 gram per pohon per aplikasi.

Penyadapan

Dilakukan penyadapan penyadapan pertama sampai penyadapan ketiga pada bidang sadap. Penyadapan pertama dilakukan sehari setelah pengaplikasian stimulan etilen. Sistem sadap yang digunakan sadapan ½S D/3 yaitu sistem sadap ½ spiral dan disadap tiga hari sekali.

Panen

Pengukuran Volume Lateks

Lateks pada setiap klon dikumpulkan dari mangkuk penampung lateks yang telah ditancapkan pada batang tanaman. Pemanenan lateks dilakukan.

Pemanenan lateks dilakukan siang hari pukul 11.00 setelah penyadapan dimulai dari penyadapan pertama sampai penyadapan ketiga. Lateks diambil dan kemudian diukur setiap volume lateks menggunakan gelas ukur .

Pengambilan Sampel

Lateks setiap ulangan sesuai perlakuan dicampur dan diambil sebagian sebagai sampel untuk pengukuran kadar padatan total (TSC) dengan menggunakan ring sampel dan kemudian dibawa menuju laboratorium agar diukur kadar padatan total/kadar karet kering lateks tersebut.

Pengamatan Parameter Volume Lateks (ml)

Dilakukan penimbangan produksi lateks (mililiter) setiap perlakuan dan klon mulai dari penyadapan pertama sampai penyadapan ketiga.

Kadar Padatan Total (%)

Setelah dilakukan penimbangan lateks cair kemudian dilakukan pengukuran kadar padatan total atau yang biasa disebut total solid content (TSC) dengan cara pengovenan selama 12 jam dengan suhu 60 derajat. Kemudian akan diperoleh kadar kering dari lateks tersebut dan dilakukan perhitungan antara perbandingan berat basah lateks dengan berat kering setelah diovenkan.

Total Produksi (g/cm/sadap)

Seluruh data produksi seperti lateks ditimbang massanya (gram), kemudian ditotalkan menjadi data total produksi.

Dokumen terkait