• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Eksplan dimbil dari desa Bahorok, Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari – Juni 2010.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tunas yang berasal dari anakan A.malaccensis yang berumur 2 bulan. Alumumium foil, alkohol 70 %, aquades, bahan kimia media MS, zat pengatur tumbuh (BAP, IAA dan GA), deterjen, kloroks, plastik, karet, label nama, kertas saring, tissu, kapas, anti septik dan fungisida.

Sedangkan alat yang digunakan adalah timbangan analitik, petridis, sendok, pipet tetes, PH meter, stirer, hotplate, beaker glass, erlenmeyer, gelas ukur, botol kultur, autoklaf, bunsen, pinset, laminar air flow (LAF), lampu neon 10 watt, cutter, sprayer, air conditioner dan rak kultur.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap percobaan yaitu: 1. Induksi tunas

1. Induksi Tunas

Induksi tunas dilakukan dengan menanam bagian pucuk gaharu kedalam media ½ MS yang telah ditambahkan ZPT (BAP) sebagai hormon pemicu pertumbuhan tunas. Penggunaan BAP dilakukan dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 1 ppm, 2 ppm dan 3 ppm.

Tiap konsentrasi dilakukan sebanyak 10 ulangan hingga diperoleh percobaan sebanyak 30 satuan percobaan yaitu:

NB0 sebanyak 10 ulangan

NB1 sebanyak 10 ulangan

NB2 sebanyak 10 ulangan.

Dimana Nadalah media ½ MS B0 adalah BAP 1 ppm

B1 adalah BAP 2 ppm

B2 adalah BAP 3 ppm

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari percobaan I ini dapat dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap non faktorial dengan model matematis sebagai berikut: Yij = µ + ti + ∑ij i = 1,2,3 j = 1,2,3 t = Jumlah Perlakuan r = Ulangan

Dimana :

Yij= Data yang disebabkan pengaruh perlakuan pada taraf ke i dan ulangan ke j

µ = Nilai tengah umum/ rataan

Ti =Efek yang sebenarnya dari perlakuan pada taraf ke i

∑ij = Pengaruh error dari perlakuan ke i dan ulangan ke j

Apabila hasil analisis sidik ragam berbeda nyata maka dilakukan uji Duncan pada taraf 5% (Bangun, 2008).

2. Induksi Akar dan Perpanjangan Tunas

Tahap ini merupakan lanjutan dari percobaan pertama. Tunas gaharu yang digunakan adalah tunas yang tumbuh paling baik pada media ½ MS dengan konsentrasi BAP tertentu. Kemudian tunas ditanam kembali pada media ½ MS dengan ZPT (GA dan IAA) dengan konsentrasi yang berbeda.

Pada tahap ini ada 2 faktor perlakuan yang digunakan yaitu: Faktor 1. GA (Giberelin)

G0 = 0.0 ppm

G1 = 0.5 ppm

G2 = 1.0 ppm

Faktor 2: IAA (Indoel Asam Acid) I0 = 0.0 ppm

I1 = 0.5 ppm

Masing-masing kombinasi dibuat dengan 3 ulangan sehingga terdapat 27 satuan percobaan.

GoIo G0I1 G0I2

G1Io G1I1 GII2

G2Io G2I1 G2I2

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari percobaan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan model matematis sebagai berikut: Yijk = µ + αi + βj + ( αβ)ij + ∑ijk i = 1,2,3 j = 1,2,3 k = 1,2,3 Dimana :

Yijk = Respon tanaman yang diamati

µ = Nilai tengah umum

αi = Pengaruh taraf ke i dari faktor ZPT IAA dan BA

βj = Pengaruh taraf ke j dari faktor media MS

(α β)ij = Pengaruh interaksi taraf ke i dari faktor ZPT IAA dan BA dan taraf ke j dari

faktor media ½ MS

∑ijk = Pengaruh sisa percobaan taraf ke i dari faktor ZPT IAA dan BA dan taraf ke j

dari faktor media MS pada ulangan ke k

Apabila hasil analisis sidik ragam berbeda nyata maka dilakukan uji Duncan pada taraf 5% (Gomez Gomez, 1995).

Pelaksanaan Penelitian

1. Sterilisasi Alat dan Bahan

Semua alat yang akan digunakan terlebih dahulu dicuci dan dikeringkan, kemudian dibungkus dengan kertas koran dan disterilkan dengan autoklaf pada tekanan 17.5 Psi (121-1260C) selama 30 menit. Dikeluarkan dan didinginkan, kemudian botol kultur diberi label nama untuk berbagai perlakuan. Bahan-bahan yang akan kita gunakan juga harus disterilkan dalam autoklaf dengan tekanan yang sama selama 15 menit.

2. Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan adalah tunas yang diambil dari anakan gaharu yang berumur 2 bulan. Pengambilan sampel dilakukan pada tanaman yang bebas dari penyakit serta yang memiliki pucuk yang sehat.

3. Pembuatan Media

Media dibuat dengan menuang stok AB (NH4NO3 dan KNO3) sebanyak 20 ml,

stok C (CaCl2H2O) sebanyak 5 ml, stok D (MgSO47H2O dan KH2PO4) sebanyak 5 ml,

stok E (FeSO4.7H2O dan Na2EDTA) sebanyak 5 ml, stok hara mikro (MnSO4.4H2O,

ZnSO4.7H2O, H3BO3) sebanyak 5 ml, stok mio inositol sebanyak 1 ml kedalam

erlenmeyer ukuran 1 liter kemudian ditambahkan aquades hingga volume larutan 1 liter. Diukur pH dari larutan dengan pH meter hingga pH nya 5.6/5.8. Larutan dipanaskan dengan suhu 700 C dengan api sedang hingga larutan mendidih. Dimasukkan gula sebanyak 30 gr, tambahkan agar sebanyak 8 gr aduk hingga rata. Tuang larutan ke dalam 30 botol kultur tambahkan BAP dengan konsentrasi 1, 2, 3 ppm dimasukkan kedalam botol kultur 10 untuk 1 ppm, 10 untuk 2 ppm dan 10 lagi untuk 3 ppm. Lalu

ditutup kembali dengan alumunium foil hingga rapat. Botol kultur dimasukkan ke dalam autoklaf untuk sterilisasi, biarkan selama 1 jam botol disusun pada rak kultur.

4. Sterilisasi Eksplan

Proses sterilisasi eksplan dilaksanakan dengan 2 tahapan yaitu di luar LAF dan di dalam LAF.

a. Sterilisasi di luar LAF

Pengambilan pucuk dilapangan dilakukan dengan menggunakan cutter yang steril. Pucuk yang diambil berukuran 3 cm atau 2 daun dari pucuk. Dicuci sebanyak 3 kali dengan air mengalir hingga pucuk beserta daunnya bersih dari debu dan kotoran.

Pucuk yang telah dibersihkan dicuci kembali dengan deterjen, bilas dengan air mengalir sebanyak 3 kali hingga pucuk benar-benar bersih . Pucuk yang sudah bersih direndam dengan fungisida selama 1 jam, bilas dengan air mengalir sebanyak 3 kali hingga tidak ada sisa fungisida yang menempel pada pucuk gaharu.

Dilarutan HgCl2 konsentrasi 0,01 sebanyak 500 ml kedalam beaker glass. Rendam

pucuk selama 15 menit. Cuci dengan aquades hingga bersih. Semprot atau lumuri pucuk dengan alkohol 90% bilas dengan aquades hingga bersih.

b. Sterilisasi di dalam LAF

Pucuk steril dibawa ke dalam ruang tanam dan diletakkan pada LAF. Rendam pucuk dalam kloroks 10 % selama 15 menit. Lalu dibilas dengan aquades steril sebanyak 4 kali hingga tidak ada lagi kloroks yang menempel pada pucuk. Pucuk direndam dengan anti septik dengan kepekatan 20% selama 5 menit dibersihkan dengan aquades steril lalu dikeringkan dengan kertas saring yang diletakkan pada cawan petri. Pucuk siap ditanam.

5. Induksi Tunas

Tunas yang sudah steril k dipotong atau dibuang bagian daunnya hingga panjang tunas yang tersisa 1 cm. Tanam pucuk yang sudah steril pada media yang telah disiapkan. Bagian pangkal tunas ditanam pada media. Tunas ditanam dengan posisi tegak lurus. Botol ditutup dengan alumunium foil, plastik dan karet agar udara tidak masuk ke dalam botol.

6. Pemeliharaan

Eksplan yang telah ditanam pada botol kultur disusun pada rak kultur yang telah dibersihkan terlebih dahulu. Diatur suhu dan kelembaban dari ruang kultur. Suhu ruang kultur adalah 210C. Setiap hari botol disemprot dengan alkohol untuk mencegah adanya virus atau bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan kontaminasi. Setiap melakukan pengamatan rak kultur harus disemprot terlebih dahulu dengan alkohol.

7. Induksi Akar dan Perpanjangan Tunas

Setelah pucuk gaharu menghasilkan tunas dari media dengan ZPT BAP yang terbaik maka dilakukan lagi pengambilan sampel dari lapangan. Tunas disterilkan seperti perlakuan diatas. Kemudian tunas yang sudah steril ditanam pada media MS dengan BAP terbaik hingga diperoleh jumlah tunas yang cukup untuk percobaan kedua. Tunas yang telah tumbuh kemudian ditanam kembali pada media ½ MS + GA dan IAA dengan konsentrasi masing-masing adalah 0 ppm, 0,5 ppm dan 1 ppm. Botol kultur tersebut disusun pada rak kultur. Dan diamati hingga terlihat adanya pertumbuhan tunas dan pembentukan akar.

8. Parameter Pengamatan

Parameter yang akan diamati dalam penelitian ini adalah :

1. Konsentrasi BAP berpengaruh terhadap pembentukan tunas A. Malaccensis (hari) 2. Panjang tunas (mm) pengukuran dilakukan dari pangkal tunas hingga ujung tunas

dengan menggunakan kertas milimeter pada pengamatan terakhir

3. Konsentrasi IAA dan GA berpengaruh terhadap perpanjangan tunas A. Malaccensis (hari) dan induksi akar (hari).

HASIL DAN PEMBAHASAN

.

Pada penelitian ini eksplan yang digunakan adalah pucuk anakan gaharu berumur 2 bulan yang sehat dan bebas dari serangan hama dan penyakit. Pucuk yang digunakan adalah berukuran seragam yaitu 1 cm untuk masing-masing perlakuan. Sebelumnya pucuk yang diunakan telah mengalami proses sterilisasi terlebih dahulu. Untuk eksplan yang digunakan kondisi sumber eksplan dialam juga berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan kultur jaringan yang kita lakukan.

Tanaman A. malaccensis merupakan tanaman tahunan berkayu yang memiliki daya multiplikasi relatif lambat (rendah). Ini bukan hanya terjadi pada gaharu saja akan tetapi terjadi juga pada tanaman berkayu lainnya, seperti manggis, cendana, ramin dll.Hal ini terlihat pula dari data yang telah diperoleh dimana gaharu yang ditanam dari pucuk memiliki masa inisiasi tunas yang lambat. Umumnya tanaman tahunan terinduksi kepada perpanjangan tunas, tidak seperti tanaman semusim yang memiliki daya multiplikasi yang lebih cepat.

Induksi Tunas

Pucuk A. malaccensis yang ditumbuhkan secara aseptik pada ketiga media yang diberi perlakuan memiliki waktu bertunas yang sama yaitu 14 hari setelah tanam (hst). Namun hal ini tidak mempengaruhi terhadap pertumbuhan tunas yang terbentuk. Dimana dari pengamatan yang telah dilaksanakan kurang lebih 1 bulan diketahui masing-masing media bahwa persen hidup tunas terbesar terdapat pada media dengan BAP 1 ppm dengan nilai 80% dari jumlah eksplan yang digunakan. Sedangkan untuk persen mati

Dokumen terkait