• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas menurut Basrowi, Suwandi (2008:25) merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran dikelas. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru dilapangan. Jadi, penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan dikelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar guru sehingga mampu menghasilkan anak didik yang berprestasi.

Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas adalah karena peneliti terlibat langsung dalam penelitian. Dalam penelitian ini, anak yang ada di dalam kelas dijadikan objek penelitian, maka siswa yang berada didalam kelas tersebut adalah sebagai populasi yang diteliti.

Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas (Suharsimi Arikunto, 2010:137) menjabarkan sebagai berikut:

13

Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas Model Suharsimi Arikunto

Pada tiap siklus terdiri dari 4 komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak didik kelompok B di RA Masyithoh Nglondong Kec. Parakan Kab. Temanggung tahun pelajaran 2017/2018 yang

Perencanaan (Planning) Pelaksanaan (Acting) Pengamatan (Observing) Refleksi (Reflecting) Pengamatan (Observing) Pelaksanaan (Acting) Pengamatan (Observing) Refleksi (Reflecting) Selesai Siklus I Siklus II

14

berjumlah 22 anak yang terdiri dari 9 laki-laki dan 13 perempuan. Peneliti memilih kelompok B karena pada kelas tersebut terjadi suatu masalah yaitu hasil belajar anak didik dalam kegiatan kemampuan berhitung rendah, sehingga perlu dicari solusi pemecahannya.

3. Langkah-langkah Penelitian

Secara garis besar Penelitian Tindakan Kelas terdapat empat langkah kegiatan (siklus) yang lazim dilakukan. Menurut Arikunto (2006:16) keempat langkah tersebut adalah:

a. Tahap 1: Menyusun Rencana Tindakan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi, maka peneliti minta masukan dari guru, kepala sekolah, dan teman sejawat.

b. Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap kedua dari penelitian tindakan kelas adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan rancangan, yaitu melakukan tindakan kelas.

c. Tahap 3: Pengamatan (Observing)

Yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berlangsung. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu bersamaan.

15 d. Tahap 4: Refleksi (Reflecting)

Merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Dalam kegiatan ini peneliti melakukan evaluasi diri atau dengan kata lain peneliti mengadakan “dialog” pada diri sendiri terhadap apa yang telah dilakukannya. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan tindakan, kemudian hasil refleksi ini digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merencanakan tindakan pada siklus berikutnya.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas adalah:

a. Rencana Kegiatan Harian (RKH), yaitu seperangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan menyusun untuk tiap putaran. Masing-masing RKH berisi tentang tingkat pencapaian perkembangan, indikator, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar, serta hasil penelitian.

b. Tes buatan peneliti, yaitu berupa lembar penugasan yang dikerjakan oleh anak didik yang berupa anak memasangkan gambar dengan angka yang jumlahnya sesuai dengan gambar. Tes buatan peneliti tersebut digunakan untuk mendapatkan data kualitatif nantinya.

c. Lembar observasi, yaitu lembar yang digunakan untuk mengamati anak didik selama proses pembelajaran berlangsung secara bersamaan.

16

d. Wawancara, yang mana ditujukan kepada informan yaitu kepala sekolah dan guru pendamping kelompok B di RA Masyithoh Nglondong Kec. Parakan Kab. Temanggung. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang data atau profil sekolah dan pendapat guru sebelum dan sesudah menerapkan kegiatan belajar mengajar (KBM) menggunakan media alat permainan edukatif kotak pinguin.

e. Dokumentasi, peneliti membutuhkan dokumentasi meliputi: (1) Foto kegiatan pembelajaran

(2) RKH

(3) Data siswa, guru dan profil sekolah

f. Catatan lapangan yang diperlukan peneliti disini adalah catatan rinci tentang keadaan selama proses pembelajaran terjadi pada saat penelitian. Catatan lapangan diperoleh dari apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan oleh peneliti.

5. Pengumpulan Data

Ada sejumlah strategi pengumpulan data yang dapat digunakan, akan tetapi tidak semua strategi cocok untuk semua jenis data. Oleh karena itu peneliti harus memilih strategi yang tepat. Adapun strategi yang digunakan peneliti antara lain, yaitu:

a. Metode observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat

17

kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004:104). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 panca inderanya yaitu penglihatan dan pendengaran. Menurut Sukardi (2009:78) menyatakan bahwa observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami. Dalam hal ini peneliti mengamati proses belajar, dan pemahaman selama pembelajaran berlangsung.

b. Metode dokumentasi

Tabroni (2003 : 158) mengemukakan metode dokumentasi adalah metode atau alat untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa cacatan, transkip buku, surat kabar, notulen.

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang anak didik melakukan kegiatan sehari-harinya. Strategi ini menurut Sukardi (2009 : 81) untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan guru, keadaan sarana prasarana, dan keadaan siswa.

c. Tes

Menurut Depdiknas tahun 2006 tentang Penilaian di Taman Kanak-Kanak bahwa:

Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang telah ditetapkan.

18

Peneliti merancang lembar penugasan untuk anak didik sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai hasil penerapan metode pembelajaran menggunakan media alat peraga edukatif kotak pinguin, kemudian akan dianalisa dan diambil kesimpulannya.

6. Analisis Data

Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaah, pengelompokan, sistematis, penafsiran, dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis, dan ilmiah (Subrayogo dan Tobroni, 2003:191).

Menurut Miles dan Huberman dalam Suprayogo dan Tabroni (2003:192), tahap analisis data dalam penelitian kualitatif secara umum dimulai sejak pengumpulan data, reduksi data, penyaji data, dan menarik kesimpulan.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis yang bersifat diskriptif kualitatif, yaitu mendiskripsikan data yang diperoleh melalui instrumen penelitian. Setelah data terkumpul kemudian diklasifikasikan ke dalam dua kelompok data yaitu kuantitatif yang berbentuk angka – angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata dan simbol.

Apabila penelitian tahap pertama (siklus I) belum memenuhi tujuan pembelajaran dengan baik, maka diadakan tindak lanjut (penelitian ulang yaitu tahap siklus II). Jika sudah dapat memenuhi atau berhasil dalam tujuan pembelajaran tersebut maka penelitian dihentikan sampai siklus II.

19

Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan

Selain metode analisis diatas, peneliti juga menggunakan statistik sederhana untuk membantu mengungkapkan data sebagai upaya memperoleh data dan informasi secara lengkap.

Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak

Simbol Bintang Skor/ Nilai Kategori Kriteria/Ketentuan 1 Belum Muncul (BM) Jika anak mencoba, kurang

tepat atau anak tidak mau mencoba.

2 Mulai Muncul (MM) Jika anak bisa dengan bantuan meniru teman 3 Berkembang Sesuai

Harapan (BSH)

Jika anak bisa dengan bantuan awalan 4 Berkembang Sangat

Baik (BSB)

Jika anak bisa tanpa bantuan

Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran maupun dari hasil tindakan yang telah dilakukan. Analisis data observasi terhadap guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran digunakan untuk melakukan refleksi, agar peneliti dapat menentukan tindakan yang dapat diambil pada siklus berikutnya. Analisi data terhadap anak dilakukan beberapa tahap seperti Mulyasa (2009 :101) yaitu :

1. Menjumlah skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan.

2. Menghitung presentase peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak. Presentase pencapaian kemampuan rumusnya, yaitu :

20

Presentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 % Jumlah skor maksimum

Presentase Keberhasilan Kelas= Total prosentase pencapaian kelas x 100% Jumlah siswa

3. Membuat tabulasi skor observasi pengamatan kemampuan berhitung permulaan menggunakan alat permainan edukatif kotak pinguin, adapun rancangan tabel sebagai berikut:

Tabel 1.2 Lembar Perbandingan Hasil Pencapaian Tiap Siklus dengan Indikator Keberhasilan

No Nama Anak Persentase Pencapaian Persentase Keberhasilan Status Pencapaian Keterangan :

- Persentase pencapaian: diperoleh dari perhitungan persentase peningkatan kemampuan berhitung permulaan pada masing-masing anak - Persentase keberhasilan :diperoleh dari persentase standar ketuntasan

belajar yang ditetapkan oleh pihak sekolah, yaitu standar keberhasilan hasil belajar tiap anak sebesar 85%

4. Status pencapaian : diperoleh dari perbandingan antara skor persentase pencapaian dengan persentase keberhasilan (85%). Jika hasil persentase pencapaian < (kurang dari) persentase keberhasilan maka status pencapaian

21

yaitu “B” artinya belum tercapai. Dan bila persentase pencapaian ≥ (lebih dari atau sama dengan) persentase keberhasilan maka status pencapaian yatu “S” artinya sudah tercapai

5. Penelitian pada setiap Siklus akan berhasil bila anak sudah mencapai persentase yang telah ditentukan.

Dokumen terkait