• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan, mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti. Termasuk didalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan apa pula produk interaksi yang berlangsung(Siagian, 2011:52).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Penelitian membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, leporan terperinci dari pandangan informan dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswel, 2008:15). Melalui penelitian ini penulis ingin menggambarkan strategi Ibu sebagai orang tua tunggal terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi tersebut dipilih dengan pertimbangan karena peneliti melihat fenomena Ibu sebagai orang tua tunggal yang berjuang untuk keluarganya merupakan suatu fenomena sosial yang perlu

dikaji lebih dalam karena peran sebagai orang tua tunggal bukanlah hal yang mudah untuk dijalankan peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh bagaimana cara individu mengatasi permasalahan sosial ekonomi yang muncul semenjak suaminya meninggal ketika dihadapkan dengan tuntutan memenuhi kebutuhan hidup keluarga atau membiayai sekolah anak-anak mereka. Alasan ini juga yang membuat peneliti memutuskan untuk lebih memfokuskannya lagi pada Ibu tunggal yang masih memiliki tanggungan anak yang masih sekolah karena dalam kondisi seperti tutuntutan ekonomi menjadi lebih tinggi dibandingkan pada Ibu tunggal yang tidak memiliki anak yang masih sekolah. Sedangkan pertimbangan lain yaitu lokasi tersebut relatif mudah terjangkau, ditinjau dari segi waktu dan biaya, sehingga prosedur ijin penelitian, pengambilan data akan memperoleh kemudahan. Disamping itu belum pernah diadakan penelitian yang serupa di Desa Namo Bintang.

3.3 Informan Penelitian

Pada penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian. Pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Subjek penelitian pada penelitian kualitatif disebut informan. Informan adalah orang-orang yang dipilih untuk diobservasi dan diwawancarai sesuai dengan tujuan peneliti untuk memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian (Suyanto dan Sutinah, 2005: 171-172). Orang-orang yang dijadikan sebagai informan adalah orang-orang yang memiliki pengalaman sesuai dengan penelitian. Adapun informan dalam penelitian ini meliputi informan informan pangkal, informan kunci dan informan tambahan.

a. Informan Pangkal merupakan informan awal yang dijumpai yang dianggap dapat membantu peneliti dalam melakukan penelitian. Informan pangkal dalam penelitian ini adalah Kepala Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang.

b. Informan kunci, yaitu orang memiliki pengetahuan yang luas tentang masalah yang sedang diteliti. Informan kunci dalam penelitian ini adalah orang tua tunggal wanita, jumlah informan sebanyak 5 ibu sebagai orang tua tunggal. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan purposive. Menurut Burhan Bungin (2008: 53)Teknik purposive yaitu teknik mendapat sampel dengan memilih informan kunci yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data, serta lebih tepatnya ini dilakukan secara sengaja.

Dengan karakteristik informan:

1. Ibu sebagai kepala keluarga, berumur 30-45 tahun.

2. Ibu yang memiliki 2 orang anak atau lebih

3. Menjadi orang tua tunggal karena kematian suami.

4. Menjadi orang tua tunggal selama lebih 3 tahun.

5. Memiliki cukup waktu, bersifat terbuka

c. Informan tambahan, yaitu orang yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti(Hendarso dalam Sutinah, 2005:171). Informan tambahan dalam

penelitian ini adalah anak, tetangga dan saudara dekat dari orang tua tunggal.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut

1. Studi Kepustakaan

Studi pustaka yaitu sumber data yang diperoleh dari beberapa buku, data data dan jurnal yang berhubungan dengan masalah sehingga diperoleh kelengkapan data. Studi pustaka dilakukan dibeberapa tempat, yaitu perpustakaan FISIP USU, perpustakaan pusat USU dan perpustakaan lainnya yang mendukung dalam referensi yang berkaitan dengan strategi Ibu sebagai orang tua tunggal terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga.

2. Studi Lapangan

Studi lapangan yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan subjek penelitian, yakni :

a. Observasi

Sutopo (2002: 64) Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda, serta rekaman gambar. Selama penelitian berlangsung pengumpulan data juga dilakukan dengan teknik pengamatan pada berbagai aktivitas yang

dilakukan oleh Ibu tunggal serta berbagai kondisi-kondisi seperti misalnya :

a. Kondisi rumah tangga, contohnya kondisi rumah yang ditempati oleh Ibu tunggal dan anaknya.

b. Aktivitas yang dilakukan oleh para Ibu tunggal dalam rutinitas kehidupan sehari-hari seperti bekerja dan melakukan pekerjaan sampingan dalam menambah pendapatan keluarga dan juga bagaimana hubungan sosial mereka dengan masyarakat sekitarnya seperti hubungan kekerabatan dan hubungan dengan tetangga mereka.

Pengamatan dilakukan terlibat dalam berbagai aktivitas Ibu tunggal, khususnya kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh Ibu tunggal dalam memenuhi kebutuhan keluarga, misalnya pergi bersama-sama ke lokasi kebun, pabrik, dan tempat berjualan untuk melihat langsung aktivitas yang dilakukan oleh Ibu tunggal. Teknik ini peneliti dapat menjalin hubungan baik secara lebih cepat serta dapat menggambarkan keadaan langsung kehidupan Ibu tunggal yang sebenarnya. Data yang diperoleh melalui pengamatan juga sekaligus berguna untuk konfirmasi data yang akan diperoleh nantinya melalui wawancara. Untuk membantu pengamatan peneliti juga menggunakan kamera untuk mendokumentasikan hasil observasi di lapangan.

b. Wawancara

Moleong (2007:186) Wawancara adalah Percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan yang dimaksud dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Wawancara mendalam yang dilakukan dalam penelitian ini dipandu pedoman wawancara.

Wawancara mendalam yang ditujukan kepada informan pangkal untuk memperoleh data mengenai latar belakang sejarah desa, dan data-data penduduk. Wawancara mendalam yang ditujukan kepada informan kunci yaitu Ibu sebagai orang tua tunggal untuk memperoleh informasi tentang : a. Persoalan mendasar tentang kehidupan keluarga dengan Ibu sebagai

orang tua tunggal.

b. Besarnya pendapatan dan pengeluaran keluarga Ibu tunggal.

c. Kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan sehari-hari.

d. Pengerahan, aktivitas, dan tindakan yang dilakukan oleh para Ibu tunggal sebagai bentuk strategi dalam menyiasati tekanan ekonomi keluarga.

e. Strategi yang mereka lakukan untuk meningkatkan atau mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Sedangkan wawancara mendalam yang dilakukan pada informan tambahan dilakukan untuk review informasi dari informan kunci dan informan utama juga untuk memperoleh tanggapan mereka atas kondisi keluarga dengan Ibu sebagai orang tua tunggal.

3.5 Teknik Analisis Data

dari berbagai sumber data yang terkumpul, mempelajari, menelaah, menyusun dalam satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya, dan memeriksa keabsahan data serta mendefenisikannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya peneliti untuk membuat kesimpulan peneliti (Moeleong, 2007:247)

Selain itu, data-data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif, artinya untuk analisis data tidak diperlukan model uji statistik dengan memakai rumus-rumus tertentu, melainkan lebih ditujukan sebagai tipe penelitian deskriptif. Kutipan hasil wawancara dan observasi sejauh mungkin akan ditampilkan untuk mendukung analisis yang disampaikan, sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut.

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat Desa Namo Bintang

Desa Namo Bintang adalah salah satu desa yang terletak di kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang. Desa Namo Bintang yang ada sekarang adalah penggabungan dari dua desa di sekitarnya, yaitu Desa Rumah Mbacang/Ujung Jawi dan Desa Sumbringen. Pada tahun 1985 ditetapkan nama ketiga desa ini menjadi Desa Namo Bintang dan kedua desa yang ada di sekitarnya diubah menjadi Dusun I dan Dusun II.

Untuk dapat mengetahui asal mula bermukimnya penduduk di desa ini, penulis menemui kesulitan dengan tidak adanya catatan tentang hal itu. Namun diperkirakan daerah ini sudah dihuni sejak tahun 90 tahun yang lalu. Menurut penduduk setempat, daerah Namo Bintang berupa rawa-rawa dan sawah serta perladangan yang terlantar. Nama Namo Bintang diambil dari nama sebuah sungai yang mengalir di pinggiran desa dan sungai tersebut mempunyai Namo, yang mana kalau diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti Lubuk. Lubuk-lubuk tersebut dijadikan tempat pemandian dan pemancingan oleh penduduk yang berada di sekitar lubuk-lubuk tersebut. Menurut cerita orang-orang tua, di sekitar Namo (lubuk) dapat mengeluarkan cahaya terang-benderang dikala bulan purnama, dan inilah cikal bakal diberinya nama desa tersebut menjadi Namo Bintang.

4.2 Letak Geografis

Desa Namo Bintang di bagian Selatan Kotamadya Medan dan bagian Timur Ibukota kecamatan Pancur Batu. Luas desa ini seluruhnya 495,2 hektare

yang terdiri dari 50 hektare daerah pemukiman, 35 hektare daerah pertanian sawah, 200 hektare daerah perladangan dan 150 hektare daerah perkebunan serta 60,2 hektare untuk fasilitas umum dan lain-lain. Desa ini terdiri dari 5 (lima) dusun, yaitu:

Dusun I : Desa Namo Bintang dan Namo Bintang Kuta

Dusun II : Desa Sumberingen dan Kloni IV

Dusun III : Desa Rumah Mbacang dan Ujung Jawi Dusun IV : Desa Simpang Gardu dan Simpang Kongsi Dusun V : Desa GRT Tahap I dan GRT Tahap II.

Secara administratif Desa Namo Bintang berbatasan dengan Kota Medan di sebelah Utara, Desa Namo Simpur kecamatan Pancur Batu di sebelah Selatan, Desa Durin Tonggal kecamtan Pancur Batu di sebelah timur dan berbatasan dengan Desa Baru kecamatan Pancur Batu di sebelah Barat. Desa Namo Bintang mempunyai dua iklim yaitu musim kemarau dan musin penghujan, dimana kedua iklim tersebut dipengaruhi oleh angin laut dan angin pegunungan yang merupakan salah satu faktor pendukung dalam kesuburan tanah.

4.3 Sturuktur Organisasi Pemerintahan

Struktur organisasi suatu hal yang harus dimiliki oleh suatu lembaga untuk mencapai hasil kerja yang efisien dan afektif. Di samping itu sturuktur organisasi merupakan kerangka landasan bagi pengemban tugas untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan hirarki yang ada. Struktur organisasi pada dasarnya mengandung penetapan batas-batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing. Dengan demikian diharapkan adanya satu kesatuan komando dalam penggerak dan langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pemerintahan desa Namo Bintang sebagai suatu organisasi pemerintah berdasarkan keputusan MENDAGRI dengan merujuk pada dua Undang-Undang yaitu Undang-Undang No.5 Tahun 1979 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Desa dan Undang-Undang No .5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan Desa mempunyai struktur organisasi yang didukung oleh sejumlah bawahan, maka dibentuk LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa) sebagai DPR-nya desa yang mendampingi Kepala Desa dan LMD (lembaga Musyawarah Desa) sebagai MPR-nya desa yang

bekerja sama dengan Kepala Desa dalam membuat keputusan desa.

Sedangkan untuk membantu tugas-tugas Sekretaris Desa ada 4 (empat) orang pembantu yang disebut dengan Kaur (Kepala Urusan) yakni masing-masing Kaur Pemerintahan, Kaur Pembangunan, Kaur Kesejahteraan Rakyat dan Kaur Keuangan. Disamping itu struktur pemerintahan desa juga dilengkapi dengan Lembaga Musyawarah Desa (LMD) dan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD).

Sarana Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa Namo Bintang yang bertujuan untuk mengembangkan aspek-aspek kehidupan masing-masing seksi jumahnya relatif kecil. Sarana-sarna LKMD yang sudah tersedia antara lain : - Sarana keagamaan, dengan membentuk satu kelompok remaja mesjid yang diberi nama Himpunan Remaja Mesjid Amal Nahdatul Namo Bintang (HIRMAN) dan satu kelompok pemuda Gereja (PERMATA) GBKP serta Naposo Nauli Bulung Gereja HKBP dan GKPS.

- Sarana Pemuda, dengan membentuk satu kesatuan Karang Taruna Namo Bintang.

- Sarana olahraga, dengan membentuk satu kesatuan olahraga yang memanfaatkan sarana lapangan olahraga volley dan lapangan sepak bola.

- Sarana kesehatan, dengan membangun satu unit Puskesmas pembantu serta satu unit POSYANDU.

- Sarana organisasi sosial dengan membentuk satu kelompok anggota PKK dan delapan anggota Dasawisma.

4.4 Sarana Umum

Seperti desa-desa lain di kecamatan Pancur Batu, sarana transportasi dalam bentuk jalan, keseluruhannya sudah diaspal, arus hilir mudik kenderaan sering terlihat di jalan raya, karena jalan tersebut merupakan sarana jalan yang menghubungkan antara kecamatan Pancur Batu dengan kecamatan Deli Tua. Jarak antara Desa Namo Bintang dengan Ibukota kecamatan Pancur Batu hanya berkisar 1,5 km yang biasa di tempuh dengan berjalan kaki atau dengan menggunakan beca mesin dengan ongkos lima ribu rupiah. Sarana air bersih untuk keperluan sehari-hari dapat menggali sumur dengan kedalaman 7-8 meter, serta dapat menggunakan fasilitas air ledeng atau PAM. Dalam hal penerangan, sudah lama Perusahaan Listrik Negara (PLN) memasuki daerah ini. Bidang kesehatan, di desa Namo Bintang terdapat 5 klinik. Klinik ini mempunyai satu orang bidan yang melayani masyarakat setiap hari untuk memeriksa kesehatannya. Apabia keadaan pasien dianggap cukup serius, bidan tersebut merujuk pasien ke Puskesmas kecamatan di Pancur Batu yang mempunyai tenaga medis sebanyak 6 orang. Selain klinik di desa tersebut juga terdapat satu unit Pos Yandu (Pos Pelayanan Terpadu) yang merupakan wadah penunjang kesehatan dan

memusatkan perhatianya untuk memberi penyuluhan tentang keluarga sehat dan bahagia.

4.5 Keadaan Penduduk

Berdasarkan Sensus pendataan Daftar Keadaan Jumlah Rumah Tangga Desa Namo Bintang tahun 2012, jumlah penduduknya sebanyak 4.550 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1.107 KK. Jumlah penduduk trsebut, terdiri dari 2.283 jiwa laki-laki dan 2.267 jiwa perempuan yang tersebar di Desa Namo Bintang (Data Desa Namo Bintang). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut.

Tabel 1

Komposisi Penduduk Desa Namo Bintang Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

1 Laki-laki 2.283

2 Perempuan 2.267

Jumlah 4.550

Sumber : Data Desa Namo Bintang Tahun 2012 Tabel 2

Komposisi Penduduk Desa Namo Bintang Menurut Kelompok Umur

No Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-5 182 199 381 2 6-15 403 547 950 3 16-25 582 425 1007 4 26-55 973 862 1835 5 56 ke atas 163 214 377 Jumlah 2303 2247 4550

Dari tabel 2 di atas, tampak bahwa mayoritas penduduk Namo Bintang berusia antara 26 tahun hingga 55 tahun sebanyak 1.835 jiwa yang terdiri dari jumlah laki-laki 973 orang dan perempuan 862 orang. Kemudian diikuti oleh kelompok umur 16 tahun hingga 25 tahun yang berjumlah 1007 orang. Kelompok umur 6 – 15 tahun jumlah keseluruhannya sebanyak 950 orang. Sedangkan kelompok umur balita antara 0–5 tahun berjumlah 381 orang. Kelompok umur yang paling sedikit adalah kelompok umur 56 tahun ke atas yang berjumlah 377 orang. Sarana pendidikan di desa Namo Bintang hanya tersedia untuk Sekolah Dasar yaitu Sekolah Dasar Negeri dan Sekolah Dasar Inpres. Umumnya warga masyarakat telah tamat SD melanjutkan sekolah SMP ke ibukota kecamatan Pancur Batu.Demikian juga halnya untuk tingkat SLTA dilanjutkan ke Pancur Batu dimana SLTP dan SLTA telah banyak tersedia baik itu negeri maupun swasta.

Pendidikan pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan pokok atau dirasakan sangat perlu. Di bawah ini disajikan data penduduk menurut pendidikan.

Tabel 3

Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Tidak pernah sekolah 799

2 Belum sekolah 790

3 TK 409

4 Tidak Tamat SD 442

6 Tamat SLTP 401 7 Tamat SLTA 356 8 Kursus/ keterampilan 285 9 Diploma 216 10 Sarjana 30 Jumlah 4550

Sumber : Data Desa Namo Bintang

Dari tabel 3 di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk yang tamat sekolah SLTA sangat besar jumlahnya yaitu sebanyak 799 orang, hal ini sudah dapat dikatakan baik. Kemudian penduduk yang tamat SLTP berjumlah 790 orang disusul penduduk yang tamat SD sebanyak 822 orang. Penduduk yang tidak pernah sekolah berjumlah 285 orang, penduduk yang belum sekolah sebanyak 356 orang, sedangkan TK sebanyak 30 orang dan kursus/keterampilan sebanyak 401 orang. Penduduk yang setelah tamat SLTA yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi Akademi berjumlah 442 orang. Penduduk yang telah berhasil dari perguruan tinggi sebanyak 216 orang.

Berdasarkan Agamanya mayoritas penduduk desa Namo Bintang beragama Islam, yaitu 2452 orang. Di bawah ini disajikan data penduduk desa Namo Bintang menurut agama.

Tabel 4

Komposisi Penduduk Menurut Agama

No Agama Jumlah(Jiwa)

1 Islam 2452

2 Protestan 469

4 Hindu 16

5 Budha 0

Jumlah 4550

Sumber : Data Desa Namo Bintang

Dari tabel di atas, tampak bahwa mayoritas penduduk desa namo bintang menganut agama islam sejumlah 2452 orang, kemudian diikuti penganut agama Khatolik sebanyak 1613 orang. Penganut agama Kristen Protestan sebanyak 469 orang. Sementara itu penganut agama Hindu sebanyak 16 orang dan penganut agama Budha tidak ada. Tempat ibadah berupa Mesjid, dan Gereja cukup tersedia kecuali untuk Vihara dan Pura belum ada di desa Namo Bintang. Dengan perincian yaitu 4 buah Mesjid dan 9 buah Gereja.

Jenis mata pencaharian penduduk desa Namo Bintang beragam. Di bawah ini disajikan data tentang jenis mata pencaharian penduduk.

Tabel 5

Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah(KK)

1 PNS/ABRI/TNI/POLRI 65

2 Pegawai Swasta 143

3 Pemungut Barang Bekas 241

4 Bertani 256 5 Pedagang 67 6 Jasa 84 7 Pensiunan 62 8 Buruh 87 Jumlah 1005

Dari tabel 5 tampak bahwa mayoritas penduduk Namo Bintang bekerja sebagai petani, yaitu sejumlah 256 KK, kemudian diikuti oleh Pemungut barang bekas sejumlah 241 KK.pegawai swasta sebanyak 143 KK, buruh sebanyak 87 KK. Jasa misalnya supir, kondektur dan lain sebagainya berjumlah 84 KK, pedagang berjumlah 67 KK, PNS/ABRI/TNI/POLRI berjumlah 65 KK sedangkan pensiunan sebanyak 62 KK. Berdasarkan suku bangsa, data kepedudukan yang mendiami desa Namo Bintang sebagai berikut.

Tabel 6

Komposisi Penduduk Menurut Suku Bangsa

No Suku Bangsa Jumlah(jiwa)

1 Jawa 1137 2 Batak Karo 910 3 Batak Toba 489 4 Batak Simalungun 419 5 Nias 85 6 Melayu 283 7 Lain-lain 1227 Jumlah 4550

Sumber : Data Desa Namo Bintang

4.6 Deskripsi Kepala Keluarga Perempuan di Desa Namo Bintang

Suatu keluarga membutuhkan adanya seorang kepala keluarga. Dalam masyarakat Indonesia yang menjadi kepala keluarga adalah suami, namun apabila suami meninggal, bercerai atau berpisah, seorang istri secara otomatis menjadi kepala keluarga. Jumlah kepala keluarga menurut jenis kelamin di Desa Namo Bintang dengan laki-laki sebagai kepala keluarga berjumlah 851 jiwa sedang

kepala keluarga perempuan berjumlah 256 jiwa. Dengan komposisi kepala keluarga perempuan sebagai berikut:

Tabel 7

Komposisi Kepala Keluarga Perempuan di Desa Namo Bintang Menurut Kelompok Umur

No Umur Jumlah 1 30-40 52 2 40-50 90 3 50-60 65 5 60 ke atas 49 Jumlah 256

Sumber : Data Desa Namo Bintang

Jumlah kepala keluarga perempuan di Desa Namo Bintang menurut umur data individu tahun 2012 tercatat 256 jiwa. Penduduk usia 30-40 tahun sebanyak 52 jiwa, penduduk usia 40-50 tahun sebanyak 90 jiwa, penduduk usia 50-60 sebanyak 65 jiwa dan penduduk usia 60 keatas sebanyak 49 jiwa. Dari data diatas dapat diketahui bahwa kepala keluarga perempuan sebagian besar merupakan golongan usia produktif.

Jenis mata pencaharian kepala keluarga perempuan Desa Namo Bintang beragam. Di bawah ini disajikan data tentang jenis mata pencaharian penduduk.

Tabel 8

Komposisi Kepala Keluarga Perempuan Menurut Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah(KK)

2 Pegawai Pemerintah 20

4 Bertani 70 5 Pedagang 37 6 Pensiunan 30 7 Usaha sendiri 28 8 Tidak bekerja 30 Jumlah 256

Sumber : Data Desa Namo Bintang

Dari 356 jiwa kepala keluarga perempuan memiliki mata pencaharian yang sangat beragam. Secara rinci mata pencaharian kepala keluarga perempuan adalah pegawai pemerintah sebanyak 20 jiwa, bertani sebanyak 70 jiwa , pedagang sebanyak 37 jiwa, pensiunan sebanyak 30 jiwa, usaha sendiri sebanyak 28 jiwa dan tidak bekerja sebanyak 30 jiwa.

Pendidikan salah satu kebutuhan dari sekian kebutuhan yang harus dipenuhi karena pada dasarnya pendidikan adalah usaha manusia untuk meningkatkan kemampuan, kecerdasan atau keterampilan untuk menuju masyarakat yang mandiri. Tingkat pendidikan pada kepala keluarga perempuan dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 9

Komposisi Kepala Keluarga Perempuan Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Tidak pernah sekolah 8

4 Tidak Tamat SD 20

5 Tamat SD 50

6 Tamat SLTP 75

8 Kursus/ keterampilan 12

9 Diploma 27

10 Sarjana 10

Jumlah 256

Sumber : Data Desa Namo Bintang

Tingkat Pendidikan kepala keluarga perempuan sangat beragam mulai dari tidak pernah sekolah sebanyak 8 jiwa, tidak tamat SD sebanyak 20 jiwa, tamat SD sebanyak 50 jiwa,tamat SLTP sebanyak 75 jiwa, tamat SMA sebanyak 54 jiwa, tamat Diploma sebanyak 27 jiwa, sedang yang telah menempuh tamat perguruan tinggi sebanyak 10 jiwa. Jumlah yang paling mendominasi adalah kepala keluarga perempuan dengan pendidikan telah tamat SLTP.

Ada banyak hal yang menyebabkan perempuan menjadi kepala keluarga perempuan. Latar belakang pada kepala keluarga perempuan di Desa Namo Bintang adalah karena belum menikah sebanyak 24 jiwa, suami meninggal sebanyak 152 jiwa, sedangkan karena adanya perceraian sebanyak 80 jiwa. Sehingga sebagian besar Ibu tunggal adalah karena meninggalnya suami.

Tabel 10

Komposisi Kepala Keluarga Perempuan Menurut Latar Belakang

No Latar Belakang Jumlah

1 Belum Pernah Menikah 24

4 Meninggal Dunia 151

5 Bercerai 80

Jumlah 256

BAB V

ANALISIS DATA

5.1 Pengantar

Melalui hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dilapangan yaitu melakukan teknik wawancara secara mendalam dan observasi partisipatif dengan informan, peneliti berhasil mengumpulkan informasi mengenai strategi orang tua tunggal terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga( studi kasus Ibu sebagai orang tua tunggal di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu

Dokumen terkait