• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Pendekatan Studi

Pendekatan yang dilakukan dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Alasan memlilih pendekatan kualitatif berdasarkan judul penelitian yang dipakai penulis untuk mengetahui bagaimana strategi pengembangan usaha tanaman anggrek vanda di Kelompok Tani Parakan Jaya Tangerang Selatan.Menurut Ruslan(2007),penelitian kualitatif adalahpenelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan social dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut.

Bahan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Parakan, Kecamatan Pamulang Timur, Kota Tangerang Selatan. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa Kelompok Tani Parakan Jaya merupakan salah satu produsen Tanaman Anggrek Vanda yang potensial di Kota Tangerang Selatan. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2013.

Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan Ketua Kelompok Tani Parakan Jaya, Penyuluh Kelompok Tani Parakan Jaya, dan Anggota Kelompok Tani Kecamatan Pamulang Timur. Wawancara dilakukan terhadap empat orang responden yang dinilai ahli dan paling tepat, diantaranya adalah Ketua kelompok tani (sebagai responden 1), penyuluh kelompok tani (sebagai responden 2), 2 anggota Kelompok Tani (sebagai responden 3 dan responden 4). Persentase yang didapat dari masing-masing responden adalah untuk responden 1 dengan persentasi 40%, responden 2 dengan persentase 15%, responden 3 dengan persentase 25% dan responden 4 dengan persentase 20%. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi terkait, seperti Badan Pusat statistik (BPS), Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Tangerang Selatan serta literatur-literatur dan sumber-sumber lain yang terkait dengan topik penelitian.

Alat

Dalam penyajian hasil penelitian penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu :

1. Informasi yang diperoleh dari key informan dan informan yang dilakukan melalui wawancara akan dianalisis.

2. Data dari masing-masing kategori penulis analisis secara deskriptif.

3. Masing-masing kategori dikaitkan antara informasi yang satu dengan yang lain sebagai jawaban dari masalah pokok penelitian.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa semua data-data yang telah penulis peroleh baik data primer maupun data sekunder akan penulis analisis secara deskriptif untuk menjawab dengan jelas masalah pokok dalam penelitian skripsi ini, yaitu dengan cara wawancara dari key informan dan informan (secara lisan dan tulisan) untuk data primer dan bahan-bahan atau sumber-sumber kepustakaan sebagai data sekunder yang akan mengacu pada wawancara dengan informan kemudian penulis akan menganalisis untuk mengetahui data secara deskriptif analisis, sehingga dapat menggambarkan dan mengetahui dengan jelas mengenaistrategi pengembangan usaha tanaman anggrek vanda di Kelompok Tani Parakan Jaya Tangerang Selatan.

Prosedur Analisis Data

Penentuan strategi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melalui tiga tahap. Ketiga tahap tersebut yaitu The Input Stage atau pemasukan data, The Matching Stage atau tahap pencocokkan dan terakhir The Decision Stage atau tahap pengambilan keputusan.

Matriks EFE

Pada Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor – faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini dilakukan karena faktor eksternal dapat berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap keadaan perusahaan.

Tabel 11. Matriks EFE

Faktor – faktor eksternal Bobot Rating Bobot x Rating Peluang 1……….. 2……….. Dst……… Ancaman 1………. 2………

Matriks IFE

Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan, seperti aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi dan produksi/operasi.

Tabel 12. Matriks IFE

Faktor – faktor internal Bobot Rating Bobot x Rating Kekuatan 1……….. 2……….. Dst……… Kelemahan 1………. 2……… Dst………

Langkah-langkah untuk mengembangkan matriks IFE dan EFE ada limalangkah yaitu :

1. Menyusun daftar Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman pada matriks yang telah tersedia

2. Penentuan bobot setiap faktor internal maupun ekternal yang telah dianalisis dilakukan dengan cara mengajukan faktor tersebut kepada pihak manajemen perusahaan dengan menggunakan metode Paired Comparison.

Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap penentuinternal maupun eksternal perusahaan.

Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1,2, dan 3.Skala yang digunakan dalam pengisian kolom yaitu :

1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertical Bentuk penilaian bobot dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5 di bawah ini. Tabel13. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan

Faktor Strategi Eksternal A B C D E F Total Bobot

A B C D E F Total

Tabel14. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan

Faktor Strategi Internal A B C D E F Total Bobot

A B C D E F Total

Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan rata-rata dari setiapvariabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus:

3. Memberikan rating 1 sampai 4 untuk masing-masing matriks IFE dan EFE. Skala nilai yang digunakan untuk kekuatan pada matriks IFE yaitu :

Pemberian nilai rating berdasarkan atas kekuatan dalam perusahaan. Pemberian nilai rating adalah sebagai berikut:

4 = jika faktor kekuatan tersebut merupakan kekuatan utama perusahaan (kekuatan mayor)

3 = jika faktor kekuatan tersebut bukan merupakan kekuatan utama perusahaan (kekuatan minor)

Pemberian nilai rating berdasarkan atas kelemahan dalam perusahaan. Pemberian nilai rating adalah sebagai berikut:

2 = jika faktor kelemahan tersebut bukan merupakan kelemahan utama perusahaan

1 = jika faktor kelemahan tersebut merupakan kelemahan utama perusahaan

Rating yang diberikan pada matriks EFE mengidentifikasikanseberapa efektif perusahaan merespon peluang dan ancaman.

Pemberian nilai rating berdasarkan atas kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang yang ada. Pemberian nilai adalah sebagai berikut :

4 = jika kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang sangat tinggi (respon superior)

3 = jika kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang tinggi (respon di atas rata–rata)

2 = jika kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang sedang (respon sama dengan rata–rata)

I II III IV V VI VII VIII IX N il a E F E y a n g d ib e r i b o b o t

Nila IFE yang diberi bobot

Tinggi 3,0 – 4,00 Menengah 2,00 – 2,99 Rendah 1,00 – 1,99 4,00 3,00 2,00 1,00

Kuat Rata – rata Lemah 4,00 – 3,00 2,99 – 2,00 1,99 – 1,00

3,00 2,00 1,00

1 = jika kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang rendah (respon kurang)

Pemberian nilai rating berdasarkan atas kemampuan perusahaan dalam mengatasi ancaman yang ada. Pemberian nilai adalah sebagai berikut :

4 = jika kemampuan perusahaan dalam mengatasi ancaman sangat tinggi (respon superior)

3 = jika kemampuan perusahaan dalam mengatasi ancaman tinggi (respon di atas rata–rata)

2 = jika kemampuan perusahaan dalam mengatasi ancaman sedang (respon sama dengan rata–rata)

1 = jika kemampuan perusahaan dalam mengatasi ancaman rendah (respon kurang)

4. Mengalikan nilai bobot dengan nilai rating untuk mendapatkan skor pembobotan

5. Menjumlahkan skor yang diperoleh, kemudian dijumlahkan untuk menentukan nilai total skor faktor internal dan eksternal.

Matrik IE

Posisi perusahaan dalam industry dapat di analisis dengan alat bantu matrik I-E. Matriks IE diperoleh dari gabungan kedua matriks Internal dan Eksternal.Matriks ini berisikan sembilan macam sel yang memperlihatkan kombinasi totalnilai terboboti dari matriks IFE dan EFE. Sumbu horizontal pada matriks IEmenunjukkan skor total IFE, sedangkan pada sumbu vertikal menunjukkan skortotal EFE.Diagram matriks IE dapat mengidentifikasikan 9 sel strategi perusahaan yangbertujuan untuk memperoleh strategi bisnis yang lebih detail. Gambar 5 akan menjelaskan alur dari matrik IE.

Sumber : David (2004)

Sumbu X merupakan total skor matriks IFE dan total skor dari matriks EFE pada sumbu Y. Pada sumbu X terdiri dari tiga skor yaitu; skor 1,00-1,99 menunjukkan bahwa posisi internal lemah; skor 2,00-2,99 posisi internal rata-rata; dan skor 3,00-4,00 posisi internal kuat. Sedangkan pada sumbu Y skor 1,00-1,99 menunjukkan bahwa posisieksternal rendah; skor 2,00-2,99 posisi eksternal menengah; dan skor 3,00-4,00 posisi eksternal tinggi.

Matriks SWOT

Analisis SWOT disajikan dalam Matriks SWOT untuk menyusun strategi dengan memadukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada usaha tanaman Anggrek Vanda.

Tabel15. Matriks SWOT Internal Eksternal STRENGTH (S) Kekuatan Internal Perusahaan WEAKNESS (W) Kelemahan Internal Perusahaan OPPORTUNITIES (O) Peluang Eksternal Perusahaan STRATEGI S-O

Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

STRATEGI W-O

Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang THREATS-T

Ancaman Eksternal Perusahaan

STRATEGI S-T

Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman STRATEGI W-T Meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman Sumber : David (2004)

Dari tabel penyusunan matriks SWOT dapat dilakukan melalui delapan tahapan, yaitu :

1. Menentukan faktor – faktor kekuatan internal yang dimiliki usaha yang dimasukkan ke dalam sel strenghts (s). Kekuatan ini meliputi kekuatan yang sudah ada maupun kekuatan yang akan datang.

2. Memasukkan faktor – faktor kelemahan yang dimiliki usaha pada sel weaknesses (w).

3. Memasukkan peluang yang ada ke dalam sel opportunities (o).

4. Memasukkan ancaman – ancaman eksternal yang dihadapi ke dalam sel threats (t).

5. Menyesuaikan kekuatan yang dimiliki dengan peluang usaha yang ada untuk mendapatkan strategi S-O.

6. Menghubungkan kelemahan yang terdapat pada usaha peternakan dengan peluang eksternal pada usaha peternakan dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi W-O.

7. Menyesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi S-T.

8. Menghubungkan kelemahan yang dimiliki dengan ancaman yang dapat mengganggu usaha untuk mendapatkan strategi S-T.

Matriks QSPM

Setelah melewati tahap pemasukkan dan pencocokan, kemudian dilanjutkan dengan tahap pengambilan keputusan. Teknik yang dimaksud adalah teknik Quantative Strategy Planning Matrix (QSPM). Alat analisis QSPM merupakan alat analisis yang digunakan untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternative secara obyektif sesuai faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelunya.

Tabel16. Matriks QSPM

Faktor Sukses Strategi Bobot Alternatif Strategi

Strategi I Strategi II Strategi III

AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

Sumber : David (2004)

Terdapat enam tahapan dalam menggunakan Matrik QSPM, Enam tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Membuat daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sama dengan matrik SWOT.

2. Memberikan bobot untuk masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Bobot ini sama dengan bobot yang diberikan pada matrik IFE dan EFE.

3. Menyusun alternatif strategi yang akan dievaluasi.

4. Menetapkan nilai daya tarik (Attractiveness Scores - AS) yang berkisar antara 1 sampai 4. Nilai 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4 = sangat menarik. Bila tidak ada pengaruhnya terhadap alternatif strategi yang sedang dipertimbangkan tidak diberikan nilai (AS).

5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Scores–TAS), kemudian mengalikan bobot dengan nilai daya tarik (AS).

6. Jumlah total nilai daya tarik mengungkapkan strategi yang paling menarik dalam masing-masing rangkaian alternatif. Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin menarik strategi tersebut, dengan mempertimbangkan semua faktor kritis eksternal dan internal yang berkaitan yang dapat mempengaruhi keputusan startegis.

Dokumen terkait