• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek Vanda di Kelompok Tani Parakan Jaya Kota Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek Vanda di Kelompok Tani Parakan Jaya Kota Tangerang Selatan"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

KOTA TANGERANG SELATAN

SUDARSONO

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek Vanda di Kelompok Tani Parakan Jaya Kota Tangerang Selatan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

SUDARSONO. Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek Vanda di Kelompok Tani Parakan Jaya Kota Tangerang Selatan. Dibimbing oleh ANDRIYONO KILAT ADHI.

Tanaman Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang mempunyai kelebihan dari jenis bunga-bunga lainnya yaitu banyaknya variasi serta tersebar luas di seluruh dunia.Produksi anggrek di Indonesia menunjukan angka yang cukup besar, dimana pada tahun 2012 anggrek memberikan sumbangan produksi terbesar ke lima setelah krisan, sedap malam, mawar dan melati.Untuk itu,pasar komoditianggrekdapat memberikanprospek yang cerahdi masa depan. Kota Tangerang Selatan yang merupakan salah satu sentra tanaman anggrek di Provinsi Banten dengan salah satu komoditi unggulan di Kota Tangerang Selatan adalah anggrek vanda. Tujuan daripenelitian ini adalah untukmerumuskan strategialternatif yang didasarkan padainternal perusahaandan eksternalsertamenetapkanstrategi utamayang dapat diterapkanKelompok TaniParakanJaya. Berdasarkan hasil analisis matriks IE, Kelompok Tani Parakan Jaya berada pada kuadran II, dimana kondisi ini menunjukkan bahwa Kelompok Tani Parakan Jaya berada pada posisi Tumbuh dan Bina. Analisis Analisis SWOT yang dilakukan menghasilkan tujuh alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh Kelompok Tani Parakan Jaya. Hasil analisis QSPM menunjukkan bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan oleh Kelompok Tani Parakan Jaya adalah meningkatkan upaya kegiatan promosi untuk usaha tanaman anggrek Vanda. Kata kunci: Strategi Pengembangan, Anggrek Vanda, Matriks IE, SWOT, QSPM

ABSTRACT

SUDARSONO. Business Development Strategic of Vanda Orchid at Kelompok Tani Parakan Jaya South Tangerang City. Supervised by ANDRIYONO KILAT ADHI.

Orchid plant is one of the plants that has superiority of other types of flowers, such as it is has many variations and is widespread throughout the world. Production of orchids in Indonesia shows large numbers, which in 2012 contributed to the production of orchid fifth largest after chrysanthemum, tuberose, rose and jasmine. To that end, orchid commodity market can provide a bright prospect in the future. South Tangerang city is a center of orchid plant in Banten province, with one of the leading commodities in South Tangerang City is vanda orchids. The purpose of this study is to formulate alternative strategies based on the company's internal and external as well as establish the main strategies that had been applied by Parakan Jaya Farmer's Group. Based on the analysis of the matrix IE, Parakan Jaya Farmer's Group is in quadrant II, which suggests that Parakan Jaya Farmer's Group is well positioned and well grow. The SWOT analysis is done, resulting in seven alternative strategies that can be run by Farmers Group Parakan Jaya. QSPM analysis results indicate that the best strategy to be done by Parakan Jaya Farmer's Group is stepping up efforts for the promotion of business activities of Vanda orchids.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TANAMAN

ANGGREK VANDA DI KELOMPOK TANI PARAKAN JAYA

KOTA TANGERANG SELATAN

SUDARSONO

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek Vanda di Kelompok Tani Parakan Jaya Kota Tangerang Selatan

Nama : Sudarsono

NIM : H34104118

Disetujui oleh

Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2013 ini ialah Strategi Pengembangan Usaha, dengan judul Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek Vanda di Kelompok Tani Parakan Jaya Kota Tangerang Selatan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Andriyono Kilat Adhi selaku pembimbing, serta Ibu Tintin Sarianti, SP, MM selaku dosen penguji utama dan Bapak Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen penguji akademis yang telah banyak memberi saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Niman yang telah memberikan banyak informasi serta izin untuk tempat penelitian, Keluarga Besar Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Tangerang Selatan, yang telah membantu selama pengumpulan data dan informasi. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua, Bapak Supriyono, Sos dan Ibu Karti serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2013

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 5

Manfaat Penelitian 5

Ruang Lingkup Penelitian 6

TINJAUAN PUSTAKA 6

Kerangka Pemikiran Teoritis 6

Kerangka Pemikiran Operasional 11

Penelitian Terdahulu Mengenai Strategi Pengembangan Usaha 14 Penelitian Terdahulu Mengenai Strategi Pengembangan Usaha Tanaman

Hias 14

METODE PENELITIAN 16

Kerangka Pendekatan Studi 16

Bahan 16

Alat 17

Prosedur Analisis Data 17

HASIL DAN PEMBAHASAN 23

Hasil 23

Pembahasan 26

SIMPULAN DAN SARAN 49

Simpulan 49

Saran 50

DAFTAR PUSTAKA 50

LAMPIRAN 51

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Luas, produksi dan produktivitas tanaman hias tahun 2012 1

Tabel 2. Matriks EFE 17

Tabel 3. Matriks IFE 18

Tabel 4. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan 18 Tabel 5. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan 19

Tabel 6. Matriks SWOT 21

Tabel 7. Matriks QSPM 22

Tabel 8. Jadwal Kegiatan Perawatan Tanaman Anggrek di Kelompok Tani

Parakan Jaya 25

Tabel 9. Matriks IFE untuk Kelompok Tani Parakan Jaya 38 Tabel 10. Matriks EFE untuk Kelompok Tani Parakan Jaya 39

Tabel 11. Analisis SWOT 43

Tabel 92. Strategi SWOT dan Strategi IE 46

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Data Permintaan Anggrek Vanda 3

Gambar 2. Jumlah Produksi Anggrek Vanda di Kelompok Tani Parakan

Jaya Oktober 2011 – Oktober 2012 4

Gambar 3. Konsep Competitive Strategy dari Michael R. Porter 9 Gambar 4. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Operasional 13

Gambar 5. Matriks IE 20

Gambar 6. Struktur Organisasi Kelompok Tani Parakan Jaya 25 Gambar 7. Produk Anggrek Vanda Kelompok Tani Parakan Jaya 31 Gambar 8. Kondisi fisik dan luas lahan Kelompok Tani Parakan Jaya 32 Gambar 9. Jalur Distribusi Pemasaran Anggrek Kelompok Tani Parakan

Jaya 33

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner 52

Lampiran 2. Analisis Matrik IFE 59

Lampiran 3. Analisis Matrik EFE 65

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertanian merupakan sektor yang sangat penting perannya dalam pembangunan perekonomianIndonesia. Salah satu komoditi pertanian yang memiliki andil yaitu tanaman hias. Keanekaragamantanaman hias yang dimiliki oleh Indonesia sebagai negara tropis mampumembuka peluang besar pengembangan agribisnis oleh masyarakat.Agribisnis sebagai suatu sistem yang dapat mengkordinir kegiatan dalam bisnis tanaman hias sehingga tanaman hias tidak hanya menjadi produk yang diminati masyarakat dengan nilai tinggi namun juga dapat mengangkat derajat hidup petani sebagai pelaku agribisnis ditingkat hulu.

Komoditi tanaman hias telah menjadi suatu produk yang bernilai jual tinggi di dalam pasar. Hal ini menyangkut dari nilai estetika keindahan tanaman tersebut dan telah menjadi tren sosial. Kedudukan Indonesia sebagai negara tropis yang memiliki sumberdaya lahandan agroklimat yang beragam serta sebaran yang luas memungkinkan berbagai jenistanaman hias dapat diproduksi sepanjang tahun. Kondisi luas panen, produksi, danproduktivitas tanaman hias di Indonesia pada tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel10. Luas, produksi dan produktivitas tanaman hias tahun 2012 No. Jenis Tanaman

Luas Panen Produksi Produktivitas

(m2) (Tangkai) (Tangkai/m2)

1 Anggrek 1,096,099 20,714,137 12.84 2 Krisan 9,002,064 397,228,983 39.35 3 Mawar 557,091 66,152,994 22.25 4 Sedap Malam 588,465 100,387,599 22.83

Sumber : BPS, 2012 (data diolah)

(13)

Di Indonesia, banyak daerah yang memiliki sentra produksi tanaman anggrek, salah satunya adalah di Kota Tangerang Selatan. PotensiKota Tangerang Selatan adalah karena letak geografisnya yang strategisyang berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan timur memberikan peluang pada Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu daerah penyangga provinsi DKI Jakarta, selain itu juga sebagai daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi DKI Jakarta.Kota Tangerang Selatan, saat ini memiliki lahan yang dapat dimanfaatkan untuk sektor pertanian, khususnya holtikultura. Dengan luas kurang lebih 2.794.41 ha atau 18,99 % dari luas lahan Kota Tangerang Selatan, maka pemanfaatan lahan untuk sektor ini masih cukup potensial. Sebagai daerah dengan iklim yang cocok untuk budidaya pertanian tanaman hias dan anggrek, saat ini setelah Kota Tangerang Selatan ditetapkan sebagai daerah otonom baru, anggrek juga merupakan potensi hortikultura di Kota Tangerang Selatan.

Sebagai suatu potensi hortikultur di Tangerang Selatan, tentunya peluang usaha tani di Kota Tangerang Selatancukup besar. Anggrek, tersebar di titik-titik tertentu di tujuh kecamatan, seperti Kecamatan Pamulang, yang merupakan sentra Anggrek tanah. Bahkan banyak dibudidayakan oleh penduduk Kelurahan Pondok Benda dengan luas lahan 15 Ha dan diusahakan 8 kelompok tani dengan anggota 151 orang. Kemudian di Kecamatan Serpong juga terdapat pengembangan usaha budidaya Anggrek tersebar di empat kelurahan yakni Kelurahan Buaran, pengembangan usaha budidaya Anggrek seluas lahan 3 Ha, diusahakan oleh tiga kelompok dengan anggota 27 orang. Kemudian, Kelurahan Serpong, pengembangan usaha budidaya Anggrek di atas lahan seluas 1,28 Ha dan diusahakan oleh dua kelompok dengan anggota 19 orang. Selanjutnya, di Kelurahan Rawa Buntu, pengembangan usaha budidaya di atas lahan seluas lahan 2 Ha dan diusahakan oleh dua kelompok dengan anggota 19 orang. Terakhir di Kelurahan Lengkong Gudang, budidaya Anggreknya di atas lahan seluas 2 Ha yang diusahakan oleh satu kelompok dengan anggota tujuh orang. Selain itu juga, Kecamatan Setu pengembangannya tersebar di Kelurahan Setu, yang juga menjadi wilayah pengembangan usaha budidaya Anggrek di atas lahan seluas 2,2 Ha yang diusahakan oleh satu kelompok dengan anggota 16 orang. Serta di Kelurahan Muncul yang usaha pengembangannya dilakukan oleh satu kelompok dengan anggota 5 orang di atas lahan seluas 0,45 Ha.

(14)

Gambar

Dari gambar 1 dapat anggrek mencapai 9.062 ta 16.301 tangkai, pada tahun mencapai 6.866 tangkai

mencapai 9.832 tangkai selanjutnya tangkai, permintaan pasar

membuktikan bahwa tanaman

pengembangan produk agribisnis yang pote Dari 18 kelompok

Parakan Jaya menjadi terbesar di Kota Tangerang jenis anggrek vandadi Kota Parakan Jaya (DPKP, 20 vandamasih kurang menutupi Untuk itu, perlu adanya

Gambar 11. Data Permintaan Anggrek Vanda

dapat diketahui pada tahun 2008 permintaan pasar 062 tangkai, kemudian pada tahun 2009 meningkat pada tahun 2010 mengalami penurunan yang signifika

tangkai saja, tetapi pada tahun 2011 mulai meningkat tangkai selanjutnya tahun 2012 terus meningkat mencapai

n pasar untuk tanaman anggrek yang terus meningkat bahwa tanaman anggrek layak untuk diteliti sebagai gan produk agribisnis yang potensial untuk menghasilkan keuntungan.

kelompok tani yang ada di Tangerang Selatan, Kelompok salah satu kelompok tani yang memproduksi Tangerang Selatan. Hampir 65% produksi anggrek

di Kota Tangerang Selatan dihasilkan oleh Kelompok (DPKP, 2011). Namun, dalam perkembangannya produksi

kurang menutupi jumlah permintaan pasar yang terus meningkat. adanya strategi pengembangan yang dilakukan oleh Kelompok Jaya agar peluang dan potensi bisnisanggrek vanda nfaatkan dengan baik dan cermat.

Perumusan Masalah

Tani Parakan Jaya merupakan kelompok tani Anggrek Vanda dan memegang peranan penting dalam

di Kota Tangerang Selatan. Kelompok Tani Parakan Jaya 1992 dengan luas awal lahan 250 m2 hingga kini luas Parakan Jaya seluas 2 Ha. Kelompok Tani Parakan Jaya

Vanda dikarenakan saat ini anggrek tersebut yang 16301

(15)

disukaimasyarakat karena keunikan kombinasi warna, ukuran, susunan, dan bentuk bunga dan periode kesegaran bunga (Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI Jakarta tahun 2012).Selain itu bunga Vandakadang-kadangdigunakan pula sebagai pemanis pada gelas minum (di restoran). Kondisi tanah dan iklim di Kota Tangerang Selatan sudah sesuai dengan syarat tumbuh Anggrek Vanda, namun masih terdapat kendala dan permasalahan dalam budidaya anggrek tersebut. Diantaranya yaitu hama, penyakit, iklim dan sumber daya manusia.

Perkembangan produksi anggrek di Kelompok Tani Parakan Jaya juga mengalami fluktuasi yang signifikan. Produksi yang berfluktuatif tersebut dapat mempengaruhi usaha dalam hal ini pendapatan yang diterima petani tersebut. Dari gambar 1 dapat diketahui fluktuasi jumlah produksi yang ada di Kelompok Tani Parakan Jaya.

Sumber : Kelompok Tani Parakan Jaya

Gambar 12. Jumlah Produksi Anggrek Vanda di Kelompok Tani Parakan Jaya Oktober 2011 – Oktober 2012

Dari gambar 1 dapat dilihat fluktuasi produksi anggrek di Kelompok Tani Parakan Jaya periode November 2011 sampai Oktober 2012. Perkembangan Anggrek tersebut mengalami penurunan dan kenaikan yang sangat signifikan. Dari data tersebut, diketahui produksi anggrek tertinggi terdapat pada bulan Juni 2012 dan terendah pada bulan Oktober 2012. Terjadinya penurunan dan kenaikan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, Faktor Iklim, Faktor Sumber Daya Manusia, faktor Teknologi, faktor kelembagaan dan faktor permodalan. Faktor tersebut dapat mengakibatkan Fluktuasi tingkat produksi anggrek yang secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi terhadap ketersediaan anggrek dipasaran.

Disamping itu, masih kurangnya pembagian tugas yang kurang merata pada struktur organisasi, pemanfaatan teknologi yang belum secara maksimal dilakukan dan juga keadaan pasar yang terus meningkatkan permintaan dan juga

19500

Data Produksi Anggrek KT. Parakan Jaya

(16)

persaingan dengan anggrek lokal maupun anggrek import yang terus mendesak perkembangan usaha Tanaman Anggrek Vanda. Untuk itu, dengan adanya faktor yang dapat menghambat pertumbuhan bisnis Kelompok Tani Parakan Jaya dan mengakibatkan kurangnya pemanfaatan peluang serta potensi binis yang ada dipasar sehingga dibutuhkannya kajian mengenai strategi pengembangan dalam bisnis Anggrek Vanda. Dari Uraian tersebut, maka permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu:

1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman bagi perusahaan dalam menjalankan usaha Tanaman Anggrek Vanda di Kelompok Tani Parakan Jaya ?

2. Alternatif-alternatif strategi apa yang sesuai bagi perusahaan berdasarkan kondisi internal dan eksternal usaha Tanaman Anggrek Vanda di Kelompok Tani Parakan Jaya?

3. Strategi utama apa yang sebaiknya dipilih oleh Kelompok Tani Parakan Jaya untuk diimplementasikan?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitianini adalah:

1. Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman bagi perusahaan dalam menjalankan usaha Tanaman Anggrek Vanda di Kelompok Tani Parakan Jaya.

2. Merumuskan alternatif-alternatif strategi apa yang sesuai bagi perusahaan berdasarkan kondisi internal dan eksternal usaha Tanaman Anggrek Vandadi Kelompok Tani Parakan Jaya.

3. Menetapkanstrategi utama apa yang sebaiknya dipilih oleh Kelompok Tani Parakan Jaya untuk diimplementasikan.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan dan wawasan tentang strategi pengembangan tanaman anggrek Vandabagi:

1. Petani, sebagai bahan informasi dalam merumuskan strategi di usaha tanaman anggrek sehingga dapat mengambil langkah yang tepat untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.

2. Penulis, sebagai bentuk pengaplikasian ilmu – ilmu yang didapat di perkuliahan sehingga dapat berkontribusi dalam perkembangan agribisnis dan kesejahteraan masyarakat.

(17)

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah mendeskripsikan strategi yang telah ada dan merumuskan strategi baru dengan mellihat kondisi internal dan eksternal dengan mendasarkan pada hasil penelusuran data dari pengambil kebijakan di Kelompok Tani Parakan Jaya sehingga dapat membantu dalam mengambil peluang dan potensi bisnis Tanaman Anggrek Vanda di Kota Tangerang Selatan.

TINJAUAN PUSTAKA

Kerangka Pemikiran Teoritis

Konsep Strategi

Manajemen strategi merupakan satu set keputusan dan tindakan yang dirancang sebagai suatu formulasi dan diimplementasikan untuk meraih tujuan perusahaan tersebut. Manajemen strategis meliputi perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan dan tindakan terkait dengan strategi perusahaan tersebut (Pearce dan Robinson, 1997).

Strategi merupakan sarana ataupun alat yang digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang yang akan dicapai. Strategi bisnis dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan bisnis, divestasi, likuidasi, dan joint venture (David, 2004). Strategi adalah suatu hal yang menetapkan arah manajemen dengan menggunakan sumber daya di dalam bisnis dan dapat mengidentifikasi kondisi sehingga memberikan keuntungan terbaik untuk dapat memenangkan persaingan di dalam persaingan pasar. Definisi strategi mengandung dua komponen, yaitu future intentions atau tujuan jangka panjang dan competitive advantage atau keunggulan bersaing sehingga kekdua komponen tersebut harus berjalan bersama sehingga dapat memenangkan persaingan di dalam pasar (Dirgantoro, 2001).

Model Manajemen Srategi

Menurut Dirgantoro (2001), model manajemen strategis dibentuk untuk memberikan suatu kerangka berfikir agar lebih mudah memahami cara kerja dari manajemen startegi tersebut. Terdapat tiga elemen dasar dalam model manajemen strategis, yaitu sebagai berikut :

1. Analisis Lingkungan

2. Penetapan Visi, Misi dan Objective 3. Strategi sebagai elemen terakhir

(18)

Analisis lingkungan internal

Analisis lingkungan internal dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar kelemahan dan kekuatan yang ada didalam suatu perusahan agar dapat ditemukannya strategi yg tepat sehingga perusahaan dapat megendalikan kekuatan dan kelemahan yang ada. Lingkungan internal perusahaan menggambarkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia, fisik, finansial perusahaan serta memperkirakan kekuatan dan kelemahan struktur organisasi maupun manajemen perusahaan (Pearce dan Robinson, 1997). Sedangkan menurut David (2004), lingkungan internal merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis, diantaranya manajemen, pemasaran, keuangan, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi manajemen.

Menurut Umar (2001), aspek yang mempengaruhi dalam analisis lingkungan internal diantaranya adalah

1. Aspek Manajemen

Menurut David (2004), faktor manajemen meliputi fungsi manajemen yangterdiri dari lima aktivitas dasar yaitu : perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian,penunjukan staf, dan pengendalian. Perencanaan terdiri dari semua aktivitas manajerialyang berkaitan dengan persiapan menghadapi masa depan, termasuk meramalkan,menetapkan sasaran, menetapkan strategi, dan mengembangkan kebijakan.Pengorganisasian termasuk semua aktivitas manajerial yang menghasilkan strukturtugas dan hubungan wewenang meliputi desain organisasi, spesialisasi pekerjaan, uraianpekerjaan, dan sebagainya. Pemotivasian termasuk usaha yang diarahkan untukmembentuk tingkah laku manusia, misalnya kepemimpinan, komunikasi, delegasiwewenang, dan sebagainya. Aktivitas penunjukan staf berpusat pada manajemenpersonalia atau sumberdaya manusia. Pengendalian merujuk pada semua aktivitasmanajerial yang diarahkan untuk memastikan bahwa hasil yang didapat konsistendengan hasil yang direncanakan. 2. Aspek Keuangan

Kondisi keuangan sering dianggap ukuran tunggal terbaik dari posisi bersaingdan daya tarik keseluruhan bagi investor. Menetapkan kekuatan keuangan organisasidan kelemahan sangat penting untuk merumuskan strategi yang efektif (David, 2004).Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah : total sumberdaya keuangan dankekuatannya , biaya modal yang rendah, struktur modal yang efektif, hubungan yangbersahabat dengan pemilik dan pemegang saham, kondisi pajak dan asuransi,perencanaan keuangan, modal kerja, prosedur penganggaran modal, sistem akuntansi,serta kebijakan penilaian persediaan (Jauch dan Glueck, 1996).

3. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian, pengembangan dan fungsi rekayasa dapat merupakan keunggulanbersaing dengan alasan bahwa faktor penelitian dan pengembangan menciptakanproduk baru atau produk yang ditingkatkan. Penelitian dan pengembangan dapat jugameningkatkan proses bahan untuk mendapatkan keunggulan biaya melalui efisiensi.

4. Aspek pemasaran

(19)

faktor-faktor yang perludiperhatikan antara lain adalah : pangsa pasar, pelayanan purna jual, kepemilikaninformasi tentang pasar, pengendalian distributor, kondisi satuan kerja pemasaran,kegiatan promosi, harga jual produk, komitmen manajemen puncak, loyalitas pelanggandan kebijakan produk baru (Umar, 2001).

Analisis lingkungan eksternal

Umar (2001), membagi lingkungan eksternal menjadi dua, yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri. Sementara itu, Menurut Pearce dan Robinson (1997) faktor eksternal organisasi terbagi menjadi tiga yaitu : lingkungan jauh, lingkungan industri, dan lingkungan operasional. Ketiga lingkungan tersebut merupakan landasan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dalam lingkungan bersaingnya.

Lingkungan Jauh

Menurut David (2004), Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari berbagai faktor yang pada dasarnya terlepas dan diluar dari perusahaan yang terdiri dari faktor Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi (PEST).

1. Faktor Politik

Faktor politik yang diantaranya adalah arah, kebijakan dan stabilitas politik merupakan faktor yang penting untuk dicermati oleh pengusaha. Perkembangan politik seperti undang – undang, peraturan tentang perdagangan luar negeri, stabilitas pemerintahan peraturan terhadap tenaga kerja dan sistem perpajakan menjadi hal utama agar bisnis tetap dapat berjalan dengan baik.

2. Faktor Ekonomi

Kondisi ekonomi yang semakin baik akan memudahkan perusahaan untuk berkembang secara dinamis dalam persaingan bisnis. Oleh karena itu, perlu lebih diperhatikannya kondisi ekonomi pada tempat suatu usaha dilakukan. Faktor-faktor ekonomi yang harus dipertimbangkan adalah pola konsumsi, suku bunga primer, laju inflasi, kecenderungan pertumbuhan PNB, ketersediaan kredit, Disposible Income,kecenderungan belanja dan lain sebagainya

3. Faktor Sosial

Keadaan sosial masyarakat yang pada dasarnya berubah-ubah sehingga dapat mempengaruhi keadaan perusahaan. Keadaan tersebut diantaranya sikap, gaya hidup, adat istiadat dan kebiasaan dari masyarakat umum di luar lingkungan eksternal. Untuk itu, perusahaan dalam perjalanannya dapat mengantisipasi keadaan sosial yang ada di lingkungan eksternal perusahaan tersebut.

4. Faktor Teknologi

(20)

Sumber : Porter (1991)

Gambar 13. Konsep Competitive Strategy dari Michael R. Porter Lingkungan industri

Aspek lingkungan industri mengarah langsung pada aspek dimana perusahaan tersebut berada sehingga ancaman dan kekuatan dari perusahaan menjadi aspek dari lingkungan indistri. Hal ini dikemukakan oleh porter (1991) dengan bentuk konsep yang dikenal dengan Konsep Competitive Starategy dengan pemetaannya dapat dilihat pada gambar 3.

1. Ancaman Masuk Pendatang Baru

Masuknya perusahaan baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, seperti terjadinya perebutan sumber daya produksi, pangsa pasardan kapasitas menjadi bertambah. Namun demikian, terdapat pula hambatan yang akan dihadapi bagi perusahaan baru, diantaranya skala ekonomi, diferensiasi produk, kecukupan modal, biaya peralihan, akses distribusi, ketidak unggulan biaya independen dan peraturan pemerintah.

2. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok (Suppliers)

Pemasok dapat mempengaruhi industri dengan kemampuan dalam menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk atau servis. Pemasok bisa lebih kuat dikarenakan beberapa kondisi yaitu dengan adanya jumlah pemasok yang sedikit, produk ataupun servis yang ada adalah unik dan mampu menciptakan switching out yang besar, tidak tersedia produk subtitusi, pemasok dapat melakukan integrasi ke depan dan menghasilkan produk yang sama dengan perusahaan.

3. Kekuatan Tawar- menawar Pembeli (Buyers)

Pembeli dapat mempenngaruhi perusahaan untuk dapat menurunkan harga, meningkatkan mutu dan servis serta mengadu perusahaan dengan kompetitornya. 4. Ancaman Dari Produk Pengganti

(21)

yang dihasilkan memiliki karakteristik yang berbeda namun secara fungsi yang diberikan sama. Ancaman tersebut lebih besar apabila produk tersebut memiliki harga yang lebih murah dan mempunyai kualitas yang lebih baik.

5. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri

Persaingan dalam industri akan mempengaruhi sejumlah kebijakan dan kinerja perusahaan. Kebijakan dan kinerja perusahaan dipengaruhi oleh situasi pasar sehingga perusahaan harus mengetahui situasi pasar yang bagaimana yang ingin dimasuki.

Sekilas Tentang Anggrek

Anggrek merupakan salah satu tumbuhan berbunga dari famili Orchidaceae yang memiliki anggota terbesar, kurang lebih terdapat 25.000 – 30.000 spesies yang ada di dunia. Faktor yang mempengaruhi tingginya keragaman anggrek adalah topografi dan geografi. Anggrek merupakan salah satutanaman hias yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, karena bentuk dan warnabunga yang menarik. Bahkan jenis tanaman ini lebih banyak dikenal orangdaripada jenis tanaman hias lainnya.Anggrek memiliki variasi jenis cukup banyak, baik yang spesies maupunhibrida, karena variasi masing-masing jenis tersebut, maka memerlukan perlakuanyang berbeda.

Tanaman anggrek dikenal sebagai sosok tanaman yang memilikibunga indah dan tahan lama. Pesona bunganya yang indah, merupakan daya tarikyang paling memikat. Untaian bunganya tersusun indah dan memiliki bentukserta corak yang beragam. Bunga yang telah mekar sempurna, bisa bertahanhingga 2 sampai 3 minggu, bahkan beberapa jenis anggrek ada yang tahan hingga2 bulan.Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki keragamanbunga, dalam hal warna dan bentuk cukup beragam. Memiliki struktur bungayang sama dan khas. Bunga anggrek terdiri dari kelopak (sepal), mahkota (petal),dan lidah (labelum). Daun anggrek memiliki ciri khas bertulang daun sejajar danbentuknya berbeda-beda, tergantung pada spesies anggrek. Akar anggrekberbentuk silindris dan berdaging, lunak, mudah patah, dengan ujung akar yangmerucing licin dan sedikit lengket.

Pembagian Anggrek berdasarkan tempat tumbuhnya

Berdasarkan tempat tumbuhnya, anggrek dibedakan menjadi beberapa bagian diantaranya adalah

1. Anggrek Epifit, anggrek yang hidup menumpang pada batang/cabang tanaman lain. Contoh: Phalaenopsis sp. (anggrek bulan), Dendrobium sp. dan Cattleya sp.

2. Anggrek Terestial, anggrek yang hidup/tumbuh ditanah. Contoh: Renanthera sp., Aerides sp., Rynchostylis sp., Vanda sp., dan Arachnis sp (Anggrek Kalajengking / Ketonggeng atau anggrek laba laba).

3. Anggrek Litofit, anggrek yang hidup dibatu-batuan. Contoh: Cytopdium sp., Paphiopedilum sp.

4. Anggrek Saprofit, anggrek yang tumbuh di humus atau kompos. Contoh: Calanthe sp., Goodyera sp.

(22)

1. Monopodial , anggrek yang batangnya tumbuh terus ke atas dan tidak terbatas. Contoh: Arachnis sp., Renanthera sp., Vanda sp., Rynchostylissp., Aerides sp. 2. Simpodial, anggrek yang pertubuhan ujung batangnya terbatas pada ukuran

tertentu. Contoh: Cattleya sp., Oncidium sp., Cymbidium sp.,Dendrobium sp. Klasifikasi Anggrek Berdasarkan Ketinggian Tempat Untuk Tumbuh Optimal

Tanaman butuh tempat untuk dapat tumbuh dengan optimal. Begitu halnya dengan Tanaman Anggrek. Berikut merupakan tempat untuk tumbuh bagi anggrek berdasarkan ketinggiannya.

1. Anggrek yg tumbuh optimal di dataran rendah (0 – 500 m dpl). Contoh: Dendrobium sp., Vanda sp., Arachnis sp..

2. Anggrek yg menyukai ketinggian 500 – 700m dpl. Contoh: Phalaenopsis sp., Oncidium sp., Dendrobium sp.

3. Anggrek yang hidup optimal di ketinggian > 700m dpl. Contoh: Paphiopedilum sp., Cymbidium sp., Cattleya sp., Phaleonopsis sp.

Berikut adalah Tanaman anggrek juga memiliki berbagai ciri spesifik dari masing – masing genus.Berikut cirri – cirri spesifik menurut genusdari anggrek itu sendiri.

1. Anggrek Vanda, terbagi lagi berdasarkan jenis daunnya menjadi tiga jenis, yaitu berdaun pensil, daun setengah pensil, dan berdaun sabuk. Biasanya dijadikan sebagai bunga potong.

2. Anggrek Dendrobium, merupakan tanaman hias paling populer di antara jenis-jenis anggrek. Bisa dibedakan lagi berdasarkan bentuk bunga dan tipe pertumbuhan.

3. Anggrek Phalaenopsis, dibedakan berdasarkan bentuk bunga, ada tipe stauroglitis (bunga tipe bintang) dan tipe amabilis (bunga bulat). Genus ini merupakan genus anggrek yang kepopulerannya mendekati Dendrobium. Anggrek bulan adalah salah satu jenisnya.

4. Anggrek Paphiopedilum, terbagi 2 berdasar warna daun : berdaun hijau(contoh Paphiopedilum glacophyllum, Paphiopedilum fairianum danberdaun burik / loreng (contoh : Paphiopedilum barbadum danPaphiopedilum tonsum)

5. Anggrek Cattleya, memiliki bunga besar dan spektakuler namun kurang diminati karena sulit untuk dipelihara.

Pengkajian penelitian terdahulu merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang penelitian yang akan dilakukan terutama disesuaikan dengan topik yang akan dilakukan. Adapun penelitian – penelitian yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti adalah sebagai berikut.

Kerangka Pemikiran Operasional

Lingkungan di sekitar perusahaan senantiasa mengalami perubahan dan biasanya berada di luar kemampuan perusahaan untuk mengendalikannya. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan suatu strategi yang bisa diandalkan dalam rangka mengantisipasi perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi.

(23)

Kelompok Tani Parakan Jaya. Pernyataan misi dan tujuan akan menjadi penuntun dalam melakukan tahap analisis selanjutnya agar strategi yang akan ditetapkan mengarah pada pencapaian tujuan akhir yang membantu rencana dan keputusan perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Tahap awal penelitian ini yaitu dengan mengidentifikasi faktor internal yang ada di lingkungan perusahaan serta faktor eksternal yang mampu mempengaruhi perusahaan. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan serta ancaman dan peluang yang ada disekitar perusahaan. Analisis lingkungan internal yang akan diteliti mencangkup manajemen, keuangan, produksi/operasi, serta penelitian dan pengembangan. Sedangkan analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan umum dan lingkungan industri. Lingkungan umum mencangkup ekonomi, sosial budaya dan lingkungan, politik, teknologi, serta ekologi/alam. Lingkungan industri melalui pembentukan persaingan dengan menggunakan model kekuatan Porter yaitu ancaman pendatang baru, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok, ancaman produk subsitusi dan persaingan diantara perusahaan yang sejenis.

(24)

Gambar 14. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Operasional Visi, Misi Kelompok Tani Parakan Jaya

Kelompok Tani Parakan Jaya

Perumusan Masalah

Faktor-faktor internal dan eksternal, alternative strategi dan strategi utama apa yang dipilih dan sesuai dengan Kelompok Tani Parakan Jaya?

Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

Faktor Internal

 Manajemen

 Keuangan

 penelitian dan pengembangan

 Pemasaran

Faktor Eksternal • Politik, hukum • Ekonomi • Sosial, budaya • Teknologi • Kompetitif

Matriks IFE Matriks IE Matriks EFE

Matriks SWOT

Alternatif Strategi

Pengambilan Keputusan Prioritas Strategi (QSPM)

(25)

Penelitian Terdahulu Mengenai Strategi Pengembangan Usaha

Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha telah banyak dilakukan, diantaranya Wijayanti (2009) yang meneliti tentang Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabuaten Bogor).Kemudian Rosalina (2009) yang melakukan penelitian mengenai Analisis Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik pada Kelompok Tani Sugih Tani pada Kawasan Agropolitan di Desa Karehkel, Kecamatan Leuwi Liang, Kabupaten Bogor. Selanjutnya Rama (2011) yang meneliti tentang Analisis Strategi Pengembangan Usaha Bibit dan Media Tanam Jamur Tiram Putih Pada “Kelompok Wanita Tani Hanjuang” di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor. Kesamaan dari ketiga penelitian tersebut adalah sama-sama bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal serta dapat merumuskan dan memprioritaskan strategi terbaik yang dapat diterapkan dan direkomendasikan. Penelitian tersebut juga menggunakan alat analisis matriks IFE, EFE, SWOT, dan QSP.

Hasil dari penelitian Wijayanti (2009) yaitu, analisis QSPM (Quantitative Strategic PlanningMatrix) yang dihasilkan adalah memperkuat dan mempertahankan daerah pemasaran yang sudah ada dengan total TAS (Total Attractive Score) tertinggi sebesar 6,327 dengan cara menjaga kualitas produk dan mempertahankan perencanaan tanam yang sudah baik. Sementara alternative strategi terpilih yang sebaiknya diterapkan dari penelitian Rosalina (2009) adalah mengoptimalkan upaya pengendalian mutu pada produk dan pasar yang sudah ada (STAS = 5,776), dengan upaya yang sebaiknya dilakukan yaitu pembinaan kemampuan teknis petani, menggunakan bibit unggul, pupuk yang berkualitas, pengendalian hama terpadu dan pembuatan atau penggunaan pestisida organik yang efektif bagi hama, serta mengecek kondisi tanah. Selanjutnya dari penelitian Rama (2011) dihasilkan identifikasi bahwa kekuatan utama dan paling berpengaruh bagi Kelompok Wanita Tani Hanjuang adalah kualitas produk yang baik dengan skor sebesar 0,374, sedangkan kelemahan utama yang dimiliki oleh perusahaan adalah masih adanya tugas ganda yang dilakukan oleh pekerja dengan nilai skor sebesar 0,135. Peluang utama yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalah permintaan produk yang semakin meningkat dengan nilai skor 0,405. Ancaman utama yang dihadapi oleh perusahaan adalah adanya persaingan industri dengan nilai skor sebesar 0,327.

Penelitian Terdahulu Mengenai Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Hias

(26)

Sukabumi. Ketiga penelitian tersebut juga bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha, merumuskan strategi pengembangan usaha dan membuat Rancangan Arsitektur Strategik untuk mengimplementasikan strategi yang telah dirumuskan. Alat analisis yang dipakai dalam ketiga penelitian tersebut adalah Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE), Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE), Matriks Intenal-Eksternal (IE), Matriks SWOT. Namun dalam penelitian tersebut terdapat perbedaan dari segi objek penelitian. Wijayanti (2009) dan Rosalina (2009) mengambil objek mengenai sayuran organik sedangkan Rama (2011) mengambil objek mengenai jamur tiram. Perbedaan mendasar dari penelitian Nurmaryam (2011), Irsan (2008) dan Dwi (2009) yaitu pada jenis Tanaman yang diteliti yaitu Tanaman Anggrek Vanda yang merupakan tanaman hias unggulan di Kota Tangerang Selatan dan juga tempat penelitian yang belum pernah diteliti.

(27)

METODE PENELITIAN

Kerangka Pendekatan Studi

Pendekatan yang dilakukan dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Alasan memlilih pendekatan kualitatif berdasarkan judul penelitian yang dipakai penulis untuk mengetahui bagaimana strategi pengembangan usaha tanaman anggrek vanda di Kelompok Tani Parakan Jaya Tangerang Selatan.Menurut Ruslan(2007),penelitian kualitatif adalahpenelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan social dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut.

Bahan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Parakan, Kecamatan Pamulang Timur, Kota Tangerang Selatan. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa Kelompok Tani Parakan Jaya merupakan salah satu produsen Tanaman Anggrek Vanda yang potensial di Kota Tangerang Selatan. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2013.

Jenis dan Metode Pengumpulan Data

(28)

Alat

Dalam penyajian hasil penelitian penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu :

1. Informasi yang diperoleh dari key informan dan informan yang dilakukan melalui wawancara akan dianalisis.

2. Data dari masing-masing kategori penulis analisis secara deskriptif.

3. Masing-masing kategori dikaitkan antara informasi yang satu dengan yang lain sebagai jawaban dari masalah pokok penelitian.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa semua data-data yang telah penulis peroleh baik data primer maupun data sekunder akan penulis analisis secara deskriptif untuk menjawab dengan jelas masalah pokok dalam penelitian skripsi ini, yaitu dengan cara wawancara dari key informan dan informan (secara lisan dan tulisan) untuk data primer dan bahan-bahan atau sumber-sumber kepustakaan sebagai data sekunder yang akan mengacu pada wawancara dengan informan kemudian penulis akan menganalisis untuk mengetahui data secara deskriptif analisis, sehingga dapat menggambarkan dan mengetahui dengan jelas mengenaistrategi pengembangan usaha tanaman anggrek vanda di Kelompok Tani Parakan Jaya Tangerang Selatan.

Prosedur Analisis Data

Penentuan strategi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melalui tiga tahap. Ketiga tahap tersebut yaitu The Input Stage atau pemasukan data, The Matching Stage atau tahap pencocokkan dan terakhir The Decision Stage atau tahap pengambilan keputusan.

Matriks EFE

Pada Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor – faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini dilakukan karena faktor eksternal dapat berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap keadaan perusahaan.

Tabel 11. Matriks EFE

Faktor – faktor eksternal Bobot Rating Bobot x Rating Peluang

(29)

Matriks IFE

Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan, seperti aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi dan produksi/operasi.

Tabel 12. Matriks IFE

Faktor – faktor internal Bobot Rating Bobot x Rating Kekuatan

1……….. 2……….. Dst……… Kelemahan 1………. 2……… Dst………

Langkah-langkah untuk mengembangkan matriks IFE dan EFE ada limalangkah yaitu :

1. Menyusun daftar Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman pada matriks yang telah tersedia

2. Penentuan bobot setiap faktor internal maupun ekternal yang telah dianalisis dilakukan dengan cara mengajukan faktor tersebut kepada pihak manajemen perusahaan dengan menggunakan metode Paired Comparison.

Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap penentuinternal maupun eksternal perusahaan.

Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1,2, dan 3.Skala yang digunakan dalam pengisian kolom yaitu :

1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertical Bentuk penilaian bobot dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5 di bawah ini. Tabel13. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan

Faktor Strategi Eksternal A B C D E F Total Bobot

A B C D E F …

(30)

Tabel14. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan

Faktor Strategi Internal A B C D E F Total Bobot

A B C D E F …

Total

Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan rata-rata dari setiapvariabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus:

3. Memberikan rating 1 sampai 4 untuk masing-masing matriks IFE dan EFE. Skala nilai yang digunakan untuk kekuatan pada matriks IFE yaitu :

Pemberian nilai rating berdasarkan atas kekuatan dalam perusahaan. Pemberian nilai rating adalah sebagai berikut:

4 = jika faktor kekuatan tersebut merupakan kekuatan utama perusahaan (kekuatan mayor)

3 = jika faktor kekuatan tersebut bukan merupakan kekuatan utama perusahaan (kekuatan minor)

Pemberian nilai rating berdasarkan atas kelemahan dalam perusahaan. Pemberian nilai rating adalah sebagai berikut:

2 = jika faktor kelemahan tersebut bukan merupakan kelemahan utama perusahaan

1 = jika faktor kelemahan tersebut merupakan kelemahan utama perusahaan

Rating yang diberikan pada matriks EFE mengidentifikasikanseberapa efektif perusahaan merespon peluang dan ancaman.

Pemberian nilai rating berdasarkan atas kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang yang ada. Pemberian nilai adalah sebagai berikut :

4 = jika kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang sangat tinggi (respon superior)

3 = jika kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang tinggi (respon di atas rata–rata)

(31)

I II III

1 = jika kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang rendah (respon kurang)

Pemberian nilai rating berdasarkan atas kemampuan perusahaan dalam mengatasi ancaman yang ada. Pemberian nilai adalah sebagai berikut :

4 = jika kemampuan perusahaan dalam mengatasi ancaman sangat tinggi (respon superior)

3 = jika kemampuan perusahaan dalam mengatasi ancaman tinggi (respon di atas rata–rata)

2 = jika kemampuan perusahaan dalam mengatasi ancaman sedang (respon sama dengan rata–rata)

1 = jika kemampuan perusahaan dalam mengatasi ancaman rendah (respon kurang)

4. Mengalikan nilai bobot dengan nilai rating untuk mendapatkan skor pembobotan

5. Menjumlahkan skor yang diperoleh, kemudian dijumlahkan untuk menentukan nilai total skor faktor internal dan eksternal.

Matrik IE

Posisi perusahaan dalam industry dapat di analisis dengan alat bantu matrik I-E. Matriks IE diperoleh dari gabungan kedua matriks Internal dan Eksternal.Matriks ini berisikan sembilan macam sel yang memperlihatkan kombinasi totalnilai terboboti dari matriks IFE dan EFE. Sumbu horizontal pada matriks IEmenunjukkan skor total IFE, sedangkan pada sumbu vertikal menunjukkan skortotal EFE.Diagram matriks IE dapat mengidentifikasikan 9 sel strategi perusahaan yangbertujuan untuk memperoleh strategi bisnis yang lebih detail. Gambar 5 akan menjelaskan alur dari matrik IE.

Sumber : David (2004)

(32)

Sumbu X merupakan total skor matriks IFE dan total skor dari matriks EFE pada sumbu Y. Pada sumbu X terdiri dari tiga skor yaitu; skor 1,00-1,99 menunjukkan bahwa posisi internal lemah; skor 2,00-2,99 posisi internal rata-rata; dan skor 3,00-4,00 posisi internal kuat. Sedangkan pada sumbu Y skor 1,00-1,99 menunjukkan bahwa posisieksternal rendah; skor 2,00-2,99 posisi eksternal menengah; dan skor 3,00-4,00 posisi eksternal tinggi.

Matriks SWOT

Analisis SWOT disajikan dalam Matriks SWOT untuk menyusun strategi dengan memadukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada usaha tanaman Anggrek Vanda.

Tabel15. Matriks SWOT

Dari tabel penyusunan matriks SWOT dapat dilakukan melalui delapan tahapan, yaitu :

1. Menentukan faktor – faktor kekuatan internal yang dimiliki usaha yang dimasukkan ke dalam sel strenghts (s). Kekuatan ini meliputi kekuatan yang sudah ada maupun kekuatan yang akan datang.

2. Memasukkan faktor – faktor kelemahan yang dimiliki usaha pada sel weaknesses (w).

3. Memasukkan peluang yang ada ke dalam sel opportunities (o).

4. Memasukkan ancaman – ancaman eksternal yang dihadapi ke dalam sel threats (t).

(33)

6. Menghubungkan kelemahan yang terdapat pada usaha peternakan dengan peluang eksternal pada usaha peternakan dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi W-O.

7. Menyesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi S-T.

8. Menghubungkan kelemahan yang dimiliki dengan ancaman yang dapat mengganggu usaha untuk mendapatkan strategi S-T.

Matriks QSPM

Setelah melewati tahap pemasukkan dan pencocokan, kemudian dilanjutkan dengan tahap pengambilan keputusan. Teknik yang dimaksud adalah teknik Quantative Strategy Planning Matrix (QSPM). Alat analisis QSPM merupakan alat analisis yang digunakan untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternative secara obyektif sesuai faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelunya.

Tabel16. Matriks QSPM

Faktor Sukses Strategi Bobot Alternatif Strategi

Strategi I Strategi II Strategi III

AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

Sumber : David (2004)

Terdapat enam tahapan dalam menggunakan Matrik QSPM, Enam tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Membuat daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sama dengan matrik SWOT.

2. Memberikan bobot untuk masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Bobot ini sama dengan bobot yang diberikan pada matrik IFE dan EFE.

3. Menyusun alternatif strategi yang akan dievaluasi.

4. Menetapkan nilai daya tarik (Attractiveness Scores - AS) yang berkisar antara 1 sampai 4. Nilai 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4 = sangat menarik. Bila tidak ada pengaruhnya terhadap alternatif strategi yang sedang dipertimbangkan tidak diberikan nilai (AS).

5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Scores–TAS), kemudian mengalikan bobot dengan nilai daya tarik (AS).

(34)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Sejarah dan Perkembangan Kelompok Tani Parakan Jaya

Kelompok Tani Parakan Jaya merupakan salah satu kelompok tani yang memproduksi Tanaman Anggrek Vanda. Kelompok Tani Parakan Jaya beralamatkan di Jalan Arjuna RT. 01/09 Kelurahan Pondok Benda Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan. Kelompok tani ini berdiri sejak tahun 2002 yang diketuai oleh Bapak Niman Sarip dan sesuai dengan SK Lurah Pondok Benda No. 873/630. Kel. Pd. Benda. Namun sebelum terbentuk kelompok tani, Bapak Niman telah membangun bisnis tanaman anggrek sejak tahun 1992 dengan dibantu oleh keluarga. Pada tahun awal berdirinya, Kelompok Tani Parakan Jaya hanya beranggotakan 6 orang dan mulai akhir tahun 2012 Kelompok Tani Parakan Jaya berjumlah 20 orang.

Pada tahun 1992 dibentuknya bisnis tanaman anggrek ini, luas lahan yang digunakan hanya seluas 250 m2 dengan jumlah batang tanaman sebanyak 5000 batang. Melihat prospek yang sangat tinggi, Bapak Niman selaku ketua kelompok tani memutuskan untuk menambah luas areal lahan menjadi 2 Ha sejak tahun 2010 dengan jumlah batang tanaman sebanyak 500.000 batang ditahun 2012. Hasil panen dari tanaman anggrek ini berupa tangkai yang dipasarkan ke Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta. Hasil panen dikumpulkan setiap hari Jumat atau hari Sabtu ke ketua kelompok yang nantinya akan didistribusikan ke pasar pada malam harinya. Selain didistribusikan ke Pasar Bunga Rawa Belong, Kelompok Tani Parakan Jaya juga mengirimkan ke sejumlah daerah yang peminatnya besar, diantaranya yaitu daerah Batam sejak Tahun 2012 dengan waktu pengiriman satu bulan sekali. Selain itu, pengiriman juga dilakukan ke daerah Jambi dan Palu yang baru dimulai awal tahun 2013.

Lokasi Kelompok Tani Parakan jaya

Pusat kegiatan bisnis Kelompok Tani Parakan Jayaberalamatkan di Jalan Arjuna RT. 01/09 Kelurahan Pondok Benda Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan.. Lokasi ini terletak 50 km dari Ibukota Kota Tangerang, 120 km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat (Bandung) dan 96 km dari Ibukota Negara Republik Indonesia (Jakarta). Kelurahan Pondok Benda terletak di kecamatan pamulang yang merupakan tempat banyaknya masyarakat dalam berbisnis bunga dan salah satunya vanda.

Struktur Organisasi Perusahaan

Visi dan misi

(35)

se-Kota Tangerang Selatan melalui tanaman anggrek yang unggul dan berkualitas, Sedangkan tujuannya yaitu menjadi kelompok tani yang mandiri dan mensejahterakan anggota dan masyarakat melaui tanaman anggrek vanda.

Struktur Organisasi

Organisasi merupakan proses kerjasama antara orang-orang yang tergabung dalam suatu wadah tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Proses pencapaian tujuan bersama tersebut dilakukan melalui proses manajemen perusahaan. Fungsi manajemen dimulai dari proses perencanaan, proses pengorganisasian, pelaksanaan, serta pengawasan. Agar fungsi manajemen berjalan, maka suatu organisasi haruslah menggambarkan secara jelas pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab.

Bentuk organisasi lini memiliki keuntungan, diantaranya adanya kesatuan perintah, perintah dapat disampaikan dengan cepat karena langsung disampaikan kepada bawahan, pengambilan keputusan cepat, pengawasan langsung oleh pemimpin sehingga menghemat biaya. Namun bentuk ini juga memiliki kelemahan, diantaranya memungkinkan pemimpin bersikap otoriter. Selain itu, karena segala sesuatunya telah diatur oleh pemimpin, apabila pemimpin sudah tidak mampu lagi menjalankan tugasnya, maka organisasi terancam keberlangsungan usahanya.

Struktur organisasi yang terdapat di Kelompok Tani Parakan Jaya terdiri dari Ketua yang membawahi sekretaris, bendahara, seksi usaha, seksi sarana dan prasarana serta anggota. Ketua kelompok berkewajiban untuk membina anggota kelompok tani agar tetap memproduksi tanaman anggrek dengan mempertahankan mutu dan kualitas produk, menjaga selalu keharmonisan setiap anggota kelompok dan mampu menyediakan kebutuhan kelompok dalam hal sarana dan prasarana penunjang kegiatan bisnis tanaman anggrek.

(36)

Sumber : Kelompok Tani Parakan Jaya, 2012

Gambar 16.Struktur Organisasi Kelompok Tani Parakan Jaya

Operasional Kegiatan

Operasional kegiatan yang biasanya dilakukan di mulai dari kegiatan budidaya tanaman anggrek.Proses ini dilakukan karena tanaman anggrek vanda merupakan tanaman anggrek tahunan yang dapat bertahan selama 3 sampai 4 tahun sehingga penanaman kembali tanaman anggrek hanya dilakukan setiap 3 tahun sekalin.

Kelompok Tani Parakan Jaya telah memiliki jadwal dalam perawatan anggrek. Jadwal perawatan tanaman anggrek di Kelompok Tani Parakan Jaya tersaji dalam tabel 8.

Tabel17. Jadwal Kegiatan Perawatan Tanaman Anggrek di Kelompok Tani Parakan Jaya

No Hari Uraian Kegiatan

1 Senin Penyiangan Rumput

2 Selasa Pemupukan Tanaman

3 Rabu Penyiangan Rumput

4 Kamis Penyemprotan Obat

5 Jum’at Panen/Pemetikan

6 Sabtu Perbaikan Tali Ikat Tanaman

7 Minggu Libur

Sumber: Kelompok Tani Parakan

Hari Senin dan Rabu merupakan kegiatan penyiangan rumput agar lahan yang dipakai untuk budidaya tidak terganggu oleh rumput-rumput liar. Pemupukan tanaman dilakukan seminggu sekali agar tanaman anggrek mendapatkan nutrisi dan pertumbuhannya dapat optimal. Penyemprotan obat

SIE. USAHA H. JAYA

SIE. SARPRAS ADIH

ANGGORA KELOMPOK TANI PARAKAN JAYA STRUKTUR ORGANISASI

KELOMPOK TANI PARAKAN JAYA

KETUA NIMAN SARIP

SEKRETARIS A. ASUK

(37)

dilakukan sebagai antisipasi hama dan penyakit yang menyerang kepada tanaman anggrek sehingga tanaman anggrek dapat tumbuh dan berkembang tanpa adanya gangguan hama.

Selain itu, penyiraman juga dilakukan oleh Kelompok Tani Parakan Jaya. Penyiraman anggrek biasa dilakukan setiap pagi dan sore pada musim kemarau sedangkan pada musim hujan hanya dilakukan satu kali penyiraman anggrek karena air hujan sudah dianggap cukup menggantikan penyiraman tersebut.

PEMBAHASAN

Analisis Lingkungan Eksternal

Ada banyak faktor yang mempengaruhi pilihan atas tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. Faktor-faktor tersebut dinamakan faktor eksternal yang dibagi menjadi tiga subkategori yaitu faktor lingkungan jauh, faktor lingkungan industri dan faktor lingkungan operasional.

Analisis Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar yang dapat memberikan peluang maupun ancaman bagi perusahaan dalam menjalankan produksinya. Lima kekuatan utama dalam lingkungan jauh yaitu faktor ekonomi, sosial dan demografi, politik, teknologi, dan faktor ekologi.

1. Faktor Politik

Lingkungan politik, pemerintahan dan hukum sangat berpengaruh dalam kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Parakan Jaya. Keadaan politik yang stabil dapat mempengaruhi kondisi keamanan lingkungan sekitar kelompok tani maupun daerah pemasaran tanaman anggrek sehingga keadaan politik yang aman dapat menjadi suatu aspek yang penting yang perlu dijaga baik oleh pemerintah dan masyarakat.

Selain itu, adanya dukungan dari pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Tangerang selatan sangat berpengaruh bagi perkembangan kelompok tani parakan jaya. Dukungan yang berupa pelatihan, penyuluhan, promosi dan bantuan fisik berupa pupuk serta bibit unggul selama ini telah diberikan kepada Kelompok Tani Parakan Jaya. Kebijakan pemerintah yang akan menjadikan Tanaman Anggrek Vanda sebagai potensi komoditi hortikultura di Kota Tangerang Selatan sehingga berbagai kegaiatan dan promosi yang dilakukan Pemerintah daerah dapat memacu Kelompok Tani Parakan Jaya untuk lebih berkembang.

(38)

ketersediaan benih secara berkesinambungan, menumbuhkembangkan industri dalam negeri serta meningkatkan devisa negara.

2. Faktor Ekonomi

Keadaan ekonomi suatu negara akan mempengaruhi kinerja perusahaanbaik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor ekonomiberkaitan dengan sifat dan arah dari perekonomian dimana perusahaan sedangberoperasi. Perubahan kondisi perekonomian berpengaruh terhadap strategi yangdijalankan oleh perusahaan dalam mencapai tujuan dan dapat menyebabkankeberhasilan ataupun kegagalan strategi tersebut.Pertumbuhanekonomi tersebut dipengaruhi oleh nilai tukar yang stabil, ketersediaanpembiayaan, daya beli masyarakat yang masih cukup tinggi serta perkembanganekonomi global yang kurang kondusif. Namun, adanya kebijakan pemerintahmenaikkan harga BBM pada tahun ini tentunya sangat berpengaruh terhadap dayabeli masyarakat. Kenaikan harga BBM berdampak padakenaikan biaya transportasi yang akhirnya menambah beban transportasi perusahaan.Sementara itu harga jual anggrek potong tidak mengalami kenaikan.Daya beli masyarakat berdampak pada tingkat permintaanterhadap tanaman anggrek.

Tanaman anggrek merupakan produk yang mempunyai tren yang cepatberubah. Tidak ada sistem pengendalian pasar yang mampu menciptakan hargayang stabil. Tren tanaman anggrek yang cepat berubah dipengaruhi oleh preferensikonsumen yang juga berubah-ubah. Selain itu, permainan bisnis para pengusahabesar juga berperan besar mempengaruhi tren tanaman anggrek yang berkembang.

3. Faktor Sosial Budaya dan Demografi

Perubahan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan praktis mempunyaidampak besar pada semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan. Organisasi kecil, besar,mencari laba, dan nirlaba di semua industri dikejutkan dan ditantang oleh peluang danancaman yang muncul dari perubahan dalam variabel sosial, budaya, demografi, danlingkungan.Anggrek sebagai salah satu tanaman hias yang memiliki penampilan menarikmendapat perhatian yang cukup besar dari masyarakat Indonesia. Perusahaan yangmemproduksi dan memasarkan anggrek pun semakin bertambah termasuk Kelompok Tani Parakan Jaya yang meningkatkan volume produksi budidaya bunga anggrek untuk dipasarkan ke kalangan penjual dan outlet bunga serta perkantoran yang membutuhkan produk bunga segar sehingga pada saat initidak hanya masyarakat golongan atas saja yang bisa memakai anggrek tetapi kalanganmenengah juga sudah bisa memilikinya untuk memenuhi kebutuhan estetikanya. Kondisi yang baik ini mengakibatkanbermunculannya petani-petani dan pengusaha anggrek di berbagai daerah di Indonesia.Salah satu dampak positifnya adalah membuka lapangan pekerjaan. Dapat dikatakananggrek merupakan salah satu bunga nasional yang memiliki ciri khas tersendirisehingga akan tetap digemari sepanjang masa.

4. Faktor Teknologi

Sekarang ini tidak ada perusahaan atau industri yang terisolasi dari munculnyaperkembangan teknologi. Kemajuan teknologi secara dramatik dapat mempengaruhiproduk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses manufaktur,praktek pemasaran dan posisi bersaing.

(39)

tidakdimanfaatkan oleh perusahaan. Hal tersebut menyebabkan eksistensi suatuperusahaan akan tertinggal dan berada di bawah perusahaan lain yangmenggunakan teknologi untuk memperoleh hasil yang lebih baik, bermutu,efektif, serta lebih efisien.

Dalam prakteknya, perkembangan teknologi harus disesuaikan dengan proses produksi, proses pemasaran dan keinginan pasar. Pengamatan terhadap lingkungan diperlukan untuk menentukan perubahan teknologi apa yang memiliki dampak terhadap produk yang dihasilkan. Perubahan teknologi pada umumnya mengarah pada biaya produksi dan harga jual yang rendah, kualitas produk yang meningkat, waktu produksi yang cepat dan efisien serta pelayanan yang lebih cepat.

Dalam hal teknologi, Kelompok Tani Parakan Jaya bekerjasama dengan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek) Serpong yaitu mengenai pembibitan unggul. Bibit unggul yang ada saat ini terus di teliti sehingga nantinya akan menjadi bibit unggul yang mampu bersaing dengan bibit unggul anggrek jenis vanda yang berada di pasaran. Selain itu, penelitian terhadap bibit ini juga dapat menghasilkan tangkai anggrek yang berkualitas dan memperbanyak produksi yang lebih dari saat ini.

Analisis Lingkungan Persaingan Industri

Persaingan dalam lingkungan industri hulu Budidaya bunga anggrek ditentukan oleh lima kekuatan persaingan. Lima kekuatan persaingan tersebut adalah (a) ancaman masuknya pendatang baru, (b) kekuatan tawar menawar pemasok, (c) kekuatan tawar menawar pembeli, (d) ancaman produk pengganti/substitusi, (e) tingkat persaingan diantara sesama anggota industri. Hasil analisis terhadap lingkungan industri dan pengaruhnya terhadap perusahaan dijelaskan sebagai berikut :

1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru

Semakin berkembangnya gaya hidup yang diterapkan sebagian besar masyarakat menjadikan konsumsi bunga anggrek sebagai pilihan untuk mendekorasi ruangan dan keperluan acara tertentu. Permintaan komoditas bunga anggrek yang semakin tinggi ini, tentunya akan memberikan pengaruh yang positif terhadap permintaan akan bunga segar yang merupakan salah satu faktor penentu dalam kegiatan budidaya. Hal ini tentunya menjadi daya tarik sendiri bagi kelompok tani dan masyarakat sekitar untuk memulai usaha budidaya bunga.

Hingga saat ini tidak terdapat peraturan pemerintah yang manghambat masuknya pendatang baru kedalam industri budidaya bunga di Kota Tangerang Selatan. Oleh karena itu bagi pengusaha atau kelompok tani lainnya yang memiliki modal dapat mendirikan budidaya bunga anggrek. Ancaman masuk yang terasa dampaknya terhadap perkembangan usaha bunga anggrek yang dilakukan Kelompok Tani Parakan Jaya yaitu adanya pendatang baru dengan komoditi yang sama namun luas lahan yang sedikit berbeda dengan Kelompok Tani Parakan Jaya.

2. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

(40)

kelompok. Dalam menjalin kerjasama dengan pemasok, Kelompok Tani Parakan Jaya menerapkan sistem jual putus. Hal tersebut dilakukan karena bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan mudah didapat disekitar wilayah Tangerang Selatan.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam Industri budidaya bunga anggrek, pemasok memiliki pengaruh yang sangat kecil bagi indsutri hal ini dikarenakan daya tawar yang dimiliki pemasok tidak kuat/rendah. Perusahaan-perusahaan yang berada pada budidaya bunga anggrek termasuk Kelompok Tani Parakan Jaya didalamnya dapat dengan mudah berpindah dari satu pemasok kepemasok lain untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya.

3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Pasar Bunga Rawa Belong Jakarta merupakan tujuan utama pemasaran bunga anggrek yang dilakukan Kelompok Tani Parakan Jaya. Dalam hal tawar menawar produk yang dilakukan Kelompok Tani Parakan Jaya tidak terlalu berpengaruh karena harga produk tersebut sudah dipatok oleh pasar Rawa Belong dan Kelompok Tani Parakan Jaya hanya mengikuti harga pasaar yang ada pada saat itu.

Selain itu, pemasaran anggrek yang kini sudah dipasarkan ke luar daerah sehingga Kelompok Tani Parakan Jaya dapat menentukan harga sendiri. Kelompok Tani Parakan Jaya mematok dua kali lipat dari harga bunga anggrek yang berada di pasar rawa belong. Hal ini dilakukan karena proses pendistribusian dan packing serta pengurusan izin yang harus diperhitungkan.

4. Ancaman Produk Pengganti atau Substitusi

Berdasarkan permintaannya, hubungan dua barang atau lebih dapat dikatakn bersubsitusi apabila jika salah satu barang sebagai akibat perubahan kondisi, dapat menggantikan penggunaan barang lain (Nicholson, 1995). Pengaruh permintaan yang saling bersubstitusi dapat dilihat dari terpengaruhnya harga dan kuantitas permintaan oleh perubahan permintaan salah satu barang.

Ancaman produk pengganti yang dapat mempengaruhi bisnis Kelompok Tani Parakan Jaya diantaranya adalah adanya produk anggrek pot dengan jenis berbeda yaitu dendrobium. Jenis produk ini disukai oleh konsumen karena merupakan tanaman yang dapat budidaya sendiri dan perlakuan terhadap tanaman ini sama dengan jenis tanaman hias dalam pot pada umumnya.

5. Tingkat Persaingan Diantara Sesama Anggota Industri

(41)

Beberapa negara yang menjadi pesaing perusahaan dalam memasarkanproduknya adalah Thailand, Malaysia, dan Singapura. Anggrek dari negara-negaratersebut memiliki kualitas yang tinggi dengan pengendalian mutu yang ketat.Namun, setiap negara mempunyai suatu karakteristik produk yang berbeda -beda, yangmasing-masing memiliki keunggulan. Hal tersebut menjadi salah satu daya jual yangditawarkan kepada konsumen yang akan membelinya. Semakin banyak negara-negarayang melahirkan produk-produk anggrek menuntut Kelompok Tani Parakan Jaya untuk lebihwaspada dan bersikap preventif dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.

Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan merupakan proses perencanaan strategi yang menentukan kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Kajian proses analisis lingkungan internal dapat dilihat dari faktor-faktor seperti manajemen keuangan, pemasaran, sumberdaya manusia, produksi dan operasi.

Manajemen

Manajemen merupakan suatu proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Secara garis besar, fungsi manajemen yang telah diterapkan oleh perusahaan adalah perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian,penunjukan staf, dan pengendalian.

1. Perencanaan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Parkan Jaya belum tersusun dengan rapih. Hal ini dapat menyulitkan kelompok tani dalam hal target kinerja yang dicapainya. Selain itu, belum adanya perencanaan yang tepat berakibat adanya tugas ganda yang diterima oleh pekerja sehingga tugas yang diberikan kadang tidak terselesaikan dengan baik.

2. Pengorganisasian yang dilakukan Kelompok Tani Parakan Jaya masih belum sesuai yang diharapkan karena masih adanya tanggung jawab ganda yang dilakukan dari masing – masing bagian yang membawahi bidangnya. 3. Pemotivasian, yaitu proses mempengaruhi seseorang untuk mencapai

tujuan tertentu. Dalam hal ini Ketua Kelompok Tani Parakan Jaya memberikan motivasi melalui rapat – rapat yang diadakan seminggu sebanyak dua kali pertemuan. Selain itu, ketua kelompok juga melakukan kerjasama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan melalui penyuluh dengan memberikan pelatihan yang mengikutsertakan anggota. 4. Penunjukkan staf dapat dilihat dari penunjukkan seseorang yang

menempati organisasi inti dalam hal ini bendahara dan sekretaris. Bendahara dan sekretaris merupakan penunjukkan langsung ketua kelompok yang didasarkan atas ilmu dan potensi yang dimiliki dari staf tersebut.

5. Pengendalian yang dilakukan Kelompok Tani Parakan Jaya belum terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan data – data yang dimiliki Kelompok Tani Parakan Jaya belum tersusun dengan baik.

Keuangan

Gambar

Gambar 11. Data Permintaan Anggrek VandaGambar
Gambar 12. Jumlah Produksi Anggrek Vanda di Kelompok Tani Parakan Jaya
Gambar 13. Konsep Competitive Strategy dari Michael R. Porter
Gambar 14. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Operasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan Pengumuman Nomor : 137/PNGMN/PPBJ/DPUPE-LS/2013 tanggal 28 agustus 2013, kami Panitia Pengadaan Barang/Jasa dinas Pekerjaan umum, Pertambangan dan Energi

Pada penulisan ilmiah yang berjudul System Penjualan Secara Angsuran pada PT XYZ, yang melatar belakangi adalah bahwa komputer akhir-akhir ini sangat dibutuhkan disegala

Bentuk basis data dengan menggunakan Physical Data Model yang menampilkan relasi-relasi antar tabel yang digunakan pada aplikasi visualisasi data mahasiswa dan

Perkembangan teknologi internet saat ini telah berkembang sangat pesat. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan yang tidak bisa kita hindari sehingga dituntut

Di samping itu tujuan pengajaran bahasa Arab adalah untuk memperkenalkan berbagai bentuk ilmu bahasa kepada peserta didik yang dapat membantu memperoleh kemahiran

issue negatif kepada keluarganya yang berdampak terjadi pertengkaran suami-isteri sebagai hasil tandang kerumah orang lain. Problem psikologis rumah tangga warga binaan

Langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan masyarakat dalam penggunaan kamus sebagai alat bantu dalam proses pencarian

Setelah peneliti melakukan uji coba, merevisi alat ukur, dan menyusun kembali aitem-aitem yang diterima pada saat uji coba, maka peneliti mengambil data