• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Self Regulated Learning Dengan Kecemasan Akademis Pada Siswa Kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Self Regulated Learning Dengan Kecemasan Akademis Pada Siswa Kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe Chapter III V"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Azwar (2012) penelitian dengan pendekatan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya penelitian kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil.

Jenis penelitian ini kuantitatif dengan metode korelasional. Menurut Suryabrata (2008) Metode korelasional ialah metode penelitian yang dilaksanakan dengan tujuan mencari tahu sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan (berkorelasi) dengan satu atau lebih faktor lain. Pada penelitian ini, metode korelasi digunakan untuk mendapatkan jawaban tentang ada tidaknya hubungan satu faktor dengan faktor lain, yaitu hubungan antara kecemasan akademis dengan self regulated learning.

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Variable penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2012). Identifikasi variabel-variabel utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

(2)

B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN 1. Definisi Operasional Kecemasan Akademis

Kecemasan akademis adalah pikiran dan perasaan dalam diri individu, berisikan ketakutan, ketegangan dan kekhawatiran akan bahaya atau ancaman di masa mendatang, sehingga mengakibatkan terganggunya pola pemikiran, respon fisik serta perilaku sebagai hasil tekanan dalam pelaksanaan aktivitas akademik. Dalam penelitian ini kecemasan akademis diukur dengan menggunakan karakteristik kecemasan akademis yang disampaikan oleh Ottens (1991).

Kecemasan akademis subyek dilihat dari skor total yang diperoleh pada skala kecemasan akademis. Semakin tinggi skor skala yang diperoleh akan semakin menunjukkan tingginya kecemasan akademis yang dimiliki siswa dan begitu juga sebaliknya.

2. Definisi Operasional Self Regulated Learning

Self regulated learning adalah strategi yang digunakan individu dalam

(3)

Self Regulated Learning subyek dilihat dari skor total yang diperoleh

pada skala Self Regulated Learning. Semakin tinggi skor skala yang diperoleh akan semakin menunjukkan tingginya Self Regulated Learning yang dimiliki siswa dan begitu juga sebaliknya.

B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 1. Populasi Penelitian

(4)

2. Sampel Penelitian

Mengingat pada keterbatasan peneliti dalam menjangkau seluruh area populasi, maka peneliti hanya akan meneliti sebagian dari populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Berdasarkan pada populasi yang telah ditentukan maka akan diambil wakil dari populasi yang disebut sampel penelitian.

Sugiono (2012), pada populasi yang diasumsikan berdistribusi normal, penarikan jumlah sampel dapat dilakukan dengan berpatokan pada Nomogram Herry King. Berdasarkan table penentuan jumlah sampel dari suatu populasi

tertentu, untuk tingkat kepercayaan sample terhadap populasi 95% atau tingkat kesalahan 5 % dengan jumlah populasi 300 orang maka sampel yang harus dimiliki adala 161 orang (Sugiono, 2012).

C. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL PENELITIAN

Teknik pengambilan sampel, dengan menggunakan teknik proportional random sampling. Alasan menggunakan teknik ini karena yang menjadi populasi

(5)

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data hendaknya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan bentuk data yang akan diambil dan diukur. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode skala. Skala merupakan suatu bentuk pengukuran terhadap performansi tipikal individu yang cenderung dimunculkan dalam bentuk respon terhadap situasisituasi tertentu yang sedang dihadapi (Azwar, 2010).

Penelitian ini menggunakan penskalaan model Likert. Penskalaan ini merupakan model penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai sikap (Azwar, 2010).

Skala disusun sendiri oleh peneliti dari aspek-aspek yang membangun variabel tersebut. Skala yang digunakan terdiri dari skala untuk mengukur Self Regulated Learning dan skala untuk mengukur kecemasan akademis. Aitem-aitem dalam skala ini merupakan pernyataan dengan empat pilihan jawaban, yaitu:

STS = Sangat Tidak Sesuai TS = Tidak Sesuai

N = Netral S = Sesuai

SS = Sangat Sesuai

(6)

sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan unfavorable yaitu : SS = 1, S = 2, N = 3, TS = 4, STS = 5.

1. Rancangan Skala Kecemasan Akademis

Skala kecemasan akademis disusun dari keempat karakteristik kecemasan akademis. Rancangan alat ukur kecemasan akademik dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rancangan Alat Ukur Kecemasan Akademis

No Komponen Indikator Jumlah

(7)

2. Rancangan Skala Self Regulated Learning

Skala self regulated learning disusun dari empat belas strategi self regulated learning. Rancangan alat ukur self regulated learning dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rancangan Alat Ukur Self Regulated Learning

No Strategi Self Regulated learning Jumlah pertanyaan Total Bobot

Fav UnFav

1 Evaluasi terhadap diri (Self evaluation)

2 2 4 7,1%

2 Mengatur materi pelajaran (Organizing and transforming

2 2 4 7,1%

3 Mengatur dan merancang tujuan (Goal setting and planning)

2 2 4 7,1%

4 Mencari informasi (Seeking information)

2 2 4 7,1%

5 Mencatat hal-hal penting (Keeping records and monitoring)

2 2 4 7,1%

6 Mengatur lingkungan belajar (Environmental structuring)

(8)

E. UJI COBA ALAT UKUR 1. Uji Validitas

Validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsi ukur artinya alat ukur memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi atau content validity, yaitu sejauh mana alat tes yang digunakan dilihat dari segi isi adalah benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiono, 2012). Teknik yang digunakan untuk melihat validitas isi dalam penelitian ini adalah professional judgement, pendapat profesional diperoleh dengan cara berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan juga dosen atau pihak lain.

2. Uji Daya Beda Aitem

Uji daya beda aitem dilakukan untuk mengetahui sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Uji daya beda aitem ini dilakukan dengan cara memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau seusai dengan fungsi ukur tes (Azwar, 2012).

(9)

aitem. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.30 daya pembedanya dianggap memuaskan (Azwar, 2102). Uji daya beda aitem dilakukan pada alat ukur dalam penelitian ini, yaitu self regulated learning dan kecemasan akademis.

3. Uji Realibilitas

Reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat yang bersangkutan, bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda (Hadi, 2000). Uji reliabiltas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan pendekatan internal consistency (cronbach’s alpha coefficient) yaitu melihat indikator konsistensi butir-butir pernyataan tes dalam menjalankan fungsi ukurnya secara bersama-sama (Azwar, 2012).

Sebelum dilakukan reliabilitas terlebih dahulu dilakukan uji daya beda aitem. Daya beda suatu alat ukur dalam penelitian sangat diperlukan karena dapat diketahui seberapa cermat suatu alat ukur melakukan fungsinya. Parameter daya beda aitem diperoleh melalui komputasi korelasi antara distribusi skor skala itu sendiri yang akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total (rix). Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem

menggunakan batasan rix ≥ 0.300. Semua aitem yang mencapai koefisien

(10)

digunakan adalah koefisien alpha cronbach. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien realibilitas (rxx`) yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1. Koefisien reliabilitas yang semakin mendekati angka satu menandakan semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas yang dimiliki (Azwar, 2012). Teknik koefisien alpha untuk menguji reliabilitas alat ukur dihitung dengan bantuan program SPSS versi 22.0 for windows.

G. HASIL UJI COBA ALAT UKUR

Uji coba alat ukur dalam penelitian ini yaitu skala self regulated learning dan skala kecemasan akademis yang diberika kepada 175 orang siswa kelas 3 SMA yang akan menghadapi UN dan SBMPTN. Hasil uji reliabilitas untuk masing-masing skala yaitu 0.883 untuk skala self regulated learning dan 0.891 untuk skala kecemasan akademis. Dapat disimpulkan bahwa hasil ukur yang diperoleh dari alat ukur dapat terpercaya, dengan perolehan nilai alpha cronbach mendekati 1.00.

1. Skala Kecemasan Akademis Setelah Uji Coba

Variable kecemasan akademis diukur menggunakan skala yang telah diuji coba. Alat ukur motivasi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Alat Ukur Kecemasan Akademis Setelah Uji Coba

(11)

Lanjutan Tabel 4. Alat Ukur Kecemasan Akademis Setelah Uji Coba

Menjawab ujian terburu-buru 2 2

Memaksakan diri 2 2

Total keseluruhan 37

2. Skala Self Regulated Learning Setelah Uji Coba

Variable Self Regulated Learning diukur menggunakan skala yang telah diuji coba. Alat ukur motivasi dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Alat Ukur Self Regulated Learning Setelah Uji Coba

No Strategi Self Regulated learning Jumlah pertanyaan Total Fav UnFav

1 Evaluasi terhadap diri (Self evaluation)

1 1 2

2 Mengatur materi pelajaran (Organizing and transforming

2 2

3 Mengatur dan merancang tujuan (Goal setting and planning)

2 1 3

4 Mencari informasi (Seeking information)

2 2

5 Mencatat hal-hal penting (Keeping records and monitoring)

2 2 4

(12)

Lanjutan Tabel 5. Alat Ukur Self Regulated Learning Setelah Uji Coba 11 Mencari bantuan orang dewasa

(Seeking help from adults)

2 2

12 Mengulang tugas atau tes sebelumnya (Review test)

a. Rancangan Alat dan Instrumen Penelitian.

Pada tahap ini, peneliti mulai mengonstruksi alat ukur dalam bentuk skala yang terdiri dari skala Self regulated learning dan kecemasan akademis yang pembuatannya mengacu pada teori yang telah diuraikan sebelumnya.

b. Uji Coba Alat Ukur.

Agar memperoleh alat ukur dengan validitas dan reliabilitas yang memadai, maka peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba alat ukur penelitian.Uji coba alat ukur ini diberikan kepada sejumlah responden.

c. Revisi Alat Ukur.

(13)

kemudian disusun kembali dalam bentuk booklet untuk dijadikan alat ukur yang siap pakai di lapangan.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah peneliti melakukan uji coba, merevisi alat ukur, dan menyusun kembali aitem-aitem yang diterima pada saat uji coba, maka peneliti mengambil data penelitian dengan menyebarkan skala self regulated learning dan kecemasan akademis yang telah direvisi kepada responden penelitian yaitu para siswa SMA kelas 3.

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah diperoleh hasil skor skala self regulated learning dan kecemasan akademis, maka dilakukan pengolahan data. Pengolahan ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer 22.0 for windows.

I. METODE ANALISIS DATA

(14)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah data yang dianalisis sudah terdistribusi sesuai dengan prinsip-prinsip distribusi normal agar dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa data semua variabel yang berupa skor-skor yang diperoleh dari hasil penelitian tersebar sesuai dengan kaidah normal. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program komputer SPSS versi 22.0 for windows.

Kolmogorov-Smirnov adalah suatu uji yang memperhatikan tingkat

kesesuaian antara distribusi serangkaian harga sampel (skor yang diobservasi) dengan suatu distribusi teoritis tertentu. Kaidah normal yang

digunakan adalah jika p ≥ 0,05 maka sebarannya dinyatakan normal dan

sebaliknya jika p < 0,05 maka sebarannya dinyatakan tidak normal. 2. Uji Linieritas

(15)
(16)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan gambaran subjek penelitian secara umum, data hasil penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang ingin dilihat oleh peneliti, hasil data tambahan yang mendukung, dan pembahasan terhadap hasil-hasil pengolahan data.

A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 161 orang siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe. Subjek diberikan alat ukur berupa skala untuk mendapatkan data terkait variabel bebas dan variabel tergantung dalam penelitian ini. Peneliti menguraikan gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, dan usia.

1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Data Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Perempuan 101 62,73%

Laki-laki 60 37,26%

(17)

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa subjek penelitian dengan jenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 32, 26%. Sedangkan perempuan yang ikut berpartisipasi dalam penelitian sebanyak 62,73%.

2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Subjek dalam penelitian ini memiliki tingkatan usia yang berbeda-beda. Gambaran subjek penelitian berdasarkan tingkatan usia dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Data Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkatan usia

Usia Jumlah Persentase

17 tahun 108 67,08%

18 tahun 50 31,05%

19 tahun 3 1,86%

Total 161 100%

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah subjek berdasarkan usia berbeda-beda. Subjek paling banyak berada pada usia 17 tahun yaitu sebanyak 108 orang , kemudian pada usia 18 tahun sebanyak 50 orang dan subjek paling sedikit berada pada usia 19 tahun, yaitu berjumlah 3 orang.

B. HASIL UTAMA PENELITIAN

(18)

1. Uji Asumsi

1. Hasil Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data penelitian telah tersebar secara normal. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas kedua variabel dapat dilihat pada Tabel

8.

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Data Variabel Self Regulated Learning dan Kecemasan Akademis

Variabel Kolmogorov-Smirnov Z Signifikansi

Self Regulated Learning .063 .200

Kecemasan Akademis .060 .200

Berdasarkan hasil uji normalitas yang ditunjukkan oleh kedua tabel tersebut dapat dilihat bahwa penyebaran data dalam penelitian ini terdistribusi normal. Variabel self regulated learning memiliki signifikansi 0.200 dengan p>0.05 dan variabel kecemasan akademis juga memiliki signifikansi 0.200 dengan p>0.05. 2. Hasil Uji Linearitas Data

Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah data penelitian dari kedua variabel memiliki hubungan yang linear. Hubungan dikatakan linear apabila peningkatan nilai pada salah satu variabel diikuti dengan peningkatan pada variabel lainnya, atau sebaliknya. Uji linearitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji ANAVA. Hasil uji Linearitas dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil Uji Linearitas

Variabel Nilai F Signifikansi

(19)

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa perolehan signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05 (p<0.05) yang berarti data penelitian ini linear. Apabila variabel kecemasan akademis meningkat maka variabel self regulated learning juga meningkat, begitu juga sebaliknya. Untuk lebih jelas, berikut gambaran penyebaran data dalam bentuk scatterplot:

Gambar 2. Penyebaran Data Dalam Scatterplot

2. Uji Korelasi

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan antara variabel kecemadan akademis dengan self regulated learning pada siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe. Hubungan dari kedua variabel belum ditentukan arahnya apakah positif atau negatif. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan uji korelasi terhadap kedua variabel.

(20)

Ho (hipotesa nihil) : Tidak ada Hubungan Self Regulated Learning dengan kecemasan akademis pada siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe.

Ha (hipotesa alternative) : Ada Hubungan Self Regulated Learning dengan kecemasan akademis pada siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe.

Berdasarkan uji asumsi yang telah dilakukan yaitu uji normalitas dan linearitas, data dalam penelitian ini telah memenuhi kaidah untuk diuji secara parametrik. Hasil uji korelasi menggunakan Pearson Product Moment dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil Uji Korelasi Variabel Penelitian Variabel Nilai Korelasi Signifikansi

SRL * KA .985 .000

(21)

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan dalam penelitian ini diperoleh nilai p (0.000) < 0.05, yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ada Hubungan Self Regulated Learning dengan kecemasan akademis pada siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe. Hubungann kedua variabel positif atau searah, semakin tinggi kecemasan akademis maka semakin tinggi pula self regulated learning pada siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe.

C. HASIL TAMBAHAN PENELITIAN

Data tambahan dalam penelitian ini berfungsi sebagai data pendukung. Data tambahan akan menyajikan gambaran kategorisasi data yang terdiri dari tiga jenis yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilakukan pengelompokkan yang mengacu pada kriteria pengkategorisasian yang didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi normal (Azwar, 2012). Norma skor kategorisasi dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Norma Skor Kategorisasi

Kategorisasi Rentang Nilai

Rendah X < (µ - 1.0 SD)

Sedang (µ - 1.0 SD) ≤ X < (µ + 1.0 SD)

Tinggi X ≥ (µ + 1.0 SD)

1. Kategorisasi Data Kecemasan Akademis

(22)

Tabel 12. Statistika Deskriptif Kecemasan Akademis

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar data kecemasan akademis berada di kategori sedang. Sebesar 65% dari 161 data yang dikumpulkan memiliki kecemasan akademis pada tingkat sedang. Sedangkan 20% berada pada kategori rendah dan 22 % berada pada kategori tinggi.

2. Kategorisasi Data Self Regulated Learning

Data tambahan mengenai self regulated learning dapat dilihat pada Tabel 14 dan Tabel 15.

Tabel 14. Statistika Deskriptif Self Regulated Learning

SRL N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

161 160.98 15.084 110.00 198.00 .

(23)

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar data self regulated learning berada di kategori sedang. Sebesar 73% dari 161 data yang

dikumpulkan memiliki self regulated learning pada tingkat sedang. Sedangkan 26% berada pada kategori rendah dan 9.93% berada pada kategori tinggi

D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan self regulated learning dengan kecemasan akademis pada siswa kelas 3 SMA Negeri 1

Kabanjahe. Tujuan berikutknya adalah untuk melihat bagaimana arah hubungannya apakah positif atau negatif. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat hubungan self regulated learning dengan kecemasan akademis pada siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe. Hubungan yang dihasilkan bersifat positif atau searah, ini berarti bahwa semakin tinggi kecemasan akademis yang dirasakan siswa maka semakin tinggi pula self regulated learning-nya dan semakin rendah kecemasan akademisnya maka

semakin rendah pula self regulated learning. Hubungan antara kedua variabel ini dapat dikatakan sangat kuat karena hampir mendekati angka 1, dengan angka korelasi sebesar 0.985 dengan signifikansi 0.000.

(24)

bahwa siswa perlu merasakan perasaan yang membuat mereka tertekan, takut, bahkan cemas untuk membantu mereka mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.

Siswa SMA kelas 3 yang memiliki perasaan cemas terhadap kegiatan akademisnya akan berusaha mengatasi perasaan tersebut dengan meningkatkan usahanya dalam kegiatan belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Tyron, Hill dan Wigfield (Pintrich, 2002) untuk mengurangi rasa cemas dan meningkatkan kesiapan menghadapi ujian dapat dilakukan dengan memberikan keterampilan belajar yang dapat diberikan dengan melatih kebiasan belajar yang baik. Hal ini juga sejalan dengan yang dikemukakan oleh Fiyanti (2003) yang menyatakan bahwa beberapa siswa berpikir bagaimana cara untuk menghilangkan kecemasan yang mereka rasakan dengan cara bersaing. Bersaing yang dimaksud dalam hal ini adalah melakukan perbuatan untk menjadi menang atau mengungguli yang lain dan merupakan sarana efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Melatih kebiasaan belajar yang baik dan untuk meningkatkan prestasi belajar dapat dilakukan siswa dengan cara mengatur proses pembelajarannya atau dengan kata lain memiliki self regulated learning.

Self regulated learning merupakan hal yang penting yang harus dimiliki

siswa karna seperti yang dikemukakan oleh Ormrod (2009) bahwa self regulated learning adalah pengaturan terhadap proses-proses kognitif sendiri agar belajar

(25)

Hasil penelitian menyatakan bahwa siswa memiliki kecemasan terhadap proses belajar yaitu adanya perasaan takut menghadapi UN dan SBMPTN, khawatir akan banyaknya peserta yang bersaing di SBMPTN, cemas akan pengawas yang ketat, cemas terhadap soal yang sulit, takut tidak lulus, akan berusaha untuk lebih baik lagi dalam mengatur proses pembelajaran mereka.

Hubungan kedua variabel dapat dikatakan sangat kuat, namun jika perasaan cemas akan kegiatan akademis terlalu berlebihan malah bisa menimbulkan hal negatif. Kecemasan akademis yang tinggi dan berlebihan akan menyebabkan terganggunya fungsi kognitif dan aktivitas mental, mengganggu proses belajar dan prestasi dalam pendidikan (Zeidner dalam Matthews, 2000).

Hasil tambahan yang dipaparkan dalam penelitian ini menyatakan bahwa sebagian besar siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe memiliki kecemasan akademis pada taraf yang sedang. Perbandingannya yaitu 105 siswa atau 65,21% memiliki kecemasan akademis sedang, 36 siswa atau 22,36% memiliki kecemasan akademis taraf tinggi. Hal ini dapat dikatakan baik karena perasaan cemas yang dimiliki siswa dapat kita katakan rata-rata berada pada tingkat sedang dan tidak berlebihan yang dapat menganggu fungsi kognitif dan aktivitas mental, mengganggu proses belajar dan prestasi dalam pendidikan (Zeidner dalam Matthews, 2000).

(26)

di kategori sedang. Perbandingan kategorisari variabel Self regulated learning memiliki perbandingan, 119 siswa atau 73,91% memiliki Self regulated learning dalam kategori sedang, 16 siswa atau 9,93% memiliki Self regulated learning yang tinggi, dan 26 siswa atau 16,14% mahasiswa yang berada dalam kategori Self regulated learning yang rendah.

Self regulated learning siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe dapat

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan yang didapat dari penelitian. Kesimpulan diambil berdasarkan penyusunan latar belakang, dilandasi dengan teori dan kemudian diuji dengan menggunakan metode tertentu. Setelah dipaparkan kesimpulan kemudian peneliti juga akan memaparkan saran yang dapat peneliti berikan terkait dengan hasil penelitian, baik untuk pembaca, peneliti selanjutnya, subjek, dan untuk ilmu psikologi di bidang pendidikan serta untuk pihak-pihak lainnya yang terkait.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisa hasil penelitian maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagi berikut.

1. Ada Hubungan Self Regulated Learning dengan kecemasan akademis pada siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe.

(28)

3. Berdasarkan data tambahan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe memiliki self regulated learning dan kecemasan akademis pada kategori sedang.

B. SARAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, peneliti ingin mengemukakan beberapa saran, yaitu:

1. Saran Metodologis

a. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti hubungan self regulated learning dengan kecemasan akademis mungkin dapat melakukan penelitian pada sampel yang lebih menarik.

b. Peneliti selanjutnya yang tertarik pada variabel hubungan self regulated learning dengan kecemasan akademis mungkin dapat melakukan penelitian dengan melihat perbedaan tingkatan kelas (angkatan), atau dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yang lebih besar. 2. Saran Praktis

a. Bagi siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe

Bagi siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kabanjahe yang memiliki kecemasan akademis dapat mengatasinya dengan self regulated learning. Self regulated learning dapat diperoleh dari modelling, pengajaran secara

(29)

b. Staff Pengajar

Gambar

Tabel 1. Populasi Penelitian
Tabel 2. Rancangan Alat Ukur Kecemasan Akademis
Tabel 3. Rancangan Alat Ukur Self Regulated Learning
Tabel 4. Alat Ukur Kecemasan Akademis Setelah Uji Coba
+6

Referensi

Dokumen terkait

Setelah validitas isi dan validitas muka dikonsultasikan kemudian instrumen diujicobakan. Uji coba akan dilakukan pada siswa kelas VIII SMP tempat peneliti melakukan penelitian

suatu alat ukur dalam mengukur variabel yang hendak diukur dalam suatu penelitian.

regulated learning dengan kecemasan akademis pada siswa kelas XII SMA Negeri

Setelah dilakukan uji coba alat ukur dan diketahui item yang valid dan gugur, maka item yang gugur dihilangkan atau tidak dipergunakan kembali dan item yang valid

Hal tersebut dapat merupakan asumsi kemungkinan yang menyebabkan adanya hubungan negatif antara Self-Regulated Learning dengan Kecemasan Akademis pada siswa kelas

Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan R guru BK di SMA Negeri 1 Samarinda pada tanggal 16 November 2013, di SMA Negeri 1 Samarinda

Interaksi antara faktor personal dan lingkungan dapat menyebabkan munculnya kecemasan akademis pada siswa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Sekolah mewajibkan

Awalnya peneliti mengambil terlebih dahulu sebanyak 30 orang responden untuk melakukan proses uji coba alat ukur, namun kemudian proses pengambilan data tersebut berlanjut