• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Pemikiran Konseptual

Persaingan produk yang semakin terbuka merupakan tantangan bagi industri pertanian, khususnya pangan, untuk memenuhi harapan dan tuntutan konsumen akan produk pangan yang tidak hanya bermutu namun aman untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, setiap perusahaan melakukan berbagai upaya agar produk yang dihasilkan diterima oleh konsumen dan juga dapat mengungguli produk yang dihasilkan oleh perusahaan lain. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor-faktor mutu menurut konsumen dengan cara mengetahui keinginan dan persepsi konsumen terhadap produk yang bermutu. Upaya lain yang dilakukan adalah mengimplementasikan sistem mutu dan keamanan produk yang tersertifikasi seperti ISO 9001:2000 dan HACCP.

Tuntutan jaminan keamanan pangan tersebut terus berkembang sesuai dengan persyaratan konsumen yang terus meningkat. Oleh karena itu, perlu ada suatu sistem jaminan mutu dengan basis keamanan pangan yang menjadi acuan bagi industri pangan seperti HACCP.

HACCP adalah suatu sistem keamanan pangan yang biasa digunakan pada industri pangan untuk menjamin keamanan pangan yang diproduksi. Sistem

HACCP bukan merupakan sistem jaminan keamanan pangan yang zero risk atau

tanpa resiko, tetapi sistem ini dirancang untuk meminimalkan resiko bahaya keamanan pangan. Sistem HACCP dianggap sebagai alat manajemen yang digunakan untuk memproteksi rantai pasokan pangan dan proses produksi terhadap kontaminasi bahaya-bahaya mikrobiologi, kimia dan fisik.

Sebuah perusahaan memiliki daya saing yang kuat jika perusahaan tersebut memiliki kualitas produk yang baik dan sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen. Menurut Subagyo (2000), QFD merupakan suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang dan jasa dengan memahami kebutuhan konsumen, lalu menghubungkannya dengan aktivitas proses atau ketentuan teknis untuk menghasilkan barang atau jasa di tiap tahap pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan.

Perusahaan yang mampu memenuhi keinginan dan harapan konsumen akan memperoleh pasar yang lebih luas sehingga dapat meningkatkan kemampuan bersaingnya. Berdasarkan keinginan dan harapan konsumen, perusahaan dapat mengkaji dengan jelas bahwa lingkungan internal perusahaan dapat menjadi suatu kekuatan untuk memenuhi keinginan tersebut, tapi dapat juga menjadi suatu kelemahan. Selain itu lingkungan eksternal perusahaan juga dapat menjadi suatu peluang atau ancaman yang akan mempengaruhi kegiatan perusahaan dalam memenuhi keinginan konsumennya. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 8 di bawah ini :

Gambar 8 Diagram Alir Penelitian.

Dasar pemilihan industri markisa olahan sebagai obyek penelitian adalah dikarenakan saat ini cakupan pemasaran produk sari buah markisa sangat luas.

QFD (Quality

Function Deployment)

Mulai

Identifikasi faktor mutu sari buah dan konsentrat markisa Penentuan faktor-faktor internal dan eksternal Penilaian faktor-faktor lingkungan Penentuan posisi perusahaan Perumusan alternatif strategi Rekomendasi Strategi Selesai Analisis SWOT Matriks TOWS Matriks IFE Matriks EFE PT. Pintu Besar Selatan dan

Produk tersebut diekspor ke negara-negara seperti Amerika Utara (Amerika Serikat dan Kanada), Uni Eropa (Belanda, Jerman dan Inggris), Amerika Selatan (Brasil, Chile dan Argentina), Australia dan beberapa negara Asia (Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Bahrain dan Kuwait).

Tingkat kepuasaan konsumen terhadap mutu produk yang dihasilkan oleh PT. Pintu Besar Selatan (PBS) dibandingkan dengan perusahaan pesaing, yaitu :

a. PT. Maju Jaya Pohon Pinang (MJP) Cap “Pohon Pinang” dan

Pohon Pinang adalah merupakan merek dagang atas label minuman yang diproduksi oleh PT. Maju Jaya Pohon Pinang, yang didirikan oleh Razali Chuwardi dengan investasi Rp 10 miliar di atas areal 1,5 Ha. Kapasitas produksinya enam juta botol sirup dan jus per tahun.

b. UD. Tunggal Jaya Prima (TJP) Cap “Sarang Tawon”

Sarang Tawon adalah merupakan merek dagang atas label minuman yang diproduksi oleh UD Tunggal Jaya Prima, yang didirikan oleh Rizal Chuwardi pada tanggal 12 Desember 1994, yang beralamat di Jl. Pukat/Sejati II No. 80 kemudian pada bulan Juli 2002 pindah ke Jl. Pelita I Blok A No. 19 Kawasan Industri Medan Star, Kecamatan Tanjung Morawa Km 19,2 Kabupaten Deli Serdang, Medan.

Pabrik pengolahan sari buah yang terletak di Kawasan Industri Medan

Star Tanjung Morawa memiliki luas areal 810 m2, sedangkan luas pabrik yang

digunakan hanya sekitar 18 m x 36 m atau sekitar 648 m2. Pabrik Sarang

Tawon memiliki jumlah karyawan antara 30 – 40 orang. Pabrik Sarang Tawon mampu mengolah bahan baku menjadi produk sirup markisa sebanyak 300 lusin per harinya.

Hasil analisa tersebut akan diperoleh nilai rasio perbaikan, bobot dan persentasi bobot untuk setiap atribut mutu produk PBS. Dari analisa tersebut, dapat dibuat

House of Quality pada perusahaan PBS.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di PT. Pintu Besar Selatan di Brastagi, dan Industri Rumah Tangga Markisa Asli Famili di Medan selama empat bulan yaitu pada bulan September sampai bulan Desember 2008.

Tata Cara Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data primer, yaitu dengan melakukan wawancara dengan

responden konsumen dan para pakar yang memiliki pengetahuan tentang industri markisa dan melakukan pengamatan langsung di lapangan pada perusahaan PT. Pintu Besar Selatan dan Industri Rumah Tangga Markisa Asli Famili “Noerlen”.

2. Pengumpulan data sekunder, yaitu dengan penelusuran buku-buku, hasil-hasil

penelitian, majalah, jurnal dan sumber-sumber lain yang berhubungan.

Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Responden konsumen : jumlah responden konsumen yang dilibatkan adalah 50

orang yaitu ibu rumah tangga, karyawan swasta dan pegawai negeri. Responden konsumen digunakan untuk penilaian kualitas produk sirup markisa. Responden pakar : jumlah responden pakar yang dilibatkan adalah tujuh orang yang terdiri dari akademisi, birokrat dan praktisi. Kriteria umum yang digunakan dalam menentukan pakar adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui kondisi umum industri sirup markisa. Memiliki pengetahuan

tentang proses pembuatan sirup markisa.

b. Memiliki pengetahuan tentang penilaian mutu sirup markisa.

c. Memiliki pengetahuan tentang proses perumusan strategi dan sistem

penilaian dengan metode perbandingan berpasangan (pairwise comparison).

Responden pakar dilibatkan untuk menentukan dan menilai tingkat kepentingan antar atribut mutu produk, menentukan aktivitas proses dan hubungannya, menentukan hubungan antar atribut mutu produk dengan aktivitas proses, menentukan lingkungan internal dan eksternal perusahaan, penilaian kelembagaan yang terlibat dan strategi peningkatan mutu dan keamanan sirup markisa. Responden pakar berasal dari PT. Pintu Besar Selatan, Dinas Perindustrian Sumatera Utara, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan dan Dosen. Daftar nama responden pakar dapat dilihat pada Tabel 15 di bawah ini :

Tabel 15 Daftar Nama Responden Pakar

Nama Jabatan Instansi

1. Suwandi Onggo Direktur Utama PT. Pintu Besar Selatan

2. M. Rajab Manajer Produksi PT. Pintu Besar Selatan

3. Ir. Asmin Purba, MSc Manager Produksi PT. Pintu Besar Selatan

4. Drs. Indra Ginting,

Apth, MM.

Kepala Sub Bagian Pengawasan Mutu

BPOM Medan

5. Ir. Rudsel Iriani Tetty Kasi Agro dan Hasil

Hutan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan

6. Rachmi Novianti Pemilik Industri Rumah

Tangga Markisa Asli Famili Cap “Noerlen”

Industri Rumah Tangga Markisa Asli Famili Cap “Noerlen”

7. Ir. Taufik, MSc Dosen Universitas Sumatera

Utara dan Universitas Islam Sumatera Utara

Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya, seperti dijelaskan di bawah ini :

Metode Quality Function Deployment (QFD)

Total Quality Management (TQM) merupakan sistem manajemen yang mengikutsertakan seluruh anggota organisasi dalam menerapkan konsep dan teknik kendali mutu untuk mendapatkan kepuasaan pelanggan serta orang yang mengerjakannya (Marimin 2004). Salah satu alat yang dapat digunakan untuk

pelaksanaan TQM adalah Quality Function Deployment (QFD). Nasution (2001)

mendefinisikan QFD sebagai suatu proses atau mekanisme terstruktur untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan menerjemahkannya ke dalam kebutuhan teknis yang relevan dimana masing-masing area fungsional dan tingkat organisasi dapat mengerti dan bertindak. Sementara itu, menurut Subagyo (2000) QFD adalah suatu cara untuk meningkatkan mutu barang atau jasa dengan memahami kebutuhan konsumen lalu menghubungkannya dengan ketentuan teknis untuk menghasilkan barang atau jasa pada setiap tahap pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan.

Menurut Gasperz (2001), QFD didefinisikan sebagai suatu proses atau mekanisme terstruktur untuk menentukan kebutuhan pelanggan dan

menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan itu kedalam kebutuhan teknis yang relevan, dimana masing-masing area fungsional dan level organisasi dapat mengerti dan bertindak. Menurut Kolarik (1995), ciri khas QFD adalah target kualitas, analisis kompetitor dan karakteristik penjualan, alternatif proses produksi dan identifikasi

bottleneck. Manfaat utama yang dapat diperoleh perusahaan dengan menggunakan metode QFD adalah sebagai berikut (Ariani 1999) :

1. Mengurangi Biaya

Hal ini dapat terjadi karena produk yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan harapan konsumen sehingga tidak ada pengulangan pekerjaan atau pembuangan bahan baku yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh konsumen. Pengurangan biaya dapat dicapai dengan pengurangan biaya pembelian bahan baku, biaya overhead atau pengurangan upah dan penyederhanaan proses produksi.

2. Meningkatkan Pendapatan

Hal ini dapat dilakukan dengan adanya pengurangan biaya agar hasil yang didapatkan menjadi meningkat.

3. Mengurangi Waktu Produksi

QFD akan membuat tim pengembangan produk atau jasa untuk memfokuskan pada program pengembangan kebutuhan dan harapan konsumen.

Proses dalam QFD dilaksanakan dengan menyusun sebuah matriks yang

disebut rumah mutu atau The House of Quality (HOQ). Matriks ini menjelaskan

apa saja yang menjadi harapan konsumen dan bagaimana memenuhinya. Matriks rumah mutu (Gambar 9) terdiri dari enam bagian dibawah ini (Ariani 1999) :

1. Kebutuhan konsumen, berisi daftar semua kebutuhan dan harapan konsumen

yang umumnya ditentukan dengan riset pasar secara kualitatif.

2. Matriks perencanaan, berisi tingkat kepuasaan konsumen terhadap perusahaan

dan pesaingnya, target perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen serta perbandingan kemampuan perusahaan dan pesaing dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

3. Tanggapan teknis, merupakan aspek atau kegiatan teknis proses yang

Dokumen terkait