• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2018, di Sungai Bah Bolon Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, berada pada titik koordinat secara umum antara 03ᴼ07,425’ - 03ᴼ13,021’ LU dan 098ᴼ59,211’ - 099ᴼ04,233’ BT. Identifikasi ikan dilakukan di Laboratorium Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan buku identifikasi Kottelat et al., 1993. Peta lokasi dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Lokasi Penelitian

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pH meter, termometer, DO meter, bola duga, Global Position System (GPS), Stopwatch, spidol, kertas millimeter, Secchi Disk, lakban, kertas label, cool box, tali plastik, plastik 10 kg, backpack electrofishing unit, kamera digital, dan buku acuan identifikasi ikan Kottelat et al., 1993. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel ikan, tissue, dan alkohol 70%. Alat dan bahan dapat di lihat pada lampiran 1.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu penentuan stasiun sampling sesuai tujuan peneliti berdasarkan perbedaan penggunaan sekitar perairan. Penangkapan ikan di masing-masing stasiun akan menggunakan alat backpack electrofishing unit dengan metode pengoperasian transek vertikal, yakni kearah dasar sungai. Kemudian ditangkap dengan menggunakan tangguk (Fachrul, 2007). Pengoperasian electrofishing akan mengikuti alur zig-zag menyusur kedua tepi sungai per stasiun. Operator electrofishing akan bergerak berlawanan arah dengan arus sungai dibantu oleh satu atau dua orang pembawa dipnet (net persons).

Deskripsi Area Stasiun I

Stasiun ini terletak di Desa Huta Bayu kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai dan merupakan bagian hulu pada aliran sungai Bah Bolon yang berbatasan dengan Kabupaten Simalungun. Secara geografis terletak pada 03 07,455’ LU dan 09859,209’ BT. Lokasi ini memiliki dasar sungai dengan batuan

besar serta berpasir dengan aliran yang deras dan jernih, sekitar bantaran sungai masih terlihat tumbuhan hutan sungai dan aktivitas di sungai tersebut adalah untuk titik start arung jeram, menangkap ikan dan pemandian warga sekitar.

Adapun stasiun ini dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Stasiun I Stasiun II

Stasiun ini terletak di Desa Marjanji Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai yang secara geografis terletak pada 0311,441’ LU dan 09902,303’ BT. Lokasi ini memiliki dasar sungai dengan batuan besar berpasir dengan aliran yang deras dan jernih, sekitar bantaran sungai terdapat perkebunan milik rakyat seperti kelapa sawit dan karet dan aktivitas yang terjadi pada stasiun ini adalah rute arung jeram, pemandian warga sekitar, menangkap ikan dan juga terdapat penambangan batu dan pasir di sekitar sungai. Adapun stasiun ini dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Stasiun II Stasiun III

Stasiun ini teretak di Desa Gunung Pane Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai yang secara geografis terletak pada 0313,021’ LU dan 09904,233’. Lokasi ini memiliki substrat berpasir dengan batuan kecil dan hanya sedikit terlihat batuan besar dengan bantaran sungai terdapat batuan koral dan terdapat perkebunan milik rakyat dan Negara di sekitar stasiun tersebut dengan komoditi kelapa sawit dan karet. Aktivitas yang terjadi pada stasiun ini adalah pertanian/perkebunan, pemandian warga sekitar, penangkpan ikan, serta tidak jauh dari stasiun tersebut terdapat tempat rekreasi pemandian alam. Adapun stasiun ini dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Stasiun III

Pengambilan Sampel Ikan

Pengambilan sampel ikan dilakukan bersamaan dengan pengukuran faktor fisika kimia perairan. Sampel ikan ditangkap dengan menggunakan alat tangkap backpack electrofishing unit dimana arus listrik yang dihasilkan bersumber dari baterai 12 volt. Sampel ikan yang diperoleh dimasukan ke dalam kantong plastik dan diawetkan dengan alkohol 70% untuk selanjutnya dibawa ke Laboratorium Terpadu Fakultas Pertanian USU untuk diidentifikasi dengan buku identifikasi Kottelat et al., 1993.

Pengukuran Kualitas Air

Pengukuran parameter kualitas air dilakukan dengan menggunakan masing-masing peralatan yang telah dipersiapkan. Pengukuran suhu dengan termometer, kecerahan dengan keping secchi, kecepatan arus dengan bola duga,

pH dengan pH meter, dan DO dengan DO meter. Pengukuran parameter kualitas air dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Pengukuran Parameter Fisika-Kimia Perairan

Parameter Satuan Alat Analisis

Data yang diperoleh diolah dengan menghitung kepadatan relatif, frekuensi kehadiran, indeks diversitas Shannon-Wiener, indeks keseragaman, indeks dominasi jenis dengan persamaan sebagai berikut:

Kepadatan Relatif (KR) (Odum, 1994)

Indeks Keanekaragam (H’) (Ludwig dan Reynolds, 1998)

Indeks keanekaragaman (H’) menggambarakan keadaan populasi organisme secara matematis agar mempermudah dalam menganalisis informasi jumlah individu masing-masing jenis pada suatu komunitas. Untuk itu dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

H’ = -∑

Keterangan :

H’ = Indeks Keanekaragaman

pi = Jumlah individu masing-masing jenis (i = 1,2,3,…) S = Jumlah jenis

ln = Logaritma nature

pi = ∑ ni/N (Perhitungan jumlah individu suatu jenis dengan keseluruhan jenis)

Indeks Keseragaman (E)

Untuk mengetahui keseimbangan komunitas digunakan indeks keseragaman, yaitu kesamaan jumlah individu antar spesies dalam suatu komunitas. Semakin merata penyebaran jumlah individu antar spesies maka semakin besar derajat keseimbangan komunitas yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

S = Jumlah spesies dalam komunitas

H’ = Indeks keanekaragaman Shannon Wienner

Nilai indeks keseragaman berkisar antara 0-1. Kriteria nilai indeks keseragaman sebagai berikut:

E = 0 : Kemerataan antara spesies rendah, artinya kekayaan individu yang dimiliki masing-masing spesies sangat jauh berbeda.

E = 1 : Kemerataan antara spesies relatif merata atau jumlah individu masing-masing spesies relatif sama (Brower et al, 1990).

Indeks Dominasi jenis (C)

Indeks Simpson dapat digunakan untuk mengetahui terjadi dominasi jenis tertentu di perairan. Adapun persamaannya sebagai berikut:

C = ∑ ( )2 Keterangan :

C = Indeks dominasi simpson S = Jumlah genera/spesies Ni = Jumlah individu jenis ke-i N = Jumlah total individu

Nilai indeks dominasi antara 0-1. Kriteria indeks dominasi adalah sebagai berikut:

C = 0 : Dominasi rendah, artinya tidak terdapat spesies yang mendominasi spesies lainnya atau struktur komunitas dalam keadaan stabil.

C = 1 : Dominasi tinggi, artinya terdapat spesies yang mendominasi jenis spesies yang lainnya atau struktur komunitas labil, karena terjadi tekanan ekologis/stress (Odum, 1971).

Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor lingkungan terhadap nilai keanekaragaman jenis dan kelimpahan ikan. Analisis korelasi dihitung menggunakan Analisa Korelasi Pearson dengan bantuan software SPSS Ver. 23.00.

Interpretasi dari besarnya nilai hubungan antara keanekaragaman, keseragaman dan dominasi jenis ikan dengan sifat fisika kimia perairan dapat diklasifikasikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Koefisien Korelasi dan Interpretasi

Nilai Korelasi Interpretasi

0,00 - 0,199 Hubungan Sangat Tidak Kuat 0,20 - 0,399 Hubungan Tidak kuat

0,40 - 0,599 Hubungan Cukup Kuat

0,60 - 0,799 Hubungan Kuat

0,80 - 1,000 Hubungan Sangat Kuat (Sumber: Saragih, 2016).

Dokumen terkait