Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu di desa Lubuk Bayas kecamatan Perbaungan kabupaten Serdang Bedagai. Daerah ini dipilih karena merupakan desa percontohan dan sedang melaksanakan teknologi Sistem Pertanian Terpadu berupa PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) pada budidaya tanaman padi sawah dan karena merupakan daerah dengan produksi padi organik terbesar binaan BITRA di Provinsi Sumatera Utara. Luas lahan dan produksi padi organik menurut binaan BITRA di Provinsi Sumatera Utara pada Oktober 2011. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang mengelola usahatani padi organik di desa Lubuk Bayas sebanyak 64 KK. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Simple Random Sampling. Menurut Nazir (1983) mengatakan bahwa ukuran sampel yang diterima berdasarkan pada metode penelitian deskriptif minimal 30 sampel.
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada ketua kelompok tani di daerah penelitian dan data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik Medan serta buku yang mendukung penelitian ini.
Metode Analisis Data
Untuk identifikasi masalah 1, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif berdasarkan 7 (tujuh) parameter. Setiap parameter diberi skor 4 untuk mengikuti semua teknologi sesuai anjuran, skor 3 untuk melakukan salah satu teknologi budidaya sesuai anjuran, skor 2 untuk mengikuti semua anjuran tetapi tidak melakukan teknologi budidaya, skor 1 untuk melakukan teknologi budidaya tidak sesuai anjuran, skor 0 untuk tidak melakukan semua teknologi budidaya dan tidak melakukan semua anjuran. Maka tingkat adopsi dilihat dari penjumlahan skor secara keseluruhan yaitu berada antara 0-28 apabila skor :
• 0 – 9 : Tingkat Adopsi Rendah • 10 – 19 : Tingkat Adopsi Sedang • 20 – 28 : Tingkat Adopsi Tinggi
Parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat adopsi petani dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 3. Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Pertanian Terpadu Usahatani Padi Organik
No. Teknologi Budidaya
Teknologi Anjuran Pengukuran Skor
1. Benih/ bibit •Melarang benih hasil rekayasa genetika termasuk hibrida.
•Benih-benih berasal bukan dari proses produksi bahan kimia.
•Melalui proses adaptasi. •Benih teruji minimal 3
periode musim tanam.
•Diutamakan dari pertanian organik dan seleksi alam. •Asal usul harus jelas.
•Diutamakan benih lokal / benih petani.
1. Mengikuti semua teknologi sesuai anjuran.
2. Melakukan salah satu teknologi budidaya sesuai anjuran.
3. Mengikuti semua anjuran tetapi tidak melakukan teknologi budidaya.
4. Melakukan teknologi budidaya tidak sesuai anjuran.
5. Tidak melakukan semua teknologi budidaya dan tidak melakukan semua anjuran. 4 3 2 1 0
2. Lahan •Masa konversi / peralihan lahan bekas sawah selama 3- 4 musim tanam berturut turut secara organik. Catatan : melihat karakteristik (ciri khas) sesuai jenis lahan. •Lahan bukaan baru (alami)
tanpa konversi.
•Percepatan pemulihan lahan menggunakan pupuk hijau.
1. Mengikuti semua teknologi sesuai anjuran.
2. Melakukan salah satu teknologi budidaya sesuai anjuran.
3. Mengikuti semua anjuran tetapi tidak melakukan teknologi budidaya.
4. Melakukan teknologi budidaya tidak sesuai anjuran. 5. Tidak melakukan semua teknologi 4 3 2 1 0
budidaya dan tidak melakukan semua anjuran.
3. Pupuk •Melarang penggunaan bahan kimia sintetis dan pabrikan. •Mendorong penggunaan
pupuk hasil komposisasi. •Mengutamakan dari pupuk
kandang dan ternak sendiri. •Pupuk cair dari bahan alami. •Mendorong mikroorganisme
lokal.
1. Mengikuti semua teknologi sesuai anjuran.
2. Melakukan salah satu teknologi budidaya sesuai anjuran.
3. Mengikuti semua anjuran tetapi tidak melakukan teknologi budidaya.
4. Melakukan teknologi budidaya tidak sesuai anjuran.
5. Tidak melakukan semua teknologi budidaya dan tidak melakukan semua anjuran. 4 3 2 1 0 4. Teknik Produksi : a. Penyiapan lahan
•Tidak merusak lingkungan. •Pengelolaan secara bertahap. •Pengolahan seminimal
mungkin.
•Mengutamakan alat tepat guna, contoh : alat tradisional.
•Sesuai sifat tanaman dan kondisi tanah.
1. Mengikuti semua
teknologi sesuai anjuran.
2. Melakukan salah satu teknologi budidaya sesuai anjuran.
3. Mengikuti semua
anjuran tetapi tidak melakukan teknologi budidaya.
4. Melakukan teknologi budidaya tidak sesuai anjuran.
5. Tidak melakukan
semua teknologi budidaya dan tidak melakukan semua anjuran. 4 3 2 1 0
b. Penanaman •Sistem campuran (tumpang sari), tumpang gilir dan mina padi.
1. Mengikuti semua
teknologi sesuai 4
c. Pemupukan d. Pengolahan OPT e. Gulma f. Kontaminasi g. Konfersi lahan dan air h. Metode panen
•Keragaman varietas sesuai dengan musim dan mempertimbangkan kearifan lokal.
•Disesuaikan dengan kebutuhan.
•Disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan kondisi tanah.
•Pencegahan preventif alami. •Sehat dan aman.
•Mengendalikan populasi hama dengan prinsip alami. •Pengamatan intensif.
•Dikendalikan sebelum merugikan tanaman.
•Dipandang sebagai sumber hara.
•Irigasi dibuat trap (perangkap pada parit).
•Mengutamakan pencegahan erosi.
•Mendukung pertumbuhan dan perkembangan mikro- organisme.
•Tepat waktu.
•Teknologi tepat guna.
2. Melakukan salah satu teknologi budidaya sesuai anjuran.
3. Mengikuti semua
anjuran tetapi tidak melakukan teknologi budidaya.
4. Melakukan teknologi budidaya tidak sesuai anjuran.
5. Tidak melakukan
semua teknologi budidaya dan tidak melakukan semua anjuran. 3 2 1 0
5. Pasca Panen •Teknologi tepat guna untuk mendapatkan padi kadar air
1. Mengikuti semua
teknologi sesuai 4
ideal, contoh: pengeringan.
•Dilarang menggunakan bahan sintetis atau pengawet.
•Penyimpanan di lumbung padi.
anjuran.
2. Melakukan salah satu teknologi budidaya sesuai anjuran.
3. Mengikuti semua
anjuran tetapi tidak melakukan teknologi budidaya.
4. Melakukan teknologi budidaya tidak sesuai anjuran.
5. Tidak melakukan
semua teknologi budidaya dan tidak melakukan semua anjuran. 3 2 1 0
6. Harga •Sistem fair trade : penetapan
harga harus mempertimbangkan jasa
petani sebagai penyokong kebutuhan pangan nasional. •Kemitraan produsen –
konsumen.
1. Mengikuti semua
teknologi sesuai anjuran.
2. Melakukan salah satu teknologi budidaya sesuai anjuran.
3. Mengikuti semua
anjuran tetapi tidak melakukan teknologi budidaya.
4. Melakukan teknologi budidaya tidak sesuai anjuran.
5. Tidak melakukan
semua teknologi budidaya dan tidak melakukan semua anjuran. 4 3 2 1 0
7. Label •Diserahkan kepada SC. 1. Mengikuti semua teknologi sesuai anjuran.
2. Melakukan salah satu teknologi budidaya sesuai anjuran. 3. Mengikuti semua 4 3 2
melakukan teknologi budidaya.
4. Melakukan teknologi budidaya tidak sesuai anjuran.
5. Tidak melakukan
semua teknologi budidaya dan tidak melakukan semua anjuran.
1
0
Untuk identifikasi masalah 2, dianalisis dengan menggunakan korelasi Rank Spearman (rs) untuk membuktikan adanya keeratan hubungan antara faktor sosial
ekonomi petani dengan tingkat adopsinya dengan rumus :
rs = 1 – 6 ∑ 2��
�3−� Dimana :
rs = koefisien korelasi
di = selisih antara rangking nilai karekteristik petani dengan tingkat adopsi
n = jumlah petani yang mengadopsi teknologi usahatani padi organik dimana range rs = -1 ≤ 0 ≥ 1
│th
│= r
s�
�−21−��2 Dengan kriteria sebagai berikut :
t- hitung ≤ tα (0,05) ... Ho diterima, tidak ada hubungan t- hitung > tα (0,05)... Ho ditolak, ada hubungan
Untuk melihat besarnya nilai dari derajat keeratan dapat menggunakan klasifikasi koefisien korelasi dua variabel menurut Guilford dalam Supriana (2009), berikut ini :
Tabel 4. Nilai Hubungan Korelasi Menurut Guilford Nilai Koefisien Korelasi Keterangan
<0,2 Tidak terdapat hubungan antara kedua variabel
Antara 0,2 s/d 0,4 Hubungan kedua variabel lemah Antara 0,4 s/d 0,7 Hubungan kedua variabel sedang Antara 0,7 s/d 0,9 Hubungan kedua variabel kuat Antara 0,9 s/d 1 Hubungan kedua variabel sangat kuat
Defenisi dan Batasan Operasional Defenisi
a. Petani sampel adalah petani yang mengelola usahatani padi organik.
b. Tahapan-tahapan teknologi adalah dilihat dari segi benih/bibit, lahan, pupuk, teknik produksi, pasca panen, harga, dan label.
c. Adopsi dapat diartikan sebagai proses penerimaan inovasi dan atau perubahan perilaku baik yang berupa: pengetahuan (cognitive), sikap (affective), maupun ketrampilan (psycho-motoric) pada diri seseorang setelah menerima inovasi yang disampaikan penyuluh oleh masyarakat sasarannya.
d. Karakteristik sosial ekonomi terdiri dari umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, pengalaman bertani dan luas lahan.
e. Pendapatan petani adalah total pendapatan yang diperoleh petani/keluarga dari usahatani padi organik dan usahatani lain yang dikelolanya.
f. Padi organik adalah padi yang disahkan oleh sebuah badan independen, untuk ditanam dan diolah menurut standar “organik” yang ditetapkan.
g. Paket teknologi anjuran adalah perangkat modern dalam pelaksanaan mendayagunakan sumber daya pertanian yang sudah ditetapkan atau dianjurkan oleh Petugas Penyuluh Lapang.
Batasan Operasional
1. Sampel penelitian adalah petani yang mengusahakan usahatani padi organik. 2. Daerah penelitian adalah desa Lubuk Bayas kecamatan Perbaungan
kabupaten Serdang Bedagai.