• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Individu

METODE PENELITIAN

Kerangka Konsep Penelitian

Terdapat beberapa peubah yang akan diamati pada penelitian ini yaitu karakteristik individu (umur, pendidikan, pengetahuan, pengalaman kerja, pelatihan dan tingkat penghasilan), sikap dan perilaku karyawan. Peubah karakteristik akan dihubungkan dengan sikap, dan kemudian peubah sikap akan dihubungkan dengan perilaku karyawan yakni praktik higine daging selama masa penympanan si cold storage. Peubah situasional yang juga diteliti sebagai faktor eksternal adalah adanya SOP dan pengawasan pimpinan. Peubah situasional ini diduga berperan mempengaruhi kekuatan hubungan sikap dan perilaku individu karyawan.

Kerangka konsep penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan konsep yang dibuat oleh Zahid (1997). Adapan kerangka konsep penelitian selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.

Batas penelitian

Gambar 4 Kerangka konsep penelitian Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan yang dilaksanakan dari bulan Pebruari sampai April 2012. Tahap penelitian dimulai dari tahap perijinan,

Karakteristik Karyawan • Umur • Pendidikan • pengetahuan • Pengalaman bekerja • Pelatihan/training • Tingkat penghasilan Sikap Peubah Situasional Perilaku Kualitas daging baik Buruk Sikap terkait praktik higiene daging  SOP  Pengawasan pimpinan Baik Sedang

20

20

pembuatan serta validasi kuesioner, pelaksanaan survei serta analisa data. Penelitian dilakukan pada cold storage milik perusahaan importir daging yang diimpor melalui pelabuhan Tanjung Priok dan Bandara Soekarno Hatta. Adapun lokasi cold storage yang disurvei berada di Jakarta, Bogor, Bekasi, Depok dan Tangerang.

Tabel 4 Matrik Rancangan dan Jadwal Penelitian

Responden dan Besaran Sampel

Responden pada penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di unit cold storage milik perusahaan yang mengimpor daging melalui pelabuhan Tanjung Priok dan bandara Soekarno Hatta. Cold storage yang dimiliki telah ditetapkan sebagai instalasi karantina produk hewan (IKPH) oleh Badan Karantina Pertanian. Dari data (BBKP Tanjung Priok 2011; BBKP Soekarno Hatta 2011) terdapat 47 perusahaan yang memiliki ijin impor pada tahun 2010 dengan perincian 36 perusahaan melalui pelabuhan Tanjung Priok dan 11 perusahaan melalui bandara Soekarno Hatta. Setelah diverifikasi terdapat 7 perusahaan tidak melakukan impor daging, dan 11 perusahaan di Soekarno Hatta juga melakukan impor di Tanjung Priok sehingga didapat 30 perusahaan yang menjadi target sampel. Dari 30 cold storage dengan pekerja rata-rata 5-10 karyawan, dipilih 3 karyawan sebagai responden, sehingga diperoleh 90 responden.

21

Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah kuesioner, check list, dan peralatan tulis.

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan kajian lapang cross-sectional study dimana kajian ini menggunakan kuesioner sebagai perangkat untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku dari responden (Giuseppe et al. 2008; Lin et al. 2011; Pfeil et al. 2010).

Metode yang digunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian adalah melakukan wawancara menggunakan kuesioner. Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner diarahkan pada pokok-pokok permasalahan yang memiliki keterkaitan erat serta mendukung tujuan penelitian. Selain wawancara terhadap responden, dilakukan juga observasi terhadap sistem operasional di cold storage menggunakan cheklist. Hal ini bertujuan untuk melihat kesesuaian hasil kuesioner dengan kondisi yang sesungguhnya.

Sebelum digunakan dalam penelitian, kuesioner dan checklist terlebih dahulu diuji melalui pretest kuesioner untuk menghitung estimasi waktu wawancara dan melihat tingkat kesulitan pertanyaan didalam kuesioner. Setelah itu dilakukan uji validitas kuesioner untuk menilai kelayakan kuesioner sebagai perangkat penelitian.

Pengukuran Pengetahuan

Untuk mengukur pengetahuan karyawan cold storage digunakan 20 pertanyaan mengenai pengetahuan tentang praktik higiene daging selama penyimpanan di cold storage. Responden diharapkan dapat memberikan pilihan dalam jawaban ’benar’, ’salah’ dan ’tidak tahu’ (Hart et al. 2007; Ansari et al 2010). Pertanyaan dibedakan menjadi pertanyaan positif dan pertanyaan negatif untuk menghilangkan bias dari jawaban responden. Jawaban benar untuk pertanyaan positif adalah jika responden memilih jawaban benar, sementara jawaban benar untuk pertanyaan negatif dimana jawaban benar adalah jika responden memilih jawaban salah.

22

22

Penilaian untuk pernyataan sikap dilakukan dengan cara berikut: (1) untuk pernyataan positif jawaban ”benar” diberi nilai 1 dan jawaban ”salah” dan ”tidak setuju” diberi nilai 0. Sebaliknya untuk pernyataan negatif, jawaban ”benar” diberi nilai 0 dan jawaban salah atau salah dan tidak tahu diberi nilai 0 (Palaian et al. 2006). Dengan demikian nilai maksimum untuk tingkat pengetahuan adalah 20 dan minimum adalah nol. Berdasarkan kriteria penilaian di atas, maka untuk menilai tingkat pengetahuan karyawan adalah sebagai berikut:

 Pengetahuan buruk jika nilai < 7.

 Pengetahuan sedang jika nilai antara 7 – 14.

 Pengetahuan baik jika nilai > 14. Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dirancang menggunakan 20 pertanyaan mengenai praktik higiene daging. Responden diberikan tiga pilihan jawaban menggunakan skala Likert yaitu ”setuju”, ”ragu-ragu”, dan ”tidak setuju” (Ansari et al. 2010). Pernyataan sikap dibedakan menjadi pernyataan positif dan penyataan negatif untuk menghilangkan bias dari jawaban responden. Penilaian untuk pernyataan sikap dilakukan dengan cara berikut: (1) jawaban ”setuju”, ”ragu-ragu” dan ”tidak setuju” untuk setiap pernyataan positif masing-masing diberi nilai 3, 2 dan 1, dan (2) sebaliknya jawaban ”setuju”, ”ragu-ragu” dan ”tidak setuju” untuk setiap pernyataan negatif masing-masing diberi nilai 1, 2 dan 3.

Dengan demikian nilai maksimumnya adalah 60 dan nilai minimum adalah 20. Berdasarkan kriteria penilaian di atas, maka untuk menilai tingkat sikap karyawan adalah sebagai berikut:

 Sikap negatif jika nilai <33.

 Sikap netral jika nilai antara 33 – 46.

 Sikap positif jika nilai > 46. Pengukuran Perilaku

Untuk perilaku responden terhadap higiene, dirancang 30 pertanyaan dimana diberikan 2 pilihan jawaban yaitu ”ya” dan ”tidak”. Pembobotan dilakukan dengan memberikan nilai 1 pada jawaban ya dan nilai 0 pada jawaban tidak. Dengan demikian nilai maksimum untuk tingkat praktik terhadap

23

penerapan higiene daging selama penyimpanan di cold storage adalah 30 dan nilai minimum adalah nol.

Disamping itu untuk menilai tingkat higiene juga dilakukan checklist. Terdapat 10 penilaian yang dilakukan dengan memberikan nilai 1 pada yang yang melakukan praktik higiene daging tepat dan nilai 0 pada yang tidak melakukan praktik higene. Hasil penilaian total untuk praktik higiene adalah penjumlahan praktik higiene (30 poin) dan hasil observasi (10 poin). Dengan demikian nilai maksimum untuk tingkat praktik adalah 40 dan minimum adalah nol.

Berdasarkan kriteria penilaian di atas, maka untuk menilai tingkat perilaku karyawan adalah sebagai berikut:

 Perilaku buruk jika nilai < 13.

 Perilaku sedang jika nilai antara 13 – 26.

 Perilaku baik jika nilai > 26. Analisis Data

Data yang sudah terkumpul dianalisis secara statistik dengan menentukan distribusi frekuensi, range, persentase, skor dan analisis korelasi. Data tersebut dianalisis dengan statistik non perameter, yaitu uji korelasi Gamma. Menurut Agresti dan Finlay (2009) uji gamma digunakan untuk mengetahui asosiasi antara peubah-peubah skala ordinal. Kemudian data dianalisa menggunakan program SPSS 16 dan Microsoft Excel 2007.

Definisi Operasional

Untuk memberikan pengertian yang jelas dan tidak menimbulkan keraguan, maka perlu dirumuskan definisi operasional dari istilah peubah yang digunakan dalam penelitian. Beberapa istilah peubah tersebut adalah:

1. Karakteristik merupakan ciri-ciri individu responden yang relatif tidak berubah dalam waktu singkat. Data karakteristik yang dimaksudkan disini meliputi umur, tingkat pendidikan, pengetahuan, pengalaman bekerja, pembinaan dan tingkat pendapatan.

2. Umur adalah usia responden pada jarak ulang tahun terdekat. Umur karyawan dikelompokkan kedalam tiga kategori yaitu (1) < 30 tahun (muda), (2) 30-45 tahun (sedang), (3) > 45 tahun (tua).

24

24

3. Tingkat Pendidikan adalah jumlah tahun dari jenjang pendidikan sekolah (pendidikan formal) yang pernah ditempuh karyawan. Pendidikan karyawan dikelompokkan kedalam tiga kategori yakni (1) tingkat pendidikan rendah (tidak sekolah-Sekolah dasar), (2) pendidikan sedang (SMP-SMU/sederajat), (3) pendidikan tinggi (PT).

4. Pengalaman bekerja adalah rentang waktu dari saat responden diterima sebagai karyawan di cold storage sampai dilakukan wawancara. Pengalaman kerja karyawan dikelompokkan kedalam tiga kategori yakni (1) < 5 tahun (baru), (2) 5-10 tahun (sedang), (3) lama (>10 tahun).

5. Pelatihan adalah kegiatan yang pernah diikuti atau diperoleh karyawan terkait pekerjaan mereka yang bertjuan untuk meningkatkan pengetahuan dan skill terkait praktik higiene daging. Tingkat pelatihan berdasarkan jumlah pelatihan yang pernah diperoleh. Pelatihan dikelompokkan kedalam tiga kategori yakni (1) tidak pernah (rendah), (2) 1-4 (sedang), (3) >4 (tinggi). 6. Tingkat pendapatan adalah penerimaan yang diperoleh responden dari hasil

bekerja sebagai karyawan setiap bulan. Pendapatan karyawan dikelompokkan kedalam tiga kategori yakni (1) < 3 juta (rendah), (2) 3-5 juta (sedang), (3) >5juta (tinggi).

7. Pengetahuan adalah tingkat penguasaan mengenai fakta-fakta yang berhubungan dengan aspek praktik higiene daging dan tujuan serta manfaatnya, yang ditunjukkan oleh score index dari uji pengetahuan yang dilakukan. Pengetahuan karyawan dikelompokkan ke dalam tiga kategori yakni (1) skor < 7 (rendah), (2) skor 7-14 (sedang), (3) skor > 14 (tinggi). 8. Sikap adalah keyakinan, perasaan atau penilaian yang bersifat positif atau

negatif terhadap praktik higiene daging (objek sikap) yang disertai kecenderungan berperilaku terhadap objek sikap tersebut. Sikap terhadap higiene daging ini dihubungkan terhadap manfaat praktik higiene serta kepentingan dalam penerapan higiene ini. Sikap karyawan dikelompokkan kedalam tiga kategori yakni (1) skor <33 (rendah), (2) skor 33-46 (sedang), (3) >46 (tinggi).

9. Perilaku adalah kegiatan atau tindakan nyata yang dilakukan responden selama bekerja terkait praktik higiene daging di cold storage. Selain

25

menggunakan kuesioner, perilaku karyawan juga diukur menggunakan checklist. Kemudian kedua hasil skor ini diakumulasikan untuk mendapatkan skor total perilaku. Perilaku karyawan dikelompokkan kedalam tiga kategori yakni (1) skor <13 (rendah), (2) skor 13-26 (sedang), (3)skor >26 (tinggi). 10.Cold storage adalah bangunan atau gudang penyimpanan yang dilengkapi

pendingin yang digunakan untuk menyimpan daging impor sehingga umur simpan daging menjadi lama.

11.Karyawan adalah individu yang bekerja di cold storage pada perusahaan yang melakukan importasi daging.

12.Importir daging adalah unit usaha atau perusahaan yang melakukan kegiatan impor daging.

13.SOP adalah standar baku kerja yang dibuat oleh menajemen (perusahaan) sebagai acuan kerja bagi karyawan, dimana SOP ini bersifat mengikat bagi semua karyawan di unit cold storage.

14.Pengawasan pimpinan adalah kontrol yang dilakukan menajemen pada karyawan terkait pelaksanaan SOP yang dibuat perusahaan untuk dilaksanakan oleh karyawan dalam praktik higiene daging.

15.Keamanan pangan adalah jaminan agar makanan tidak membahayakan konsumen pada saat disiapkan dan atau dimakan menurut penggunaannya. 16. Higiene daging adalah semua dan kondisi tindakan untuk menjamin

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait