• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 TINJAUAN PUSTAKA

3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2011 bertempat di desa Karangsong, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Penelitian lapang ini dilakukan pada pertengahan bulan Juli 2011 sampai dengan akhir bulan Juli 2011.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Obyek penelitian adalah unit penangkapan gillnet millenium (kapal, alat tangkap, dan nelayan), dan data hasil wawancara dari berbagai pihak yang terkait.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Alat tulis

2) Kalkulator 3) Kuesioner 4) Datasheet

5) Video kamera

3.3Metode Penelitian dan Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode survei observasi lapangan, pengambilan data dilakukan dengan cara purposive sampling. Wawancara dilakukan terhadap 22 unit kapal gillnet millenium dengan rincian sebagai berikut:

1.Kapal gillnet millenium berukuran ≤ 10 GT sebanyak 7 sampel 2.Kapal gillnet millenium berukuran 20 GT sebanyak 7 sampel 3.Kapal gillnet millenium berukuran 30 GT sebanyak 4 sampel 4.Kapal gillnet millenium berukuran ≥ 40 GT sebanyak 4 sampel.

Responden adalah pemilik dan nelayan unit penangkapan gillnet millenium, pihak TPI, dan pegawai Dinas Perikanan Indramayu. Data diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer didapat melalui kegiatan wawancara dan pengisian kuesioner terhadap nelayan, pemilik kapal, dan pihak TPI. Data primer yang dikumpulkan dari nelayan berupa: dimensi utama kapal, panjang jaring, lama trip, jumlah produksi 2 trip terakhir, kebutuhan BBM per trip, kelengkapan kapal, daerah

penangkapan ikan, metode pengoperasian gillnet millenium, waktu dan musim penangkapan ikan, dan jenis ikan hasil tangkapan.

Data primer dari pemilik kapal berupa: nilai produksi 2 trip terakhir, desain alat tangkap, jumlah ABK, dan sistem bagi hasil. Data primer yang dikumpulkan dari pihak TPI antara lain: sarana perikanan di PPI Karangsong, prosedur lelang, dan retribusi TPI.

Data sekunder berasal dari Dinas Perikanan Indramayu berupa data armada penangkapan ikan dan data produksi perikanan Kabupaten Indramayu selama lima tahun (tahun 2006-2010). Data sekunder mengenai jumlah dan jenis armada penangkapan ikan di Karangsong dan data hasil lelang PPI Karangsong berasal dari KPL Mina Sumitra. Data ini termasuk jenis ikan yang didaratkan berdasarkan alat tangkap yang digunakan, serta jumlah dan nilai produksinya.

3.4 Analisis Data 3.4.1 Analisis teknis

Analisis teknis dari unit penangkapan gillnet millenium terdiri dari kapal, alat tangkap, nelayan dan metode pengoperasian alat. .Data analisis unit penangkapan tersebut didapatkan dari survei observasi lapangan dan wawancara dengan nelayan dan pemilik kapal gillnet millenium.

3.4.2 Analisis optimasi

Optimasi pada dasarnya adalah suatu proses pencarian hasil terbaik. Proses ini dalam analisis sistem diterapkan terhadap alternatif yang dipertimbangkan, kemudian dari hasil itu dipilih alternatif yang menghasilkan keadaan terbaik (Gaspersz, 1992).

Langkah-langkah dalam perhitungan untuk optimasi terhadap faktor-faktor teknis yang berpengaruh adalah sebagai berikut:

Langkah 1 : Mencari produktivitas rata-rata per trip dari masing-masing kelompok kapal (X ).

Langkah 2 : Mencari rata-rata volume produktivitas harian (A) dari masing- masing kelompok kapal dengan rumus:

Langkah 3 : Mencari volume produktivitas harian per luasan jaring (B). B = ) (m jaring luasan (kg/hari) A 2

Karena terdapat perbedaan ukuran antara 1 piece jaring gillnet kapal 30GT dan >40GT dengan ukuran 1 piece jaring gillnet kapal ukuran 10GT dan 20GT, maka satuan yang digunakan untuk variabel B adalah satuan luas g/m2,

Langkah 4 : Mencari rata-rata produktivitas harian per ABK (C). C = (orang) ABK jumlah (kg/hari) A

Langkah 5 : Mencari produktivitas per liter BBM dalam 1 kali trip (D). D = (liter) BBM kebutuhan (kg) X

, asumsi BBM terpakai habis.

Langkah 6 : Melakukan perhitungan fungsi nilai untuk masing-masing variabel A, B, C, dan D pada setiap kelompok kapal dengan rumus Fnxi= min max min i X - X X - X

Langkah 7 : Membuat tabel optimasi

Langkah 8 : Mencari nilai optimasi untuk masing-masing kelompok kapal dengan rumus X2 = Fn1 + Fn2 + Fn3

Nilai X2 yang didapatkan untuk masing-masing faktor teknis akan

dibandingkan satu sama lain. Nilai X2 yang terbesar menunjukkan keoptimalan

tertinggi, sedangkan nilai X2 yang paling kecil menunjukan nilai yang paling tidak

optimal untuk setiap komposisi teknis yang dihitung.

aa a aa a

Keterangan: X = melambangkan variabel A, B, C, dan D X = produktivitas rata-rata per trip

A = Produktivitas harian (kg)

B = Produktivitas harian per luas jaring (gr/m2) C = Produktivitas harian per ABK (kg/orang/hari)

D = Produktivitas per liter BBM per trip (kg/liter) FnA = Fungsi nilai untuk A

FnB = Fungsi nilai untuk B

FnC = Fungsi nilai untuk C

FnD = Fungsi nilai untuk D

4

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

   

 

4.1 Keadaan Geografis dan Topografis

Kabupaten Indramayu terletak di pesisir utara Pantai Jawa, dengan garis pantai sepanjang 114 km. Kabupaten Indramayu terletak pada koordinat 107°52'– 108°36' BT dan 6°15' – 6°40' LS. Kabupaten Indramayu terdiri dari 31 kecamatan dan 205 desa yang tersebar dalam wilayah dengan luas 2040,11 km2, dimana 10 kecamatan di antaranya berbatasan langsung dengan laut.

Indramayu memiliki batas wilayah administratif sebagai berikut: 1) Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa;

2) Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Cirebon;

3) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Cirebon; dan 4) Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Subang.

Kabupaten Indramayu merupakan daerah pertanian yang subur, dari wilayah seluas 204.011 Ha, 41,9% merupakan areal persawahan, dan sisanya berupa rawa, tambak, dan pekarangan. Kabupaten Indramayu memiliki ketinggian antara 0-18 m di atas permukaan laut dengan kemiringan lahan antara 0%-2%. Sehingga bila curah hujan tinggi maka di daerah-daerah tertentu akan terjadi genangan air dan bila kemarau akan terjadi kekeringan (Pemerintah Kabupaten Indramayu, 2011).

4.2 Keadaan Iklim Indramayu

Secara iklim, Kabupaten Indramayu termasuk ke dalam tipe iklim Aw. Tipe iklim Aw merupakan tipe iklim hujan tropis dengan musim basah dan kering dan mempunyai curah hujan tahunan di bawah 2500 mm. Curah hujan pada bulan terkering lebih kecil dari 60 mm serta suhu udara rata-rata bulanan terdingin lebih dari 180C dan suhu bulan terpanas lebih besar dari 22oC. Curah hujan tertinggi di Kecamatan Indramayu terjadi pada bulan Januari-Maret dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli-September. Seperti keterangan pada Tabel 1, Desa Karangsong yang merupakan bagian dari Indramayu memiliki curah hujan rata-

Dokumen terkait