• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENENTUAN DAN PEMBUATAN SAMPEL

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

3.4. METODE PENENTUAN DAN PEMBUATAN SAMPEL

Sampel yang akan dibuat dan diuji merupakan campuran yang terdiri dari kombinasi agregat kasar, agregat sedang, agregat halus (pasir alam Binjai dan pasir hasil pemecah batu) dan aspal. Agar pengaruh dari jumlah agregat halus dalam campuran dapat dianalisa, maka dibuat variasi jumlah agregat halus yang berbeda untuk masing-masing campuran. Variasi agregat halus yang dipakai adalah 4%, 6%, 8%, 10%, 12%, dan 14% dari total berat campuran.

Untuk melihat bagaimana pengaruh jumlah agregat halus pada beberapa kadar aspal, maka pada setiap persentase agregat halus, dibuat kadar aspal yang berbeda-beda dengan persentase kadar aspalnya 4.5%, 5%, 5.5%, 6%, dan 6.5% dari total berat campuran.

Supaya hasil pengujian lebih akurat, maka untuk setiap kadar agregat halus dan kadar aspal tertentu, masing-masing aspal dibuat dibuat sebanyak 3 (tiga) sampel sebagaimana yang disyaratkan pada pengujian Marshall untuk jumlah minimum sampel yang akan diuji. Hal pertama yang diuji adalah Marshall Test untuk penambahan pasir 4%, maka diperoleh data hasil pemeriksaan dan persentase kadar aspal optimum campuran. Setelah itu dilakukan uji Marshall lagi untuk penambahan pasir 6%, 8%, 10%, 12%, dan 14% dengan kadar aspal optimum, masing-masing dibuat tiga sampel. Sehingga jumlah sampel yang akan dibuat untuk penelitian ini adalah sebanyak (5 x 3) +(5 x 3) = 30 benda uji. Setiap sampel diberi kode tertentu, cara pemberian kode adalah sebagai berikut :

− Untuk jumlah agregat halus diberi kode : 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Jumlah agregat Halus 4 % --- kode 1

Jumlah agregat Halus 6 % --- kode 2 Jumlah agregat Halus 8 % --- kode 3

Jumlah agregat Halus 10 % --- kode 4 Jumlah agregat Halus 12 % --- kode 5 Jumlah agregat Halus 14 % --- kode 6

− Untuk kadar aspal diberi kode : Kadar aspal 4.5 % --- kode A Kadar aspal 5.0 % --- kode B Kadar aspal 5.5 % --- kode C Kadar aspal 6.0 % --- kode D Kadar aspal 6.5% --- kode E

− Untuk jumlah sampel diberi kode : Sampel 1 --- kode a

Sampel 2 --- kode b Sampel 3--- kode c

Pemberian kode ini dimaksudkan untuk mempermudah pengamatan dan untuk pengacakan pada waktu pengujian sampel percobaan.

Sebagai contoh, sampel dengan kode 1Db, artinya sampel kedua dari campuran dengan penambahan pasir alam Binjai 4%, dan kadar aspal 6%.

Untuk menjamin agar data pengujian yang diperoleh representative dan menghindarkan pengaruh pembacaan, maka urutan pembuatan dan pengujian sampel dilakukan secara acak (random) yang ditentukan dengan pengundian.

Urutan-urutan pembuatan dan pengujian sampel adalah : 1. 1Db 2. 1Ac 3. 1Ea 4. 1Aa 5. 1Bb 6. 1Da 7. 1Cb 8. 1Bc 9. 1Ec 10. 1Ab 11. 1Dc 12. 1Eb 13. 1Ba 14. 1Ca 15. 1Cc

16. 4Da 17. 6Db 18. 3Da 19. 4Dc 20. 5Db 21. 3Dc 22. 6Da 23. 2Da 24. 2Dc 25. 5Da 25. 5Dc 27. 3Db 28. 6Dc 29. 4Db 30. 2Db Setelah kombinasi agregat didapat, kemudian dihitung berat masing-masing agregat yang dipakai sesuai dengan persentase agregat dan kadar aspal yang telah ditentukan.

Selanjutnya setelah kombinasi dan berat masing-masing agregat ditentukan, barulah dilakukan pembuatan sampel untuk penelitian tersebut.

Prosedur persiapan dan pembuatan sampel percobaan mengikuti prosedur Marshall Test yang dikeluarkan oleh SNI 06-2489-1991, yaitu :

3.4.1. Bahan dan Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk pembuatan sampel percobaan adalah sebagai berikut :

a. Pan yang terbuat dari metal, dasarnya rata, yang akan dipergunakan untuk pemeriksaan agregat,

b. Pan, terbuat dari metal, berbentuk bundar, dengan kapasitas kira-kira 4 liter, dipakai untuk mencampur aspal dan agregat,

c. Kompor, hot plate dan oven, untuk memanaskan agregat, aspal dan peralatatan lain yang dibuthkan,

d. Sekop, untuk mengambil agregat,

e. Container kaleng, atau pouring pot untuk memanaskan aspal,

f. Thermometer yang berlapis baja, kaca, atau tipe piringan dengan gagang metal, suhu 10 oC (50 oF) sampai 232oC (450oF), untuk menentukan temperature agregat, aspal dan campuran aspal,

g. Timbangan, kapasitas 5 kg, dengan nilai akurasi sampai 1 gr untuk menimbang agregat dan aspal. Timbangan, kapasitas 2 kg, dengan nilai akurasi sampai 0,1 gr untuk menimbang campuran padat,

h. Sendok pencampur, i. Spatula,

j. Pedestal, berupa tempat dari kayu berukuran 200 x 200 x 200 mm (8 x 8 x 8 in) yang terbuat dari plat baja. Tutup yang terbuat dari baja harus benar-benar terikat pada pedestal. Pedestal ini harus ditemptakan sedemikian rupa sehingga posisinya tegak lurus,

k. Cetakan, terdiri dari piringan dasar dengan bentuk yang tertentu, mold berbentuk silinder dan collar extension. Cetakan ini mempunyai diameter bagian dalam 101,6 mm (4 in) dan tingginya kira-kira 75 mm (3 in).

l. Palu pemadat, terdiri dari pemadat lapisan luar yang bentuknya datar dan bulat berdiameter 98,4 mm (3 7/8 in) dan dilengkapi dengan beban seberat 4,5 kg (10 lb) yang konstruksinya sedemikian rupa untuk dapat memberikan tumbukan setinggi 457 mm (18 in).

m. Pemegang cetakan, yang merupakan suatu alat yang tidak melenting dan tegang yang dirancang untuk memegang cetakan pada tempatnya di pedestal,

n. Ekstruksi Jack atau Arbor Press, untuk mengeluarkan benda uji yang sudah padat dari dalam cetakan,

o. Sarung tangan, dari bahan asbes yang digunakan untuk memegang peralatan yang panas, dan sarung tangan dari karet, untuk memindahkan bahan percobaan dari bak air,

3.4.2. Prosedur Persiapan Bahan dan Pembuatan Sampel a. Jumlah bahan percobaan

Bahan percobaan siapkan tiga buah untuk setiap kombinasi kadar agregat halus dan kandungan aspal.

b. Persiapan agregat

Agregat dikeringkan sehingga mencapai berat yang konstan pada suhu 105 oC (221oF) sampai 110oC (230oF).

c. Penentuan temperature pencampuran dan pemadatan

Temperatur aspal yang dipanaskan sehingga akan menghasilkan kekentalan (viskositas) 170 ± 20 centistokes kinematik dan 280 ±30 centistokes kinematic, berturut-turut merupakan temperature pencampuran dan pemadatan. Pada penelitian ini suhu pencampuran adalah 150 oC dan suhu pemadatan 140 oC. Untuk mendapatkan suhu tersebut, sebelum dicampur agregat dipanaskan sampai 160 oC dan aspal dipanaskan hingga mencapai suhu 150 oC,

d. Persiapan cetakan dan palu

Dengan teliti cetakan sampel percobaan dan lapisan luar palu pemadat dibersihkan dan dipanaskan semuanya dalam bak air mendidih atau pada hot plate pada temperatur 93 oC (200 oF) – 149 oC (300 oF). Kemudian sepotong filter seukuran bagian bawah cetakan diletakkan pada plat dasar sebelum campuran dimasukkan ke dalam cetakan,

e. Persiapan campuran

Untuk tiap benda uji diperlukan agregat sebanyak ± 1200 gram sehingga menhasilkan tinggi benda uji kira-kira 6,25 cm ± 0,125 (2,5” ± 0,05”). Panaskan panci pencampuran beserta agregat kira-kira ± 280 oC di atas suhu pencampur untuk

aspal panas dan ter dan aduk sampai merata, untuk aspal dingin pemanasan sampai 14 oC di atas suhu pencampur.

f. Pemadatan benda uji

− Bersihkan perlengkapan cetakan benda uji serta bagian muka penumbuk dengan seksama dan panaskan sampai suhu antara 83,3 oC dan 148,9 oC.

− Letakkan selembar kertas kering atau kertas penghisap yang sudah digunting menurut ukuran cetakan ke dalam dasar cetakan, kemudian masukkan seluruh campuran kedalam cetakan dan tusuk-tusuk campuran dengan spatula yang dipanaskan atau aduklah dengan sendok semen 15 kali keliling pinggirannya dan 10 kali di bagian dalam.

− Lepaskan lehernya dan ratakan permukaan campuran dengan mempergunakan sendok demen menjadi bentuk yang sedikit cembung.

− Waktu akan dipadatkan suhu campuran harus dalam batas-batas suhu pemadatan seperti yang disebut pada tabel visikositas.

− Letakkan cetakan di atas landasan pemadat, dalam pemegang cetakan, lakukan pemadatan dengan alat penumbuk sebanyak 75 kali dengan tinggi jatuh 45 cm (18”), selama pemadatan pertahankan agar sumbu palu pemadat selalu tegak lurus pada cetakan.

− Lepaskan keeping (pemegang) alas dan lehernya, balikkan alat cetak berisi benda uji dan pasang kembali lehernya, disisi ini tumbuklah dengan jumlah tumbukan yang sama.

− Sesudah pemadatan, lepaskan keeping alas dan pasanglah alat pengeluar benda uji pada permukaan ujung ini.

− Dengan hati-hati keluarkan dan letakkan benda uji di atas permukan rata dan halus, biarkan selama kira-kira 24 jam pada suhu ruang.

Dokumen terkait