BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.2 Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peternak kelinci di Desa / Kelurahan Gundaling II dan SempajayaKecamatan Berastagi Kabupaten Karo, yang berjumlah 20 orang. Metode penarikan sampel yaitu menggunakan metode
purposive sampling dengan aturan, besarnya sampel dalam metode analisis faktor paling sedikit empat atau lima kali banyaknya variabel (Supranto, 2004), maka perhitungan jumlah sampel adalah sebagai berikut :
n = 5V
Dimana :
n = besar sampel
V = jumlah variabel
Karena jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 4 variabel, maka besarnya jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 orang dengan perhitungan :
n = 5V = 5 (4) = 20
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari peternak kelinci di Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo dengan wawancara langsung kepada responden menggunakan daftar kuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi dan dinas yang terkait dengan penelitian ini seperti Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten karo, Kantor Kecamatan Berastagi, Kantor Desa Gundaling II, Kantor Desa Sempajaya, dan Penyuluh Pertanian Kabupaten Karo serta literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.4 Metode Analisis Data
Data yang dikumpulkan dengan melakukan tabulasi, kemudian dibuat hipotesis yang selanjutnya diuji dengan metode analisis yang sesuai dengan hipotesis tersebut.
Untuk identifikasi masalah yang pertama (1), di analisis menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan membandingkan sistem pengelolaan usaha ternak kelinci di daerah penelitian dengan teknis pengelolaan anjuran dinas secara teknis atau menurut literatur yang ada.
Untuk identifikasi masalah yang kedua (2), dianalisis dengan menggunakan fungsi
Cobb Douglass. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan faktor- faktor produksi ternak kelinci terhadap produksi anakan kelinci, digunakan fungsi produksi Cobb Douglass sebagai berikut:
Y = aX1b1.X2b2.X3b3.X4b4
Dimana :
Y = Produksi (ekor)
X2 = Pakan (Kg)
X3 = Obat-obatan (ml)
X4 = Tenaga kerja (HKO)
a = Konstanta
b1, b2, b3 dan b4 = Koefisien Regresi
Untuk mengetahui pengaruh variabel – variabel faktor produksi ternak kelinci terhadap produksi ternak kelinci maka faktor-faktor produksi tersebut diestimasi ke dalam model berikut dan selanjutnya dianalisis dengan analisis regresi linier berganda.
Ln Y = ln a + b1 ln X1 + b2 ln X2 + b3 ln X3 + b4 ln X4+ µ
Nilai-nilai parameter dari persamaan tersebut diselesaikan dengan menggunakan Metode Kuadrat Terkecil atau Ordinary Least Square (OLS)dengan alat bantu SPSS.
Untuk mengetahui apakah indukan, konsumsi pakan, obat-obatan dan tenaga kerja, masing-masing berpengaruh nyata atau tidak terhadap produksi (Y) maka digunakan uji F.
Kriteria Uji :
Jika F- hitung <F- tabel maka Ho diterimaatauH1 ditolak. Jika F- hitung >F- tabel maka Ho ditolak atau H1 diterima.
Untuk mengetahui apakah indukan, konsumsi pakan, obat-obatan dan tenaga kerja secara serempak berpengaruh nyata atau tidakterhadap produksi kelinci (Y) maka digunakan uji t.
Jika t- hitung ≤ t- tabel maka Ho diterima atau H1 ditolak. Jika t- hitung ≥ t- tabel maka Ho ditolak atau H1 diterima
Keterangan :
Ho diterima atau H1 ditolak berarti tidak ada pengaruh signifikan dari indukan, konsumsi pakan, obat-obatan dan tenaga kerja terhadap produksi ternak kelinci. Ho ditolak atau H1 diterima berarti ada pengaruh signifikan dari indukan, konsumsi pakan, obat-obatan dan tenaga kerja terhadap produksi ternak kelinci (Sudjana, 2005).
Setelah dilakukan pengujian regresi, maka dilakukan evaluasi. Evaluasi inidimaksudkan untuk mengetahui apakah penggunaan model regresi linier bergandadalam menganalisis telah memenuhi asumsi klasik yang dipersyaratkan. Asumsiklasik yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual dari model regresi yang dibangun mempunyai distribusi normal atau tidak. Jika residual berasal dari distribusi normal, maka nilai-nilai sebaran data pada grafik Normal PP Plot of Regression Standardized Residual akan terletak di sekitar garis diagonal atau tidak terpencar jauh dari garis diagonal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam modelregresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. UjiMultikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila nilaiTolerance Value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil daripada l0 makadapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas (Santoso, 2002).
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuahmodel regresi terjadi perbedaan varian residual dari suatu periode pengamatan kepengamatan yang lain. Metode grafik menunjukkan penyebaran titik - titik varianresidual sebagai berikut :
a. Titik -titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. b. Titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
c. Penyebaran titik - titik data tidak membentuk pola bergelombang menyebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
d. Penyebaran titik-titik tidak berpola.
Untuk identifikasi masalah yang ketiga (3) metode analisis data yang dipergunakan yaitu rumus analisis pendapatan dan kelayakan. Untuk analisis pendapatan usaha, digunakan rumus:
Pd = TR – TC
Dimana :
Pd = Pendapatan usaha ternak (Rp) TR = Total Penerimaan(Rp)
TC = Total Biaya (Rp)
Untuk kelayakan usaha ternak kelinci dianalisis dengan menggunakan metode analisis Return Cost Ratio (Rasio R/C), Return on Investment (ROI) dan Break event Point (BEP). Analisis Return Cost Ratioatau yang dikenal dengan perbandingan (nisbah) antara penerimaan dengan biaya, secara matematis dapat dituliskan : a = R/C
R = Py.Y C = FC + VC
Keterangan : R = Penerimaan (Rp) C = Biaya (Rp) Py = Harga Output (Rp) Y = Output (Kg) FC= Biaya Tetap (Rp) VC = Biaya Variabel (Rp)
Kriteria Uji : - R/C > 1 maka usaha ternak layak diusahakan - R/C = 1 maka usaha ternak berada di titik impas
- R/C < 1 maka usaha ternak tidak layak diusahakan
Untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan, serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktiva dalam kegiatan operasional perusahaan dapat dianalisis dengan menggunakan Analisa
Return On Investment (ROI), secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
ROI = Laba Bersih Setelah Pajak x 100 % Total Aktiva
Sedangkan untuk melihat pada tingkat produksi dan pada harga berapa usaha ternak kelinci dikatakan mengalami titik impas (keadaan tidak untung dan tidak rugi) atau Break Even Point (BEP) dilihat dari total biaya yang dikeluarkan oleh peternak dalam proses produksinya tersebut dapat di hitung dengan menggunakan rumus:
BEP Produksi = Total Biaya (TC) Harga Penjualan (Py)
Untuk menghitung BEP Harga digunakan rumus sebagai berikut:
BEP Harga = Total Biaya (TC) Harga Produksi (y)
Dimana:
BEP Produksi = Titik impas produksi (Kg) BEP Harga = Titik impas harga (Rp) TC = Total biaya (Rp) Py = Harga penjualan (Rp)
Q atau y = Jumlah ternak kelinci yang diproduksi (Kg) (Fauzi, 2002).
Untuk identifikasi masalah yang keempat (4) dianalisis dengan menggunakan 2 cara. Pertama dengan metode analisis deskriptif yaitu mengamati saluran yang dilalui produsen ke konsumen akhir tataniaga ternak kelinci, kedua dianalisis dengan melihat margin pemasaran yang didapatkan setiap pedagang perantara:
MP = Pr-Pf atau mm MP =
∑
Bi +∑
Ki i = 1i = 1 Keterangan: MP = Margin PemasaranPr = Harga ditingkat pengecer (Rp)
Pf = Harga ditingkat produsen (Rp)
m
∑
Bi = Jumlah biaya tiap lembaga ke-ii = 1 m
∑
Ki = Jumlah keuntungan tiap lembaga perantara ke-ii = 1
share biaya (SBi) masing-masing lembaga menggunakan model :
SBi = Bi x 100%
Pr-Pf
Share keuntungan (SKi) masing-masing :
SKi = Ki x 100%
Share petani produsen (S) masing-masing :
Sr = Pf100%
Pr
Untuk analisis nisbah margin keuntungan secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
I bti
keterangan :
I = Keuntungan masing-masing lembaga tataniaga (Rp) Bti = Biaya masing - masing lembaga (Rp)
(Sihombing, 2010).
3.5 Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka dibuat beberapa definisi dan batasan operasional sebagai berikut:
3.5.1 Definisi
1. Peternak sampel adalah peternak yang mengusahakan usaha ternak kelinci di daerah penelitian.
2. Usaha ternak kelinci adalah suatu kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan kelinci untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.
3. Produksi adalah seluruh hasil usaha ternak kelinci dalam bentuk siap jual. 4. Biaya produksi adalah seluruh biaya yang di keluarkan selama proses
produksi dan pasca produksi.
5. Komponen biaya produksi yaitu tenaga kerja, biaya penyusutan, pajak, dan biaya sarana produksi seperti bibit, pakan, obat-obatan, dan peralatan yang dikorbankan selama satu tahun yang dinilai dalam rupiah/tahun.
6. Faktor produksi adalah komponen utama yang mutlak diperlukan dalam melaksanakan proses produksi usaha ternak kelinci yang terdiri dari lahan, kandang, modal, tenaga kerja, sarana produksi dan peralatan.
7. Produksi adalah hasil dari usaha ternak kelinci dalam bentuk segar yang dihitung berdasarkan jumlah berat daging.
8. Total Penerimaan adalah nilai yang diperoleh dari perkalian total produksi dengan harga jual.
9. Total Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya produksi yang dikeluarkan dalam usaha ternak kelinci.
10. Upah Minimum Provinsi (UMP) adalah tingkat upah terendah yang telah ditetapkan provinsi.
11. Tingkat Upah yang berlaku adalah tingkat upah yang telah ditetapkan berlaku didaerah penelitian.
12. Pengecer adalah orang atau badan usaha yang secara langsung melakukan penjualan ternak kelinci kepada konsumen.
13. Marjin Pemasaran adalah perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima peternak.
14. Pemasaran atau Tataniaga merupakan suatu sistem yang tujuannya ialah mengalokasikan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
15. Lembaga Tataniaga adalah orang atau badan usaha yang terlibat dalam proses tataniaga ternak kelinci.
16. Produsen adalah perusahaan atau peternak yang menghasilkan kelinci dalam negeri.
17. Saluran Tataniaga adalah seluruh chanel bagian tataniaga yang terdiri dari lembaga - lembaga yang berperan dalam penyampaian barang maupun jasa.
3.5.2 Batasan Operasional
1. Lokasi penelitian adalah Desa / Kelurahan Gundaling II dan Sempajaya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo.
2. Waktu penelitian adalah pada tahun 2012
3. Peternak sampel adalah peternak yang mengusahakan usaha ternak kelinci yang ada di daerah penelitian.
IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK