III. METODOLOGI PENELITIAN
3.7. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Untuk mengetahui gambaran umum responden dan perilaku
pembelian konsumen digunakan variabel demografi. Variabel demografi menggambarkan pengelompokan responden kedalam kategori-kategori berdasarkan jenis kelamin, usia, jumlah anggota keluarga, pekerjaan orang tua (ayah dan ibu), sumber dana, dan lain- lain. Jenis data yang dikumpulkan bersifat kualitatif.
3.7.2. Uji Validitas dan Reliabilitas
Menurut Simamora (2004) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat kesahihan apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Artinya, mampu memperoleh data yang tepat dari peubah
28
yang diteliti. Simamora (2004) juga mendefinisikan bahwa reliabilitas merupakan tingkat keandalan kuesioner.
Uji validitas dalam penelitian ini, menggunakan korelasi product moment Pearson. Jumlah responden untuk uji coba minimal 30 orang. Angka korelasi yang didapat harus dipertimbangkan dengan angka kritis tabel korelasi nilai r. Product Moment besar dari nilai tabel, maka pertanyaan valid atau sahih.
Reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner. Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Asumsinya tidak terdapat perubahan psikologis pada responden. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi suatu alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini digunakan teknik Cronbach.
3.7.3. Uji Khi-Kuadrat
Teknik Khi-Kuadrat dipergunakan untuk menentukan apakah hubungan atau asosiasi antara kedua variabel signifikan atau tidak secara statistik. Dengan kata lain teknik ini digunakan untuk melihat apakah ada hubungan sistematik antara kedua variabel yang diteliti (Rangkuti, 2002). Hipotesis yang diuji dengan Khi-Kuadrat adalah sebagai berikut :
H0 : Kedua variabel tidak memiliki hubungan
H1 : Kedua variabel memiliki hubungan
Hipotesis nol ditolak jika nilai X2 yang diperoleh lebih dari atau sama dengan nilai kritik Khi Kuadrat. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian sebesar 95 persen. Hipotesis ini diuji dengan menggunakan rumus :
X2 = ∑ (Oi – Ei)...(2) Ei
Dimana : X2 : nilai Khi-Kuadrat
Oi : nilai observasi Ei : nilai yang diharapkan
3.7.4. Analisis Thurstone
Untuk mengetahui peringkat kepentingan atribut, yaitu urutan atribut yang dianggap penting oleh konsumen dilakukan melalui analisis tingkat kepentingan yang dihitung dengan kaidah Thurstone. Analisis ini didasarkan pada perbedaan asumsi dan pendekatan penilaian oleh konsumen. Peringkat kepentingan atribut perlu diketahui oleh LP Primagama untuk memahami apa yang diinginkan konsumen dengan melihat seberapa penting atribut-atribut yang melekat pada jasa bimbel Primagama. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan model ke-5 dari lima model dalam hukum perbandingan penilaian Thurstone. Program yang digunakan adalah perangkat lunak PC Multi Dimensional Statistics-package (MDS) Case 5. Nilai kepentingan yang lebih besar menunjukkan bahwa atribut tersebut lebih dipentingkan dari atribut yang lain. Persamaan untuk model 5 dinyatakan dalam Gacula dan Singh dalam Ratnaningsih, 2003 :
Sj – Sk = Zjk... (3)
Dimana :
Sj – Sk adalah selisih skala psikologi antara stimulus ke-j dengan
stimulus ke-k
Zjk adalah nilai tabel sebaran normal yang sesuai dengan proporsi bahwa
stimulus ke-j lebih unggul dari stimulus ke-k J,k : 1,2,3,...,m
m : jumlah stimulus
Stimulus data yang dianalisis dengan metode Thurstone terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Matriks data yang diolah dengan analisis Thurstone Peubah Ke- Responden Ke- 1 2 3 ... M 1 2 3 4 ... n X11 X21 X31 X42 ... Xn1 X12 X22 X32 X42 ... Xn2 X13 X23 X33 X43 ... Xn3 ... ... ... ... ... ... X1m X2m X3m X4m ... Xnm
30
3.7.5. Importance Performance Analysis
Untuk mengetahui bagaimana preferensi konsumen berdasarkan
tingkat kepentingan dan pelaksanaan terhadap atribut jasa bimbel
Primagama, digunakan Importance Performance Analysis (Ermaya,
2003). Importance Performance Analysis digunakan untuk mengetahui bagaimana tanggapan konsumen terhadap atribut-atribut yang terdapat didalam kuesioner, dilihat dari hasil penilaian responden dalam mengisi kuesioner.
Data yang digunakan adalah data skala Likert, yang digunakan
untuk mengetahui tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan secara nyata dari suatu produk atau jasa oleh pelanggan. Skala ini digunakan karena memberi peluang kepada konsumen untuk mengekspresikan perasaan mereka terhadap suatu pernyataan. Data skala Likert diberi skor kuantitatif untuk dipakai dalam perhitungan-perhitungan. Untuk tingkat kepentingan diberi skor (Tabel 2).
Tabel 2. Skor tingkat kepentingan
Kriteria Jawaban Skor (Nilai)
Sangat Tidak Penting 1
Tidak Penting 2
Biasa 3 Penting 4
Sangat Penting 5
Tingkat pelaksanaan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan dari atribut-atribut jasa yang dilakukan oleh LP bimbel Primagama berdasarkan penilaian konsumen. Adapun skor untuk tingkat pelaksanaan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Skor tingkat pelaksanaan
Kriteria Jawaban Skor (Nilai)
Sangat Tidak Setuju 1
Tidak Setuju 2
Biasa 3 Setuju 4
Sangat Setuju 5
Dari penilaian konsumen, akan dihitung nilai atau skor rata-rata yang menunjukkan rangking atau peringkat dari tingkat kepentingan dan
tingkat pelaksanaan atribut, mulai dari yang dianggap paling penting sampai dengan tidak penting. Nilai atau skor rata-rata kepentingan atribut dihitung dengan menggunakan rumus :
∑Y1
Y = ... (4) n
Dimana : Y = skor rata-rata tingkat kepentingan per responden
n = responden
Sedangkan untuk mengetahui apakah atribut-atribut yang menjadi preferensi konsumen tersebut sudah dilaksanakan dengan baik atau tidak oleh LP bimbel Primagama, dihitung dengan menggunakan rumus tingkat pelaksanaan :
∑X1
X = ... (5) n
Dimana : X = rata-rata tingkat pelaksanaan per responden
n = responden
Adapun hasil dari penghitungan tersebut akan dimasukkan
kedalam diagram Kartesius, dengan menggunakan rumus : Xi
TKi = X 100% ... (6) Yi
Dimana : TKi = tingkat kesesuaian responden
Xi = bobot penilaian tingkat pelaksanaan atribut jasa bimbel Primagama
Yi = bobot penilaian tingkat kepentingan atribut
jasa bimbel Primagama
Diagram Kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi menjadi
empat bagian yang dibatasi oleh dua baris yang saling berpotongan tegak lurus di titik (A,B) dimana A merupakan hasil dari rata-rata skor rata-rata tingkat pelaksanaan, dan B merupakan hasil dari rata-rata skor rata-rata tingkat kepentingan seluruh atribut jasa yang mempengaruhi konsumen. Nilai A dan B diukur dengan rumus :
32
∑x ∑y
A = dan B = ... (7)
k k
Dimana : A = batas sumbu X (tingkat pelaksanaan)
B = batas sumbu Y (tingkat kepentingan)
k = jumlah atribut
Adapun diagram Kartesius ditunjukkan pada Gambar 10 dibawah ini :
Y (tingkat kepentingan)
Prioritas Utama Pertahankan Prestasi
I II
B
Prioritas Rendah Berlebihan
III IV
A X (Tingkat Pelaksanaan)
Gambar 10. Diagram Kartesius tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan (Martilla dan James dalam Yosiana, 2003)
Diagram Kartesius diatas terbagi kedalam empat kuadran. Masing- masing kuadran menggambarkan keadaan yang berbeda-beda :
a) Kuadran I (Prioritas Utama)
Kuadran ini menunjukkan atribut-atribut jasa bimbel Primagama yang dirasakan sangat penting oleh konsumen, namun pihak Primagama belum melaksanakannya sesuai dengan harapan konsumen. Sehingga menempati prioritas utama untuk segera diperbaiki.
b) Kuadran II ( Pertahankan Prestasi)
Kuadran ini menunjukkan atribut-atribut jasa bimbel Primagama yang dirasa sangat penting oleh konsumen dan telah dilaksanakan oleh LP Primagama sesuai dengan harapan konsumen. Kondisi ini harus dipertahankan.
c) Kuadran III (Prioritas Rendah)
Kuadran ini menunjukkan atribut-atribut jasa yang dirasa kurang penting oleh konsumen dan pelaksanaannya juga dinilai masih kurang baik.
d) Kuadran IV (Prioritas Berlebihan)
Kuadran ini menunjukkan atribut-atribut jasa bimbel Primagama yang dirasa kurang oleh konsumen, namun Primagama telah melaksanakannya dengan baik, sehingga dianggap berlebihan.