• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Atribut Jasa Bimbingan Belajar Primagama (Studi Kasus Bimbel Primagama, Bogor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Atribut Jasa Bimbingan Belajar Primagama (Studi Kasus Bimbel Primagama, Bogor)"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT

JASA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA

(STUDI KASUS BIMBEL PRIMAGAMA, BOGOR)

Oleh

RENOVA

H24102034

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Bimbingan Belajar Primagama (Studi Kasus Bimbel Primagama, Bogor). Di bawah bimbingan Arif Imam Suroso.

Lembaga Pendidikan (LP) Primagama merupakan salah satu lembaga bimbingan belajar (bimbel) industri jasa yang berdiri pada tanggal 10 Maret 1982. Semakin pesatnya perkembangan industri bimbel selama kurun waktu lima tahun terakhir ini, membuat banyak LP bimbel berlomba-lomba dalam mengemas produk jasa bimbel tersebut. LP Primagama dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen agar dapat merangkul konsumen sebanyak mungkin. Penelitian ini bertujuan (1) Menganalisis proses keputusan konsumen dalam pembelian atribut jasa LP bimbel Primagama, (2) Mengetahui hubungan antara karakteristik konsumen dengan proses pengambilan keputusan, (3) Menganalisis preferensi konsumen berdasarkan tingkat kepentingan dan pelaksanaan dan (4) Memberikan rekomendasi alternatif strategi bauran pemasaran dalam peningkatan dan pengembangan LP bimbel Primagama.

Penelitian dilaksanakan di Primagama Jl. Pajajaran 41 Bogor. Data berasal dari data primer dan sekunder. Data primer melalui hasil observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner, sedangkan sekunder melalui studi literatur. Penelitian menggunakan analisis deskriptif, Uji Khi-Kuadrat, Thurstone, dan Importance Performance Analysis, dengan alat pengolah data excel dan SPSS versi 11.0.

Pengenalan kebutuhan konsumen bimbel LP Primagama diawali adanya kesulitan yang dialami dalam mengerti pelajaran di sekolah. Pusat perhatian pertama kali adalah tenaga pengajar yang kompeten. Secara umum konsumen merencanakan dengan baik sebelum memutuskan memilih LP Primagama dan akan tetap menggunakan fasilitas yang ada, kebanyakan konsumen dipengaruhi oleh teman (66,67%). Konsumen mengaku mengeluarkan biaya Rp 1.000.000-Rp 1.500.000 untuk menyelesaikan bimbel dan bersedia membayar lebih untuk tambahan fasilitas. Secara umum konsumen merasa puas dan tidak ingin beralih.

Berdasarkan uji Khi-Kuadrat dihasilkan bahwa tingkat kelas ada hubungan

(3)

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT

JASA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA

(STUDI KASUS BIMBEL PRIMAGAMA, BOGOR)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

RENOVA

H24102034

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT JASA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA

(STUDI KASUS BIMBEL PRIMAGAMA, BOGOR)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh RENOVA H24102034

Menyetujui, Mei 2006

Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc. Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen

(5)

iii

RIWAYAT HIDUP

Renova dilahirkan di Padang pada tanggal 01 Nopember 1983. Penulis

adalah anak sulung dari empat orang bersaudara pasangan P. Sitorus dan T.

Simamora.

Sebelum menjadi mahasiswa, penulis menjalani pendidikan di Sekolah

Dasar (SD) Negeri 20 Tanjung Beringin pada tahun 1990, kemudian melanjutkan

ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 04 Pancung Soal pada tahun

1996, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Akhir (SLTA) Negeri 08 Padang pada tahun

1999, berhasil masuk kedalam program IPA (Ilmu Pengetahuan Alam).

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2002 melalui

jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor), dan tercatat

sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Departemen Manajemen

sebagai angkatan ke tiga puluh sembilan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis bergabung dengan salah satu

organisasi keagamaan yaitu Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) dan menjadi

bagian dalam sebuah komisi pelayanan yang ada dalam PMK itu sendiri yaitu

Komisi Pembinaan dan Pemuridan (KPP). Selain itu, penulis pernah bergabung

menjadi anggota Paduan Suara pada acara Dies Natalies FEM IPB.

Selama menjalani perkuliahan di IPB penulis menerima beasiswa Bantuan

Belajar Mahasiswa (BBM), dua tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2003/2004

dan 2004/2005. Selain itu, penulis juga menerima beasiswa Peningkatan Prestasi

(6)

iv

Puji Tuhan, syukur dan puja-puji hanya layak dipersembahkan kehadirat

Tuhan Yang Maha Esa, pemilik seru sekalian alam. Atas segala berkat rahmat dan

kasih karuniaNya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Atribut Jasa Bimbingan Belajar Primagama (Studi Kasus Bimbel Primagama Jl. Pajajaran 41 Bogor). Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Banyak kendala yang penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi ini,

namun berkat rahmat dan karunia dari Tuhan, serta bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak, skripsi ini dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu, penuh kesabaran, perhatian, bimbingan, arahan, dan koreksi yang

sangat berharga disela-sela kesibukan beliau selama penyusunan skripsi.

2. Bapak Prof. Dr Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA dan Ibu Beatrice

Mantoroadi, SE. AK, MM selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan terhadap perbaikan skripsi ini.

3. Ir. Deni Adam selaku Ketua Cabang, seluruh staf dan karyawan serta siswa-siswi LP bimbel Primagama Jl. Pajajaran 41 Bogor atas segala bantuan,

informasi yang diberikan, dan kerjasama yang baik.

4. Dr Ir. Jono Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen FEM IPB.

5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati FEM IPB yang telah mendidik dan memberikan bimbingan serta ilmu yang sangat berharga.

6. Keluarga yang sangat kucintai, kedua orang tua atas segala bentuk kasih

sayang, dukungan, perhatian, dan doa tulus yang tak pernah berhenti dan

habis-habisnya mengiringi perjalananku, serta adik-adikku (Lastri, Manur dan

Agus) yang senantiasa memberikan semangat kapanpun itu, bersama kita

berusaha bahagiakan pa’e dan ma’e. Kasih sayang dan doa kalian yang

(7)

v

7. Teman–teman sebimbingan (k’ Indra, k’ Wahyu, teh Rani, teh Nia, Nawang,

Ikoh dan Apri) atas semangat dan perjuangan yang kita arungi bersama.

8. Sahabat-sahabat tercintaku dari TPB sampai sekarang dan mudah-mudahan

sampai kapanpun, Bie2 (atas ketulusan hatimu menjadi sahabatku, terutama

untuk komputernya), Ennie (atas dorongan dan semangatnya, jangan cengeng

lagi ya..), Jeng (atas bantuan dan arahannya dalam segala hal khususnya

penyusunan skripsi ini), Mamie (atas segala perubahan berarti yang

kurasakan), dan Mpu B’muda plus atas keceriaan yang tercipta dan terasa. Kalian sosok-sosok yang mengisi bagian kenangan indah dalam hidupku.

Terimakasih atas kebersamaan dalam suka maupun duka. Tetap kompak ya....

9. Septi (sudah mau jadi sahabatku), Edo (terimakasih sudah mau direpotkan)

serta semua anak P-10. Teman Wisma Shambala, atas kebersamaannya. Nilla

(terimakasih atas semuanya kuda Nil).

10.Manajemen 39 atas keceriaan, kekompakan dan kenangan indah. K’ Tresna

atas semangat dan susah payahnya membantu. Arya atas semua bantuannya.

11.Semua pihak yang membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Tuhan membalas semua kebaikan dan ketulusan yang telah diberikan

(termasuk tim Thurstone yang tidak dapat disebutkan satu persatu).

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan

dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun sangat

penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Bogor, Mei2006

(8)

vi

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Batasan Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1. Definisi Pemasaran... 6

2.2. Bauran Pemasaran... 6

2.3. Definisi Perilaku Konsumen ... 8

2.4. Model Perilaku Konsumen... 9

2.5. Proses Pengambilan Keputusan ... 10

2.6. Perilaku Pasca Pembelian ... 13

2.7. Preferensi Konsumen ... 14

2.8. Definisi Jasa ... 14

2.9. Atribut Jasa Bimbingan Belajar Primagama ... 17

2.10. Penelitian Terdahulu ... 19

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 22

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian... 22

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.3. Tahapan Penelitian ... 24

3.4. Jenis dan Sumber Data ... 26

3.5. Metode Penarikan Contoh... 26

3.6. Metode Pengumpulan Data ... 26

3.7. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 34

4.1. Gambaran Umum LP Primagama ... 34

4.1.1. Sejarah Ringkas... 34

4.1.2. Visi, Misi dan Filosofi ... 34

4.1.3. Lokasi... 35

4.1.4. Fasilitas dan Layanan... 35

(9)

vii

4.1.6. Struktur dan Sarana Program Pengajaran ... 40

4.1.7. Prestasi dan Penghargaan... 41

4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 42

4.3. Karakteristik Umum Konsumen ... 43

4.3.1. Jenis Kelamin ... 44

4.3.2. Usia ... 45

4.3.3. Jumlah Anggota Keluarga... 45

4.3.4. Pekerjaan Orang Tua... 46

4.3.5. Sumber Dana... 47

4.4. Proses Pengambilan Keputusan ... 47

4.4.1. Pengenalan Kebutuhan... 48

4.4.2. Pencarian Informasi ... 51

4.4.3. Evaluasi Alternatif ... 53

4.4.4. Proses Pembelian ... 57

4.4.5. Perilaku Pasca Pembelian ... 60

4.5. Hubungan antara Karakteristik Konsumen dengan Proses Pengambilan Keputusan... 62

4.6. Preferensi Konsumen terhadap Atribut Jasa Bimbel Primagama ... 67

4.6.1. Peringkat Kepentingan Atribut ... 67

4.6.2. Preferensi Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Pelaksanaan Terhadap Atribut Jasa Bimbel Primagama... 71

A. Tangible (berwujud)... 71

B. Reliability (keandalan) ... 86

C. Responsiveness (kesigapan) ... 94

D. Assurance (keyakinan) ... 97

E. Empathy (empati)... 102

4.7. Diagram Kartesius... 107

4.8. Rekomendasi Alternatif Strategi Bauran Pemasaran yang Dapat Dilakukan Dalam Peningkatan dan Pengembangan LP Bimbel Primagama ... 111

4.8.1. Bauran Produk... 111

4.8.2. Bauran Harga ... 112

4.8.3. Bauran Promosi... 112

4.8.4. Bauran Distribusi ... 113

4.8.5. Bauran Orang ... 114

4.8.6. Bauran Bukti Fisik ... 114

4.8.7. Bauran Proses... 115

KESIMPULAN DAN SARAN ... 116

1. Kesimpulan ... 116

2. Saran... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 118

(10)

viii

No. Halaman

1. Matriks data yang diolah dengan analisis Thurstone ...29

2. Skor tingkat kepentingan...30

3. Skor tingkat pelaksanaan...30

4. Struktur dan sarana program pengajaran...40

5. Data jumlah populasi tahun akademik 2005/2006 ...44

6. Data contoh yang diambil dari setiap tingkat...44

7. Sebaran responden menurut jenis kelamin...45

8. Sebaran responden menurut kelompok usia...45

9. Sebaran responden menurut jumlah anggota keluarga...46

10. Sebaran responden menurut jenis pekerjaan orang tua ...46

11. Sebaran responden menurut sumber dana yang didapat untuk mengikuti bimbel ...47

12. Sebaran konsumen menurut kesulitan dalam mengerti pelajaran di sekolah...48

13. Sebaran konsumen menurut penyebab kesulitan dalam mengerti pelajaran di sekolah ...49

14. Sebaran konsumen menurut apakah beban materi pelajaran terlalu banyak sehingga membutuhkan tambahan belajar di luar sekolah ...49

15. Sebaran konsumen menurut manfaat yang dicari ...50

16. Sebaran konsumen menurut sumber informasi ...52

17.Sebaran konsumen menurut pengaruh iklan dan promosi ...53

18. Sebaran konsumen menurut pusat perhatian pertama kali saat tertarik memilih bimbel Primagama ...54

19.Sebaran konsumen menurut alasan memilih LP Primagama sebagai tempat bimbel...55

20.Sebaran konsumen menurut cara memutuskan Primagama sebagai tempat bimbel...56

21. Sebaran konsumen menurut pengeluaran yang dihabiskan untuk mencapai lokasi Primagama...56

22.Sebaran konsumen menurut keputusan yang diambil apabila fasilitas yang diinginkan ternyata tidak tersedia...57

23.Sebaran konsumen menurut apakah ada media yang paling mempengaruhi...58

(11)

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT

JASA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA

(STUDI KASUS BIMBEL PRIMAGAMA, BOGOR)

Oleh

RENOVA

H24102034

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

Bimbingan Belajar Primagama (Studi Kasus Bimbel Primagama, Bogor). Di bawah bimbingan Arif Imam Suroso.

Lembaga Pendidikan (LP) Primagama merupakan salah satu lembaga bimbingan belajar (bimbel) industri jasa yang berdiri pada tanggal 10 Maret 1982. Semakin pesatnya perkembangan industri bimbel selama kurun waktu lima tahun terakhir ini, membuat banyak LP bimbel berlomba-lomba dalam mengemas produk jasa bimbel tersebut. LP Primagama dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen agar dapat merangkul konsumen sebanyak mungkin. Penelitian ini bertujuan (1) Menganalisis proses keputusan konsumen dalam pembelian atribut jasa LP bimbel Primagama, (2) Mengetahui hubungan antara karakteristik konsumen dengan proses pengambilan keputusan, (3) Menganalisis preferensi konsumen berdasarkan tingkat kepentingan dan pelaksanaan dan (4) Memberikan rekomendasi alternatif strategi bauran pemasaran dalam peningkatan dan pengembangan LP bimbel Primagama.

Penelitian dilaksanakan di Primagama Jl. Pajajaran 41 Bogor. Data berasal dari data primer dan sekunder. Data primer melalui hasil observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner, sedangkan sekunder melalui studi literatur. Penelitian menggunakan analisis deskriptif, Uji Khi-Kuadrat, Thurstone, dan Importance Performance Analysis, dengan alat pengolah data excel dan SPSS versi 11.0.

Pengenalan kebutuhan konsumen bimbel LP Primagama diawali adanya kesulitan yang dialami dalam mengerti pelajaran di sekolah. Pusat perhatian pertama kali adalah tenaga pengajar yang kompeten. Secara umum konsumen merencanakan dengan baik sebelum memutuskan memilih LP Primagama dan akan tetap menggunakan fasilitas yang ada, kebanyakan konsumen dipengaruhi oleh teman (66,67%). Konsumen mengaku mengeluarkan biaya Rp 1.000.000-Rp 1.500.000 untuk menyelesaikan bimbel dan bersedia membayar lebih untuk tambahan fasilitas. Secara umum konsumen merasa puas dan tidak ingin beralih.

Berdasarkan uji Khi-Kuadrat dihasilkan bahwa tingkat kelas ada hubungan

(13)

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT

JASA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA

(STUDI KASUS BIMBEL PRIMAGAMA, BOGOR)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

RENOVA

H24102034

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(14)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT JASA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA

(STUDI KASUS BIMBEL PRIMAGAMA, BOGOR)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh RENOVA H24102034

Menyetujui, Mei 2006

Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc. Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen

(15)

iii

RIWAYAT HIDUP

Renova dilahirkan di Padang pada tanggal 01 Nopember 1983. Penulis

adalah anak sulung dari empat orang bersaudara pasangan P. Sitorus dan T.

Simamora.

Sebelum menjadi mahasiswa, penulis menjalani pendidikan di Sekolah

Dasar (SD) Negeri 20 Tanjung Beringin pada tahun 1990, kemudian melanjutkan

ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 04 Pancung Soal pada tahun

1996, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Akhir (SLTA) Negeri 08 Padang pada tahun

1999, berhasil masuk kedalam program IPA (Ilmu Pengetahuan Alam).

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2002 melalui

jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor), dan tercatat

sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Departemen Manajemen

sebagai angkatan ke tiga puluh sembilan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis bergabung dengan salah satu

organisasi keagamaan yaitu Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) dan menjadi

bagian dalam sebuah komisi pelayanan yang ada dalam PMK itu sendiri yaitu

Komisi Pembinaan dan Pemuridan (KPP). Selain itu, penulis pernah bergabung

menjadi anggota Paduan Suara pada acara Dies Natalies FEM IPB.

Selama menjalani perkuliahan di IPB penulis menerima beasiswa Bantuan

Belajar Mahasiswa (BBM), dua tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2003/2004

dan 2004/2005. Selain itu, penulis juga menerima beasiswa Peningkatan Prestasi

(16)

iv

Puji Tuhan, syukur dan puja-puji hanya layak dipersembahkan kehadirat

Tuhan Yang Maha Esa, pemilik seru sekalian alam. Atas segala berkat rahmat dan

kasih karuniaNya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Atribut Jasa Bimbingan Belajar Primagama (Studi Kasus Bimbel Primagama Jl. Pajajaran 41 Bogor). Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Banyak kendala yang penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi ini,

namun berkat rahmat dan karunia dari Tuhan, serta bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak, skripsi ini dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu, penuh kesabaran, perhatian, bimbingan, arahan, dan koreksi yang

sangat berharga disela-sela kesibukan beliau selama penyusunan skripsi.

2. Bapak Prof. Dr Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA dan Ibu Beatrice

Mantoroadi, SE. AK, MM selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan terhadap perbaikan skripsi ini.

3. Ir. Deni Adam selaku Ketua Cabang, seluruh staf dan karyawan serta siswa-siswi LP bimbel Primagama Jl. Pajajaran 41 Bogor atas segala bantuan,

informasi yang diberikan, dan kerjasama yang baik.

4. Dr Ir. Jono Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen FEM IPB.

5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati FEM IPB yang telah mendidik dan memberikan bimbingan serta ilmu yang sangat berharga.

6. Keluarga yang sangat kucintai, kedua orang tua atas segala bentuk kasih

sayang, dukungan, perhatian, dan doa tulus yang tak pernah berhenti dan

habis-habisnya mengiringi perjalananku, serta adik-adikku (Lastri, Manur dan

Agus) yang senantiasa memberikan semangat kapanpun itu, bersama kita

berusaha bahagiakan pa’e dan ma’e. Kasih sayang dan doa kalian yang

(17)

v

7. Teman–teman sebimbingan (k’ Indra, k’ Wahyu, teh Rani, teh Nia, Nawang,

Ikoh dan Apri) atas semangat dan perjuangan yang kita arungi bersama.

8. Sahabat-sahabat tercintaku dari TPB sampai sekarang dan mudah-mudahan

sampai kapanpun, Bie2 (atas ketulusan hatimu menjadi sahabatku, terutama

untuk komputernya), Ennie (atas dorongan dan semangatnya, jangan cengeng

lagi ya..), Jeng (atas bantuan dan arahannya dalam segala hal khususnya

penyusunan skripsi ini), Mamie (atas segala perubahan berarti yang

kurasakan), dan Mpu B’muda plus atas keceriaan yang tercipta dan terasa. Kalian sosok-sosok yang mengisi bagian kenangan indah dalam hidupku.

Terimakasih atas kebersamaan dalam suka maupun duka. Tetap kompak ya....

9. Septi (sudah mau jadi sahabatku), Edo (terimakasih sudah mau direpotkan)

serta semua anak P-10. Teman Wisma Shambala, atas kebersamaannya. Nilla

(terimakasih atas semuanya kuda Nil).

10.Manajemen 39 atas keceriaan, kekompakan dan kenangan indah. K’ Tresna

atas semangat dan susah payahnya membantu. Arya atas semua bantuannya.

11.Semua pihak yang membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Tuhan membalas semua kebaikan dan ketulusan yang telah diberikan

(termasuk tim Thurstone yang tidak dapat disebutkan satu persatu).

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan

dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun sangat

penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Bogor, Mei2006

(18)

vi

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Batasan Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1. Definisi Pemasaran... 6

2.2. Bauran Pemasaran... 6

2.3. Definisi Perilaku Konsumen ... 8

2.4. Model Perilaku Konsumen... 9

2.5. Proses Pengambilan Keputusan ... 10

2.6. Perilaku Pasca Pembelian ... 13

2.7. Preferensi Konsumen ... 14

2.8. Definisi Jasa ... 14

2.9. Atribut Jasa Bimbingan Belajar Primagama ... 17

2.10. Penelitian Terdahulu ... 19

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 22

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian... 22

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.3. Tahapan Penelitian ... 24

3.4. Jenis dan Sumber Data ... 26

3.5. Metode Penarikan Contoh... 26

3.6. Metode Pengumpulan Data ... 26

3.7. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 34

4.1. Gambaran Umum LP Primagama ... 34

4.1.1. Sejarah Ringkas... 34

4.1.2. Visi, Misi dan Filosofi ... 34

4.1.3. Lokasi... 35

4.1.4. Fasilitas dan Layanan... 35

(19)

vii

4.1.6. Struktur dan Sarana Program Pengajaran ... 40

4.1.7. Prestasi dan Penghargaan... 41

4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 42

4.3. Karakteristik Umum Konsumen ... 43

4.3.1. Jenis Kelamin ... 44

4.3.2. Usia ... 45

4.3.3. Jumlah Anggota Keluarga... 45

4.3.4. Pekerjaan Orang Tua... 46

4.3.5. Sumber Dana... 47

4.4. Proses Pengambilan Keputusan ... 47

4.4.1. Pengenalan Kebutuhan... 48

4.4.2. Pencarian Informasi ... 51

4.4.3. Evaluasi Alternatif ... 53

4.4.4. Proses Pembelian ... 57

4.4.5. Perilaku Pasca Pembelian ... 60

4.5. Hubungan antara Karakteristik Konsumen dengan Proses Pengambilan Keputusan... 62

4.6. Preferensi Konsumen terhadap Atribut Jasa Bimbel Primagama ... 67

4.6.1. Peringkat Kepentingan Atribut ... 67

4.6.2. Preferensi Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Pelaksanaan Terhadap Atribut Jasa Bimbel Primagama... 71

A. Tangible (berwujud)... 71

B. Reliability (keandalan) ... 86

C. Responsiveness (kesigapan) ... 94

D. Assurance (keyakinan) ... 97

E. Empathy (empati)... 102

4.7. Diagram Kartesius... 107

4.8. Rekomendasi Alternatif Strategi Bauran Pemasaran yang Dapat Dilakukan Dalam Peningkatan dan Pengembangan LP Bimbel Primagama ... 111

4.8.1. Bauran Produk... 111

4.8.2. Bauran Harga ... 112

4.8.3. Bauran Promosi... 112

4.8.4. Bauran Distribusi ... 113

4.8.5. Bauran Orang ... 114

4.8.6. Bauran Bukti Fisik ... 114

4.8.7. Bauran Proses... 115

KESIMPULAN DAN SARAN ... 116

1. Kesimpulan ... 116

2. Saran... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 118

(20)

viii

No. Halaman

1. Matriks data yang diolah dengan analisis Thurstone ...29

2. Skor tingkat kepentingan...30

3. Skor tingkat pelaksanaan...30

4. Struktur dan sarana program pengajaran...40

5. Data jumlah populasi tahun akademik 2005/2006 ...44

6. Data contoh yang diambil dari setiap tingkat...44

7. Sebaran responden menurut jenis kelamin...45

8. Sebaran responden menurut kelompok usia...45

9. Sebaran responden menurut jumlah anggota keluarga...46

10. Sebaran responden menurut jenis pekerjaan orang tua ...46

11. Sebaran responden menurut sumber dana yang didapat untuk mengikuti bimbel ...47

12. Sebaran konsumen menurut kesulitan dalam mengerti pelajaran di sekolah...48

13. Sebaran konsumen menurut penyebab kesulitan dalam mengerti pelajaran di sekolah ...49

14. Sebaran konsumen menurut apakah beban materi pelajaran terlalu banyak sehingga membutuhkan tambahan belajar di luar sekolah ...49

15. Sebaran konsumen menurut manfaat yang dicari ...50

16. Sebaran konsumen menurut sumber informasi ...52

17.Sebaran konsumen menurut pengaruh iklan dan promosi ...53

18. Sebaran konsumen menurut pusat perhatian pertama kali saat tertarik memilih bimbel Primagama ...54

19.Sebaran konsumen menurut alasan memilih LP Primagama sebagai tempat bimbel...55

20.Sebaran konsumen menurut cara memutuskan Primagama sebagai tempat bimbel...56

21. Sebaran konsumen menurut pengeluaran yang dihabiskan untuk mencapai lokasi Primagama...56

22.Sebaran konsumen menurut keputusan yang diambil apabila fasilitas yang diinginkan ternyata tidak tersedia...57

23.Sebaran konsumen menurut apakah ada media yang paling mempengaruhi...58

(21)

ix

25. Sebaran konsumen menurut biaya yang dikeluarkan untuk

menyelesaikan bimbel di Primagama...59

26. Sebaran persyaratan biaya yang dikeluarkan tiap jenjang tahun akademik 2005/2006 ...59

27. Sebaran konsumen menurut ketersediaan membayar lebih untuk suatu tambahan fasilitas ...60

28. Sebaran konsumen menurut tingkat kepuasan yang dirasakan terhadap LP bimbel Primagama...61

29. Sebaran konsumen menurut keinginan setelah di Primagama ...61

30. Uji Khi-Kuadratkarakteristik konsumen dengan alasan memilih LP Primagama sebagai tempat bimbel...62

31. Uji Khi-Kuadratkarakteristik konsumen dengan pengambilan keputusan...64

32. Uji Khi-Kuadratkarakteristik konsumen dengan biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan program bimbel di LP Primagama ...65

33. Uji Khi-Kuadratkarakteristik konsumen dengan tingkat kepuasan yang dirasakan terhadap LP Primagama ...66

34. Urutan tingkat kepentingan berdasarkan dimensi kualitas tangible ...68

35. Urutan tingkat kepentingan berdasarkan dimensi kualitas reliability...69

36. Urutan tingkat kepentingan berdasarkan dimensi kualitas responsiveness...70

37. Urutan tingkat kepentingan berdasarkan dimensi kualitas assurance ...70

38. Urutan tingkat kepentingan berdasarkan dimensi kualitas empathy ...71

39. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan media untuk belajar yang memadai ...72

40. Penilaian konsumen menurut tingkat pelaksanaan terhadap media untuk belajar yang memadai ...73

41. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan terhadap kebersihan dan kerapihan lingkungan ...74

42. Penilaian konsumen menurut tingkat pelaksanaan terhadap kebersihan dan kerapihan lingkungan ...74

43. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan terhadap kenyamanan lingkungan...75

44. Penilaian konsumen menurut tingkat pelaksanaan terhadap kenyamanan lingkungan...76

45. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan terhadap ketersediaan kantin...77

(22)

x

48. Penilaian konsumen menurut tingkat pelaksanaan terhadap

ketersediaan tempat parkir ...80

49. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan terhadap ketersediaan

toilet...81

50. Penilaian konsumen menurut tingkat pelaksanaan terhadap ketersediaan

toilet...81

51.Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan terhadap ketersediaan papan informasi ...82

52.Penilaian konsumen menurut tingkat pelaksanaan terhadap ketersediaan papan informasi...83

53. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan terhadap

penampilan pengajar dan staf...84 54. Penilaian konsumen menurut tingkat pelaksanaan terhadap

penampilan pengajar dan staf...85 55. Penilaian konsumen tingkat kepentingan terhadap penataan gedung

dan peralatan ... 85

56. Penilaian konsumen menurut tingkat pelaksanaan terhadap penataan

gedung dan peralatan...86

57. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan terhadap tenaga

pengajar yang kompeten ...87

58. Penilaian konsumen menurut tingkat pelaksanaan terhadap tenaga

pengajar yang kompeten ...87

59. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan terhadap tenaga

non pengajar yang terampil ... 88

60. Penilaian konsumen menurut tingkat pelaksanaan terhadap tenaga

non pengajar yang terampil ...89

61. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan terhadap kelancaran

proses belajar dan mengajar ...90

62. Penilaian konsumen menurut tingkat pelaksanaan terhadap kelancaran

proses belajar dan mengajar ...91

63. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan terhadap kurikulum

dan metode pengajaran yang relevan ...91

64. Penilaian konsumen menurut tingkat pelaksanaan terhadap kurikulum

dan metode pengajaran yang relevan ...92

65. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan terhadap harga

(23)

xi

66. Penilaian konsumen menurut tingkat pelaksanaan terhadap harga

yang ditetapkan secara wajar ...93

67. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan terhadap ketanggapan para pengajar maupun non pengajar (staf) terhadap keluhan atau masalah

yang dihadapi siswa ...95

68. Penilaian konsumen menurut tingkat pelaksanaan terhadap ketanggapan para pengajar maupun non pengajar (staf) terhadap keluhan atau masalah yang dihadapi siswa ...96

69. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan terhadap kesigapan dan kemudahan para pengajar untuk dihubungi apabila siswa ingin

konsultasi...96

70. Penilaian konsumen menurut tingkat pelaksanaan terhadap kesigapan dan kemudahan para pengajar untuk dihubungi apabila siswa ingin

konsultasi...97

71. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan terhadap keamanan

selama berada di LP bimbel Primagama ...98

72. Penilaian konsumen menurut tingkat pelaksanaan terhadap keamanan

selama berada di LP bimbel Primagama ...99

73. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan terhadap keramahan

dan kesopanan seluruh pengajar dan staf ...99 74. Penilaian konsumen menurut tingkat pelaksanaan terhadap keramahan

dan kesopanan seluruh pengajar dan staf ...100 75.Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan terhadap citra

(image) Primagama yang baik dimata masyarakat ...101

76.Penilaian konsumen menurut tingkat pelaksanaan terhadap citra

(image) Primagama yang baik dimata masyarakat ...101

77.Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan terhadap

terjalinnya hubungan yang dekat dan akrab antara siswa, para pengajar

dan staf ...102 78.Penilaian konsumen menurut tingkat pelaksanaan terhadap

terjalinnya hubungan yang dekat dan akrab antara siswa, para pengajar

dan staf ...103 79. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan terhadap kemudahan

untuk memanfaatkan jasa dan fasilitas yang ada ...104

80. Penilaian konsumen menurut tingkat pelaksanaan terhadap kemudahan untuk memanfaatkan jasa dan fasilitas yang ada ...105

81. Penilaian konsumen menurut tingkat kepentingan terhadap tersedianya

kotak saran untuk melayani dan menerima keluhan siswa ...105

82.Penilaian konsumen menurut tingkat pelaksanaan terhadap tersedianya

(24)

xii

No. Halaman

1. Prospek nilai bisnis bimbingan belajar di Indonesia, 2005-2007 ...1

2. Grafik peningkatan jumlah siswa Primagama selama sembilan tahun

terakhir ...2

3. Pangsa pasar lembaga bimbingan belajar ...3

4. Model perilaku keputusan konsumen dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya ...9

5. Lima tahap proses keputusan pembeli ...10

6. Proses pengenalan kebutuhan berpusat pada tingkat ketidaksesuaian...11

7. Komponen dasar proses evaluasi alternatif...12

8. Alur kerangka pemikiran penelitian...23

9. Diagram alir tahapan penelitian ...25

10. Diagram Kartesius tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan...32

11. Bagan organisasi cabang Primagama Jl. Pajajaran 41 Bogor ...37

(25)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Kuesioner penelitian ...121

2. Prestasi dan penghargaan ...126

3. Keterangan urutan atribut...129

4. Hasil uji validitas berdasarkan tingkat kepentingan...130

5. Hasil uji validitas berdasarkan tingkat pelaksanaan...131

6. Output SPSS uji reliabilitas tingkat kepentingan dan pelaksanaan...132

7. Hasil uji reliabilitas tingkat kepentingan dan pelaksanaan ...133

8. Hasil uji validitas tingkat kepentingan 86 responden ...134

9. Hasil uji validitas tingkat pelaksanaan 86 responden ...135

10. Output SPSS uji reliabilitas tingkat kepentingan dan pelaksanaan

86 responden ...136

11. Hasil uji reliabilitas tingkat kepentingan dan pelaksanaan 86 responden...137

12. Ketentuan mengikuti bimbel di Primagama...138

13. Jawaban konsumen terhadap tahap proses keputusan konsumen ...140

14. Hasil Uji Khi-Kuadrat...141 15. Urutan peringkat kepentingan secara lengkap berdasarkan analisis

Thurstone ...152

16. Latar belakang pendidikan para pengajar Primagama Jl. Pajajaran

41 Bogor ...153

17. Nilai/skor rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan

terhadap seluruh dimensi kualitas atribut jasa ...154

18. Perhitungan batas sumbu tingkat pelaksanaan dan batas sumbu

(26)

1.1. Latar Belakang

Hadirnya Undang-Undang nomor 2 Tahun 1989 telah memperkuat

keberadaan lembaga bimbingan belajar (bimbel) di Indonesia. Menghadapi

situasi seperti ini, dimana akan terbuka peluang besar bagi lembaga-lembaga

bimbel asing masuk ke Indonesia, dalam sepuluh tahun terakhir ini lembaga

bimbel yang ada di Indonesia tumbuh sangat pesat dan berkembang.

Pertumbuhan bisnis lembaga bimbel diperkirakan sebesar 14 persen, dengan

nilai bisnis sebesar 216 miliar rupiah pada tahun 2004 (Gambar 1).

Pertumbuhan lembaga bimbel diperkirakan akan sebesar 16 persen pada

tahun 2006-2007 (Marketing, 2005).

Gambar 1. Prospek nilai bisnis bimbingan belajar di Indonesia, 2005-2007 (Marketing, 2005)

Bimbel merupakan pendidikan non formal yang dilaksanakan diluar

jam belajar di sekolah. Saat ini, bermunculan lembaga bimbel yang

bervariasi. Hal tersebut terjadi karena semakin pedulinya masyarakat

terhadap pentingnya pendidikan. Selain itu, masyarakat semakin jeli dalam

memilih lembaga bimbel mana yang terbaik. Meningkatnya kesadaran bahwa

bimbel sangat menjanjikan sebagai lahan usaha, telah melahirkan persaingan 0

50 100 150 200 250 300 350 400

2004 2005 2006 2007

(27)

2

yang semakin ketat antar institusi bimbel. Untuk itu setiap lembaga bimbel

yang ada memerlukan ide-ide dan cara-cara baru untuk dapat menemukan

peluang atau dapat memenangkan persaingan.

Lembaga Pendidikan (LP) bimbel Primagama merupakan salah satu

lembaga bimbel yang berkembang pesat, terlihat dari jumlah siswa LP

Primagama yang selama sembilan tahun terakhir ini selalu mengalami

peningkatan (Gambar 2). Dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun jumlah

siswa semakin meningkat pesat, hal ini mendorong Primagama untuk dapat

meningkatkan lagi kualitasnya agar dapat tetap bertahan ditengah-tengah

persaingan yang semakin pesat pula.

Gambar 2. Grafik peningkatan jumlah siswa Primagama selama sembilan tahun terakhir (Primagama, 2005)

Primagama merupakan salah satu lembaga bimbel industri jasa yang

mempunyai potensi besar untuk tetap berkembang dan bersaing dengan

lembaga bimbel lainnya seperti Ganesha Operation, Sony Sugema College,

Nurul Fikri, Bima, Adzkia, Quantum, Medica, Neutron, dan yang lainnya

(28)

32.00%

10.50% 7.10%

0.30%

5.30% 0.70% 2.50% 3.10% 1.10% 37.40%

Primagama Ganesha Operation Nurul Fikri

Quantum Bima Medica

Sony Sugema College Neutron Adzkia Lainnya

Gambar 3. Pangsa pasar lembaga bimbingan belajar (Marketing, 2005)

Gambar 3 menunjukkan pangsa pasar untuk masing-masing lembaga

pendidikan bimbel. LP Primagama merupakan lembaga pendidikan bimbel

yang terlihat paling agresif dalam perkembangannya. Saat ini LP Primagama

memiliki banyak cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan dari gambar

diatas terlihat bahwa LP Primagama menguasai lebih dari 30 persen pangsa

pasar dengan total nilai omset 69 Miliar rupiah.

Salah satu cabang Primagama di Kota Bogor adalah LP Primagama Jl.

Pajajaran 41 Bogor. Situasi persaingan yang ketat tersebut mendorong agar

LP Primagama ini tetap harus arif dan kreatif, selain itu perlu mengetahui

apa yang diharapkan oleh konsumen atau bagaimana preferensi konsumen

terhadap atribut jasa yang ditawarkan, sehingga dalam pengembangannya

dapat mencapai apa yang menjadi targetnya.

Konsumen berhak menentukan pilihannya sendiri. Hal tersebut juga

terjadi didalam memilih lembaga pendidikan sebagai tempat bimbel. Setiap

bimbel berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, namun konsumenlah

yang pada akhirnya mengambil keputusan. Dengan diketahuinya preferensi

konsumen terhadap atribut jasa yang ditawarkan (dalam hal ini LP bimbel

Primagama), akan memudahkan LP bimbel Primagama mengkomunikasikan

produknya dan melakukan berbagai strategi pemasaran yang tujuannya untuk

(29)

4

Dengan demikian jelaslah bahwa mengetahui bagaimana preferensi

konsumen terhadap produk yang ditawarkan sangat penting untuk

menentukan bagaimana seharusnya suatu perusahaan memposisikan diri atau

menawarkan diri agar dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk

memilih produknya.

1.2. Perumusan Masalah

Semakin lama semakin banyak lembaga bimbel yang tumbuh untuk

membantu para siswa dalam memahami pelajaran sekolah dengan

memanfaatkan jam belajar diluar jam sekolah, dengan jenis dan harga

bervariasi, serta menawarkan berbagai macam fasilitas pula. Berdasarkan

uraian diatas maka dapat dilihat bahwa terdapat faktor-faktor tertentu yang

mempengaruhi pengambilan keputusan dalam diri individu untuk

menentukan bimbel mana yang ingin ia pilih sebagai tempat bimbel yang

paling tepat.

Salah satu yang dapat mempengaruhi permintaan dan keputusan

konsumen dalam melakukan pembelian adalah atribut produk. Faktor-faktor

yang mempengaruhi keputusan konsumen bimbel Primagama tidak hanya

berasal dari faktor-faktor yang secara langsung dapat dilihat dan diukur,

tetapi juga berasal dari faktor-faktor yang merupakan proses mental yang

tidak dapat dilihat secara langsung bahkan cukup sulit untuk

dikuantifikasikan.

Sebagai salah satu lembaga bimbel yang banyak diminati, LP

Primagama dalam pengembangannya tidak hanya mencakup atribut bimbel

saja, namun juga keseluruhan atribut yang menyertainya. Atribut LP bimbel

Primagama dapat berupa banyak hal yang terkait dengan LP bimbel itu

sendiri ataupun hal-hal yang menonjol dari lembaga tersebut. Oleh karena

itu, masalah-masalah utama yang diteliti dalam penelitian ini adalah :

1.Bagaimanakah proses pengambilan keputusan pembelian terhadap atribut

jasa LP bimbel Primagama ?

2.Bagaimanakah hubungan antara karakteristik konsumen dengan proses

(30)

3.Bagaimanakah preferensi konsumen berdasarkan tingkat kepentingan dan

pelaksanaannya terhadap atribut jasa LP bimbel Primagama ?

4.Bagaimanakah rekomendasi alternatif strategi bauran pemasaran yang

dapat dilakukan dalam peningkatan dan pengembangan LP bimbel

Primagama ?

1.3. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi

konsumen terhadap atribut jasa LP bimbel Primagama. Tujuan penelitian

tersebut dijabarkan sebagai berikut :

1.Menganalisis proses keputusan konsumen dalam pembelian atribut jasa LP

bimbel Primagama.

2.Mengetahui hubungan antara karakteristik konsumen dengan proses

pengambilan keputusan konsumen.

3.Menganalisis preferensi konsumen berdasarkan tingkat kepentingan dan

pelaksanaan terhadap atribut jasa LP bimbel Primagama.

4.Memberikan rekomendasi alternatif strategi bauran pemasaran dalam

peningkatan dan pengembangan LP bimbel Primagama.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan pertimbangan bagi berbagai pihak yang berkepentingan dalam

pengembangan LP bimbel Primagama. Selain itu, menjadi bahan rujukan

bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian selanjutnya atau kegiatan

lain yang berkaitan.

1.5. Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada siswa-siswi yang mengikuti program

bimbel di LP bimbel Primagama cabang Bogor Jl. Pajajaran 41 Bogor, yang

dikelompokkan menjadi tiga yaitu siswa Sekolah Dasar (SD), Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan Sekolah Lanjutan Tingkat Akhir

(31)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Pemasaran

Pemasaran dapat dikatakan sebagai salah satu dari usaha atau

kegiatan-kegiatan pokok yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menyalurkan

atau mendistribusikan produk yang dihasilkannya. Perusahaan berharap

bahwa konsumen akan merasakan kepuasan dengan serangkaian kegiatan

pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Seiring berjalannya waktu, sejak

orang-orang mengenal kegiatan pemasaran hingga saat ini, telah banyak

definisi pemasaran yang dikemukakan.

Selain itu pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial

yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 1997).

Dasar pemikiran pemasaran dimulai dari kebutuhan dan keinginan manusia.

Manusia membutuhkan makanan, udara, air, pakaian dan tempat berlindung

untuk tetap bertahan dan menyambung hidup, untuk melengkapi

kebutuhannya, manusia juga menginginkan kebutuhan lain (rekreasi,

pendidikan dan jasa lainnya).

2.2. Bauran Pemasaran

Menurut Kotler (1997) pengertian bauran pemasaran adalah

seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai

tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran jasa menurut

Lupioyadi (2001) terdiri dari produk, harga, promosi, orang, distribusi,

proses, dan customer service. Sebagai suatu bauran, elemen-elemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain sehingga bila salah satu tidak tepat

pengorganisasiannya maka akan mempengaruhi strategi pemasaran secara

keseluruhan.

Produk adalah segala sesuatu yang dapat dipasarkan ke suatu pasar

untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan (Kotler, 1997). Produk-produk

(32)

Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu

pihak kepada pihak lain, tidak berwujud serta tidak mengakibatkan

kepemilikan apapun. Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan,

dan mudah habis. Akibatnya jasa biasanya memerlukan lebih banyak

pengendalian kualitas, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian

(Kotler, 1997).

Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan

manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh

pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual

untuk satu barang yang sama terhadap semua pembeli (Umar, 2003). Selain

itu, harga juga merupakan salah satu elemen bauran pemasaran paling

fleksibel (dapat diubah dengan cepat) menurut Kotler (1997).

Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling

tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau

jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi (Kotler, 1997).

Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

mengkomunikasikan manfaat produknya dan untuk meyakinkan pelanggan

agar membeli produk tersebut (Kotler, 1997).

Orang yang dimaksud disini adalah semua partisipan yang memainkan

sebagian penyajian jasa, yaitu peran selama proses dan konsumsi jasa

berlangsung dalam waktu riil jasa, oleh karenanya dapat mempengaruhi

persepsi pembeli (Umar, 2003). Menurut Lupioyadi (2001) orang dalam

hubungannya dengan pemasaran jasa adalah yang bertugas sebagai service provider dan sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan.

Customer service dalam pemasaran jasa lebih dilihat sebagai outcome

dari kegiatan distribusi dan logistik dimana pelayanan diberikan kepada

konsumen untuk mencapai kepuasan. Kegiatan ini meliputi aktivitas untuk

memberikan kegunaan waktu dan tempat termasuk pelayanan pra-transaksi,

saat transaksi dan paska transaksi (Lupioyadi, 2001).

Proses ini mencerminkan bagaimana semua elemen bauran pemasaran

jasa dikoordinasikan untuk menjamin semua kualitas dan konsistensi jasa

(33)

8

2.3. Definisi Perilaku Konsumen

Menurut Reynold dan Wellon dalam Sumarwan (2003), perilaku

konsumen menunjuk kepada perbedaan perilaku individu dalam bagaimana

mereka mendapatkan, mengolah dan menggunakan informasi dari berbagai

sumber dan situasi pembelian, mengkonsumsi dan berkomunikasi tentang

merek, produk dan kelompok produk.

Engel, dkk (1994) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan

yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan

barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan yang

mendahului dan menyusul tindakan tersebut. Ada dua elemen penting dari

arti perilaku konsumen itu : (1) proses pengambilan keputusan dan (2)

kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai,

mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa secara

ekonomis. Definisi lain dikemukakan oleh Winardi dalam Mahfuds (2004) bahwa perilaku konsumen adalah perilaku yang ditujukan oleh orang-orang

dalam merencanakan, membeli dan menggunakan barang-barang ekonomi

dan jasa. Selain itu juga, Sumarwan (2003) menyatakan bahwa perilaku

konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis yang

mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli,

menggunakan, menghabiskan produk atau jasa setelah mengevaluasi.

Seringkali seorang konsumen memutuskan untuk melakukan tindakan

pembelian barang dan jasa ataupun berbagai pilihan lain karena di dalam

benak konsumen, pilihan tersebut merupakan barang dan jasa yang memiliki

kualitas paling baik, dan bahkan mungkin karena harganya paling murah.

Namun tidak jarang banyak motivasi lain selain kualitas dan harga yang

menjadi pertimbangan sebelum konsumen melakukan tindakan pembelian

barang dan jasa. Misalnya karena ingin ikut-ikutan orang lain,

mempertahankan harga diri, dan sebagainya. Dan kadang motivasi-motivasi

seperti ini yang lebih dominan, sehingga apabila perusahaan mengetahui apa

sebenarnya yang menjadi kunci seorang konsumen dalam melakukan

tindakan pembelian, akan mempermudah perusahaan untuk membujuk atau

(34)

2.4. Model Perilaku Konsumen

Menganalisa atau mempelajari perilaku konsumen memang bukan

suatu hal yang mudah, masalah perilaku konsumen sangat kompleks.

Ketidakmudahan tersebut terutama karena banyaknya variabel yang

mempengaruhinya. Sebagai usaha untuk mempermudahnya, maka

dikembangkan model perilaku konsumen.

Sebuah model adalah suatu penyederhanaan gambaran dari kenyataan.

Model perilaku konsumen merupakan penyederhanaan dari konsepsi

mengenai bagaimana perilaku konsumen terjadi dan dibentuk oleh

variabel-variabel yang mempengaruhinya. Menurut Engel, dkk (1994) perilaku

konsumen dipengaruhi dan dibentuk oleh faktor pengaruh lingkungan,

perbedaan individu serta proses psikologis. Model dikembangkan untuk

berbagai macam kegunaan, tetapi tujuan utama dari pengembangan model

perilaku konsumen adalah : (1) membantu kita untuk mengembangkan teori

yang mengarahkan penelitian perilaku konsumen, dan (2) sebagai bahan

dasar untuk mempelajari pengetahuan yang terus berkembang tentang

perilaku konsumen. Salah satu model yang telah dikembangkan adalah

[image:34.612.136.506.431.645.2]

Model Engel, dkk (1994), dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Model perilaku keputusan konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhinya ( Engel, dkk, 1994)

Dari Gambar 4 dapat dilihat, model perilaku konsumen yang

dikembangkan oleh Engel, dkk (1994) tersebut menyatakan bahwa perilaku

Pengaruh Lingkungan

Kelas Sosial Pengaruh Pribadi

Keluarga

Proses Keputusan

Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternative

Pembelian, Hasil

Proses Psikologi

Pengolahan Informasi Pembelajaran

Perubahan Sikap/Perilaku

Perbedaan Individu

(35)

10

konsumen dipengaruhi dan dibentuk oleh faktor lingkungan, perbedaan

individu, serta proses-proses psikologi. Dimana yang termasuk kedalam

pengaruh lingkungan meliputi : kelas sosial, pengaruh pribadi, dan keluarga.

Sementara perbedaan individu terdiri atas : motivasi dan keterlibatan, gaya

hidup, pengetahuan, dan kepribadian. Sedangkan proses psikologi meliputi :

pengolahan informasi, pembelajaran, serta perubahan sikap dan perilaku.

Kesemuanya itu akan mempengaruhi proses keputusan yang meliputi :

pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian

dan hasil.

2.5. Proses Pengambilan Keputusan

Tindakan konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan

pembelian, tidak muncul begitu saja melainkan melalui suatu tahapan

tertentu. Berdasarkan model Engel, dkk (1994), proses keputusan pembelian

oleh konsumen terdiri dari lima tahapan. Kelima tahapan tersebut terdiri atas

pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses

[image:35.612.136.508.420.498.2]

pembelian dan perilaku pasca pembelian (Gambar 5).

Gambar 5. Lima tahap proses keputusan pembeli (Engel, dkk, 1994)

Sumarwan (2003) mengatakan bahwa jika konsumen tidak memiliki

pilihan alternatif, bukanlah suatu situasi konsumen melakukan keputusan.

2.5.1. Pengenalan Kebutuhan dan Pencarian Informasi

Menurut Kotler (1997) Timbulnya kebutuhan dapat dipicu oleh

rangsangan internal yaitu kebutuhan dasar seseorang seperti lapar, haus

dan lain-lain yang akan timbul dan menjadi dorongan untuk memenuhi

dorongan tersebut. Selain itu kebutuhan dapat juga berasal dari

rangsangan eksternal. Segera setelah konsumen tergerak oleh suatu

stimulus, maka kemungkinan ia akan berusaha untuk mencari lebih

banyak informasi. Pengenalan

Kebutuhan

Evaluasi Alternatif

Keputusan

Pembelian Hasil

(36)

Menurut Engel, dkk (1994) pengenalan kebutuhan yang

didefinisikan sebagai persepsi atas perbedaan antara keadaan yang

diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk mengaktifkan proses

keputusan akan selalu memulai perilaku proses keputusan. Adanya

kebutuhan tersebut disebabkan karena konsumen merasakan adanya

ketidaksesuaian antara keadaan aktual dengan keadaan yang

diinginkannya. Ketika ketidaksesuaian ini melebihi suatu tingkat

tertentu, maka kebutuhanpun dikenali. Namun, jika ketidaksesuaian itu

berada dibawah tingkat ambang, maka pengenalan kebutuhan pun tidak

[image:36.612.129.506.269.412.2]

terjadi, hal ini dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Proses pengenalan kebutuhan berpusat pada tingkat ketidaksesuaian (Engel, dkk, 1995)

Pencarian informasi, merupakan tahap kedua dari proses keputusan

pembelian yang menurut Engel, dkk (1994) didefinisikan sebagai

aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan

dan pengumpulan informasi dari lingkungan.

Menurut Kotler (1997) sumber-sumber informasi konsumen terdiri

dari empat kelompok, yaitu : (1) sumber pribadi, (2) sumber komersial,

(3) sumber umum dan (4) sumber pengalaman. Setiap sumber informasi

tersebut memberikan fungsi yang berbeda-beda dalam mempengaruhi

keputusan pembelian. Informasi dari sumber komersial biasanya

menjalankan fungsi pengesahan dan evaluasi. Sumber-sumber informasi

yang berbeda dapat menuntun konsumen dalam setiap keputusan

pembelian yang berbeda. Keadaan yang

diinginkan

Di bawah ambang

Tidak ada pengenalan kebutuhan

Tingkat Ketidaksesuaian

Keadaan aktual

Di atas ambang

(37)

12

Engel, dkk (1995) mengatakan bahwa tahap pencarian dipengaruhi

oleh faktor lain yaitu situasi pencarian, ciri-ciri produk atau jasa dan

konsumen itu sendiri. Tekanan waktu merupakan salah satu sumber

pengaruh situasi. Situasi pembelian yang mendesak menuntut sedikit

waktu untuk melakukan pencarian ekstensif dan teliti. Beberapa

karakteristik konsumen yang mempengaruhi pencarian informasi seperti

pengetahuan, keterlibatan, kepercayaan, sikap serta karakteristik

demografi.

2.5.2. Evaluasi Alternatif

Menurut Engel, dkk (1994) prosedur yang harus dilakukan untuk membuat pilihan akhir disebut kaidah keputusan. Kaidah keputusan

dapat bersifat sangat sederhana dan bersifat sangat kompleks yang

membutuhkan pemrosesan yang cukup besar.

Selain itu, Engel, dkk (1994) mendefinisikan evaluasi alternatif

sebagai proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih

oleh konsumen. Pada tahap evaluasi konsumen harus : (1) menentukan

kriteria yang akan digunakan untuk menilai alternatif, (2) memutuskan

alternatif yang akan dipertimbangkan, (3) menilai kinerja dari alternatif

yang dipertimbangkan (4) memilih dan menerapkan kaidah keputusan

[image:37.612.142.499.468.626.2]

untuk membuat pilihan akhir (Gambar 7).

Gambar 7. Komponen dasar proses evaluasi alternatif (Engel dkk, 1995) Menentukan kriteria

evaluasi

Menentukan alternatif evaluasi

Menilai kinerja

(38)

2.5.3. Pembelian dan Hasilnya

Tahap akhir dari proses keputusan adalah tindakan pembelian.

Pada tahap ini konsumen harus mengambil keputusan tentang kapan

membeli, dimana membeli, dan bagaimana membayar. Engel, dkk

(1995) mengungkapkan bahwa pembelian merupakan fungsi dari dua

determinan, yaitu niat pembelian dan pengaruh lingkungan, dan atau

perbedaan individu.

Niat pembelian pada konsumen memiliki dua kategori : (1) produk

maupun merek, dan (2) kelas produk saja. Niat pembelian yang

mencakup produk dan merek umumnya disebut sebagai pembelian yang

terencana sepenuhnya. Kotler (1997) menyebutkan ada dua faktor yang

berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor

pertama adalah sikap atau pendirian orang lain. Seberapa jauh faktor ini

mempengaruhi alternatif yang disukai seseorang tergantung pada

alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk

menuruti keinginan orang lain. Faktor kedua yang dapat mempengaruhi

maksud pembelian dan keputusan pembelian adalah faktor situasi yang

sudah diantisipasi.

Perilaku proses keputusan pembelian tidak berhenti begitu

pembelian dilaksanakan. Setelah pembelian terjadi, konsumen akan

mengevaluasi pembelian yang dilakukannya. Evaluasi lebih jauh terjadi

dalam bentuk perbandingan kinerja produk atau jasa berdasarkan

harapan, hasilnya adalah kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan

berfungsi mengukuhkan loyalitas pembeli. Sementara ketidakpuasan

dapat menyebabkan keluhan, komunikasi lisan yang negatif dan upaya

untuk menuntut ganti rugi melalui sarana hukum.

2.6. Perilaku Pasca Pembelian

Terdapat lima tahap perilaku pasca pembelian konsumen, yaitu (1)

konsumsi, (2) kepuasan atau ketidakpuasan, (3) perilaku keluhan konsumen,

(4) disposisi produk, dan (5) kesetiaan merek. Selama tahap konsumsi,

(39)

14

Tahap ini diikuti oleh penilaian konsumen tentang kepuasan atau

ketidakpuasan terhadap kinerja produk, mengenai hal ini mereka dapat

mengutarakan keluhannya pada penyedia produk.

Menurut Mowen and Minor dalam Sumarwan (2003) pada bisnis jasa,

konsumen tidak membuang jasa karena sifat jasa tidak berwujud. Dua tahap

terakhir, meliputi bagaimana konsumen membuang produk yang mereka beli

dan apakah mereka membentuk kesetiaan merek serta niat untuk membeli

dimasa yang akan datang.

2.7. Preferensi Konsumen

Kotler (2000) mendefinisikan preferensi konsumen sebagai suatu

pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk (barang dan

jasa) yang dikonsumsi. Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan

konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Teori preferensi digunakan

untuk menganalisis tingkat kepuasan bagi konsumen. Terdapat banyak

aksioma yang digunakan untuk menerangkan tingkah laku individu dalam

masalah penetapan pilihan. Menurut Kotler (2000) hubungan preferensi ini

biasanya diasumsikan memiliki tiga sifat dasar kelengkapan, transivitas dan

kontinuitas.

Preferensi konsumen dapat diketahui dengan mengukur tingkat

kegunaan dan nilai relatif yang penting setiap atribut yang terdapat pada jasa

bimbel. Atribut yang diduga mempengaruhi preferensi konsumen pada

penelitian ini meliputi atribut yang dianalisis dengan menggunakan dimensi

kualitas jasa antara lain, keandalan (reliability),kesigapan (responsiveness),

keyakinan (assurance),berwujud (tangibles) dan Empati (empathy).

2.8. Definisi Jasa

Menurut Kotler (1997) jasa sebagai suatu produk memiliki

karakteristik yang sangat berbeda dengan produk yang bersifat konkret

(physical product) seperti pada barang-barang manufaktur. Sementara

(40)

keahlian dan memberikan produk tidak berwujud yang pekerjaannya

dilakukan oleh suatu orang untuk memberikan manfaat bagi orang lain.

2.8.1. Klasifikasi Jasa

Perusahaan menawarkan berbagai jenis jasa kepada pasar, namun

jasa dapat menjadi bagian kecil ataupun bagian utama dari tawaran yang

diberikan perusahaan. Menurut Kotler (2002) tawaran tersebut dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Produk berwujud murni

Penawaran hanya terdiri dari produk fisik, misalnya : sabun mandi,

pasta gigi atau sabun cuci tanpa adanya jasa atau pelayanan lainnya

yang menyertai produk tersebut.

2) Produk berwujud disertai layanan

Penawaran yang terdiri dari produk fisik yang disertai dengan satu

atau beberapa layanan untuk meningkatkan daya tarik

pelanggannya dimana penjualannya tergantung kepada kualitas

produk tersebut dan tersedianya pelayanan pelanggan.

3) Campuran

Tawaran ini memberikan barang dan jasa dengan proporsi yang

sama, misalnya pelanggan dapat menikmati makanan dan

pelayanan yang di tawarkan secara bersamaan.

4) Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan

Tawaran yang terdiri dari jasa utama yang disertai jasa tambahan

dan barang pendukung lainnya.

5) Jasa murni

Tawaran yang diberikan hanya berupa jasa, seperti : menjaga bayi,

memijat, psikoterapi, dan sebagainya.

2.8.2. Karakteristik Jasa

Lebih lanjut Kotler (2002) menyatakan bahwa ada empat

karakteristik pokok jasa yang membedakannya dengan barang, yaitu :

a) Intangible (tidak berwujud)

Dimana suatu jasa memiliki sifat tidak berwujud, tidak dapat

(41)

16

b) Inseparibility (tidak dapat dipisahkan)

Pada umumnya jasa diproduksi dan dirasakan bersamaan.

c) Variability (bervariasi)

Jasa senantiasa mengalami perubahan tergantung dari siapa

penyedia jasa, dan kondisi dimana jasa tersebut diberikan.

d) Perishability (tidak tahan lama)

Daya tahan suatu jasa tergantung suatu situasi yang diciptakan oleh

berbagai faktor.

2.8.3. Tipe-tipe Pemasaran Jasa

Menurut Gronroos (1990) idealnya jasa membutuhkan tiga bentuk pemasaran jasa yang tidak hanya terdiri dari pemasaran eksternal yang

meliputi penggunaan 4P (produk, harga, tempat, promosi) namun

mencakup pemasaran internal dan pemasaran interaktif. Pemasaran

internal merupakan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dalam

upaya meningkatkan kemampuan dan motivasi para karyawan dalam

melayani pelanggan, dan pemasaran interaktif menggambarkan

keterampilan karyawan perusahaan dalam melayani pelanggan mereka

dalam upaya memasarkan perusahaan jasa tempat mereka bekerja.

2.8.4. Kualitas Jasa

Menurut Zeithaml and Bitner (1990), ada dua faktor yang

mempengaruhi kualitas jasa, yaitu jasa yang dirasakan (perceived

service) dan jasa yang diharapkan (expected service). Para pelanggan

menjadi tidak tertarik dengan penyedia jasa (kualitas jasa dipersepsikan

buruk) bila jasa yang dirasakan lebih kecil dibandingkan dengan jasa

yang diharapkan pelanggan. Kualitas jasa dipersepsikan baik dan

memuaskan oleh pelanggan apabila jasa yang dirasakan sesuai dengan

yang diharapkan pelanggan. Pelanggan akan loyal dan menggunakan

penyedia jasa tersebut kembali (kualitas jasa dipersepsikan ideal) bila

jasa yang dirasakan lebih besar dari pada jasa yang diharapkan

pelanggan.

Selain itu, yang bergerak dibidang jasa sangat tergantung pada

(42)

lima dimensi yaitu : keandalan (reliability),kesigapan (responsiveness),

keyakinan (assurance),berwujud (tangibles) dan Empati (empathy).

1. Keandalan (reliability)

Keandalan merupakan kemampuan dari penyedia jasa untuk

memberikan servis yang telah dijanjikan secara akurat, dapat

dipercaya dan dapat diandalkan. Dengan kata lain, keandalan

berarti sejauhmana penyedia jasa mampu memberikan apa yang

telah dijanjikan kepada pelanggan.

2. Kesigapan (responsiveness)

Responsif merupakan kesediaan penyedia jasa terutama stafnya untuk membantu konsumen serta memberikan pelayanan yang

tepat sesuai kebutuhan konsumen. Dimensi ini menekankan pada

sikap dari penyadia jasa yang penuh perhatian, cepat dan tepat

dalam menghadapi permintaan, keluhan dan masalah konsumen.

3. Keyakinan (assurance)

Keyakinan merupakan dimensi yang menekankan kemampuan

penyedia jasa untuk membangkitkan rasa percaya diri dan

keyakinan diri konsumen bahwa pihak penyedia jasa terutama para

pegawainya mampu memenuhi kebutuhan konsumennya.

4. Berwujud (tangibles)

Berwujud berupa penampilan fisik penyedia jasa seperti gedung,

tata letak peralatan, interior dan eksterior, serta penampilan fisik

dari personel penyedia jasa.

5. Empati (empathy)

Empati merupakan kemampuan penyedia jasa memperlakukan

konsumen sebagai individu-individu yang spesial.

2.9. Atribut Jasa Bimbingan Belajar Primagama

Lembaga Pendidikan bimbel Primagama menawarkan jasa bimbel atau

jasa pendidikan kepada konsumennya. Pengelola jasa berusaha semaksimal

mungkin mengidentifikasi harapan konsumen mengenai jasa yang mereka

(43)

18

apa yang harus diberikan kepada konsumen, sehingga konsumenpun

mengetahui juga apa yang akan mereka peroleh.

Produk LP bimbel Primagama adalah unsur penawaran jasa baik berupa

pelayanan dan fasilitas-fasilitas, serta kemudahan-kemudahan yang dapat

diperoleh dan dinikmati konsumen selama menjadi siswa atau siswi di LP

bimbel ini. Atribut LP bimbel Primagama dapat berupa banyak hal yang

terkait dengan lembaga itu sendiri ataupun hal-hal yang menonjol dari LP

bimbel Primagama tersebut. Atribut yang menonjol tersebut diidentifikasikan

menjadi :

a. Tangible (berwujud)

1.Media belajar (white board, spidol, televisi, tape, dan lain-lain)

memadai.

2.Kebersihan dan kerapihan lingkungan.

3.Kenyamanan lingkungan.

4.Ketersediaan kantin.

5.Ketersediaan tempat parkir.

6.Ketersediaan toilet.

7.Ketersediaan papan informasi.

8.Penampilan pengajar dan staf.

9.Penataan gedung dan peralatan.

b.Reliability (keandalan)

1.Tenaga pengajar yang kompeten.

2.Tenaga non pengajar (administrasi, satpam, cleaning services, teknisi) yang terampil.

3.Kelancaran proses belajar mengajar.

4.Kurikulum dan metode pengajaran yang relevan.

5.Harga yang di tetapkan secara wajar

c.Responsiveness (kesigapan)

1.Para pengajar maupun non pengajar (staf) cepat tanggap terhadap

keluhan atau masalah yang di hadapi siswa.

(44)

d.Assurance (keyakinan)

1.Keamanan selama berada di Lembaga Primagama.

2.Keramahan dan kesopanan seluruh pengajar dan staf.

3.Citra (image) Primagama yang baik di mata masyarakat.

e.Empathy (empati)

1.Hubungan antara siswa dengan pengajar dan staf terjalin dekat dan

akrab.

2.Kemudahan untuk memanfaatkan jasa dan fasilitas yang ada.

3.Tersedia kotak saran untuk melayani dan menerima keluhan siswa.

Pemilihan atribut berdasarkan keinginan peneliti dan disepakati

bersama dengan pihak LP bimbel Primagama.

2.10. Penelitian Terdahulu

Mahfuds (2004) meneliti tentang perilaku konsumen dalam pembelian

jasa wisata pantai Anyer dengan mempelajari proses keputusan pembelian

dan preferensi konsumen, dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis

Preferensi Konsumen terhadap Atribut Wisata Alam Pantai Anyer”. Atribut

yang dinilai paling penting oleh konsumen adalah kenyamanan. Hal ini

karena lokasi wisata alam Pantai Anyer menonjolkan daya tarik berupa

bentangan pantai dengan pasirnya.

Yosiana (2005) meneliti tentang preferensi konsumen terhadap atribut

jasa Politeknik KENT, dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis

Preferensi Konsumen terhadap Atribut Jasa Politeknik KENT”. Dengan

menggunakan Importance Performance Analysis,di hasilkan nilai penting setiap atribut dan dapat diketahui bahwa atribut yang dinilai paling penting

oleh konsumen adalah tenaga pengajar atau kualitas dosen-dosen.

Rohmayanti (2003) meneliti tentang preferensi konsumen terhadap

buah pisang dan nenas. Dengan menggunakan analisis konjoin, di hasilkan

nilai penting tiap atribut, dan dapat diketahui bahwa atribut yang dinilai

penting oleh konsumen pisang adalah rasa pisang, kemudian warna daging

buah, disusul bentuk pisang, dan terakhir warna kulit. Sedangkan untuk

(45)

20

pertama adalah rasa nenas, kedua daging buah, ketiga bentuk buah nenas

tersebut.

Rusmawati (2004) meneliti tentang preferensi konsumen terhadap

produk tatarias lipstik (studi kasus PT. Avon Indonesia cabang Bogor),

yang bertujuan mengidentifikasi atribut produk apa yang dianggap penting

pada tatarias lipstik merek Avon, menganalisa posisi atribut tatarias lipstik

merek Avon dibandingkan dengan tatarias lipstik merek lainnya,

merumuskan atribut-atribut mana saja yang perlu dipertahankan dengan

tatarias lipstik merek Avon. Metode yang digunakan berupa observasi,

wawancara dan penyebaran kuesioner, alat analisa yang dipergunakan

dalam penelitian ini adalah analisa deskritif, model multiatribut Fishbein

dan model Biplot.

Penelitian lain dilakukan oleh Risnawati (2004) yang berjudul Analisis

Preferensi Konsumen terhadap Produk Perikanan Segar Ideal di Pasar

Swalayan Super Indo Mal Metropolitan Bekasi, yang bertujuan mengetahui

preferensi konsumen terhadap produk perikanan segar, proses keputusan

pembelian produk perikanan segar dan jenis serta kriteria produk perikanan

segar ideal apa yang diinginkan oleh konsumen, preferensi dan proses

keputusan pembelian terhadap produk perikanan segar. Dianalisis secara

deskriptif dan dari hasil tersebut menyatakan bahwa konsumen lebih

menyukai ikan segar sebagai produk yang diinginkan. Analisis sikap

konsumen dengan menggunakan metode Multiatribut Angka Ideal.

Sementara itu dalam penelitian tentang preferensi konsumen terhadap

atribut asinan Bogor (studi kasus di Kota Madya Bogor), Sutini (2003)

menganalisis sikap konsumen terhadap atribut asinan Bogor, menganalisis

perbedaan tingkat kepuasan dari masing-masing atribut asinan Bogor, serta

merekomendasikan kebijakan yang tepat

Gambar

Gambar 4. Model perilaku keputusan konsumen dan faktor-faktor yang
Gambar 5. Lima tahap proses keputusan pembeli
Gambar 6. Proses pengenalan kebutuhan berpusat pada tingkat ketidaksesuaian (Engel, dkk, 1995)
Gambar 7. Komponen dasar proses evaluasi alternatif (Engel dkk, 1995)
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Proses rujukan yang perlu menjadi perhatian lebih untuk menurunkan angka kematian di RSUD Sidoarjo adalah edukasi yang baik kepada masyarakat tentang risiko kehamilan dan persalinan

Setelah m€ngec€k kondisi.tw,Tc, CCTV' selanjutnya microcontrotler akan rnendeteksi kondisi .ty,lic, dtlplifeL lika s\9itch adpliJier tidak ditekan (kondisi Zow pada P3.3)

Untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan penyebab terjadinya gangguan dalam pengoperasian yang setiap saat dapat saja terjadi maka setiap personil bagian mesin atau perwira kapal

(5) Pelapor DULN dianggap tidak melakukan penarikan DULN melalui Bank Devisa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) apabila Pelapor DULN tidak menyampaikan

Sedangkan pada bagian tengah yang merupakan wilayah transisi antara fasies medial dan distal, endapan lahar ditemukan di persawahan yang terletak di tepi sungai

Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar

Pada pengujian balistik peluru senapan angin lokal dan peluru senapan angin impor kaliber 177 / 4,5 mm, serta dilakukan pengujian kekerasan pada kedua