• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Persepsi Calon Konsumen Terhadap Wisata Kampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Persepsi Calon Konsumen Terhadap Wisata Kampung"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

(

WISAT

Studi Kas

DE

FAKULT

INS

TA KAMP

sus SD, SM

UTAMI

H

EPARTEM

TAS EKON

STITUT P

PUNG CE

MP, dan SM

Oleh

RAKHMA

H24052771

MEN MAN

NOMI DA

PERTANIA

2009

ENDAWA

MA di Ko

AWATI

1

NAJEMEN

AN MANA

AN BOGO

ASARI

ota Bogor)

N

(2)

KAMPUNG CENDAWASARI

(Studi Kasus SD, SMP, dan SMA di Kota Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

UTAMI RAKHMAWATI

H24052771

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

i   

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PERSEPSI CALON KONSUMEN TERHADAP WISATA KAMPUNG

CENDAWASARI

(Studi Kasus SD, SMP, dan SMA di Kota Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

UTAMI RAKHMAWATI H24052771

Menyetujui, September 2009

Ir. Mimin Aminah, MM Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr.Ir.Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen

(4)

ii   

Persepsi Calon Konsumen Terhadap Wisata Kampung (Studi Kasus SD, SMP, dan SMA di Kota Bogor). Di bawah bimbingan Mimin Aminah.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang besar sehingga dapat dimanfaatkan untuk sektor pariwisata. Sektor pariwisata merupakan tumpuan untuk menambah devisa negara dan dapat membantu penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Salah obyek wisata adalah Agropolitan sebagai satu usaha agribisnis yang prospektif untuk dikembalikan sesuai dengan perannya dalam pembangunan ekonomi nasional dan dalam menghadapi persaingan global tersebut. Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi yang cukup besar dalam mengembangkan wisata alam ini. Agropolitan dapat dijadikan sebagai sarana kegiatan pariwisata dengan mendirikan agrowisata wisata kampung, seperti yang terdapat di agropolitan Cendawasari. Penelitian ini bertujuan (1) mengidentifikasi karakteristik calon konsumen Wisata Kampung Cendawasari, (2) menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian jasa Wisata Kampung Cendawasari, (3) mengidentifikasi atribut-atribut yang mempengaruhi persepsi calon konsumen dalam keputusan pembelian jasa Wisata Kampung Cendawasari, (4) merumuskan upaya-upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola Wisata Kampung Cendawasari untuk meningkatkan pelayanan dan pengembangan obyek wisata yang dimilikinya. Penelitian ini menggunakan Analisis Faktor dengan bantuan software SPSS versi 15,0 untuk menganalisis variabel apa saja yang mempengaruhi keputusan

pembelian calon konsumen dan Microsoft Excel untuk analisis deskriptif.

Penelitian ini menggunakan sekolah SD, SMP, dan SMA yang berada di Kota Bogor sebagai responden.

(5)

iii   

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 8 Maret 1987. Penulis

merupakan anak tunggal dari pasangan Bapak Suharyono, BE dan

Ibu Elvida Gusnizar Ray, BA.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Aisiyah Bustanul Athfal

Yogyakarta, lalu melanjutkan ke SD Muhammadiyah Condong

Catur. Pada tahun 1999, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama Negeri 4 Depok Yogyakarta dan pada tahun 2002 melanjutkan

pendidikan di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta dan menyelesaikannya pada

tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui

jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) dan pada tahun

2006 penulis resmi menjadi mahasiswa di Departemen Manajemen, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di Himpunan profesi Centre

Of M@nagement sebagai staf Direktorat HRD pada kepengurusan 2006-2007 dan

pada kepengurusan tahun 2007-2008 sebagai Treasury Corporate Centre Of

M@nagement serta pengurus Ikatan Keluarga Mahasiswa Daerah Istimewa

Yogyakarta tahun 2006-2007 sampai dengan 2007-2008. Penulis juga aktif

menjadi panitia di beberapa acara, diantaranya Panitian 5th Economic Contest, Panitia TRADEMARK, Panitia kegiatan Orientation For New Generation

(ORANGE) FEM IPB, Panitia kegiatan Malam Keakraban Mahasiswa

(6)

iv   

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian

Bogor.

Skripsi ini disusun dengan judul “Analisis Proses Pengambilan Keputusan

dan Persepsi Calon Konsumen Terhadap Wisata Kampung Cendawasari (Studi

Kasus SD, SMP, dan SMA di Kota Bogor)”. Tidak lupa penulis ucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Mimin Aminah, MM yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga,

pikiran serta kesabarannya dalam memberikan bimbingan, saran dan kritik

dalam menyusun penulisan tugas akhir.

2. Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS dan Ratih Maria Dhewi, SP, MM atas

kesediaannya sebagai dosen penguji pada skripsi ini yang telah memberikan

memberikan banyak masukan bagi penulis.

3. Dedy Cahyadi Sutarman, S.TP, MM yang telah meluangkan waktunya untuk

menjadi moderator pada seminar hasil penulis serta memberikan kritik,

saran, dan masukan kepada penulis.

4. Pak Agus, Kang Yuli, Kang Faiz, dan warga cengal lainnya yang membantu

penulis selama melakukan penelitian.

5. Bapak dan Mama tercinta atas kasih sayang, motivasi, perhatian serta semua

dukungan yang telah diberikan, semoga Allah SWT senantiasa memberikan

kesempatan untuk dapat membahagiakan mereka.

6. Mbah Putri, Keluarga besar Jogja, dan Keluarga besar Medan yang telah

memberikan doa, perhatian dan dukungan yang besar kepada penulis

7. Eko Haryono yang dengan sabar mendengarkan keluh kesah serta

memberikan masukan, doa, dan semangatnya kepada penulis.

8. Teman-teman satu bimbingan Wulan, Linda, Iswi, dan Ivan atas

(7)

v   

bersama selama masa perkuliahan.

10. Teman-teman Kos Balio 49 Zulfa dan Nita yang selalu memberikan

masukan, semangat, dan canda tawanya kepada penulis serta Bapak dan Ibu

Supardi sebagai orang tua kedua penulis selama di Bogor, terima kasih atas

perhatiannya.

11. Teman-teman Ema, Arum, Teh Elis, Ida, Kokoy, Nits, Puty, Riska, Dian,

Fika, dan Kak Muad yang telah memberikan doa dan semangatnya.

12. Teman-teman terbaikku Sari, Diana, Sukma, Erika, Alfian, Dimas, Aziz,

Ninda, dan Rere yang selalu menjaga silaturrahmi dan memberikan

motivasi.

13. Seluruh teman-teman Mene 43 dan Mene 41 yang telah membantu

penyelesaian skripsi ini.

14. Seluruh staf pengajar dan tata usaha Departemen Manajemen FEM IPB yang

telah membantu penyelesaian skripsi ini.

15. Seluruh pihak yang telah ikut serta membantu penyelesaian skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis sadar bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Akhir kata, semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Bogor, September 2009

(8)

vi   

Halaman

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1Konsumen ... 7

2.2Persepsi Konsumen ... 7

2.2.1 Proses Persepsi Konsumen ... 8

2.2.2 Faktor-Faktor Dalam Menilai Kualitas ... 9

2.3Perilaku Konsumen ... 10

2.3.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen ... 12

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan ... 18

2.4Pengertian Jasa ... 20

2.4.1 Karakteristik Jasa ... 21

2.4.2 Bauran Pemasaran Jasa ... 22

2.4.3 Dimensi Kualitas Jasa ... 24

2.5Konsep Agropolitan ... 25

2.6Wisata Kampung ... 28

2.7Analisis Faktor ... 29

2.8Penelitian Terdahulu ... 30

III. METODE PENELITIAN ... 33

3.1Kerangka Pemikiran... 34

3.2Metode penelitian... 35

3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

3.2.2 Jenis dan Sumber Data ... 35

3.2.3 Metode Penarikan Sampel... 35

(9)

vii   

3.3.3 Analisis Faktor ... 39

3.3.4 Variabel ... 41

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 42

4.1.1 Sejarah Cendawasari Mandiri ... 42

4.1.2 Obyek Wisata dan Kegiatan Wisata ... 43

4.1.3 Pengelolaan dan Struktur Organisasi ... 44

4.2Karakteristik Pengunjung Lokasi Wisata Kampung ... 45

4.2.1 Jenjang Sekolah ... 45

4.2.2 Jumlah Siswa ... 46

4.2.3 Status Sekolah ... 47

4.3Analisis Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen ... 47

4.3.1 Pengenalan Kebutuhan ... 48

4.3.2 Pencarian Informasi ... 50

4.3.3 Evaluasi Alternatif ... 52

4.3.4 Keputusan Pembelian ... 54

4.4Faktor yang Terkait dengan Keputusan Pembelian Jasa Wisata Kampung ... 61

4.5Identifikasi dan Analisis Faktor-faktor yang Terkait dengan Keputtusan Pembelian Jasa Wisata Kampung ... 63

4.5.1 Faktor tangible (berwujud) ... 64

4.5.2 Faktor reliability (keandalan) ... 66

4.5.3 Faktor assurance (jaminan) ... 67

4.5.4 Faktor emphaty (kepedulian)... 69

4.5.5 Faktor responsiveness (daya tanggap) ... 71

4.6Upaya-upaya yang Sebaiknya Dilakukan oleh Pengelola Wisata Kampung untuk Mengembangkan Wisata Kampung ... 72

KESIMPULAN dan SARAN ... 79

1. Kesimpulan ... 79

2. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(10)

viii   

No Halaman

1 Obyek Wisata di Kabupaten Bogor ... 2

2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi pencarian informasi ... 15

3 Proses evaluasi alternatif berdasarkan Model Pengambilan Keputusan ... 17

4 Jumlah SD, SMP, dan SMA di Kota Bogor... 37

5 Atribut Wisata Kampung Cendawasari ... 41

6 Jumlah sekolah ... 46

7 Jumlah siswa ... 47

8 Status sekolah... 47

9 Tujuan utama berkunjung ke Wisata Kampung ... 49

10 Manfaat berkunjung ke Wisata Kampung ... 50

11 Sumber informasi mengenai Wisata Kampung ... 51

12 Fokus perhatian calon konsumen dalam promosi Wisata Kampung . 52 13 Pertimbangan utama dalam memilih Obyek Wisata ... 53

14 Prioritas calon konsumen terhadap Wisata Kampung ... 54

15 Alasan untuk mencoba berkunjung ke Wisata Kampung ... 55

16 Cara memutuskan untuk mengunjungi Wisata Kampung ... 55

17 Sumber utama yang mempengaruhi untuk berkunjung ke Wisata Kampung ... 56

18 Pengaruh kelancaran lalu lintas ... 57

19 Pengaruh diri sendiri terhadap keputusan memilih tempat rekreasi ... 58

20 Pengaruh teman terhadap keputusan memilih tempat rekreasi ... 58

21 Pengaruh media terhadap keputusan memilih tempat rekreasi ... 59

22 Pengaruh besarnya biaya ... 60

23 Besarnya pengeluaran yang ingin dikeluarkan untuk dapat menikmati Wisata Kampung ... 60

24 Obyek wisata yang ingin dikunjungi selama berkunjung ke Wisata Kampung ... 61

25 Nilai ekstraksi atribut-atribut pada faktor yang terkait dengan keputusan pembelian ... 63

26 Tiga faktor hasil analisis faktor ... 64

27 Nilai ekstraksi variabel-variabel pada faktor reliability ... 67

28 Nilai ekstraksi variabel-variabel pada faktor assurance ... 69

29 Nilai ekstraksi variabel-variabel pada faktor empathy ... 69

(11)

(

WISAT

Studi Kas

DE

FAKULT

INS

TA KAMP

sus SD, SM

UTAMI

H

EPARTEM

TAS EKON

STITUT P

PUNG CE

MP, dan SM

Oleh

RAKHMA

H24052771

MEN MAN

NOMI DA

PERTANIA

2009

ENDAWA

MA di Ko

AWATI

1

NAJEMEN

AN MANA

AN BOGO

ASARI

ota Bogor)

N

(12)

KAMPUNG CENDAWASARI

(Studi Kasus SD, SMP, dan SMA di Kota Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

UTAMI RAKHMAWATI

H24052771

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(13)

i   

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PERSEPSI CALON KONSUMEN TERHADAP WISATA KAMPUNG

CENDAWASARI

(Studi Kasus SD, SMP, dan SMA di Kota Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

UTAMI RAKHMAWATI H24052771

Menyetujui, September 2009

Ir. Mimin Aminah, MM Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr.Ir.Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen

(14)

ii   

Persepsi Calon Konsumen Terhadap Wisata Kampung (Studi Kasus SD, SMP, dan SMA di Kota Bogor). Di bawah bimbingan Mimin Aminah.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang besar sehingga dapat dimanfaatkan untuk sektor pariwisata. Sektor pariwisata merupakan tumpuan untuk menambah devisa negara dan dapat membantu penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Salah obyek wisata adalah Agropolitan sebagai satu usaha agribisnis yang prospektif untuk dikembalikan sesuai dengan perannya dalam pembangunan ekonomi nasional dan dalam menghadapi persaingan global tersebut. Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi yang cukup besar dalam mengembangkan wisata alam ini. Agropolitan dapat dijadikan sebagai sarana kegiatan pariwisata dengan mendirikan agrowisata wisata kampung, seperti yang terdapat di agropolitan Cendawasari. Penelitian ini bertujuan (1) mengidentifikasi karakteristik calon konsumen Wisata Kampung Cendawasari, (2) menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian jasa Wisata Kampung Cendawasari, (3) mengidentifikasi atribut-atribut yang mempengaruhi persepsi calon konsumen dalam keputusan pembelian jasa Wisata Kampung Cendawasari, (4) merumuskan upaya-upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola Wisata Kampung Cendawasari untuk meningkatkan pelayanan dan pengembangan obyek wisata yang dimilikinya. Penelitian ini menggunakan Analisis Faktor dengan bantuan software SPSS versi 15,0 untuk menganalisis variabel apa saja yang mempengaruhi keputusan

pembelian calon konsumen dan Microsoft Excel untuk analisis deskriptif.

Penelitian ini menggunakan sekolah SD, SMP, dan SMA yang berada di Kota Bogor sebagai responden.

(15)

iii   

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 8 Maret 1987. Penulis

merupakan anak tunggal dari pasangan Bapak Suharyono, BE dan

Ibu Elvida Gusnizar Ray, BA.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Aisiyah Bustanul Athfal

Yogyakarta, lalu melanjutkan ke SD Muhammadiyah Condong

Catur. Pada tahun 1999, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama Negeri 4 Depok Yogyakarta dan pada tahun 2002 melanjutkan

pendidikan di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta dan menyelesaikannya pada

tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui

jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) dan pada tahun

2006 penulis resmi menjadi mahasiswa di Departemen Manajemen, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di Himpunan profesi Centre

Of M@nagement sebagai staf Direktorat HRD pada kepengurusan 2006-2007 dan

pada kepengurusan tahun 2007-2008 sebagai Treasury Corporate Centre Of

M@nagement serta pengurus Ikatan Keluarga Mahasiswa Daerah Istimewa

Yogyakarta tahun 2006-2007 sampai dengan 2007-2008. Penulis juga aktif

menjadi panitia di beberapa acara, diantaranya Panitian 5th Economic Contest, Panitia TRADEMARK, Panitia kegiatan Orientation For New Generation

(ORANGE) FEM IPB, Panitia kegiatan Malam Keakraban Mahasiswa

(16)

iv   

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian

Bogor.

Skripsi ini disusun dengan judul “Analisis Proses Pengambilan Keputusan

dan Persepsi Calon Konsumen Terhadap Wisata Kampung Cendawasari (Studi

Kasus SD, SMP, dan SMA di Kota Bogor)”. Tidak lupa penulis ucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Mimin Aminah, MM yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga,

pikiran serta kesabarannya dalam memberikan bimbingan, saran dan kritik

dalam menyusun penulisan tugas akhir.

2. Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS dan Ratih Maria Dhewi, SP, MM atas

kesediaannya sebagai dosen penguji pada skripsi ini yang telah memberikan

memberikan banyak masukan bagi penulis.

3. Dedy Cahyadi Sutarman, S.TP, MM yang telah meluangkan waktunya untuk

menjadi moderator pada seminar hasil penulis serta memberikan kritik,

saran, dan masukan kepada penulis.

4. Pak Agus, Kang Yuli, Kang Faiz, dan warga cengal lainnya yang membantu

penulis selama melakukan penelitian.

5. Bapak dan Mama tercinta atas kasih sayang, motivasi, perhatian serta semua

dukungan yang telah diberikan, semoga Allah SWT senantiasa memberikan

kesempatan untuk dapat membahagiakan mereka.

6. Mbah Putri, Keluarga besar Jogja, dan Keluarga besar Medan yang telah

memberikan doa, perhatian dan dukungan yang besar kepada penulis

7. Eko Haryono yang dengan sabar mendengarkan keluh kesah serta

memberikan masukan, doa, dan semangatnya kepada penulis.

8. Teman-teman satu bimbingan Wulan, Linda, Iswi, dan Ivan atas

(17)

v   

bersama selama masa perkuliahan.

10. Teman-teman Kos Balio 49 Zulfa dan Nita yang selalu memberikan

masukan, semangat, dan canda tawanya kepada penulis serta Bapak dan Ibu

Supardi sebagai orang tua kedua penulis selama di Bogor, terima kasih atas

perhatiannya.

11. Teman-teman Ema, Arum, Teh Elis, Ida, Kokoy, Nits, Puty, Riska, Dian,

Fika, dan Kak Muad yang telah memberikan doa dan semangatnya.

12. Teman-teman terbaikku Sari, Diana, Sukma, Erika, Alfian, Dimas, Aziz,

Ninda, dan Rere yang selalu menjaga silaturrahmi dan memberikan

motivasi.

13. Seluruh teman-teman Mene 43 dan Mene 41 yang telah membantu

penyelesaian skripsi ini.

14. Seluruh staf pengajar dan tata usaha Departemen Manajemen FEM IPB yang

telah membantu penyelesaian skripsi ini.

15. Seluruh pihak yang telah ikut serta membantu penyelesaian skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis sadar bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Akhir kata, semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Bogor, September 2009

(18)

vi   

Halaman

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1Konsumen ... 7

2.2Persepsi Konsumen ... 7

2.2.1 Proses Persepsi Konsumen ... 8

2.2.2 Faktor-Faktor Dalam Menilai Kualitas ... 9

2.3Perilaku Konsumen ... 10

2.3.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen ... 12

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan ... 18

2.4Pengertian Jasa ... 20

2.4.1 Karakteristik Jasa ... 21

2.4.2 Bauran Pemasaran Jasa ... 22

2.4.3 Dimensi Kualitas Jasa ... 24

2.5Konsep Agropolitan ... 25

2.6Wisata Kampung ... 28

2.7Analisis Faktor ... 29

2.8Penelitian Terdahulu ... 30

III. METODE PENELITIAN ... 33

3.1Kerangka Pemikiran... 34

3.2Metode penelitian... 35

3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

3.2.2 Jenis dan Sumber Data ... 35

3.2.3 Metode Penarikan Sampel... 35

(19)

vii   

3.3.3 Analisis Faktor ... 39

3.3.4 Variabel ... 41

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 42

4.1.1 Sejarah Cendawasari Mandiri ... 42

4.1.2 Obyek Wisata dan Kegiatan Wisata ... 43

4.1.3 Pengelolaan dan Struktur Organisasi ... 44

4.2Karakteristik Pengunjung Lokasi Wisata Kampung ... 45

4.2.1 Jenjang Sekolah ... 45

4.2.2 Jumlah Siswa ... 46

4.2.3 Status Sekolah ... 47

4.3Analisis Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen ... 47

4.3.1 Pengenalan Kebutuhan ... 48

4.3.2 Pencarian Informasi ... 50

4.3.3 Evaluasi Alternatif ... 52

4.3.4 Keputusan Pembelian ... 54

4.4Faktor yang Terkait dengan Keputusan Pembelian Jasa Wisata Kampung ... 61

4.5Identifikasi dan Analisis Faktor-faktor yang Terkait dengan Keputtusan Pembelian Jasa Wisata Kampung ... 63

4.5.1 Faktor tangible (berwujud) ... 64

4.5.2 Faktor reliability (keandalan) ... 66

4.5.3 Faktor assurance (jaminan) ... 67

4.5.4 Faktor emphaty (kepedulian)... 69

4.5.5 Faktor responsiveness (daya tanggap) ... 71

4.6Upaya-upaya yang Sebaiknya Dilakukan oleh Pengelola Wisata Kampung untuk Mengembangkan Wisata Kampung ... 72

KESIMPULAN dan SARAN ... 79

1. Kesimpulan ... 79

2. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(20)

viii   

No Halaman

1 Obyek Wisata di Kabupaten Bogor ... 2

2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi pencarian informasi ... 15

3 Proses evaluasi alternatif berdasarkan Model Pengambilan Keputusan ... 17

4 Jumlah SD, SMP, dan SMA di Kota Bogor... 37

5 Atribut Wisata Kampung Cendawasari ... 41

6 Jumlah sekolah ... 46

7 Jumlah siswa ... 47

8 Status sekolah... 47

9 Tujuan utama berkunjung ke Wisata Kampung ... 49

10 Manfaat berkunjung ke Wisata Kampung ... 50

11 Sumber informasi mengenai Wisata Kampung ... 51

12 Fokus perhatian calon konsumen dalam promosi Wisata Kampung . 52 13 Pertimbangan utama dalam memilih Obyek Wisata ... 53

14 Prioritas calon konsumen terhadap Wisata Kampung ... 54

15 Alasan untuk mencoba berkunjung ke Wisata Kampung ... 55

16 Cara memutuskan untuk mengunjungi Wisata Kampung ... 55

17 Sumber utama yang mempengaruhi untuk berkunjung ke Wisata Kampung ... 56

18 Pengaruh kelancaran lalu lintas ... 57

19 Pengaruh diri sendiri terhadap keputusan memilih tempat rekreasi ... 58

20 Pengaruh teman terhadap keputusan memilih tempat rekreasi ... 58

21 Pengaruh media terhadap keputusan memilih tempat rekreasi ... 59

22 Pengaruh besarnya biaya ... 60

23 Besarnya pengeluaran yang ingin dikeluarkan untuk dapat menikmati Wisata Kampung ... 60

24 Obyek wisata yang ingin dikunjungi selama berkunjung ke Wisata Kampung ... 61

25 Nilai ekstraksi atribut-atribut pada faktor yang terkait dengan keputusan pembelian ... 63

26 Tiga faktor hasil analisis faktor ... 64

27 Nilai ekstraksi variabel-variabel pada faktor reliability ... 67

28 Nilai ekstraksi variabel-variabel pada faktor assurance ... 69

29 Nilai ekstraksi variabel-variabel pada faktor empathy ... 69

(21)

ix   

No Halaman

1 Proses Persepsi ... 8 2 Model keputusan konsumen ... 11 3 Proses keputusan pembelian ... 12

4 Proses pengenalan pebutuhan berpusat pada

(22)

x   

No Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 84 2 Struktur organisasi Cendawasari Mandiri ... 89 3 Analisis faktor ... 90 4 Analisis faktor dari tangibel ... 92 5 Analisis faktor dari reliability ... 95 6 Analisis faktor dari assurance ... 96 7 Analisis faktor dari emphaty ... 97 8 Analisis faktor dari responsiveness ... 98 9 Daftar Harga Wisata Kampung ... 99 10 Validitas dan reliabilitas ... 100

(23)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang

besar sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai sektor, salah satunya

adalah sektor pariwisata. Sektor pariwisata merupakan salah satu tumpuan

untuk menambah devisa negara. Selain itu, pariwisata adalah penyedia

kesempatan kerja yang sangat dominan yakni sepuluh persen dari lapangan

kerja di Indonesia dengan jumlah tenaga kerja langsung 7,3 juta orang dan

yang tidak langsung sebesar lima juta orang (Santosa dalam Baskara, 2008).

Keindahan alam yang ditawarkan oleh Indonesia menjadi salah satu daya tarik

yang ditawarkan kepada wisatawan nusantara maupun wisatawan asing,

sehingga dapat menambah devisa negara dan dapat membantu penyediaan

lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Prospek pariwisata di masa yang akan datang juga sangat menjanjikan

dan memberikan peluang yang besar karena konsumsi jasa dalam bentuk

komoditas wisata bagi sebagian besar masyarakat telah menjadi salah satu

kebutuhan sebagai akibat meningkatnya pendapatan, maupun aktivitas yang

padat.

Potensi dan daya tarik wisata Jawa Barat khususnya Bogor yang

beragam dan tersebar di seluruh wilayah Bogor menjadi daya tarik tersendiri

bagi para wisatawan. Bermacam-macam obyek wisata yang ditawarkan

memiliki ciri khas tersendiri bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Bogor.

Daerah Bogor yang dikelilingi oleh pegunungan dapat menambah daya tarik

wisatawan karena kecenderungan wisatawan yang lebih ingin menikmati

suasana kembali ke alam atau back to nature karena dianggap lebih dapat

menyegarkan pikiran setelah kesibukan dan aktivitas yang padat. Obyek

(24)

Tabel 1. Obyek wisata di Kabupaten Bogor

No Nama Obyek Wisata No Nama obyek Wisata

1. Taman safari Indonesia 23 Curug Seribu

2. Talaga Warna 24 Curug Ngumpet

3. Wisata Agro Gunung Mas 25 Wana Wisata Buper Gunung

Bunder

4. Taman Wisata Riung Gunung 26 Eko Wisata Kawah Ratu

5. Curug Cilember 27 Curug Cihurang

6. Taman rekreasi Lido 28 Museum Pasir Angin

7. Wana Wisata Bodogol 29 Situs Batu Tulis Ciaruteun

8. Taman Melrimba 30 Kampung Wisata Cinangneng

9. Wisata Agro Kapol 31 Goa Gudawang

10 Wana Wisata Pancawati 32 Pemandian Air panas Tirta

Sanita

11 Wana Wisata Citamiang 33 Kampung Budaya Sindang

Barang

12 Curug Kembar 34 Museum mobil dan keramik

Sentul

13 Curug Cisuren 35 Sirkuit Sentul

14 Curug Panjang 36 Kebun Wisata Pasir Mukti

15 Warso Farm 37 TWA Gunung Pancar

16 Taman Wisata Matahari 38 Pemandian Air Panas Gunung

Pancar

17 Wisata Desa Kampung Bambu 39 Pemandian Air Giri Tirta

Kawah Hitam

18 Curug Nangka 40 Curug Luhur Perhutani

19 Curug Luhur Indah 41 Taman Wisata Mekarsari

20 Buper Sukamantri 42 Penangkaran Rusa

21 Pemandian air panas GSE 43 Wana Wisata Cipamingkis

22 Curug Cigamea

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor (2008)

Salah satu kegiatan pariwisata yang marak akhir-akhir ini adalah obyek

wisata yang menyajikan pemandangan alam yang indah dan kegiatan-kegiatan

wisata yang menyatu dengan alam. Obyek wisata yang menyajikan suasana

alam pedesaan dapat menjadi salah satu alternatif kunjungan wisata bagi

wisatawan. Salah satu obyek wisata yang menyajikan suasana pedesaan adalah

obyek wisata agro yang mulai menjadi pesaing bagi obyek wisata lainnya.

Kecenderungan pemenuhan kebutuhan dalam bentuk menikmati obyek-obyek

spesifik seperti udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan

(25)

spesifik menunjukkan peningkatan yang pesat. Kecenderungan ini merupakan

signal tingginya permintaan akan wisata agro.1

Selain itu, kondisi perekonomian dan persaingan global yang semakin

kompleks menuntut kreatifitas pengembangan usaha yang kompetitif sesuai

dengan keunggulan yang dimiliki. Agropolitan merupakan salah satu usaha

agribisnis yang prospektif untuk dikembalikan sesuai dengan perannya dalam

pembangunan ekonomi nasional dan dalam menghadapi persaingan global

tersebut. Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang memiliki

potensi yang cukup besar dalam mengembangkan wisata alam ini. Agropolitan

dapat dijadikan sebagai sarana kegiatan pariwisata dengan mendirikan

agrowisata atau wisata agro, seperti yang terdapat di agropolitan Cendawasari

yaitu Wisata Kampung Cendawasari.

Adanya obyek wisata Wisata Kampung tentu saja dapat meningkatkan

pendapatan daerah maupun negara karena semakin banyaknya wisatawan

yang ingin mencoba untuk mengunjungi obyek wisata ini. Wisata Kampung

tidak hanya diperuntukkan bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara

yang hanya ingin menikmati keindahan alam, tetapi juga diperuntukkan bagi

kalangan pendidikan yang ingin menambah pengetahuan mengenai

lingkungan pedesaan, pertanian, maupun perkebunan.

Jika kita melihat pengunjung obyek-obyek wisata maka kita akan

menemukan pengunjung yang merupakan kelompok siswa-siswa sekolah yang

sedang melakukan study tour untuk menambah pengetahuan mereka.

Siswa-siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama

(SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan salah satu sasaran

yang dijadikan calon konsumen bagi pengelola Wisata Kampung, sehingga

pengelola membuat paket wisata khusus yang diperuntukkan bagi kalangan

siswa-siswa sekolah tersebut. Tema wisata rekreasi sambil edukasi merupakan

tema wisata yang ditawarkan oleh Wisata Kampung Cendawasari.

       

(26)

1.2Perumusan Masalah

Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Bogor, wisata di Bogor

dibagi menjadi wisata alam dan kebudayaan. Di Kabupaten Bogor terdapat

beberapa kawasan wisata alam seperti Gunung Salak Endah, Kebun Raya

Bogor, Taman Buah Mekarsari, Kebun Wisata Pasir Mukti, Kampoeng Wisata

Cinangneng yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Oleh karena

itu, secara tidak langsung keberadaan agrowisata-agrowisata alam lainnya di

Bogor dapat menajdi ancaman bagi keberadaan satu obyek agrowisata.

Wisata Kampung Cendawasari sebagai agrowisata yang baru berdiri

belum memiliki informasi yang pasti mengenai atribut-atribut yang

mempengaruhi calon konsumen dalam membuat keputusan pembelian untuk

membantu pengembangan Wisata Kampung Cendawasari. Informasi ini

dibutuhkan oleh pengelola Wisata Kampung untuk menarik perhatian para

wisatawa agar mau berkunjung dan menikmati fasilitas yang mereka

tawarkan, khususnya pelajar SD, SMP, dan SMA sebagai target promosi.

Pemahaman yang mendalam mengenai konsumen akan memungkinkan

pemasar dapat mempengaruhi keputusan konsumen, sehingga memiliki

keinginan untuk membeli apa yang ditawarkan. Agar dapat bersaing,

pengelola harus dapat menjual dan melakukan yang lebih baik dari

pesaingnya. Dengan demikian, banyaknya pesaing-pesaing dalam bidang

agrowisata, menuntut pengelola untuk dapat menciptakan inovasi baru agar

dapat menarik konsumen.

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah dapatt dirumuskan sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah karakteristik calon konsumen Wisata Kampung

Cendawasari?

2. Bagaimanakah proses pengambilan keputusan pembelian jasa Wisata

Kampung Cendawasari?

3. Apakah variabel-variabel yang mempengaruhi persepsi konsumen

(27)

4. Apakah upaya-upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola Wisata

Kampung Cendawasari untuk meningkatkan pelayanan dan

pengembangan obyek wisata yang dimilikinya?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan daripenelitian ini

adalah :

1. Mengidentifikasi karakteristik calon konsumen Wisata Kampung

Cendawasari.

2. Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian jasa Wisata

Kampung Cendawasari.

3. Mengidentifikasi atribut-atribut yang mempengaruhi persepsi calon

konsumen dalam keputusan pembelian jasa Wisata Kampung

Cendawasari.

4. Merumuskan upaya-upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola

Wisata Kampung Cendawasari untuk meningkatkan pelayanan dan

pengembangan obyek wisata yang dimilikinya.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu meberikan sumbangan pemikiran bagi

pihak-pihak terkait, seperti :

1. Pengelola wisata kampung

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbang saran yang positif,

khususnya dalam proses perbaikan layanan jasa sehingga dapat sesuai

dengan keinginan konsumen. Selain itu pengelola diharapkan dapat

mempertahankan dan memperbaiki atribut-atribut yang dianggap penting

oleh konsumen.

2. Umum

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebuah karya ilmiah yang

layak dipercaya dan juga dapat dijadikan langkah awal bagi penulisan

(28)

3. Penulis

Diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama masa

perkuliahan dan mencari solusi bagi permasalahan yang timbul di dunia

nyata.

(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA

1.5 Konsumen

Menurut Sumarwan (2004), istilah konsumen sering diartikan sebagai

dua jenis konsumen, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi.

Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri.

Sedangkan konsumen organisasi, yang meliputi organisasi bisnis, yayasan,

lembaga sosial, kantor pemerintah, dan lembaga lainnya. Semua jenis

organisasi ini harus membeli produk peralatan dan jasa-jasa lainnya untuk

menjalankan seluruh kegiatan organisasinya.

Konsumen individu dan konsumen organisasi adalah sama pentingnya.

Mereka memberikan sumbangan yang sangat penting bagi perkembangan dan

pertumbuhan ekonomi. Tanpa konsumen individu, produk dan jasa yang

dihasilkan perusahaan tidak mungkin bisa laku terjual. Konsumen individulah

yang langsung mempengaruhi kemajuan dan kemunduran perusahaan.

Konsumen individu adalah tulang punggung perekonomian nasional,

sebagian besar pabrik dan perusahaan sektor pertanian mengahsilkan produk

dan jasa untuk digunakan oleh konsumen akhir.

Konsumen akhir memiliki keragaman yang menarik untuk dipelajari

karena ia meliputi seluruh individu dari berbagai usia, latar belakang, budaya,

pendidikan, dan keadaan sosial ekonomi lainnya.

Menurut undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan

konsumen, definisi konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa

yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga,

orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan

1.6 Persepsi Konsumen

Schiffman dan Kanuk dalam Fitri Irianti (2006) mendefinisikan

persepsi sebagai proses dimana tiap individu menyeleksi, mengorganisasikan,

dan menginterpretasikan stimulus ke dalam bentuk yang berharga dan

(30)

2.2.1Proses Persepsi

Menurut Setiadi (2003), persepsi merupakan proses yang terdiri dari

[image:30.612.263.393.153.289.2]

seleksi, organisasi, dan interpretasi terhadap stimulus.

Gambar 1. Proses persepsi (Setiadi, 2003)

1. Seleksi perceptual

Seleksi perseptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih

stimulus berdasarkan pada psychology set yang dimiliki, yaitu berbagai

informasi yang ada dalam memori konsumen. Sebelum seleksi persepsi

terjadi, terlebih dahulu stimulus harus mendapatkan perhatian dari

konsumen.

2. Organisasi persepsi

Organisasi persepsi berarti bahwa konsumen mengelompokkan

informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh

untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu. Prinsip

dasar dari organisasi persepsi adalah penyatuan yang berarti bahwa

berbagai stimulus akan dirasakan sebagai suatu yang dikelompokkan

secara menyeluruh. Pengorganisasian seperti itu memudahkan untuk

memproses informasi dan memberikan pengertian yang terintegrasi

terhadap stimulus.

3. Interpretasi persepsi

Proses terakhir dari persepsi adalah memberikan intrepretasi atas

stimuli yang diterima konsumen. Setiap stimuli yang menarik perhatian

konsumen baik disadari atau tidak, akan diintrepetasikan oleh Seleksi Perseptual

(31)

konsumen. Dalam proses intrepretasi, konsumen membuka kembali

berbagai informasi yang telah tersimpan dalam memorinya.

2.2.2Faktor-Faktor Dalam Menilai Kualitas a. Hubungan Harga dengan Kualitas

Persepsi konsumen juga berdampak pada strategi penetapan harga.

Berikut ini adalah kesimpulan dari fakta-fakta atas hubungan harga

dengan kualitas menurut Setiadi (2003) :

1. Konsumen meyakini bahwa dalam situasi tertentu harga menunjukkan

kualitas.

2. Terjadi perbedaan kualitas yang dirasakan di antara merek-merek yang

ada

3. Adanya inferensi korelasi dimana secara umum konsumen percaya

bahwa harga yang mahal menunjukkan kualitas yang lebih bagus.

b. Citra Merek

Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap

merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap

merek itu. Citra menrek yang positif dirasakan konsumen, maka akan

terjadi pembelian oleh konsumen.

c. Citra Toko

Konsumen sering menilai kualitas berdasarkan citra toko, seperti

iklan, kelengkapan di dalam toko, pendapatan teman atau kerabat dan

juga pengalaman berbelanja. Citra toko yang ada di dalam benak

konsumen akan mempengaruhi citra merek. Oleh karena itu, toko baik

dari segi interior, kenyamanan, kebersihan, penempatan produk

merupakan saran pembentukan citra.

d. Citra Korporasi

Selain menilai kualitas citra merek dan toko, konsumen juga

memperhatikan barbagai informasi mengenai perusahaan dan bagaimana

pengalamannya setelah menggunkan produk perusahan tersebut. Ketika

konsumen mempunyai pengalaman yang baik atas penggunaan berbagai

(32)

kualitas dengan citra yang positif. Pada saat itulah terbentuk apa yang

disebut sebagai sitra korporasi.

2.3 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan suatu aspek penting yang harus

diperhatikan oleh perusahaan yang menganut konsep pemasaran dengan

tujuan mmberikan kepuasan kepada konsumen. Mempelajari perilaku

konsumen berarti memperlajari bagaimana konsumen membuat keputusan

dengan menggunakan sumber daya yang dimilikinya untuk memperoleh

produk atau jasa yang mereka inginkan. Di dalamnya tercakup pembahasan

mengenai jenis, alasan, waktu, tempat, dan frekuensi pembelian yang

dilakukan serta frekuensi pemakaian suatu produk atau jasa. Kotler (2005)

mendefinisikan perilaku konsumen adalah mempelajari cara individu,

kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan

barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan

dan hasrat mereka.

Menurut Engel, et al (1994), perilaku konsumen didefinisikan sebagai

tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan

menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului

dan menyusul tindakan ini. Sedangkan Loudon dan Della-Bitta dalam

Sumarwan (2004) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai proses

pengambilan keputusan dan aktivitas fisik dalam mengevaluasi, memperoleh,

menggunakan, dan menghabiskan barang atau jasa.

Menurut Sumarwan (2004), dari beberapa definisi yang telah disebutkan

di atas dapat kita simpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua

kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut

pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan

produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan

mengevaluasi. Shiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2004) mengemukakan

bahwa studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana

seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya

yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi). Menurut Sumarwan (2004),

(33)

konsumen yang dibentuk oleh faktor-faktor lingkungan, perbedaan individu

[image:33.612.114.506.101.600.2]

dan proses psikologi (Gambar 2)

Gambar 2. Model keputusan konsumen (Sumarwan, 2004) PROSES

KEPUTUSAN Pengenalan Kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Pembelian dan Kepuasan STRATEGI PEMASARAN

Perusahaan Pemerintah Organisasi Nirlaba

Partai Politik

PERBEDAAN INDIVIDU

1.Kebutuhan dan

Motivasi 2. Kepribadian 3. Pengolahan

Informasi dan Persepsi

4. Proses Belajar 5. Pengetahuan 6. Sikap

FAKTOR LINGKUNGAN

1. Budaya

2. Karakteristik Sosial Ekonomi

3. Keluarga dan

Rumah Tangga

4. Kelompok

Acuan 5. Situasi

Konsumen

IMPLIKASI Strategi Pemasaran

(34)

2.3.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen

Konsumen akan melalui beberapa tahapan dalam melakukan tindakan

pembelian sampai akhirnya konsumen memutuskan apakan ia akan membeli

atau tidak. Menurut Kotler (2005), ada lima tahap yang dilalui konsumen

dalam proses pembelian, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,

evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

[image:34.612.113.551.240.284.2]

Secara sistematik, tahapan tersebut dapat ditunjukkan dalam Gambar 3.

Gambar 3. Proses keputusan pembelian konsumen (Kotler, 2005)

Model ini menekankan pada proses pembelian sejak sebelum

pembelian sampai setelah pembelian. Setiap konsumen akan melewati kelima

tahap ini untuk setiap pembelian yag mereka buat.

1) Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu

masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang

diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi (Sumarwan, 2004).

Pengenalan kebutuhan pada hakikatnya bergantung pada beberapa banyak

ketidaksesuaaian yang ada di antara keadaan aktual dan keadaan yang

diinginkan. Pada saat ketidak sesuaian ini melebihi tingkat atau ambang

tertentu, kebutuhan pun dikenali. Namun, seandainya ketidaksesuaian itu

berada di bawah tingkat ambang, maka engenalan kebutuhan pun tidah terjadi

(Engel, et.al, 1995). Secara skematik, hal ini dapat ditunjukkan oleh Gambar

4.

Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun

eksternal. Rangsangan internal berupa kebutuhan dasar yang timbul dalam diri

seeseorang, seperti lapar, haus, dan lain-lain. Sedangkan rangsangan eksternal

adalah kebutuhan yang ditimbulkan oleh dorongan eksternal. Berdasarkan Pengenalan

Kebutuhan

Pencarian

Informasi

Perilaku Pasca

Pembelian Keputusan

Pembelian Evaluasi

(35)

pengalaman sebelumnya orang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan

ini dan motivasi maka arah produk yang diketahuinya akan memuaskan

dorongan ini.

Gambar 4. Proses pengenalan kebutuhan berpusat pada tingkat

ketidaksesuaian (Engel et al. 1995)

2) Pencarian Informasi

Tahap ini mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa

kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dnegan membeli dan mengkonsumsi

suatu produk. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan di dalam

ingatannya (pencarian internal) atau melakukan pengumpulan informasi

dari lingkungan sekitarnya (pencarian eksternal). Konsumen akan mencari

informasi guna memenuhi kebutuhannya (Sumarwan, 2004). Seorang

konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin atau juga tidak, mencari

informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan produk itu

berada didekatnya, mungkin konsumen akan langsung membelinya, jika

tidak akan menjadi ingatan saja.

Menurut Kolter (2005), pencarian informasi dibagi dalam dua tingkat,

yaitu: (1) Pencarian informasi yang lebih ringan, dinamakan perhatian

yang menguatkan. (2) Pencarian aktif informasi, dimana pencarian

informasi benar-benar mencari bahan-bahan bacaan, terlibat dalam Keadaan yang

Diinginkan

Pengenalan

Kebutuhan Tidak Ada Pengenalan

Kebutuhan Di bawah

Ambang

Tingkat

Ketidaksesuaian

Di atas

[image:35.612.141.509.159.370.2]
(36)

kegiatan lain dan memepelajari informasi yang diperoleh. Kedua

pencarian informasi ini besarnya tergantung pada kekuatan hasratnya,

jumlah informasi yang mula-mula dimilikinya, kemudahan mendapatkan

informasi, penghargaannya terhadap informasi, dan kepuasan setelah

mendapatkan informasi tersebut. Sedangkan yang menjadi acuan

konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan

pembelian selanjutnya, sumber informasi digolongkan ke dalam empat

kelompok :

1. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.

2. Sumber komersil: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, dan

pajangan.

3. Sumber publik: media massa, organisasi konsumen pemeringkat.

4. Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian dan pemakaian

produk.

Menurut Sumarwan (2004), pencarian informasi dilakukan konsumen

ketika memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan

membeli dan mengkonsumsi suatu produk (pencarian informasi eksternal),

pencarian informasi ini dilakukan konsumen mencari informasi yang

tersimpan dalam ingatannya (pencarian informasi internal). Pencarian

informasi internal dari memori konsumen dilakukan dua langkah yaitu (1)

Konsumen akan mengingatkan semua produk dan merek, dan (2)

konsumen fokus kepada produk dan merek yang dikenalnya.

Pencarian eksternal yaitu konsumen mancari informasi dari luar

proses pencarian informasi mengenai berbagai produk dan merek

pembelian maupun konsumen kepada lingkungan konsumen. Pencarian

informasi eksternal ini biasanya meliputi :

1. Alternatif merek yang tersedia.

2. Kriteria evaluasi untuk membandingkan merek.

3. Tingkat kepentingan dari berbagai kriteria evaluasi.

Menurut Sumarwan (2004) ada tiga faktor yang menentukan proses

pencarian informasi yang ekstensif, yaitu faktor risiko produk,

(37)

risiko produk adalah semakin tinggi konsumen memiliki persepsi risiko

terhadap produk yang akan dibelinya, maka konsumen akan mencari

informasi sebanyak-banyaknya mengenai produk tersebut. Faktor-faktor

yang berkaitan dengan risiko produk antara lain risiko keuangan, risiko

fungsi, risiko psikologis, risiko waktu, risiko sosial, dan risiko fisik.

Karakteristik konsumen meliputi pengetahuan dan pengalaman konsumen,

kepribadian konsumen, dan karakteristik demografi konsumen. Konsumen

yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak mengenai

produk mungkin tidak termotivasi untuk mencari informasi, karena ia

sudah merasa cukup dengan pengetahuannya untuk mengambil keputusan.

Sedangkan faktor situasi adalah keadaan lingkungan yang dihadapi oleh

seorang konsumen. Konsumen mungkin memiliki waktu yang terbatas,

sehingga ia tidak melakukan pencarian informasi yang ekstensif. Table 2

[image:37.612.168.412.379.675.2]

memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi pencarian informasi.

Tabel 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencarian informasi

Sumber : Sumarwan (2004) A. Faktor Risiko Produk

1. Risiko Keuangan 2. Risiko Fungsi 3. Risiko Psikologis 4. Risiko Waktu 5. Risiko Sosial 6. Risiko Fisik

B. Faktor Karakteristik Konsumen

1. Pengetahuan dan Pengalaman Konsumen

2. Kepribadian Konsumen

3. Karakteristik Domestik C. Faktor situasi

1. Waktu yang tersedia untuk belanja 2. Jumlah produk yang tersedia 3. Lokasi toko

(38)

3) Evaluasi Alternatif

Tahap ketiga dari proses keputusan konsumen adalah evaluasi

alternatif. Menurut Sumarwan (2004), evaluasi alternatif adalah proses

mengevaluasi pilihan produk dan merek, dan memilihnya sesuai dengan

yang diinginkan konsumen. Pada proses evaluasi alternatif, konsumen

membandingkan berbagai pilihan yang dapat memcahkan masalah yang

dihadapinya.

Menurut Engel, el al (1994), evaluasi alternatif yaitu konsumen

mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan

menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih. Menurut Mowen dan

Minor dalam Sumarwan (2004), pada tahap ini konsumen membentuk

kepercayaan, sikap, dan intensinya mengenai alternatif produk yang

dipertimbangkan tersebut. Evaluasi alternatif muncul karena banyaknya

akternatif pilihan. Menurut Kotler (2005), proses evaluasi konsumen

adalah proses yang berorientasi kognitif, yaitu model tersebut menganggap

konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan

rasional. Beberapa konsep dasar akan membantu memahami proses

evaluasi konsumen, yaitu konsumen berusaha memenuhi kebutuhan,

kedua konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk, dan ketiga

konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut

dengan kemampuan berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang

digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.

Menurut Umar (2005), pada tahap evaluasi alternatif, calon pembeli

menggunakan informasi untuk mengevaluasi pilihan-pilihan produk yang

tersedia di pasar. Proses evaluasi akan mengikuti pola apakah mengikuti

model pengambilan keputusan (the decision-making perspective), model

eksperiental (the experiental perspective), atau model perilaku (the

behavioral perspective). Jika konsumen berada dalam kondisi keterlibatan

tinggi terhadap produk (high-involvementdecision making), maka proses

evaluasi alternatif akan memiliki tahapan berikut : pembentukan

(39)

intentions). Sehingga proses evaluasi alternatif dapat dijelaskan oleh

[image:39.612.155.509.154.299.2]

model multiatribut sikap (Mowen dan Minor dalam Sumarwan, 2004)

Table 3. Proses evaluasi alternatif berdasarkan model pengambilan keputusan

Model Pengambilan Keputusan

Proses Evaluasi Alternatif

1. Keterlibatan tinggi Membandingkan kepercayaan

terhadap atribut

Membandingkan sikap yang muncul

2. Keterlibatan rendah Membandingkan sejumlah kecil

kepercayaan atribut

3. Model eksperiensial Membandingkan sikap yang muncul

4. Model perilaku Proses perbandingan tidak dilakukan

sebelum pembelian Sumber : Mowen dan Minor dalam Sumarwan (2004)

Hasil akhir dari proses evaluasi alternatif pada keterlibatan tinggi

adalah pembentukan sikap umum terhadap masing-masing alternatif. Pada

situasi keterlibatan rendah, proses evaluasi alternatif hanya melibatkan

pembentukan sedikit kepercayaan kepada alternatif pilihan. Sedangkan

sikap muncul setelah terjadinya perilaku. Jika konsumen mengambil

keputusan mengikuti model eksperiensial, maka proses evaluasi alternatif

berfokus kepada penciptaan sikap bukan kepada pembentukan

kepercayaan. Sedangkan evaluasi alternatif pada model perilaku,

konsumen tidak membandingkan pilihan alternatif sebelum melakukan

pembelian (Tabel 3).

4) Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2005), dalam tahap evaluasi, para konsumen

membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan

pilihan. Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli

merek yang paling disukai. Namun, terdapat dua faktor, yaitu sikap orang

lain dan faktor situasi yang tidak terantisipasiyang berada diantara niat

pembelian dan keputusan pembelian (Gambar 5). Faktor pertama adalah

sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang

disukai seseorang akan dua hal, yaitu (1) intensitas sikap negatif orang lain

(40)

untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin gencar sikap negatif orang

lain dan semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen, konsumen

akan semakin mengubah niat pembeliannya. Faktor kedua adalah faktor

situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat

[image:40.612.158.543.185.303.2]

pembelian.

Gambar 5. Tahapan antara evaluasi alternatif dan keputusan pembelian

(Kotler, 2005)

5). Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan

atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja

ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca

pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian (Kotler, 2005).

Menurut Engel, et al (1995), pembelian biasanya dilakukan dengan

kesengajaan minimum dan pengambilan keputusan lebih jauh. Percobaan

berfungsi sebagai metode utama dalam evaluasi alternatif. Jika memenuhi

atau melebihi harapan, hasil tersebut merupakan niat untuk membeli

ulang. Namun, niat seperti ini tidak harus menghasilkan loyalitas merek.

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya pengaruh lingkungan, perbedaan dan pengaruh individu, dan

proses psikologis (Engel, et al, 1994).

1. Pengaruh Lingkungan

Pengaruh lingkungan dipengaruhi oleh (1) budaya, (2) sosial, (3)

pengaruh pribadi, (4) keluarga, dan (5) situasi. Budaya mengacu pada

nilai, gagasan, artefak, dan simbol-simbol lain yang bermakna yang Evaluasi

alternatif

Niat

pembelian

Sikap orang lain

Keputusan

pembelian Faktor situasi

yang tidak

(41)

membantu individu untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran dan

evaluasi sebagai anggota masyarakat (Engel, et al, 1994). Sedangkan

menurut Kotler (2005), budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku

yang paling dasar. Menurut Engel et al (1994), kelas sosial adalah

pembagian di dalam masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang

berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama. Sedangkan menurut Kotler

(2005), kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen

dan permanen, yang tersusun secara hierarkis dan yang para anggotanya

menganut nilai, minat, dan perilaku yang serupa.

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.

Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan.

Keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli

(Kotler, 2005). Keluarga kerap merupakan unit pengambilan keputusan

utama dengan pola peranan dan fungsi yang kompleks dan bervariasi (

Engel et al, 1994). Menurut Kotler (2005), keluarga adalah organisasi

pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan anggota

keluarga menjadi acuan primer yang paling berpengaruh.

2. Perbedaan Individu

Menurut Engel, et al (1994), perbedaan individu dipengaruhi oleh

perilaku konsumen yang terdiri dari (1) sumberdaya konsumen, (2)

motivasi dan keterlibatan, (3) pengetahuan, (4) sikap, dan (5) kepribadian,

gaya hidup, dan demografi. Setiap orang membawa tiga sumber daya ke

dalam setiap situasi pengambilan keputusan, yaitu (1) waktu, (2) uang, dan

(3) perhatian (penerimaan informasi dan kemampuan pengelolaan).

Menurut Sumarwan (2004), motivasi muncul karena adanya kebutuhan

yang dirasakan oleh konsumen. Kebutuhan sendiri muncul karena

konsumen merasakan ketidaknyamanan antara yang seharusnya dirasakan

dan yang sesungguhnya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan tersebut

mendorong seseorang untuk melakukan tindakan memenuhi kebutuhan

tersebut. Inilah yang disebut sebagai motovasi. Pengetahuan, hasil belajar,

dapat didefinisikan secara sederhana sebagai informasi yang disimpan

(42)

(attitude) adalah suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang

berespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara

konsisten berkenaan dengan obyek atau alternatif yang diberikan.

Kepribadian adalah ciri bawaan psikologi manusia yang terbedakan yang

menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap

rangsangan lingkungannya (Kotler, 2005). Gaya hidup adalah pola hidup

seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya

(Kotler, 2005). Sedangkan demografi adalah mendeskripsikan pangsa

konsumen dalam istilah seperti usia, pendapatan, dan pendidikan. (Engel,

et al, 1994).

3. Proses Psikologis

Menurut Engel, et al (1994), proses psikologis terdiri dari

pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan, dan sikap atau perilaku.

Pengolahan informasi adalah menyampaikan cara-cara di mana informasi

ditransformasikan, dikurangi, dirinci, disimpan, didapatkan kembali, dan

digunakan. Pembelajaran adalah proses dimana pengalaman menyebabkan

perubahan dalam pengetahuan sikap dan/atau perilaku. Sedangkan

menurut Kotler (2005), pembelajaran meliputi perubahan perilaku

seseorang yang timbul dari pengalaman. Perubahan sikap dan perilaku

mencerminkan pengaruh psikologis dasar yang menjadi subyek dari

beberapa dasawarsa penelitian yang intensif (Engel, et al, 1994).

2.4 Pengertian Jasa

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006) jasa merupakan suatu aktivitas

ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau konstrukei, yang

umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan

nilai tambah (misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan)

konsumen. Di dalam jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen

dan pihak produsen (jasa), meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu

menyadari. Menurut Kotler (2005), tawaran suatu perusahaan ke pasar sering

mencakup beberapa jasa. komponen jasa dapat berupa bagian kecil atau

bagian utama dari seluruh tawaran tersebut. Komponen jasa dapat dibedakan

(43)

1. Barang berwujud murni

Tawaran tersebut terutama terdiri dari barang berwujud, seperti sabun,

pasta gigi, atau garam. Tidak satu pun jasa menyertai produk tersebut.

2. Barang berwujud yang disertai jasa

Tawaran tersebut terdiri atas barang berwujud yang disertai oleh satu atau

beberapa jasa.

3. Campuran

Tawaran tersebut terdiri atas barang dan jasa dengan bagian yang sama.

4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa yang sangat kecil

Tawaran tersebut terdiri atas jasa utama bersama jasa tambahan atau

barang pendukung.

5. Jasa murni

Tawaran tersebut teerutama terdiri atas jasa.

2.4.1. Karakteristik Jasa

Menurut Kotler (2005), jasa memiliki empat karakteristik utama

yang sangat mempengaruhi desain program pemasaran, yaitu

1. Tidak berwujud

Berbeda dari produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba,

didengar, atau dicium sebelum dibeli. Menurut Lupiyoadi dan

Hamdani (2006), nilai penting dari hal ini adalah nilai tak berwujud

yang dialami konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, atau

kenyamanan.

2. Tidak terpisahkan

Biasanya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Hal ini

tidak berlaku bagi barang-barnag fisik, yang diproduksi, disimpan

sebagai persediaan, didistribusikan melalui banyak penjual, dan

dikonsumsi kemudian. Jika seseorang memberikan jasa tersebut,

penyedianya adalah bagian dari jasa itu.

3. Bervariasi

Karena bergantung pada siapa memberikannya dan kapan dan di mana

diberikan, jasa sangat bervariasi. Jasa bersifat sangat variabel karena

(44)

banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung pada siapa,

kapan, dan di mana jasa tersebut dihasilkan. Pada idustri jasa yang

bersifat people based cenderung kurang terstandarisasi dan seragam

dibandingkan dari jasa bersifat equipment based. Oleh karena itu,

pembeli jasa sering kali meminta pendapat orang lain sebelum

memutuskan untuk memilih penyedia jasa.

4. Tidak tahan lama

Jasa tidak dapat disimpan. Sifat jasa yang mudah rusak (perishability)

tersebut tidak akan menjadi masalah apabila permintaan tetap berjalan

lancar.

2.4.2. Bauran Pemasaran Jasa

Menurut Kotler (2005), bauran pemasaran adalah seperangkat alat

pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan

pemasarannya dalam pasar sasaran. Sebagai suatu bauran, elemen-elemen

tersebut saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga bila salah satu

tidak tepat pengorganisasiannya akan mempengaruhi strategi pemasaran

seluruhnya. Bauran pemasaran merupakan alat bagi pemasar yang terdiri

atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan

agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan

dapat berjalan sukses (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006). Bauran pemasaran

jasa terdiri atas tujuh hal, yaitu :

1. Produk (Product)

Produk merupakan keseluruhan konsep obyek atau proses yang

memberikan sejumlah nilai kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan

dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk

itu saja tetapi membeli manfaat dan nilai dari produk tersebut yang

disebut the offer. Variabel-varibel pemasaran produk diantaranya adalah

keragaman produk, kualitas desain, cirri, nama, merek, kemasan,

ukuran, pelayanan, garansi, dan imbalan.

2. Harga (Price)

Adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat

(45)

penjual untuk suatu barang yang sama terhadap semua pembeli. Selain

itu, harga merupakan suatu elemen bauran pemasaran paling flexible

dapat diubah dengan cepat.

3. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

mengkomunikasikan manfaat produknya dan untuk meyakinkan

pelanggan agar membeli produk yang ditawarkan. Hal yang perlu

diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran romosi yang

terdiri dari iklan, penjualan perorangan, promosi penjualan, hubungan

masyarakat, informasi dari mulut ke mulut, dan surat pemberitahuan

langsung.

4. Tempat (Place)

Variabel-variabel pemasaran tempat antara lain saluran pemasaran,

cakupan pasar, pengelompokan, lokasi, persediaan, dan transportasi.

5. Orang (People)

Orang yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat mempengaruhi

kualitas jasa yang diberikan. orang adalah semua partisipan yang

memainkan penyajian jasa, yaitu peran selama proses dan komunikasi

jasa berlangsung dalam waktu riil jasa, oleh karenanya dapat

mempengaruhi persepsi pembeli.

6. Proses (Process)

Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri atas

prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin, di

mana jas adihasilkan dan disampaikan kepada konsumen.

7. Layanan konsumen (Customer Service)

Layanan konsumen pada pemsaran jasa lebih dilihat sebagai hasil dari

kegiatan distribusi dan logistik, di mana pelayanan diberikan kepada

konsumen untuk mencapai kepuasan. Layanan konsumen meliputi

aktivitas untuk memberikan gagasan waktu dan tempat termasuk

(46)

2.4.3. Dimensi Kualitas Jasa

Menurut Zeithmal, Berry, dan Parasuraman dalam Kotler (2005),

terdapat lima jenis dimensi kualitas jasa. Salah satu faktor yang

menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas perusahaan adalah

kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.

Keberhasilan perusahaan dalam memberikan layanan yang berkualitas

kepada para pelanggannya, pencapaian pangsa pasar yang tinggi, serta

peningkatan laba perusahaan tersebut sangat ditentukan oleh pendekatan

(Zeithmal, Berry, dan Parasuraman, dalam Lupiyoadi dan Hamdani, 2006).

Salah satu pendekatan kualitas jasa yang banyak dijadikan acuan dalam

riset pemasaran adalah model SERVQUAL (Service Quality), yang

dibangun atas adanya perbandingan dua faktor utama, yaitu persepsi

pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima (perceived service)

dengan layanan yang sesungguhnya diharapkan (expected service).

Kualitas jasa dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara

kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima.

Dimensi kualitas jasa tersebut antara lain:

1. Berwujud (tangible)

Yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya

kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan

prasaran fisik perusahaan yang dapat diandalkan keadaan lingkungan

sekitarnya merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh

pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas fisik, perlengkapan dan

peralatan yang digunakan, serta penampilan pegawainya.

2. Keandalan (reliabiility)

Yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai

dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus

sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu,

pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap

(47)

3. Ketanggapan (responsiveness)

Yaitu suatu kebijakan untuk membentu dan memberikan pelayanan

yang cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian

informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu persepsi yang

negative dalam kualita pelayanan.

4. Jaminan dan kepastian (assurance)

Yaitu pengetahuan, kkesopansantunan, dan kemampuan para pegawai

perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada

perusahaan. Hal ini meliputi beberapa komponen antara lain

kominikasi, kredibilitas, keamanan, kompettensi, dan sopan santun.

5. Empati (emphaty)

Yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau

pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya

memahami keinginan konsumen. Suatu perusahaan diharapkan

memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami

kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu

pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.

2.5 Konsep Agropolitan

Arison (2008) mengungkapkan bahwa secara harafiah, Agropolitan

berasal dari dua kata yaitu Agro yang berarti pertanian dan politan atau polis

yaitu kota, sehingga secara umum program agropolitan mengandung

pengertian pengembangan suatu kawasan tertentu yang berbasis pada

pertanian. Agropolitan adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang

yang mampu memacu berkembangnya sistem dan usaha agribisnis sehingga

dapat melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan

pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya. Kawasan Agropolitan, terdiri

dari kota pertanian dan desa-desa sentra produksi pertanian yang ada di

sekitarnya, dengan batasan yang tidak ditentukan oleh batasan administrasi

pemerintahan, tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan skala ekonomi

yang ada. Dengan kata lain, kawasan agropolitan adalah kawasan agribisnis

(48)

Tujuan Agropolitan adalah untuk meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan masyarakat melalui percepatan pengembangan wilayah dan

peningkatan keterkaitan desa dan kota dengan mendorong berkembangnya

sistem usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan,

berkelanjutan dan terdesentralisasi di kawasan agropolitan. Sedangkan

sasaran untuk mengembangkan kawasan pertanian yang berpotensi menjadi

kawasan agropolitan, melalui :

a. Pemberdayaan masyarakat

b. Penguatan kelembagaan petani

c. Pengembangan kelembagaan sistem agribisnis

d. Peningkatan sarana dan prasarana

e. Pengembangan iklim yang kondusif bagi investor

f. Peningkatan sarana dan prasarana kesejahteraan sosial

Suatu kawasan agropolitan yang sudah berkembang memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

a. Sebagian besar kegiatan masyarakat di kawasan tersebut memperoleh

pendapatan dari kegiatan pertanian (agribisnis).

b. Sebagian besar kegiatan di kawasan tersebut didominasi oleh kegiatan

pertanian atau agribisnis termasuk di dalamnya usaha industri

(pengolahan) pertanian, perdagangan hasil-hasil pertanian (termasuk

perdagangan untuk kegiatan ekspor), perdagangan agribisnis hulu (sarana

pertanian dan permodalan). Agrowisata dan jasa pelayanan.

c. Hubungan antara kota dan daerah-daerah hinterland. Daerah-daerah

sekitarnya di kawasan a

Gambar

Gambar 1. Proses persepsi (Setiadi, 2003)
Gambar 2. Model keputusan konsumen (Sumarwan, 2004)
Gambar 3. Proses keputusan pembelian konsumen (Kotler, 2005)
Gambar 4.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nilai F tabel yang diperoleh dibanding dengan nilai F hitung apabila F hitung lebih besar dari F tabel, maka ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

Kegiatan yang dibahas meliputi banyak kegiatan baik dari pelaporan kerja, kebutuhan sarana dan prasarana dilapangan, maupun berbagai hal yang menyangkut kelangsungan unit

Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Sidoarjo yang diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo pada tanggal 26 April 2001 Nomor

Data Tabel 2 menunjukkan adanya perbedaan warna ekstrak pada biji dan kulit buah pinang yaki sesuai dengan komponen sampel yang larut dalam pelarut.. Penggunaan

Konsep penelitain eksperimen dimulai dengan pengertian yang sederhana misalnya tentang pertanyaan yang berkaitan dengan bagaimanakah hubungan satu atau lebih variabel dalam

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kesadaran perpajakan terhadap penerimaan PBB, pengaruh pemahaman wajib pajak terhadap undang-undang dan peraturan

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL CINTA DI UJUNG SAJADAH KARYA ASMA NADIA: TINJAUAN PSIKOLOGI

Untuk melakukan lebih dari satu kegiatan pembiayaan termasuk perdagangan surat berharga berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988, wajib