• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Atribut Produk, Harga, dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian i-Phone pada Konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Atribut Produk, Harga, dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian i-Phone pada Konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK, HARGA, DAN BRAND

IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN i-PHONE

PADA KONSUMEN DI APPLE STORE SUN PLAZA MEDAN

OLEH

JESSI SURYANTI PANJAITAN 110502095

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan

sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Atribut Produk, Harga, dan Brand image terhadap keputusan pembelian pada konsumen

di Apple Store Sun Plaza Medan” adalah benar hasil karya saya sendiri yang

disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan atau

dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika

penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juni 2015

Penulis

(3)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK, HARGA, DAN BRAND

IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN i-PHONE

PADA KONSUMEN DI APPLE STORE SUN PLAZA MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh atribut produk, harga, dan brand image terhadap keputusan pembelian iPhone pada konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan. Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang ada di Apple Store Sun Plaza medan yang membeli ataupun menggunakan iPhone. Sampel penelitian berjumlah 96 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Secara simultan, atribut produk, harga, dan brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan keputusan pembelian iPhone. Secara parsial, atribut produk berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian iPhone, sedangkan harga dan brand image berpengaruh positif dan signifikan. Koefisien determinasi menunjukkan 38,4% keputusan pembelian iPhone dapat dijelaskan oleh variabel atribut produk, harga, dan brand image. Sedangkan sisanya 61,6% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

.

(4)

ABSTRACT

THE INFLUENCES OF PRODUCT ATRIBUTES, PRICES, AND BRAND IMAGES TO CUSTOMER’S BUYING DECISION OF iPHONE

AT APPLE STORE SUN PLAZA MEDAN

The purpose of this research was to to identify and to analyze the influence of attribute product, price, and brand image to the decision purchasing iPhone to the customer at Apple Store Sun Plaza Medan . This research is an associative research using quantitive approach. The population of this research is customer of Sun Plaza Medan who use or buy iphones. The sample used in this research amounted to 96 respondents. The sampling method was purposive sampling. Primary data was collected by using questionnaire while secondary data was collected by using documentation study. The data analysis methods used were descriptive statistic analysis and multiple linear regression analysis. Simultaneously, attribute product, price, and brand image have a positive and significant influence to the decision to purchasing iPhone . Partially, price, and brand image have a positive and significant influence to purchasing iPhone, while the attribute product a positif and insignificant influence. Determination coefficient showed that 38,4 % the decision to purchasing iPhone could be explained by attribute product, price, and brand image. Meanwhile, the rest 61,6 % could be explained by other variables which were not studied in this research.

Key words: Attribute product, Price,Brand image, and decision purchasing iPhone

(5)

KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur, Hormat dan Kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus

Kristus yang senantiasa memberkati dengan limpah kasihNya, menyertai, dan

memberikan anugrahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Analisis Pengaruh Atribut Produk, Harga, dan Brand image

terhadap keputusan pembelian pada konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan , untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Ekonomi Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya yang sudah

berjerih lelah membiayai dan memenuhi segala kebutuhan sepanjang perkuliahan

saya, Bapak Jonathan Panjaitan dan Ibu Neti Sitindaon, Spd atas segala doa, dukungan, kasih sayang, dan kesetiaan yang terus memberikan semangat sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dan kuliah dengan sebaik-baiknya.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ak., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dra. Marhayanie, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Departemen Manajemen

(6)

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini. S.E., M.Si., dan Ibu Dra. Friska Sipayung,

M.Si., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan sekaligus sebagai Dosen

Pembanding II

5. Ibu Fivi Rahmatus Sofiyah,SE,MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan saran kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini

6. Bapak Syafrizal Helmy Situmorang, SE,MSi selaku Dosen Pembanding I

saya yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi

saya

7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU yang telah mendidik

dan memberikan ilmunya kepada peneliti serta seluruh staf dan pegawai

8. Kepada abang terkasih Rikardo Panjaitan, Candra Panjaitan, Kakak ipar saya

Lastiar Tampubolon dan Meli manjorang serta keponakan tersayang Justin

Panjaitan, Kevin panjaitan dan Ferdinan Panjaitan yang setia mendoakan, dan

mendukung dan terkhusus buat abang terkasih Deddy Panjaitan yang tiada

henti-hentinya memberikan semangat dan turut berpartisipasi dalam

penelitian dilapangan.

9. Kepada seluruh pihak Manajemen yang ada di Apple Store Sun plaza Medan

atas izin penelitian dan kerjasamanya dan juga kepada semua responden yang

mau memberikan waktu untuk mengisi kuesioner saya.

10. Kepada sahabat-sahabat yang terkasih (Erni Simanjuntak, Devi Simarmata,

(7)

persahabatannya dan terkhusus buat sahabat terbaik Nytha Girsang yang setia

mendukung, mendoakan, berbagi dan turut berpartisipasi dalam penelitian

dilapangan.

11. Kepada adek-adek terkasih ( Johannes, Michael, Agnes, Lisna, Farida, dan

Sorta) yang setia mendukung dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini, Dan kepada Kakak Friska Ginting dan Lika ginting

yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini

12. Kepada Teman-teman seperjuangan (Sartika, Roma, Sinta, Melry, Iren,

Yuliani) buat doa, dukungan dan suka-duka yang kita lalui bersama.

13. Kepada semua komponen pelayanan UKM KMK UP FEB yang tidak bisa

saya sebutkan satu persatu terimakasih buat doa dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak untuk

membuat skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

Medan, Juni 2015

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Landasan Teori ... 12

2.1.1 Perilaku Konsumen ... 12

2.1.1.1 Jenis-jenis Keputusan Pembelian ... 15

2.1.1.2 Proses Keputusan Pembelian ... 16

2.1.1.3 Pemeran dalamPengambilan Keputusan Pembelian ... 18

2.1.1.4 Perilaku Pembelian Anak Muda... 18

2.1.2 Atribut Produk ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 46

3.1 Jenis Penelitian ... 46

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 46

3.3 Batasan Operasional ... 46

3.4 Definisi Operasional... 48

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 51

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 52

3.6.1 Populasi ... 52

3.6.2 Sampel ... 52

3.7 Jenis Data ... 54

(9)

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 55

3.9.1 Uji Validitas ... 55

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 58

3.10 Teknik Analisis Data ... 59

3.10.1 Analisis Deskriptif ... 59

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 59

3.10.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 60

3.10.4 Uji Hipotesis ... 61

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 64

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda ... 90

4.5 Uji Hipotesis... 91

4.5.1 Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 91

4.5.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 93

4.5.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 93

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100

5.1 Kesimpulan ... 100

5.2 Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Volume Penjualan Android 2013-2014 ... 3

Tabel 1.2 Top Brand Index Kategori Smartphone 2013-1014 ... 4

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 39

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 50

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 52

Tabel 3.3 Uji Validitas Variabel Atribut Produk ... 56

Tabel 3.4 Uji Validitas Variabel Harga... 56

Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Brand Image... 57

Tabel 3.6 Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian ... 57

Tabel 3.7 Uji Realibilitas ... 58

Tabel 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 76

Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Umur ... 76

Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Merek Handphone Sebelumnya ... 77

Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Tipe Iphone ... 78

Tabel 4.5 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Atribut Produk (X1) ... 79

Tabel 4.6 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Variabel harga (X2) ... 82

Tabel 4.7 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap variabel Brand Image Konsumen (X3) ... 83

Tabel 4.8 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Keputusan Membeli iPhone (Y) ... 84

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas ... 88

Tabel 4.10 Multikolinearitas Hasil Uji... 90

Tabel 4.11 Hasil Analisi Regresi Linear Berganda Dan uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 90

Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 93

Tabel 4.13 Hasil Koefisien Determinasi (R2) ... 93

Tabel 4.14 Hubungan antar variabel ... 94

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 44

Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas ... 86

Gambar 4.2 P-P Plot Uji Normalitas ... 87

(12)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK, HARGA, DAN BRAND

IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN i-PHONE

PADA KONSUMEN DI APPLE STORE SUN PLAZA MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh atribut produk, harga, dan brand image terhadap keputusan pembelian iPhone pada konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan. Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang ada di Apple Store Sun Plaza medan yang membeli ataupun menggunakan iPhone. Sampel penelitian berjumlah 96 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Secara simultan, atribut produk, harga, dan brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan keputusan pembelian iPhone. Secara parsial, atribut produk berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian iPhone, sedangkan harga dan brand image berpengaruh positif dan signifikan. Koefisien determinasi menunjukkan 38,4% keputusan pembelian iPhone dapat dijelaskan oleh variabel atribut produk, harga, dan brand image. Sedangkan sisanya 61,6% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

.

(13)

ABSTRACT

THE INFLUENCES OF PRODUCT ATRIBUTES, PRICES, AND BRAND IMAGES TO CUSTOMER’S BUYING DECISION OF iPHONE

AT APPLE STORE SUN PLAZA MEDAN

The purpose of this research was to to identify and to analyze the influence of attribute product, price, and brand image to the decision purchasing iPhone to the customer at Apple Store Sun Plaza Medan . This research is an associative research using quantitive approach. The population of this research is customer of Sun Plaza Medan who use or buy iphones. The sample used in this research amounted to 96 respondents. The sampling method was purposive sampling. Primary data was collected by using questionnaire while secondary data was collected by using documentation study. The data analysis methods used were descriptive statistic analysis and multiple linear regression analysis. Simultaneously, attribute product, price, and brand image have a positive and significant influence to the decision to purchasing iPhone . Partially, price, and brand image have a positive and significant influence to purchasing iPhone, while the attribute product a positif and insignificant influence. Determination coefficient showed that 38,4 % the decision to purchasing iPhone could be explained by attribute product, price, and brand image. Meanwhile, the rest 61,6 % could be explained by other variables which were not studied in this research.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era modernisasi yang penuh dengan kemajuan teknologi saat ini,

komunikasi menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat, khususnya anak

muda dimana komunikasi dapat mempermudah memperoleh informasi yang lebih

cepat dan dari berbagai macam sumber sehingga membuat permintaan akan alat

komunikasi semakin meningkat. Hal ini kemudian menjadi ketertarikan sendiri

bagi perusahaan yang bergerak dibidang teknologi khususnya alat komunikasi,

terlihat dari banyaknya alat komunikasi yang diproduksi dan beredar di pasar,

mereka membuat inovasi yang dapat menjadikan komunikasi lebih mudah dan

menarik. Kebutuhan tersebut berdampak pada meningkatnya permintaan akan

berbagai jenis alat komunikasi yang mengakibatkan semakin banyaknya

persaingan dalam dunia bisnis dibidang telekomunikasi. Hal tersebut dapat dilihat

dari banyaknya produsen produk-produk alat komunikasi seperti handphone yang

menawarkan berbagai jenis produk dengan berbagai inovasi yang memberikan

kemudahan bagi para konsumen dalam melakukan komunikasi.

Melihat permintaan alat komunikasi yang semakin tinggi kemudian

membuat perusahaan yang bergerak dibidang teknologi komunikasi meluncurkan

sebuah alat komunikasi yang canggih dan efisien yaitu “smartphone”.

Kemunculan smartphone menggemparkan pasar teknologi, dimana smartphone

bukan saja hanya sebagai alat komunikasi tetapi juga dapat mengakses berbagai

(15)

berbagai aplikasi obrolan yang semakin membuat komunikasi lebih mudah dan

menyenangkan.

Smartphone ini dominan diminati oleh anak muda karena kecanggihan

yang dimilikinya, memiliki aplikasi-aplikasi yang mampu membantu dan

mempermudah para pelajar atau pun pekerja untuk memperoleh informasi atau

pun bahan sesuai dengan keperluan. Juga sangat didukung dengan adanya pusat

belanja di smartphone yang menyediakan berbagai aplikasi yang bermanfaat

dengan harga murah bahkan diberikan secara gratis. Jika melihat pada populasi

penduduk Indonesia, 44% merupakan anak muda yang berumur 25 tahunan. Hal

ini menjadi peluang bagi para perusahaan teknologi untuk meraih pasar anak

muda.

Awal mula kesuksesan sebuah smartphone datang dari Apple yang

menampilkan produk iPhonenya pada tahun 2007 dan Google yang mengusung

sistem operasi Androidnya dan ternyata jika melihat kebelakang cikal bakal dari

perangkat smartphone sebenarnya sudah ada sejak tahun 1993 yang dikenalkan

oleh International Business Machines Corporation (IBM) dengan merek Simon

yang merupakan piranti serba bisa dan piranti telekomunikasi tercanggih di

zamannya.

Persaingan perusahaan teknologi saat ini berkembang pesat dapat dilihat

dari semakin bayaknya produk-produk smartphone yang diluncurkan dengan

(16)

dan merek lainnya. Hal ini menjadikan perusahaan teknologi harus berusaha

menjadikan produknya unggul dibanding merek lain.

Persaingan perusahaan tekonologi ini juga didasari oleh kebutuhan akan

alat komunikasi seperti smartphone mengalami peningkatan dari tahun ketahun

terutama untuk jenis smartphone dengan merek-merek tertentu. Indonesia menjadi

pasar penjualan smartphone terbesar di wilayah Asia Tenggara. Indonesia pun

menjadi pasar smartphone dengan pertumbuhan paling pesat. Hal ini dikarenakan

pola konsumsi konsumen pada saat ini yang selalu menginginkan sebuah

kemudahan dalam komunikasi yang dapat mendukung kegiatan mereka

sehari-hari baik dalam pekerjaan maupun hal yang lainnya. Data penjualan Android dari

tahun 2013 sampai 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini:

Tabel 1.1

Volume penjualan Android 2013- 2014

Mobile Operating

System Tahun 2013 Tahun 2014 Pertumbuhan

1Q13 Unit

(17)

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa tingkat pertumbuhan smartphone

cenderung sangat pesat tiap tahunnya. Salah satu yang menjadi perhatian banyak

masyarakat khususnya anak muda adalah smartphone yang berbasis sistem

operasi iPhone. iPhone adalah jajaran telepon pintar yang dirancang dan

dipasarkan oleh Aplle Inc, iPhone menggunakan sistem operasi telepon genggam

iOS Apple yang dikenal dengan nama "iPhone OS" dan iPhone pertama

diluncurkan tanggal 29 Juni 2007. Penyempurnaan-penyempurnaan terus

dilakukan oleh Apple untuk menghasilkan smartphone terbaik dengan fitur

terlengkap, hingga pada tahun 2012 dirilis iPhone 5 dengan iOS 6, yang kemudian

sangat diminati oleh masyarakat dunia khususnya anak muda.

Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa android memiliki tingkat pertumbuhan

paling besar jika dibandingkan dengan sistem lain yaitu 33.3 %. Dari berbagai

merek smartphone yang ada penjualan Samsung menjadi yang tertinggi dan masih

mengalahkan penjualan iPhone. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan top brand

index kategori smartphone pada tahun 2013- 2014 seperti ditunjukkan pada tabel

1.2 berikut:

Tabel 1.2

Top Brand index kategori smartphone

Merek Top Brand Index

2013 2014

Backberry 39,0% 44,3% TOP

Nokia 37,0% 22,7% TOP

(18)

Sony Ericson - 3,3%

Nexian 3,6% 2,2%

Cross 1,9% 1,6%

Sumber: www.topbrand-award.comTahun2015

Tabel 1.2 menunjukkan posisi smartphone iPhone berada pada peringkat

keempat dengan top brand indeks pada tahun 2013 sebesar 2,0% dan pada tahun

2014 meningkat menjadi 4,3%, dalam hal ini berarti smartphone samsung

mengalami peningkatan sebesar 2,3%. Sebagai smartphone yang menjadi

inovator bagi merek lain dan juga di dukung dengan keunggulan-keunggulan

yang dimiliki seperti iPhone yang memiliki perangkat lunak asisten pribadi

dengan kecerdasan buatan bernama siri, siri mampu menjawab berbagai

pertanyaan, dimana perangkat lunak itu berbicara kepada pelanggan dan

mewujudkan revolusi komputer yang mampu memanfaatkan komputer untuk

kehidupan manusia (inside Apple, 2013: 2), iPhone seharusnya mampu menjadi

top brand pertama smartphone dan mengalahkan tingkat penjualan merek lain

namun hal itu tidaklah terjadi karena pada kenyataan di iphone masih berada di

top brand keempat, masih kalah dibanding merek lain seperti Blackberry, Nokia

dan Samsung. Tentunya hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi iPhone dan

juga menjadi masalah yang harus segera diatasi agar produk iPhone dapat

mengalami peningkatan penjualan yang nantinya mampu mengalahkan tingkat

penjualan kompetitornya.

Setiap konsumen yang akan melalukan pembelian pada suatu produk pasti

(19)

mereka tersebut. Seperti atribut produk, menurut Kotler dan Amstrong (2008:

272) Atribut Produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh

konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan. Atribut Produk meliputi

kualitas produk, fitur produk, gaya dan desain produk, merek, kemasan,

jaminan(garansi), pelayanan,dan sebagainya.Atribut produk dengan keputusan

pembelian sangat erat kaitannya, sebelum konsumen melakukan pembelian

mereka terlebih dahulu memperhatikan dan mengamati atribut-atribut dari produk

yang akan dibeli. Semakin bagus dan lengkap atribut dari suatu produk maka

konsumen akan semakin tertarik untuk membelinya. Atribut produk yang

ditawarkan suatu perusahaan dapat menjadi faktor terhadap keputusan pembelian

pada handphone atau smartphone, salah satunya pada smartphone merek iPhone.

Dilihat dari atribut produk iPhone bisa dikatakan smartphone yang

memiliki atribut produk yang sangat baik, dimana memiliki bentuk yang simpel

dan terlihat mewah dengan hanya memiliki satu tombol, memiliki banyak aplikasi

bermanfaat dan menyenangkan, memiliki merek yang dipandang baik di

konsumen dan dapat menaikkan gaya hidup seseorang. Iphone juga merupakan

inovator dalam produk smartphone dan menjadi acuan produk merek lain, terlihat

dari banyaknya smartphone merek lain yang menyerupai atribut produk iPhone.

Namun atribut produk tidak selamanya relevan bagi konsumen, pertama karena

perubahan dalam diri konsumen sendiri, dan yang kedua karen perusahaan lain

menawarkan atribut produk yang lebih baik. Hal ini menjadikan perusahaaan

(20)

Harga juga merupakan salah satu faktor konsumen untuk menentukan

keputusan pembelian pada produk. Menurut Kotler dan Amstrong (2008 :345)

Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau

jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan ntuk memperoleh manfaat dari

memiliki atau menggunakan sesuatu produk atau jasa. Pengaruh harga terhadap

keputusan pembelian sangatlah penting, kerena dengan tingkat harga yang

ditetapkan oleh perusahaan dapat menjadi tolak ukur akan permintaan suatu

produk. Penetapan harga yang salah atas suatu produk dapat mengakibatkan

jumlah penjualan pada suatu produk tidak dapat maksimal yang mengakibatkan

penjualan menurun dan pangsa pasarnya berkurang.

iPhone sendiri menetapkan harga yang cukup tinggi dibanding

smartphone merek lain, hal ini dikarenakan produk iPhone yang dinilai lebih

berkualitas tinggi dibanding kompetitornya dimana Apple Inc adalah perusahaan

yang menjadi inovator dalam menciptakan alat komunikasi, Apple Inc juga

sangat fokus terhadap produk yang mereka buat terlihat dari keseriusan dan

kegigihan setiap karyawannya yang dibawahi oleh seorang pemimpin yang sangat

kreatif dan menginspirasi banyak orang yaitu Steve Jobs. Apple Inc selalu

berusaha meluncurkan produk yang unggul di pasar teknologi, bahkan menjadi

acuan bagi perusahaan lain dalam menciptakan produk yang mirip dengan produk

Apple seperti Iphone. Oleh sebab itu, permintaan akan produk iPhone tetap

banyak sekalipun dengan harga yang tinggi karena konsumen sangat merasa puas

(21)

Selain dari sisi Atribut Produk dan Harga, keputusan pembelian

smartphone juga tidak terlepas dari faktor brand image (citra merek) dari produk

tersebut. Dimana Menurut Kotler dan Keller (2008:258) merek adalah produk

atau jasa yang dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa

cara dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan

yang sama. Brand image adalah persepsi yang bertahan lama, dan dibentuk

melalui pengalaman, dan sifatnya relative konsisten. Karena itu sikap dan

tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh Citra Merek

tersebut, dengan kata lain Citra Merek (Brand Image) adalah salah satu unsur

penting yang mendorong konsumen untuk membeli sebuah produk.Semakin baik

Citra Merek (Brand image) yang melekat pada produk tersebut maka konsumen

akan semakin tertarik untuk membeli, karena konsumen beranggapan bahwa suatu

produk dengan citra merek yang sudah terpercaya lebih memberikan rasa aman

ketika konsumen itu menggunakan produk yang akan dibeli.

Smartphone iPhone membuktikan bahwa dengan merek yang terpercaya

dapat meningkatkan penjualan smartphone mereka dibandingkan dengan merek

produk lainnya seperti Samsung berbasis anroid hauwei,HTC, ataupun merek

handphone China yang dari segi harga untuk merek-merek tersebut bisa dikatakan

lebih murah dibanding dengan iPhone. Dapat dilihat dari antusias konsumen

ketika produk iPhone diluncurkan dimana banyak orang yang mengantri untuk

mendapatkan produk iphone dan berusaha menjadi yang orang pertama yang

(22)

dari tahun ke tahun pada tabel diatas, tingkat penjualan dari smartphone iphone

ini tetap saja tidak bisa melebihi jumlah penjualan dari smartphone samsung.

Berdasarkan uraian dari permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul, “Analisis Pengaruh Atribut Produk,

Harga, dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Iphone pada Konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diketahui bahwa

smartphone iPhone yang memang mengalami peningkatan penjualan akan tetapi

jumlah penjualannya tidak pernah dapat melebihi jumlah penjualan dan pangsa

pasar dari kompetitornya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka pertanyaan dari peneliti sebagai berikut :

1. Apakah Atribut produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian smartphone iPhone pada konsumen di Apple Store

Sun Plaza Medan?

2. Apakah Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian smartphone iPhone pada konsumen di Apple Store Sun Plaza

Medan?

3. Apakah Brand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian smartphone iPhone pada konsumen di Apple Store

(23)

4. Apakah atribut produk, harga, dan brand image berpengaruh positif dan

signifikan secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian

smartphone i-Phone pada Konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh atribut produk dari smartphone iPhone terhadap

keputusan pembelian.

2. Untuk mengetahui pengaruh harga dari smartphone iPhone terhadap

keputusan pembelian.

3. Untuk mengetahui pengaruh brand image dari smartphone iPhone terhadap

keputusan pembelian.

4. Untuk mengetahui pengaruh atribut produk, harga, dan brand image secara

bersama-sama dari smartphone iPhone terhadap keputusan pembelian.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perusahaan

untuk memahami sejauh mana pengaruh atribut produk, harga, dan brand

image terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk iPhone

sehingga dapat meraih keunggulan bersaing.

(24)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi kepada

konsumen dalam proses pembelian produk iPhone.

3. Bagi dunia Akademi

Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi dan dapat memberikan

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Perilaku Konsumen

Menurut Kotler (2008 : 166) Perilaku konsumen adalah studi tentang

bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan,

dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan

dan keinginan mereka. Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor

budaya, sosial, dan pribadi.

1. Faktor Budaya

Kelas budaya, subbudaya, dan sosial sangat mempengaruhi perilaku

pembelian konsumen. Budaya adalah determinan dasar keinginan dan

perilaku seseorang. Setiap budaya dari beberapa sub budaya yang lebih kecil

yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk

anggota mereka. Hampir seluruh kelompok manusia mengalami stratifikasi

sosial, sering kali dalam bentuk kelas sosial, divisi yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat. Faktor-faktor budaya meliputi :

1. Kebudayaan. Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar

dari keinginan dan perilaku seseorang.

2. Sub-budaya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil

yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk

(26)

3. Kelas Sosial. Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif

homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara

hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang

serupa.

2. Faktor Sosial

Faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran sosial dan

status mempengaruhi perilaku pembelian.

1. Kelompok referensi adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh

langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.

Kelompok langsung seperti kelompok keanggotaanyang terdiri dari

kelompok skunderdan kelompok primer. Sedangkan untuk kelompok tidak

langsung yaitu kelompok .

2. Faktor keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling

penting dalam masyarakat dan anggota keluarga merepresentasikan

kelompok referensi utama yang paling berpengaruh.

3. Peran dan status yaitu posisi seseorang dalam tiap kelompok dimana ia

menjadi anggota berdasarkan peran dan status. Peran terdiri dari kegiatan

yang diharapkan dapat dilakukan seseorang. Setiap peran menyandang

Status.

3. Faktor Pribadi

Umur dan Tahapan dalam Siklus Hidup. Konsumsi seseorang juga

(27)

mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka

menjalani hidupnya.

1. Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja

yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa

tertentu.

2. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dibelanjakan,

tabungan dan hartanya, kemampuan untuk meminjam dan sikap

terhadap pengeluaran.

3. Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan

oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang.

4. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap

orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif

konsisten.

4. Faktor Psikologi

1. Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu

keadaan fisiologis tertentu, sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain

(28)

2. Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih,

mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk

menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

3. Proses Belajar

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang

timbul dari pengalaman.

4. Kepercayaan dan Sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang

terhadap sesuatu.

2.1.1.1 Jenis-Jenis Perilaku keputusan Pembelian

Jenis-jenis keputusan pembelian menurut Kotler (2008:177) yaitu :

1. Perilaku pembelian kompleks yaitu perilaku pembelian konsumen dalam

situasi yang ditentukan oleh keterlibatan konsumen yang tinggi dalam

pembelian dan perbedaan yang dianggap signifikan antar merek.

2. Perilaku pembelian pengurangan disonansi yaitu perilaku pembelian

konsumen dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan tinggi tetapi

hanya ada sedikit anggapan perbedaan antarmerek.

3. Perilaku pembelian kebiasaan yaitu perilaku pembelian konsumen dalam

situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah dan anggapan

(29)

4. Perilaku pembelian mencari keragaman yaitu perilaku pembelian konsumen

yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen yang rendah tetapi dengan

anggapan perbedaan merek yang signifikan.

2.1.1.2 Proses Keputusan Pembeli

Menurut Kotler (2008:184). Ketika membeli produk, secara umum

konsumen mengikuti proses pembelian konsumenseperti (1) pengenalan masalah,

(2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian, dan (5)

perilaku pasca pembelian. Lima tahapan ini mewakili proses secara umum yang

menggerakkan konsumen dari pengenalan produk atau jasa ke evaluasi pembelian.

Proses ini adalah petunjuk untuk mempelajari bagaimana konsumen membuat

suatu keputusan.

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau

kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan

rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang-rasa

lapar, haus, seks-naik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan; atau

kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal.

2. Pencarian Informasi

Sumber informasi utama dimana konsumen dibagi menjadi

empatkelompok:

a. Pribadi. Keluarga, teman, tetangga, rekan.

(30)

d. Eksperimental. Penangan, pemeriksaan, penggunaan produk.

3. Evaluasi Alternatif

Setelah mendapatkan informasi dan merancang sejumlah pertimbangan

dari produk alternatif yang tersedia, konsumen siap untuk membuat suatu

keputusan. Konsumen akan menggunak informasi yang tersimpan di

dalam ingatan, ditambah dengan informasi yang diperoleh dari luar untuk

membangun suatu kriteria tertentu.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antarmerek dalam

kumpulan pilihan. Dalam melaksanakn maksud pembelian, konsumen

dapat membentuk lima subkeputusan: merek (merek A), penyalur

(penyalur 2), kuantitas (satu komputer), waktu (akhir minggu), dan metode

pembayaran (kartu kredit).

5. Perilaku pascapembelian

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan

melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal

menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang

mendukung keputusannya. Kepuasan pascapembelian kepuasan merupaka

fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja anggapan produk. Jika kinerja

tidak memenuhi harapan, konsumen kecewa; jika memenuhi harapan

konsumen puas; jika melebihi harapan, konsumen sangat puas. Tindakan

(31)

kembali. Pelanggan yang puas juga cenderung mengatakan hal-hal baik

tentang merek kepada orang lain.

2.1.1.3 Pemeran dalam Pengambilan Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian barang atau jasa seringkali melibatkan dua pihak

atau lebih. Umumnya ada lima peranan yang terlibat. Kelima peran tersebut

meliputi :

1. Pemrakarsa (initiator)yaitu orang yang pertama kali menyarankan ide

untuk membeli suatu barang atau jasa.

2. Pembawa pengaruh (influencer) yaitu orang yang memiliki pandangan

atau nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian.

3. Pengambilan keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan

keputusan pembelian.

4. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata.

5. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi dan menggunakan

barang atau jasa yang dibeli.

2.1.1.4 Perilaku Pembelian Anak Muda

Dengan banyaknya jumlah anak muda di Indonesia (44% populasi

Indonesia dibawah umur 25 tahun), inilah yang menyebabkan pasar anak muda

sangat berperan penting dalam dunia bisnis, khususnya bisnis gadget yang

sekedang berkembang saat ini, Kunto (2014:6) . Berikut ini nilai pasar anak muda

terlepas dari transaksi mereka sendiri :

(32)

Anak muda merupakan internal buyers dalam keluarga mereka, mereka

memiliki akses ke dompet orangtua mereka, mulai darimpengeluaran

untuk sianak (gadget misalnya) samapai pada pengeluarn keluarga.

2. New Media

Dibandingkan mereka yang berumur diatas 30 tahun, anak muda dua kali

lipat lebih aktif di media jejaring social dalam remixing content. Anak

muda telah memegang peran esensial dalam memenangkan branding di

dunia maya.

3. Inovasi yang Relevan

Berulang kali anak muda berperan penting sebagai faktor yang mengubah

teknologi dari sekedar fitur unik sehingga menjadi sesuatu yang relevan

dan dibutuhkan dalam kehidupan sehar-hari.

Keberhasilan suatu produk tidak didasarkan pada iklan-iklan yang dibuat

perusahaan tetapi didasarkan pada persepsi konsumen terhadap merek

yang dianggapnya baik, sama seperti perilaku anak muda yang tidak

peduli terhadap iklan tetapi melihat pada persepsinya tentang sebuah

merek yang memiliki nilai yang bai dimatanya.

2.1.2 Atribut Produk

Menurut Kotler (2008: 268), produk adalah semua hal yang dapat

ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau

konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.Atribut produk

(33)

dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek,

kemasan, jaminan atau mutu, pelayanan dan sebagainya. Produk juga

didefenisikan sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk menarik perhatian ,

akuisisi , penggunaan atau konsumsi untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan .

Produk merupakan elemen penting dari bauran pemasaran dan harus dipahami

dengan baik dan berhasil memenuhi kebutuhan konsumen dan mencapai tujuan

organisasi. Kebijakan produk organisasi penting untuk keberhasilan akhir

organisasi, apakah diukur dengan total laba , laba atas investasi , pangsa pasar

atau kriteria lain , sebagian besar tergantung pada kebijakan produknya . Oleh

karena itu penting bagi para perencana produk untuk melihat produk luar atribut

fisik atau karakteristik.Akpoyomare et al (2012).

Terdapat tiga tingkatan produk, yaitu :

1. Manfaat inti, tingkat yang paling dasar yang membawa pertanyaan apa

yangbenar-benar dibeli oleh pembeli? Ketika merancang produk mula-mula

pemasar harus mendefinisikan inti, manfaat penyelesaian masalah yang dicari

konsumen.

2. Produk aktual, tingkat yang kedua dimana para perencana produk harus

mengubah manfaat inti menjadi produk aktual, mereka harus mngembangkan

fitur produk dan jasa, desain, tingkat kulaitas, nama merek, dan kemasan.

3. Produk tambahan, perencana harus membangun produk tambahan disekitar

manfaat inti dan prpduk aktual dengan menawarkan pelayanan dan manfaat

(34)

2.1.2.1 Klasifikasi Produk

Menurut Kotler (2008 : 269) klasifikasi produk dibagi menjadi dua

kelompok besar berdasarakan tipe konsumen yang menggunakannya yaitu :

1. Produk konsumen yaitu produk yang dibeli oleh konsumen akhie untuk

konsumsi pribadi. Produk konsumen meliputi :

a. Produk kebutuhan sehari-hari, yaitu produk konsumen yang biasanya

sering dan segera dibeli pelanggan, dengan usaha pembandingan dan

pembelian yang minimum.

b. Produk belanja, yaitu barang konsumen dimana pelanggan dalam

proses pemilihan dan pembelian secara karakteristik membandingak

produk tersebut berdasarkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya.

c. Produk khusus, yaitu produk konsumen dengan karateristik unik atau

identifikasi merek dimana sekelompok pembeli sgnifikan bersedia

melakukan usaha pembelian khsusus.

d. Produk yang tak dicari, yaitu produk konsumen yang tidak dikenal

konsumen atau mungkin dikenal konsumen tetapi biasanya konsumen

tidak pernah berfikir untuk membelinya.

2. Produk industri, yaitu produk yang dibeli oleh individu dan organisasi

untuk pemrosesan lebih lanjut atau untuk digunakan dalam menjalankan

bisnis. Produk industri terdiri dari :

a. Pemasaran organisasi yaitu kegiatan yang dilaksanakan untuk

menciptakan, memelihara, atau mengubah sikap dan perilaku

(35)

b. Pemasaran orang yaitu kegiatan yang dilaksanakan untuk menciptakan,

memelihara, atau mengubah sikap atau perilaku terhadap orang

tertentu.

c. Pemasaran tempat yaitu mlibatkan kegiatan yang dilaksanakan utnuk

menciptakan, memelihara, atau mengubah sikap atau perilaku terhadap

tempat tertentu.

Pengembangan suatu produk melibatkan pendefinisian manfaat yang akan

ditawarkan produk tersebut. Manfaat ini dikomunikasikan dan dihantarkan oleh

atribut produk, antara lain:

1. Kualitas produk

Kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama pemasar.

Kualitas memiliki dampak langsung pada kinerja produk. Oleh karena itu,

kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. Kualitas

produk memiliki dua dimensi yaitu:

a. Tingkat kualitas

Dalam mengembangkan produk, pemasar mula-mula harus memilih

tingkat kualitas yang mendukung positioning produk. Di sini, kualitas

produk berarti kualitas kinerja, yaitu kemampuan produk untuk

menjalankan fungsinya. Perusahaan sering memilih tingkat kualitas yang

sesuai dengan kebutuhan pasar sasaran dan tingkat kualitas produk

pesaing.

(36)

Di sini, kualitas produk berarti pemastian kualitas, yaitu bebas dari

kerusakan dan konsisten dalam menghantarkan tingkat kinerja yang

diharapkan.

2. Fitur produk

Sebuah produk dapat ditawarkan dalam beragam fitur. Model dasar, model

tanpa tambahan apa pun, merupakan tingkat awal. Perusahaan dapat

menciptakan tingkat model yang lebih tinggi dengan menambahkan lebih

banyak fitur. Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan

produk perusahaan dari produk pesaing. Menjadi produsen pertama untuk

memperkenalkan fitur produk yang bernilai adalah salah satu cara paling

efektif untuk bersaing. Perusahaan dapat mengidentifiikasi dan memilih

fitur baru yang tepat dengan mensurvei pembeli secara periodik dan

kemudian menghitung perbandingan nilai pelanggan dengan biaya

perusahaan untuk untuk setiap fitur potensial. Fitur yang dinilai tinggi oleh

pelanggan dalam hubungan dengan biaya harus ditambahkan. Untuk

menghindari “kelelahan fitur”, perusahaan juga harus cermat dalam

memprioritaskan fitur-fitur yang tercakup dan menemukan cara yang jelas

untuk memberikan informasi tentang bagaimana konsumen dapat

menggunakan dana memanfaatkan fitur tersebut.

3. Gaya dan desain produk

Cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui gaya dan desain

produk yang berbeda. Desain adalah konsep yang lebih besar daripada

(37)

dan membosankan. Gaya sensasional dapat menarik perhatian dan

menghasilkan estetika yang indah, namun gaya tersebut tidak benar-benar

membuat kinerja produk menjadi lebih baik. Desain lebih dari sekadar

kulit luar, desain adalah jantung produk. Desain yang baik tidak hanya

mempunyai andil dalam penampilan produk tetapi juga dalam manfaatnya.

4. Merek

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna,

gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan

dapat memberikan indentitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing.

Merek yang baik juga menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan

kualitas. Merek sendiri digunakan untuk beberapa tujuan yaitu:

a. Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan

produk suatu perusahaan dengan produk pesaingnya.

b. Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk.

c. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan

kualitas, serta prestise tertentu kepada konsumen.

d. Untuk mengendalikan pasar.

5. Kemasan

Pengemasan (Packaging) merupakan proses yang berkaitan

denganperencangan dan pembuatan wadah (Container) atau

pembungkus(Wrapper) untuk suatu produk. Tujuan penggunaan kemasan

(38)

a. Sebagai pelindung isi (Protection), misalnya dari kerusakan,

kehilangan, berkurangnya kadar/isi, dan sebagainya.

b. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (Operating),

misalnya supaya tidak tumpah, sebagai alat pemegang, dan

lain-lain.

c. Bermanfaat dalam pemakai

6. Pemberian Label (Labeling)

Labeling berkaitam erat denga pengemasan. Label merupakan bagian dari

suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan

penjual. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan, atau bisa pula

merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantelkan pada produk.

7. Layanan pelengkap

Dewasa ini produk apapun tidak terlepas dari unsur jasa atau layanan, baik

itu jasa sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai pelengkap.

Produk inti umumnya sangat bervariasi antara tipe bisnis yang satu dengan

tipe yang lain.

8. Jaminan (garansi)

Jaminan adalah janis yang merupakan kewajiban produsen atas produknya

kepada konsumen, dimana para konsumen diberi ganti rugi bila produk

ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau

dijanjikan. Jaminan meliputi kualitas produk, reparasi, ganti rugi, dan

(39)

2.1.3 Harga

Menurut Kotler ( 2008:345). Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan

atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan

ntuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan sesuatu produk atau

jasa. Harga yang bersedia dibayar konsumen dalam membeli produk dipengaruhi

oleh besar kecilnya penghasilan yang diterima atau kemampuan konsumen.

Konsumen ingin melakukan kesepakatan dengan penyedia layanan ketika harga

sedang dirasakan berada dalam keadilan harga konsumen . Ada dua cara di mana

persepsi harga dapat dihitung . Salah satunya adalah kewajaran harga, yang

mengatakan bahwa bagaimana pelanggan memandang harga saat

menghubungkannya dengan pesaing. Yang kedua adalah : nilai uang yang

melibatkan posisi komparatif dari penyedia layanan sesuai dengan harga .

Umumnya , layanan yang berkualitas tinggi dianggap baik untuk biaya lebih dari

orang-orang yang berkualitas rendah . Alasan utama dari pelanggan switching

adalah masalah harga , misalnya tinggi , tidak masuk akal dan tidak dapat

diandalkan kebijakan harga, Malik et al (2012).

2.1.3.1 Strategi Penetapan Harga Produk

Strategi penetapan harga produk menurut Kotler (2008:4) yaitu :

1. Strategi penetapan harga produk baru, tahap pengenalan adalah tahap yang

paling menantang dalam menetapkan harga produk untuk pertama kalinya,

(40)

a.Penetapan harga memerah pasar, yaitu menetapkan harga yang tinggi untuk

meraup pendapatan maksimum dari lapisan demi lapisan segmen yang

bersedia membayar harga tinggi.

b.Penetapan harga dengan penetrasi pasar, yaitu menetapkan harga rendang bagi

produk baru untuk menarik sejumlah besar pembeli dan pangsa pasar yang

besar.

2.Strategi penetapan harga bauran produk, strategi untuk menetapkan harga

produk sering berubah ketika produk itu menjadi bagian dari bauran produk,

berikut lima situasi penetapan harga bauran produk:

a.Penetapan harga lini produk, yaitu menetapkan jenjang harga antara berbagai

produk dalam sebuah lini produk berdasarkan perbedaan biaya antara

produk,evaluasi pelanggan terhadap berbagai fitur berbeda dan harga pesaing.

b.Penetapan harga produk tambahan, yaitu penetapan harga produk tambahan

atau pelengkap beserta produk utama.

c.Penetapan harga produk terikat, yaitu menetapkan harga produk yang harus

digunakan bersama produk utama.

d.Penetapan harga produk sampingan, yaitu menetapkan harga rendah pada

produk-produk sampingan guna membuat harga produk utama lebih

kompetitif.

e.Penetapan harga paket produk, yaitu menggabungkan beberapa produk dan

menawarkan paket produk dengan harga yang lebih murah.

(41)

a.Penetapan harga diskon dan potongan harga, diskon yaitu pengurangan harga

langsung terhadap pembelian selama periode waktu tertentu. Potongan harga

adalah uang promosi yang dibayarkan produsen kepada pengecer sebagai

imbalan atas kesepakatan untuk menampilkan produk produsen dalam

beberapa cara.

b. Strategi penetapan harga tersegmentasi, yaitu menjual produk atau jasa dalam

dua harga atau lebih, dimana perbedaan harga tersebut bukan berdasarkan

perbedaan biaya.

c. Strategi penetapan harga psikologis, yaiyu pendekatan penetapan harga yang

mempertimbangkan psikologi harga dan bukan hanya ekonomi, harga

digunakan untuk mengatakan sesuatu tentang produk.

d.Strategi penetapan harga promosi, yaitu utnuk sementara menetapkan harga

produk dibawah hrga resmi, dan kadang-kadang bahkan dibawah biaya, untuk

meningkatkan penjualan jangka pendek.

e.Strategi penetapan harga geografis, yaitu menetapkan harga bagi pelanggan

yang terletak di berbagai belahan negeri atau dunia.

f.Strategi penetapan harga dinamis, yaitu menyesuaikan harga terus menerus

untuk memenuhi karakterisitik dan kebutuhan pelanggan individual atau

situasi.

g.Strategi penetapan harga internasional, yaitu memutuskan berapa harga yang

(42)

2.1.3.2 Menetapkan Harga

Menurut Kotler (2008:77) Perusahaan harus mempertimbangkan banyak

faktor dalam menentukan kebijakan penetapan harga, dibawah ini beberapa

rincian prosedur enam langkah dalam menetapkan harga yaitu :

1. Memilih tujuan penetapan harga, terdapat lima tujuan utama yaitu

kemampuan bertahan, laba saat ini maksimum, pangsa pasar maksimum,

pemerahan pasar maksimum, dan kepemimpinan kualitas produk.

2. Menentukan permintaan, dalam menentukan permintaan harus

memperhatikan beberapa hal seperti sensitivitas harga, kurva permintaan

dan elastisitas harga permintaan.

3. Memperkirakan biaya, dalam memperkirakan biaya harus memperhatikan

beberapa hal yaitu jenis-jenis biaya dan tingkat produksi (seperti biaya

tetap,biaya variabel, dan biaya total), produksi terakumulasi, dan kalkulasi

biaya target.

4. Menganalisis biaya, harga, dan penawaran pesaing, mula-mula perusahaan

harus mempertimbangkan harga psaing terdekat, jika penawaran

perusahaan mengandung beberapa fitur-fitur yang tidak ditawarkan oleh

pesaing terdekat,perusahaan harus megevaluasi nilai mereka bagi

pelanggan dan menambahkan nilai itu keharga pesaing.

5. Memilih metode penetapan harga, ada tiga pertimbangan dalam penetapan

harga yaitu biaya menetapkan batas bawah untuk harga, harga pesaing dan

(43)

pelanggan atas fitur-fitur unik menetapkan batas atas harga.Terdapat enam

metode penetapan harga yaitu :

a. Penetapan harga markup

b. Penetapan harga tingkat pengembalian sasaran

c. Penetapan harga nilai anggapan

d. Penetapan harga nilai

e. Penetapan harga going rate

f. Penetapan harga jenis lelang

6. Memilih harga akhir, dalam memilih harga akhir perusahaan harus

mempertimbangkan faktor-faktor tambahan, seperti dampak kegiatan

pemasaran lain, kebijakan penetapan harga perusahaan, penetapan harga

berbagai keuntungan dan risiko, dan dampak harga pada pihak lain.

2.1.3.3 Menyesuaikan Harga

Terdapat beberapa strategi dalam menyesuaikan harga menurut Kotler

(2009:91) seperti penetapan harga secara geografis, potongan dan insentif harga,

penetapan harga promosi dan penetapan harga terdiferensiasi.

1. Penetapan harga geografis, yang terdiri dari :

a. Barter yaitu pembeli dan penjual secara langsung bertukar barang

tanpa uang dan campur tangan pihak ketiga.

b. Persetujuan kompensasi yaitu penjual menerima sebagian pembayaran

(44)

c. Pengaturan pembelian kembali yaitu penjual menjual barang ke negara

lain dan menyetujui untuk menerima sebagian pembayaran dalam

bentuk hasil produksi yang diproduksi dengan peralatan yang dipasok.

d. offset yaitu penjual menerima pembayaran secara tunai tetapi setuju

untuk membelanjakan sejumlah uang didalam negara tersebut selama

periode yang ditentukan.

2. Diskon harga dan insentif yang terdiri dari :

a. Diskon yaitu pengurangan harga bagi pembeli yang membayar

tagihannya tepat waktu.

b. Diskon kuantitas yaitu pengurangan harga kepada mereka yang

membeli volume besar.

c. Diskon fungsional yaitu dikon ditawarkan oleh produsen kepada

anggota saluran dagang jika mereka akan melakukan fungsi tertentu.

d. Diskon musiman yaitu pengurangan harga kepada mereka yang

membeli barang atau jasa di luar musim.

e. Insentif yaitu pembayaran ekstra dirancang untuk mendapatkan

partisipasi penjual perantara dala program khusus.

3. Penetapan harga promosi yang terdiri dari :

a. penetapan harga pemimpin kerugian

b. penetapan harga acara khusus

c. rabat tunai

d. pembiayaan berbunga rendah

(45)

f. jaminan dan kontrak jasa

g. diskon psikologis

4. Penetapan harga terdiferensiasi yang terdiri dari :

a. penetapan harga segmen pelanggan yaitu berbagai kelompok

pelanggan membayar harga yang berbeda untuk produk atau jasa yang

sama.

b. penetapan harga bentuk produk yaitu berbagai versi produk diberi

harga yang berbeda teapi tidak diproporsional dengan biaya mereka.

c. penetapan harga citra yaitu beberapa perusahaan memberikan dua

tingkat yang berbeda untuk produk yang sama berdasarkan perbedaan

citra.

d. penetapan harga saluran

e. penetapn harga lokasi yaitu produk yang sama diberi harga berbeda

pada lokasi berbeda meskipun baiay pnawaran di setiap lokasi sama.

f. penetapan harga waktu yaitu harga divariasikan berdasarkan musim,

hari atau jam.

2.1.4 Brand/ Merek

Menurut Kartajaya (2009:121) American marketing association

mendefenisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, lamabang, atau desain, atau

kombinasinya yang dimaksudkan utnuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari

(46)

dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk

atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Merek

memiliki beberapa peran yaitu sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan memumngkinkan

konsumen bisa individual atau organisasi untuk menuntut tanggung jawab

atas kinerjanya kepada pabrikan atau distributor tertentu.

2. Konsumen dapat mengevaluasi produk yang sama secara berbeda

tergantung bagaimana pemerekan produk tersebut.

3. Menyederhanakan penanganan atau penelusuran produk

4. Meningkatkan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang puas dapat

dengan mudah memiliki produk kembali.

5. Merepresentasikan bagian properti hukum yang sangat berharga dan dapat

memperngaruhi perilaku konsumen, dapat dibeli dan dijual, dan

memberikan keamanan pendapatan masa depan yang langgeng bagi

pemasaran.

2.1.4.1 Ekuitas Merek

Ekuitas merek menurut Kotler (2009 : 263) adalah nilai tambah yang

diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara

konsumen berpikir, merasa, dan bertindak dalam hubungannya dengan merek, dan

juga harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang diberikan merek bagi perusahaan.

Ekuitas merek memiliki dua jenis model yaitu :

(47)

a. Diferensiasi, yaitu mengukur tingkat sejauh mana merek dianggap

berbeda dari merek lain.

b. Energi, yaitu mengukur arti momentum merek.

c. Relevansi, yaitu mengukur cakupan daya tarik merek.

d. Harga diri, yaitu mengukur seberapa baik merek dihargai dan

dihormati.

e. Pengetahuam, yaitu mengukur kadar keakraban dan keintiman

konsumen dengan merek.

2. Brands, menurut model ini pembangunan merek mengikuti sederet

langkah yang berurutan, masing-masing bergantung pada keberhasilan

pencapaian langkah sebelumnya.

3. Model Aaker, ekuitas merek dipandang sebagai kesadaran merek, loyalitas

merek, dan asosiasi merek yang bersama-sama menambah atau

mengurangi nilai yang diberikan kepada sebuah produk atau jasa.

Manajemen merek dimulai dengan mengembangkan identitas merek yaitu

sekumpulan asosiasi merek yang unik yang mewakili tujuan dan janji

merek kepada pelanggan, sbuah citra merek yang aspirasioanal.

4. Model resonansi merek, model ini memandang pembangunan merek

sebagai sederet langkah yang menapak naik, dari bawah keatas : (1)

Memastikan teridentifikasinya merek oleh pelanggan dan memastikan

asosiasi merek dalam pikiran pelanggan dengan satu kelas produk atau

(48)

merek yang nyata dan tidak nyata secra strategis; (3) mendapatkan respons

pelanggan yang tepat dalam hubungannya dengan penilaian dan perasaan

terkait dengan merek ; dan (4) mengubah respons merek untuk

menciptakan hubungan loyalitas yang intesns dan aktif antara pelanggan

dan merek. Menerapkan keempat langkah ini berarti membangun sebuah

piramid yang terdiri dari enam “kotak pembangunan merek” dengan

pelanggan, yaitu :

1. Keutamaan merek adalah seberapa sering dan seberapa mudah

pelanggan memikirkan merek dalam berbagai situasi pembelian atau

konsumsi.

2. kinerja merek adalah seberapa baik produk atau jasa memenuhi

kebutuhan fungsional pelanggan.

3. Pencitraan merek menggambarkan sifat ekstrinsik produk atau jasa,

termasuk cara di mana merek betusaha memenuhi kebutuhan

psikologis atau sosial pelanggan.

4. Penilaian merek berfokus pada pendapat atau evaluasi pribadi

pelanggan sendiri.

5. Perasaan merek adalah respons dan reaksi emosional pelanggan

terhadap merek.

6. Resonansi merek mengacu pada sifat hubungan yang dimiliki

pelanggan dengan merek dan sejauh mana mereka merasa “sinkron”

(49)

2.1.4.2 Brand Image

Brand image adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi

memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut. Dapat juga dikatakan

bahwa brand image merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena

alasan subyektif dan emosi pribadinya. Brand image menjadi hal yang sangat

penting diperhatikan oleh perusahaan,melalui brand image yang baik, maka dapat

menimbulkan nilai emotional pada diri konsumen, dimana akan timbulnya

perasaan positif (positive feeling) pada saat membeli atau menggunakan suatu

merek, demikian sebaliknya apabila suatu merek memiliki citra (image) yang

buruk dimata konsumen, kecil kemungkinan konsumen untuk membeli produk

tersebut, Hamidah dan Anita (2013). Citra merek (brand image) merupakan

representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi

dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan

dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek.

Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih

memungkinkan untuk melakukan pembelian.

Citra merek adalah totalitas persepsi konsumen tentang merek, atau

bagaimana mereka melihatnya, yang mungkin tidak sesuai dengan identitas

merek. Citra merek didefinisikan sebagai persepsi konsumen beralasan atau

emosional, Hossain (2007).

Sejarah masa lalu ekuitas merek diukur untuk menjadi sikap merek dan citra

(50)

kepercayaan yang dianut oleh konsumen . Citra diri korespondensi dapat

memanipulasi preferensi merek , kepuasan merek dan niat beli, Malik et al

(2012).

Menurut Ferinnadewi (2008:165), Brand image terdiri dari dua komponen yaitu:

1. Brand association atau asosiasi merek, konsumen dapat membuat asosiasi

merek berdasarkan atribut produk, manfaat produk dan keseluruhan

evaluasinya atau sikapnya terhadap merek. Kekuatan asosiasi merek

ditentukan dari pengalaman langsung konsumen dengan merek,

pesan-pesan yang sifatnya non komersial maupun yang sifatnya komersial. Pada

awalnya asosiasi merek dibentuk dari kombinasi antara kuantitas perhatian

konsumen pada merek dan ketika konsumen menemukan relevansi juga

konsistensi antara konsep dirinya dengan merek.

2. Favorability, strenght, dan uniqueness of brand association atau sikap

positif, kekuatan dan keunikan merek. Sikap positif dan keunikan asosiasi

merek terdiri dari tiga hal dalam benak konsumen yaitu adanya keinginan,

kemudian keyakinan bahwa merek tertentu dapat memenuhi keinginannya

dan yang terpenting adalah keyakinan konsumen bahwa merek tersebut

memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan merek lainnya.

Terdapat beberapa aspek yang membuat brand image menjadi begitu bervariasi

yaitu :

1. Dimana letak citra/image artinya apakah citra tersebut berada dalam benak

(51)

2. Sifat alaminya artinya apakah citra tersebut mengacu pada proses, bentuk

atau sebiah transaksi.

3. Jumlahnya artinya berapa banyak dimensi yang membentuk citra.

Sebuah biro riset (www.benchmarkresearch.co.uk) berpendapat bahwa

konsep brand image terdapat tiga komponen penting, yaitu :

1. Brand asssociation yaitu tindakan konsumen untuk membuat asosiasi

berdasarkan pengetahuan mereka akan merek baik itu pengetahuan yang

sifatnya faktual maupun yang bersumber dari pengalaman dan emosi.

2. Brand value yaitu tindakan konsumen dalam memilih merek. Seringkali

tindakan konsumen ini lebih karena persepsi mereka pada karakteristik

merek dikaitkan dengan nilai-nilai yang mereka yakini.

3. Brand positioning yaitu persepsi konsumen akan kualitas merek yang

nantinya persepsi ini akan digunakan oleh konsumen dalam evaluasi

alternatif merek yang akan dipilih.

Brand image dan strategi pemasaran terdiri dari :

1. Pemasar harus terlebih dahulu mendefenisikan secara jelas brand

personalitinya ( respon emosional konsumen terhadap merek yang

membedakannya dengan merek pesaingnya) agar sesuai dengan

kepribadian konsumennya.

2. Pemasar harus mengupayakan agar tercipta persepsi bahwa merek yang

(52)

harus menekankan pada niali konsumen yang mereka utamakan sehingga

tercipta asosiasi yang dekat.

3. Pemasar dapat melakukan image analysis yang bertujuan untuk

mengumpulkan informasi bagaimana asosiasi konsumen terhadap merek.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan pemasar dalam melakukan image

analysis :

a. Mengidentifikasi segala asosiasi yang mungkin telah dilakukan

konsumen dalam benak mereka. Konsumen dapat melakukan interview

sederhana atau dalam fokus group tentang apa yang konsumen

pikirkan tentang suatu produk.

b. Menghitung seberapa kuat hubungan antara merek yang diteliti dengan

asosiasi konsumen.

c. Pemasar harus menyimpulkan dari langkah kedua diatas menjadi

sebuah pertanyaan yang mencitrakan merek secara psikologis.

1.2 Penelitian Terdahulu

Judul Teknik Analisis Hasil

(53)
(54)

android. 5. Sultan (2014) Pengaruh bauran

pemasaran terhadap Sumber : Akpoyomare (2012), Hossain(2007), Malik (2012), Siti dan Desi

(2013),dan Sultan(2014).

2.3 Kerangka Konseptual

1. Hubungan atribut produk terhadap keputusan pembelian iPhone

Menurut Kotler (2008 :272), Atribut Produk adalah unsur-unsur produk

yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan

keputusan. Atribut Produk meliputi kualitas produk, fitur produk, gaya dan

desain produk, merek, kemasan, jaminan(garansi), pelayanan,dan

sebagainya. Atribut produk dengan keputusan pembelian sangat erat

kaitannya, sebelum konsumen melakukan pembelian mereka terlebih

dahulu memperhatikan dan mengamati atribut-atribut dari produk yang

akan dibeli. Semakin bagus dan lengkap atribut dari suatu produk maka

konsumen akan semakin tertarik untuk membelinya. Dilihat dari atribut

produk, iPhone memiliki atribut produk yang sangat baik seperti memiliki

bentuk yang simple dan mewah dengan hanya memiliki satu tombol,

memiliki banyak aplikasi yang sangat bermanfaat dan menyenangkan,

memiliki merek yang dipandang baik dan berkelas tinggi di mata

Gambar

Tabel 1.2 menunjukkan posisi smartphone iPhone  berada pada peringkat
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1  Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa harga, brand image, atribut produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung jenis android

Data pokok dari sampel suatu populasi dari penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan instrument kuesioner yang mencakup tentang Brand Image , Harga, Atribut

Sedangkan koefisien determinasi yang di peroleh sebesar 0,577 artinya 57,7% variasi variabel Keputusan Pembelian dapat di jelaskan oleh variabel Brand Image, Harga,

produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan. Kata Kunci : Harga, Brand Image,

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh harga, brand image, atribut produk terhadap keputusan pembelian smarphone Samsung jenis android

ANALISIS PENGARUH HARGA, BRAND IMAGE, DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG JENIS.. ANDROID PADA KARYAWAN TELKOMSEL

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand image iPhone terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa FISIP USU serta untuk mengetahui faktor brand image mana yang

Selain citra merek brand image dalam mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian suatu produk adalah harga, banyak hal yang berkaitan dengan harga dalam melatar belakangi