4.3 Metode Penentuan Sampel
Pemilihan petani responden ini dilakukan secara sengaja (purposive), seluruh petani ikan gurame dipilih sebagai petani responden, jumlahnya 10 petani responden. Seluruh petani tergabung dalam sebuah kelompok yakni Tunas Mina Terpadu. Alasan pemilihan responden tersebut dikarenakan petani melakukan budidaya ikan gurame seperti pemijahan, pembenihan, pendederan, dan pembesaran. Kegiatan budidaya ikan gurame merupakan mata pencaharian utama para petani.
Penentuan sampel lembaga-lembaga pemasaran dilakukan dengan menggunakan snowball sampling yaitu dengan menelusuri saluran pemasaran ikan gurame yang dominan di daerah penelitian berdasarkan informasi yang di dapat dari pelaku pasar sebelumnya dari tingkat petani sampai pedagang pengecer. Pedagang yang diambil sebagai sampel terdiri dari dua orang pedagang pengumpul, dan dua orang pedagang pengecer.
4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Proses analisis data kualitatif menggambarkan secara deskriptif saluran tataniaga, fungsi-fungsi tataniaga serta struktur dan perilaku pasar.
Analisis data kuantitatif dipergunakan untuk menganalisis besaran marjin tataniaga, farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya. Alat analisis data kuantitatif yang digunakan adalah Microsoft Excel, sistem tabulasi data dan kalkulator. Adapun harga yang digunakan ialah dari data rataan harga ikan gurame per kilogram berdasarkan ukuran serta benih ikan gurame per ekor dan memakai data rataan distribusi.
4.4.1 Analisis Saluran dan Lembaga Tataniaga
Saluran tataniaga ikan gurame di Desa Pabuaran diamati mulai dari petani ikan budidaya gurame dengan menghitung persentase pasokan jumlah ikan gurame dari petani ikan produsen sampai pedagang pengecer dan hingga pada
40
akhirnya sampai ke konsumen akhir.Jalur tataniaga tersebut akan menggambarkan peta saluran tataniaga.
Saluran tataniaga ikan gurame di Desa Pabuaran, Kecamatan Kemang, dapat dianalisis dengan mengamati lembaga-lembaga tataniaga yang membentuk saluran tataniaga tersebut. Lembaga-lembaga tataniaga ini berperan sebagai pihak perantara dalam proses penyampaian produk dari produsen ke konsumen serta pembentukan peta saluran tataniaga.
4.4.2 Analisis Fungsi Tataniaga
Lembaga tataniaga dapat dianalisis dengan melihat fungsi-fungsi yang dilakukan oleh masing-masing lembaga tataniaga. Fungsi tataniaga merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan dalam proses tataniaga. Analisis fungsi tataniaga digunakan untuk mengevaluasi biaya tataniaga.
Fungsi tataniaga diamati melalui kegiatan pokok yang dilakukan oleh setiap lembaga tataniaga dalam proses penyaluran komoditas ikan gurame dari titik produsen ke titik konsumen. Fungsi tataniaga yang dilakukan lembaga tataniaga terdiri dari fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas yang dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Fungsi-Fungsi Tataniaga Yang Dilaksanakan Oleh Lembaga-Lembaga
Tataniaga Ikan Gurame
Fungsi Tataniaga Lembaga Tataniaga Petani Pedagang Pengumpul Pedagang Besar Pedagang Pengecer 1. Fungsi Pertukaran - Penjualan - Pembelian 2. Fungsi Fisik - Penyimpanan - Pengangkutan - Pengolahan 3. Fungsi Fasilitas - Standarisasi dan Grading - Penanggungan Resiko - Pembiayaan - Informasi Pasar
41
4.4.3 Analisis Struktur dan Perilaku Pasar
Metode ini digunakan untuk mengetahui kecenderungan suatu struktur pasar, apakah mendekati bentuk pasar persaingan sempurna atau tidak sempurna. Analisis struktur pasar ikan gurame dapat dilakukan dengan pengamatan serta penelusuran terhadap jumlah lembaga tataniaga, mudah tidaknya masuk pasar, sifat dan produk serta sistem informasi pasar. Ini dapat dilihat pada Tabel 5.
Analisis perilaku pasar dapat dilakukan dengan mengamati praktek penjualan dan pembelian terhadap pembentukan atau sistem penentuan harga. Perilaku pasar juga dapat dianalisis melalui keterkaitan yang terjadi di tiap lembaga-lembaga tataniaga dengan system pembayarannya.
Tabel 5. Karakteristik Struktur Pasar
Karakteristik Pasar Struktur Pasar Persaingan Sempurna Persaingan Monopolistik Oligopoli Murni Oligopoli Diferensiasi Monopoli Jumlah Pembeli dan Penjual
Banyak Banyak Sedikit Sedikit Satu
Sifat Produk Standarisasi homogen Diferensiasi Standar Diferensiasi Unik Keluar
Masuk Pasar
Mudah Relatif
mudah Sulit Sulit Sulit
Pengendalian
Harga Tidak ada
Tergantung tingkat perbedaan Cenderung stabil Cenderung stabil Ada Lembaga Tataniaga
Sumber : Dahl dan Hammond,(1977)
4.4.4 Keragaan Pasar
Terjadinya keragaan pasar ditunjukkan dengan perubahan variabel harga,
biaya, volume produksi dari output. Analisis keragaan pasar dapat diketahui dengan menganalisis perkembangan harga, marjin tataniaga, dan penyebaran korelasi harga ditingkat petani dengan harga ditingkat konsumen.
4.4.5 Analisis Marjin Tataniaga
Tingkat efisiensi ikan gurame dapat dilihat dari marjin tataniaga, dimana marjin tataniaga ialah perbedaan harga yang terjadi di tingkat produsen dengan harga di tingkat konsumen. Marjin tataniaga dihitung berdasarkan pengurangan
harga penjualan dengan harga pembelian pada setiap tingkat lembaga tataniaga. Marjin tataniaga terdiri dari biaya tataniaga dan keuntungan biaya. Besarnya marjin tataniaga dipengaruhi oleh jalur tataniaga komoditas tersebut.
Marjin tataniaga diperoleh oleh lembaga-lembaga tataniaga hasil dari fungsi tataniaga, harga penjualan, harga pembelian di setiap tingkat lembaga tataniaga, biaya tataniaga dan keuntungan tataniaga. Menurut Limbong dan Sitorus (1987), secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut;
Mi = Psi – Pbi………..(1)
Keterangan; Mi = marjin tataniaga di tingkat ke-i Psi = harga jual pasar di tingkat ke-i Pbi = harga beli pasar di tingkat ke-i Mi = Li + πi………(2)
Keterangan; Li = biaya lembaga pemasaran pada tingkat ke-i πi = keuntungan lembaga pemasaran pada tingkat ke-i Dari kedua persamaan diatas, maka diperoleh;
Psi – Pbi = Li + πi
Keuntungan Lembaga pemasaran pada tingkat ke –i πi = Psi – Pbi – Li
4.4.6 Analisis Bagian Harga Yang Diterima Petani (Farmer’s Share)
Salah satu metode analisis untuk menghitung efisiensi kegiatan tataniaga adalah dengan membandingakan harga yang dibayar konsumen terhadap harga produk yang diterima petani (farmer’s share). Bagian yang diterima lembaga pemasaran dinyatakan dalam bentuk persentase (Limbong dan Sitorus, 1987). Besarnya nilai bagian petani dapat dihitung secara sistematis, sebagai berikut:
Farmer’s Share = Pf x 100 %
Pr
Keterangan: Pf = harga ditingkat petani
Pr = harga yang dibayarkan konsumen akhir
42
4.4.7 Analisis Rasio Keuntungan Terhadap Biaya
Rasio keuntungan dan biaya pemasaran merupakan besarnya yang diterima lembaga pemasaran sebagai imbalan atas biaya pemasaran yang dikeluarkan (Limbong dan Sitorus,1987). Semakin tinggi nilai rasio semakin besar pula keuntungan yang diperoleh. Rasio keuntungan dan biaya pemasaran tiap lembaga tataniaga dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rasio keuntungan dan Biaya = πi ci
Keterangan: πi = Keuntungan Lembaga Tataniaga ci = Biaya Tataniaga