LANDASAN TEOR
3.7. Metode Pengukuran Produktivitas
Secara lebih rinci untuk tingkat perusahaan atau industri ada beberapa
model pengukuran yang telah dikembangkan oleh para ahli antara lain:
a. Model pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan rasio output/input
Model ini merupakan suatu model pengukuran produktivitas yang paling
sederhana dan mampu menghasilkan 3 jenis ukuran produktivitas, yaitu:
1. Produktivitas parsial (faktor tunggal)
Merupakan rasio dari output terhadap salah satu jenis input
2. Produktivitas faktor total
Merupakan rasio output bersih (output total dikurangi dengan barang-barang)
dan jasa antara (input antara) yang digunakan dalam proses produksi terhadap
banyaknya input modal dan tenaga kerja yang digunakan
3. Produktivitas total
Merupakan rasio dari output total terhadap input total (semua input yang
digunakan dalam proses produksi). Ukuran produktivitas total ini
merefleksikan dampak penggunaan semua input secara bersama dalam
memproduksi output.
Penggunaan produktivitas menggunakan model pendekatan rasio output
atau input ini dapat berdasarkan satuan penggunaan fisik (berat, isi, panjang, dan
lain-lain) atau satuan moneter (rupiah, dolar, dan lain-lain) dari output dan input.
b. Model pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan fungsi Cobb- Douglas
Fungsi Cobb-Douglas merupakan salah satu bentuk fungsi produksi yang
paling banyak dipergunakan dalam analisis produktivitas.
Bentuk umum dari fungsi produksi Cobb-Douglas adalah sebagai berikut ini:
Q = I
dimana: Q = Output
I = Jenis input yang dipergunakan dalam proses produksi dan
= Indeks efisiensi penggunaan input dalam menghasilkan output = Elastisitas produksi dari input yang digunakan.
c. Model pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan pendekatan Angka Indeks
Pada dasarnya angka indeks merupakan suatu besaran yang menunjukkan
variasi perubahan dalam waktu atau ruang mengenai suatu hal tertentu. Agar
dapat mengukur laju perubahan itu, sederet angka-angka harga atau produksi
dibakukan berdasarkan periode tahun dasar atau periode waktu dasar tertentu.
Dengan demikian angka indeks yang diperoleh dapat diperbandingkan terhadap
keadaan periode dasar itu, maka akan dapat terlihat apakah perubahan meningkat
atau menurun.
d. Model APC (The American Productivity Center)
American Productivity Center (APC) menganjurkan suatu pengukuran
produktivitas yang menghubungkan profitabilitas dengan produktivitas serta
faktor perbaikan harga (price recovery) yang merupakan suatu model total faktor.
Lingkungan Bisnis
Purchases, S Sales, S
Prices of inputs Prices to output
Input Conversion Outputs
Process
Physical
Financial
Model ini mengasumsikan bahwa suatu perusahaan memperoleh
keuntungan yang berasal dari dua sumber yaitu produktivitas dan atau pemulihan
harga. Defenisi parameter-parameter tersebut adalah sebagai berikut :
1. Profitabiltias adalah kemampuan untuk menghasilkan keuntungan/profit
dimana keuntungan itu dapat diartikan sebagai keuntungan kotor, pendapatan
bersih atau tingkat pengembalian modal.
2. Produktivitas adalah suatu ukuran dari perubahan pertumbuhan secara nyata
atas kuantitas input fisik dan output.
3. Faktor perbaikan harga (Price Recovery) adalah tingkat dimana input atau
kenaikan harga dibebankan kepada para pelanggan atau tingkat dimana inflasi
ditutupi melalui kenaikan harga jual.
Hubungan dengan profitabilitas dalam model APC ini merupakan
hubungan perkalian. Model ini juga menekankan pada rasio/perbandingan unit
terakhir dan indeks pada pengembangan dan kembali kedalam bentuk rupiah
dalam perhitungannya yang merupakan fase/tambahan.
Kontribusi profitabilitas dihitung dengan mengurangi setiap rasio
perubahan input (value/nilai) dari rasio perubahan total output kemudian
mengalikan hasilnya dengan value/input pada periode pertama. Periode pertama
merupakan periode dasar. Secara matematis, kontribusi tersebut dapat dinyatakan
sebagai berikut : Profitabilitas = 0 1 0 0 1 S C S C S Dimana :
C0 = Biaya pada periode dasar
S0 = Penjualan pada periode dasar
S1 = Penjualan pada periode t dengan menggunakan harga yang berlaku.
Bentuk profitabilitas diatas sudah termasuk kontribusi produktivitas dan
kontribusi price recovery, sedangkan untuk perhitungan kontribusi
produktivitasnya adalah dengan mengurangi setiap rasio perubahan input
(kuantitas) dan rasio perubahan total (bobot) output (kuantitas) kemudian
mengalikan hasilnya dengan value/input pada periode satu. Secara matematis
dapat dinyatakan sebagai berikut :
Produktivitas = 0 0 0 S S C
C
S
tD D t Dimana :C0 = Biaya pada periode dasar
= Biaya pada periode t dengan menggunakan harga konstan
C
tDS0 = Penjualan pada periode dasar
= Penjualan pada periode t dengan menggunakan harga konstan
S
DtSedangkan kontribusi price recovery diperoleh dengan mengurangi
kontribusi profitabilitas dengan kontribusi produktivitas.
Price Recovery = Profitabilitas – Produktivitas
Untuk metode deflasinya pemakaiannya tergantung dari tiga kondisi yang
mungkin terjadi yaitu :
1. Hanya ada satu item/produk, tidak diperhitungkan jumlah periode waktu (t)
yang terlibat.
2. Item/poduk yang banyak dan t = 2
Model APC menggunakan deflasi satu tahap, sebagai contoh anggaplah
periode dasar adalah tahun 1996 dan periode sekarang 1997. Nilai deflasi dari
item X adalah perkalian dari kuantitasnya pada tahun 1997 dengan harga per unit
pada tahun 1996. Harga X pada periode yang menyelangi tidak sesuai untuk
model ini. Total deflasi untuk kombinasi unit X dan Y adalah sama dengan jumlah
deflasi dari tiap item. Untuk total nilai dari item X dan Y adalah
= QXT Pxb + QYtPyb
Cost
tD Dimana : Q = Kuantitas B = Periode dasar P = Harga t = Periode tKondisi 1 : Hanya satu item dan t mempunyai suatu nilai
Ini merupakan suatu kasus yang paling sederhana yang dapat muncul pada
perhitungan nilai deflasi dalam suatu metode pengukuran. Anggaplah ada item X
dan t = 4 maka :
Cost
tD = Qx4 Px1Kondisi 2 : Banyak item, misal X dan Y, dan t = 2
Kondisi diatas dapat digenerasikan dengan memasukkan lebih banyak item
pada model ini. Hanya 2 periode waktu yang terlibat : 1 periode dasar (B=1) dan
periode yang akan datang (t=2).
Cost
tD = Qx2 Px1 + Qy2 Py1Kondisi yang paling sering terjadi adalah ketika ada lebih dari 1 item dan
ada lebih dari 2 periode, sebagai gambaran dianggap ada 2 item dan 4 periode
untuk memperlihatkan kondisi tersebut diatas.
= Qx4 Pxb + Qy4 Pyb
Cost
tD= Qx4 Px1 + Qy4 Py1
Dalam bentuk pengukuran produktivitas yang dikemukakan oleh APC,
tampak bahwa profitabilitas berhubungan secara langsung dengan produktivitas
dan faktor perbaikan harga. Untuk menentukan indeks produktivitas, indeks
profitabilitas dan indeks perbaikan harga adalah sebagai berikut :
IPF = IP x IPH, atau
IP = IPF/IPH
Dimana :
IPF = Indeks profitabilitas
IP = Indeks produktivitas
IPH = Indeks perbaikan harga