PENGUKURAN DAN PERBAIKAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL APC (AMERICAN PRODUCTIVITY
CENTER) DI PT. PANTJA SURYA
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Mengikuti Sidang Sarjana Sains Terapan
Oleh
MUHAMMAD GANI HASIBUAN 995204054
PROGRAM STUDI TEKNIK MANAJEMEN PABRIK
P R O G R A M D I P L O M A IV
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGUKURAN DAN PERBAIKAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL APC (AMERICAN PRODUCTIVITY
CENTER) DI PT. PANTJA SUTYA
DRAFT TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Mengikuti Sidang Sarjana Sains Terapan
OLEH :
MUHAMMAD GANI HASIBUAN 995204054
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
(Ir. Tanib S. Tjolia, M.Eng) ( Ir. Ukurta Tarigan, MT)
PROGRAM STUDI TEKNIK MANAJEMEN PABRIK
P R O G R A M D I P L O M A IV
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur diucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulisan Tugas Karya Akhir ini
dapat penulis selesaikan dengan baik.
Penulisan Tugas Karya Akhir ini berjudul “Pengukuran dan Perbaikan
Produktivitas Dengan Menggunakan Model APC (American Productivity Center)
Di PT. Pantja Surya dengan tujuan untuk mengukur tingkat produktivitas pada
perusahaan sehingga dapat melakukan perbaikan-perbaikan untuk peningkatan
produktivitas pada perusahaan tersebut.
Tugas Karya Akhir ini dibuat untuk memenuhi persyaratan ujian Sarjana
di Progam Studi Teknik Manajemen Pabrik Program D-IV Fakultas Teknik USU.
Tersusunnya penulisan Tugas Karya Akhir ini tidak terlepas dari bantuan,
dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua Orang tua, Ayahanda (Alm) dan Ibunda tercinta yang telah
mendidik dan memberikan dorongan moril dan material serta doa dan
restu sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Karya Akhir ini.
2. Bapak Ir. Tanib S. Tjolia, M.Eng, selaku Dosen pembimbing I yang telah
banyak membantu dan membimbing penulis baik dari segi waktu dan
fikiran dalam penyusunan Tugas Karya Akhir ini.
3. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT, selaku Dosen pembimbing II yang telah
banyak memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan Tugas Karya
4. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri
Fakultas Teknik USU.
5. Bapak Aulia Ishak, ST, MT, selaku kordinator Tugas Karya Akhir di
Program Studi Teknik Manajemen Pabrik Fakultas Teknik USU.
6. Pimpinan dan seluruh Karyawan PT. Pantja Surya yang telah banyak
membantu memberikan waktu kepada penulis dalam mengumpulkan data
yang diperlukan dalam penulisan Tugas Karya Akhir ini.
7. Seluruh Dosen dan staff pengajar yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan pendidikan kepada penulis selama dibangku kuliah pada
Program Studi Teknik Manajemen Pabrik FT-USU.
8. Kedua Kakanda Evi Juliani Hsb dan Ade Linda Hanum Hsb yang
terkasih yang telah banyak memberikan dorongan dan semangat kepada
penulis.
9. Adinda Tety Mahrani Pulungan yang telah membantu dan bersabar
mendampingi sampai terselesaikannya Tugas Karya Akhir ini.
10.Seluruh Pegawai Administrasi Jurusan Teknik Industri yang telah banyak
membantu penulis dalam hal administrasi dan informasi khususnya Kak
Dina, Bang Bowo, Bang Mijo dan Namboru.
11.Keluargaku di Aek Godang, Paman H.M. Syukur Nikmat Hsb dan
Nanguda beserta adik-adik sekeluarga yang telah membantu penulis
memberikan dorongan dalam mengerjakan Tugas Karya Akhir ini.
12.Keluargaku di Jl. Hokki No 14 Medan, Uak, Bang Dedi dan Ayu yang
masih memberikan dorongan dan kepercayaan untuk terselesaikannya
13.Sahabatku Trianta yang telah setia membantu penulis dan memberikan
dorongan sehingga terselesaikannya Tugas Karya Akhir ini.
Penulis menyadari adanya kekurangan pada penulisan Tugas Karya Akhir
ini baik dalam hal penyajian maupun pemecahan masalah yang dilakukan. Untuk
itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari berbagai
pihak demi kesempurnaan penulisan Tugas Karya Akhir. Akhir kata penulis
berharap semoga Tugas Karya Akhir ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Maret 2008
Penulis,
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1. Block Diagram Proses Produksi………..II-7
2. Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT. Pantja Surya……… ………….. II-20
3. Gambar 3.1. Hubungan Antara Produktivitas, Efisiensi,
Keefektifan dan Mutu …………..………. III-4
4. Gambar 3.2. Hubungan Harga, Jumlah Sumber Daya dan Produktivitas untuk
Keuntungan ………...………....…… III-5
5. Gambar 3.3. Skema Produktivitas …..………. III-7
6. Gambar 3.4. Model Pengukuran Produktivitas APC pada
Tingkat Perusahaan …...……….... III-20
7. Gambar 3.5. Skema Siklus (Daur) Produktivitas ……….…………...…… III-29
8. Gambar 4.1. Block Diagram Pengolahan Data …..…………..…..………. IV-5
9. Gambar 4.2. Block Diagram Analisa dan Evaluasi Produktivitas………… IV-7
10. Gambar 4.3. Block Diagram Metodologi Penelitian...……… IV-8
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1. Spesifikasi Karet SIR 20 PT. Pantja Surya..………...II-6
2. Tabel 2.2. Jumlah Tenaga Kerja Kelompok harian dan Bulanan…………...II-29
3. Tabel 2.3. Jumlah Tenaga Kerja Kelompok Staf dan Pegawai.……….II-30
4. Tabel 5.1. Elemen Masukan Tenaga Kerja…….. ………...…...…...……... V-2
5. Tabel 5.2. Elemen Jumlah Tenaga Kerja………. …...…...………... V-2
6. Tabel 5.3. Elemen Masukan Material ………..…...………... V-2
7. Tabel 5.4. Jumlah Bahan Baku Getah Karet……….………... V-3
8. Tabel 5.5. Harga dan Jumlah Pemakaian Bahan Tambahan………... V-3
9. Tabel 5.6. Elemen masukan Energi………... …...…..………... V-3
10. Tabel 5.7. Elemen Masukan Modal ….……….………... V-4
11. Tabel 5.8. Elemen Keluaran………...………... V-4
12. Tabel 5.9. Jumlah Output yang diproduksi.…………... V-4
13. Tabel 6.1. Jumlah Output Total, Input Material, Tenaga Kerja, Enerji, Modal
dan Input Total Pada Tahun 2002 dan Tahun 2003………... VI-1
14. Tabel 6.2. Pengaruh Komponen Input Terhadap Profitabilitas
Perusahaan .…………...………..……. VI-2
15. Tabel 6.3. Pengaruh Komponen Input Terhadap Produktivitas
Perusahaan ... VI-2
16. Tabel 6.4. Hubungan Price Recovery dengan Profitabilitas Perusahaan.... VI-3
18. Tabel 6.6. Hasil Produksi……….VI-4
DAFTAR LAMPIRAN
1. Spesifikasi Mesin dan Peralatan (L-1)………xiv
2. Flow Process Chart (L-2)………xxi
3. Nilai Deflator untuk Komponen Output Dan Komponen Input (L-3)……..xxiv
4. Indeks Produktivitas (L-4)……….xxv
5. Indeks Profitabilitas, Produktivitas dan Price Recovery (L-5)……….xxvi
RINGKASAN
PT. Pantja Surya adalah Perusahaan manufaktur yang memproduksi
Crumb Rubber dengan Standard Indonesian Rubber yang berdiri sejak bulan juli
1965. Jenis produk yang diproduksi adalah S.I.R 20.
Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif PT. Pantja Surya selalu berusaha meningkatkan produktivitas perusahaan, dimana untuk mengetahui tingkat produktivitas perusahaan perlu dilakukan suatu pengukuran produktivitas yang merupakan ukuran dan akan dijadikan sebagai patokan untuk dianalisa, dan direncanakan perbaikan pada masa yang akan datang.
Produktivitas adalah suatu tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa secara efektif atau merupakan perbandingan antara totalitas pengeluaran (output) pada waktu tertentu dibagi dengan masukan (input) selama periode tersebut.
Pengukuran produktivitas di PT. Pantja Surya adalah menggunakan model APC (American Productivity Center) yang menghubungkan produktivitas dengan profitabilitas serta faktor perbaikan harga (Price Recovery) yang merupakan suatu model faktor. Model ini mengasumsikan bahwa suatu perusahaan memperoleh keuntungan yang berasal dari dua sumber yaitu produktivitas dan pemulihan harga. Pengukuran dilakukan pada periode 2006 dan 2007 dan hanya menyangkut faktor-faktor yang dapat diukur secara kuantitatif.
Pengolahan data dilakukan dengan menghitung nilai deflator untuk mendapatkan nilai kontribusi produktivitas = Rp. 44.832.153,8, profitabilitas = Rp. 1.403.147.26 dan price recovery = Rp. 1.358.315.106,2 setiap periode dan menghitung angka indeks produktivitas = 106,8, profitabilitas = 104,580 dan price
recovery = 0,998 masing-masing komponen input.
RINGKASAN
PT. Pantja Surya adalah Perusahaan manufaktur yang memproduksi
Crumb Rubber dengan Standard Indonesian Rubber yang berdiri sejak bulan juli
1965. Jenis produk yang diproduksi adalah S.I.R 20.
Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif PT. Pantja Surya selalu berusaha meningkatkan produktivitas perusahaan, dimana untuk mengetahui tingkat produktivitas perusahaan perlu dilakukan suatu pengukuran produktivitas yang merupakan ukuran dan akan dijadikan sebagai patokan untuk dianalisa, dan direncanakan perbaikan pada masa yang akan datang.
Produktivitas adalah suatu tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa secara efektif atau merupakan perbandingan antara totalitas pengeluaran (output) pada waktu tertentu dibagi dengan masukan (input) selama periode tersebut.
Pengukuran produktivitas di PT. Pantja Surya adalah menggunakan model APC (American Productivity Center) yang menghubungkan produktivitas dengan profitabilitas serta faktor perbaikan harga (Price Recovery) yang merupakan suatu model faktor. Model ini mengasumsikan bahwa suatu perusahaan memperoleh keuntungan yang berasal dari dua sumber yaitu produktivitas dan pemulihan harga. Pengukuran dilakukan pada periode 2006 dan 2007 dan hanya menyangkut faktor-faktor yang dapat diukur secara kuantitatif.
Pengolahan data dilakukan dengan menghitung nilai deflator untuk mendapatkan nilai kontribusi produktivitas = Rp. 44.832.153,8, profitabilitas = Rp. 1.403.147.26 dan price recovery = Rp. 1.358.315.106,2 setiap periode dan menghitung angka indeks produktivitas = 106,8, profitabilitas = 104,580 dan price
recovery = 0,998 masing-masing komponen input.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu perusahaan dituntut untuk mampu mempertahankan dan selalu
mengembangkan daya saingnya. Berbagai usaha dilakukan untuk mencapai suatu
produktivitas yang tinggi. Pihak manajemen perlu untuk melakukan pengukuran
produktivitas untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas yang telah
dicapainya. Pengukuran produktivitas akan digunakan untuk menganalisa dan
mengevaluasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan
yang selanjutnya digunakan untuk menentukan strategi perusahaan dalam
meningkatkan produktivitas.
Pengukuran produktivitas sebagai dasar perencanaan adalah sangat penting
disemua tingkatan ekonomi. Pada perusahaan, pengukuran produktivitas
digunakan untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi. Perusahaan
untuk mencapai tujuan organisasinya haruslah melalui suatu proses yang
menyangkut perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengendalian
terhadap strategi-strategi yang telah ditetapkan.
Produktivitas merupakan salah satu indikator penilaian sehat tidaknya
suatu perusahaan yang perlu dilakukan dalam menilai efisiensi konversi sumber
dayanya menjadi barang atau jasa, agar penyebab timbulnya masalah
produktivitas dapat dihilangkan. Masalah produkvitas dapat didefenisikan sebagai
deviasi atau penyimpangan yang terjadi antara produktivitas aktual (hasil aktual)
PT. Pantja Surya adalah perusahaan manufaktur di bidang pengolahan
Crumb Rubber dengan jenis “SIR 20”. PT. Pantja Surya berusaha meningkatkan
produktivitas perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitf.
Peningkatan produktivitas perusahaaan akan meningkatkan keuntungan, dan
keuntungan perusahaan dapat digunakan untuk melakukan pengembangan di
dalam perusahaan serta untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan.
Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, PT. Pantja Surya
berusaha untuk meningkatkan produktivitasnya, namun karena belum adanya
suatu pengukuran produktivitas yang jelas yang dilakukan perusahaan maka PT.
Pantja Surya belum dapat menentukan tingkat produktivitasnya.
Ukuran produktivitas akan dijadikan sebagai patokan untuk dianalisa dan
dievaluasi serta dibandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Berdasarkan
evaluasi ini dapat direncanakan kembali target produktivitas yang akan dicapai
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Apabila konsep pengukuran produktivitas dikaitkan secara langsung
dengan profitabilitas perusahaan maka dapat menciptakan suatu strategi
peningkatan dan profitabilitas secara terus menerus.
1. 2. Rumusan Masalah
Untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu keuntungan maksimum, dengan
tersedianya sumber daya yang cukup besar, maka PT. Pantja Surya dituntut untuk
tetap meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya, namun dibalik usaha untuk
mencapai tujuan tersebut PT. Pantja Surya belum dapat mengevaluasi dan
belum adanya alat ukur produktivitas sehingga perusahaan sulit untuk menentukan
target dan langkah-langkah perbaikan produktivitas.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengukur produktivitas dengan menggunakan model APC (American
Productivity Center) pada perusahaan PT. Pantja Surya.
2. Menganalisis tingkat perubahan produktivitas perusahaan pada setiap periode.
3. Mengetahui faktor pendorong dan penghambat produktivitas perusahaan.
4. Merencanakan perbaikan produktivitas perusahaan dalam jangka pendek.
I.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bahan perbaikan serta sumbangan dalam pengukuran dan rencana perbaikan
produktivitas untuk pengembangan perusahaan PT. Pantja Surya.
2. Memberikan masukan dalam penelitian produktivitas pada industri
manufaktur.
3. Menambah ilmu dan pemahaman bagi peneliti khususnya yang berhubungan
1.5. Pembatasan Masalah dan Asumsi yang digunakan
Pembatasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Pengukuran produktivitas pada tingkat perusahaan adalah dengan
menggunakan model American Productivity Center (APC).
2. Pengukuran produktivitas hanya menyangkut faktor-faktor yang dapat
diukur secara kuantitatif karena hasil yang diperlukan adalah bersifat
kuantitatif.
3. Pengukuran ini hanya untuk mengukur produktivitas pada periode tahun
2006 dan tahun 2007.
4. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur dan merencanakan untuk
perbaikan produktivitas perusahaan dalam jangka pendek.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Perubahan ekonomi pada periode pengukuran tidak mempengaruhi
produktivitas perusahaan.
2. Proses produksi berjalan lancar.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang yang mendasari keinginan untuk
melakukan penelitian, perumusan masalah, pembatasan masalah
dan asumsi yang digunakan, tujuan dan manfaat penelitian serta
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Memuat secara ringkas berbagai atribut dari perusahaan yang
menjadi objek studi, sejarah perusahaan, bahan baku dan bahan
penolong, proses produksi serta mesin dan peralatan yang
digunakan dalam proses produksi.
BAB III LANDASAN TEORI
Menampilkan teori-teori yang menjadi acuan untuk pelaksanaan
penelitian yang meliputi teori tentang produktivitas dan model
Pengukuran produktivitas dengan model American Productivity
Center (APC).
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
Mengemukakan langkah-langkah yang digunakan untuk mencapai
tujuan penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitian dan
penjelasan tiap tahapan secara ringkas disertai diagram alirnya.
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Mengidentifikasi keseluruhan data dan melakukan pengolahan
data, dimana data yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan
metode pengukuran model American Productivity Center(APC).
BAB VI ANALISIS DAN EVALUASI
Mengalisis hasil yang diperoleh dari pengolahan data serta
melakukan evaluasi agar dapat dilakukan perencanaan perbaikan
I-6
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan kemudian
dilanjutkan dengan menganalisa maka dapat diambil kesimpulan
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah dan Gambaran Umum Perusahaan
Perusahaan karet didirikan karena semakin meningkatnya kebutuhan
manusia akan karet sehingga dibutuhkan sumber bahan mentahnya. Untuk ini
banyak diusahakan menanam sumber penghasil karet. Pemilihan lokasi didasarkan
atas keadaan tumbuhan tanaman karet yang baik dan kemampuan pendirinya.
Pada tanggal 30 Juli 1949, PT. Pantja Surya didirikan dengan nama “Fa.
Theam Hap & Co”. Namun hasil pengolahannya belum berbentuk Crumb.
Tertanggal 10 Februari 1965, diadakan perubahan nama perusahaan dari “Fa.
Theam Hap & Co” menjadi PT. Remilling dan usaha dagang Theam Hap & Co
disingkat menjadi “PT. Theam Hap & Co”. Tanggal 17 Juli 1965 diadakan
perubahan nama perusahaan menjadi PT. Remilling dan usaha dagang Pantja
Surya disingkat “PT. Pantja Surya”.
Pada tahun 1970, keluarnya peraturan pemerintah tentang larangan export
karet berbentuk selendang maka perusahaan mengadakan renovasi produksi dan
export karet selendang menjadi produk dan export crumb rubber SIR 20 dan pada
tahun itu juga bergabung menjadi anggota GAPKINDO sampai sekarang.
Pada tahun 1978, PT. Pantja Surya dibeli oleh PT. Djambi Waras Jambi
yang juga industri crumb rubber.
Pada tahun 1983, Group PT. Djambi Waras Jambi dibeli oleh kelompok
Pada tahun 1993, memisahkan diri dari kelompok Astra dengan Holding
Company PT. Kirana Megatara. Dengan pengambilalihan ini maka nama pabrik
diubah menjadi PT. Pantja Surya, sebagai anak perusahaan dari PT. Kirana Mega
Tara. Sejak saat itu, secara keseluruhan anak perusahaan ini mempunyai tiga
pabrik karet yang tersebar di Sumatera Utara, yaitu Perdagangan, Padang
Sidempuan dan Medan.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Pantja Surya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
industri pengolahan karet/latex menjadi crumb rubber. Bahan baku karet pabrik
ini diperoleh dari PIR (Perkebunan Inti Rakyat). Pengolahan getah karet menjadi
crumb rubber dilaksanakan di pabrik yang berada di Perdagangan, Padang
Sidempuan dan Medan.
Karet memakai jenis Havea Brasiliensis dan mengolahnya menjadi crumb
rubber. Adapun jenis crumb rubber yang diproduksi PT. Pantja Surya adalah
sesuai dengan ketentuan mutu karet Indonesia atau Standard Indonesian Rubber
(SIR), yaitu “SIR 20”.
Crumb rubber SIR 20 adalah jenis karet remah dengan kadar sebagai
berikut : - Kadar kotoran, maksimum 0,20 %.
- Kadar abu, maksimum 1,00 %.
- PO/PRI, minimum 30/50.
Mengingat banyaknya produk sejenis yang menjadi saingan perusahaan,
maka PT. Pantja Surya melalui bagian quality control dan pemasaran
2.3. Lokasi perusahaan
Lokasi pabrik perusahaan PT. Pantja Surya terletak di Jl. Kuala
Tanjung-Perdagangan Siantar (Simalungun) dan alamat kantornya terletak di Jl. Pertahanan
No. 70-A Medan Amplas. Secara keseluruhan, pabrik ini menempati luas lahan
sebesar 91.799 m2.
Dalam areal ini terdapat bangunan seperti Head Office, kantor Human
Resources Development (HRD), kantor Processing, kantor Quality Control
Department (QCD), kantor Engineering Department, kantor Safety Department,
kantor AWS (Auto Work Shop), Pallette Storage, toilet, musholla, parkir, pos
satpam dan laboratorium.
Areal pabrik PT. Pantja Surya ini mempunyai batas-batas sebagai berikut :
Sebelah timur : pemukimam penduduk
Sebelah barat : sungai
Sebelah utara : pemukiman penduduk
Sebelah selatan : perumahan karyawan
2.4. Bahan Baku, Bahan Penolong dan Bahan Tambahan 2.4.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dengan persentase
komposisi bahan yang tinggi dan merupakan bahan-bahan yang membentuk
bagian integral dari suatu produk jadi.
Bahan baku yang digunakan adalah getah karet dengan berbagai jenis
kriteria antara lain : Cup lump, Slab, atau Slab lump. Ketiga jenis getah ini
daerah di sumatera utara antara lain : Rantau Parapat, Binjai, P. Sidempuan,
Sibolga, dan Perdagangan. Khusus untuk SIR 20 bahan baku yang digunakan oleh
PT. Pantja Surya adalah getah karet dengan kriteria getah Cup lump, Slab lump,
Slab, dan Scrab.
2.4.2. Bahan tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam komposisi kecil
tetapi juga mempengaruhi produk dan dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
produk.
1. Air
Air yang digunakan dalam proses produksi adalah air yang bersih yang
tidak banyak mengandung zat-zat kimia dan kotoran. Kegunaannya antara lain :
- Mencuci bahan baku dari kotoran yang melekat seperti pasir, batu dan kayu.
- Membuat larutan-larutan dari bahan kimia di laboratorium.
- Mendinginkan motor-motor pembangkit tenaga.
- Mencuci alat-alat yang dipakai dalam proses produksi.
2. Formic Acid (asam semut/cuka) (CH3COOH)
Gunanya untuk mempercepat terjadinya penggumpalan latex.
3. Amoniak (NH3)
Gunanya untuk penyegaran latex serta pengawetan latex.
4. HNS (H-NS)
5. Natrium Metabisulfit (Na2S2O3)
Untuk memperoleh warna karet yang terang maka ditambahkan natrium
metabisulfit kedalam mixing tank II pada karet.
2.4.3. Bahan penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan secara tidak langsung
dalam produk dan bukan merupakan komposisi produk, tetapi digunakan sebagai
pelengkap produk.
1. Plastik
Berupa kemasan plastik yang digunakan untuk membungkus karet yang
sudah selesai dipres dan yang ditaruh dalam pallet. Plastik yang digunakan adalah
plastik kedap udara dengan tebal 0, 2 mm dan titik leleh 108o C serta berat jenis
0,92 kg/m2. Selanjutnya plastik tersebut dicap dengan cat dan diberi label. Setelah
itu produk jadi akan dibawa ke gudang penyimpanan untuk disimpan.
2. Pallet/packing
Bandela yang telah dipres dan dibungkus plastik kemudian dimasukkan ke
dalam pallet. Pallet ini mempunyai jenis/type dimana tergantung permintaan dari
buyer tsb. sebagian dibuat sendiri oleh perusahaan dan ada yang dipesan langsung
dari Singapura dengan system sewa oleh pembeli itu sendiri. Type dari packing
yang digunakan PT. Pantja Surya antara lain :
Slip Tray adalah jenis packing dimana rangkanya terbuat dari logam dan tapak
terbuat dari kayu jadi merupakan kombinasi antara lgam dan
Metal box adalah packing yang keseluruhannya terbuat dari logam aluminium
dan biasanya jenis packing ini sistem sewa.
Wooden Pallet adalah packing dimana bahannya terbuat dari kayu biasanya
packing ini dibuat oleh pabrik sendiri
2.5. Uraian Kegiatan Produksi
Proses pengolahan getah karet di PT. Pantja Surya untuk SIR 20 dilakukan
di Prossesing Factory. Untuk spesifikasi karet SIR 20 yang harus dipenuhi dalam
produksi dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Spesifikasi Karet SIR 20
No. Parameter Standard Indonesian Rubber (SIR) 20
1. 2. 3. 4.
Dirt Content (% Max.) Ash Content (% Max.)
Po ( Min.) PRI (Min.)
0,20 1,00 Min 30 Min 50
Sumber : Kantor Adm. Processing PT.Pantja Surya.
Untuk uraian proses produksi meliputi beberapa bagian, seperti terlihat
Untuk lebih jelas uraian proses diatas akan diterangkan pada bagian
berikut ini :
1. Penerimaan
a. Pembongkaran
Truk diperiksa pada pos satpam dan meminta surat pengantar barang
apabila tidak sesuai tidak diizinkan masuk, dan apabila sesuai diizinkan
untuk masuk membawa bahan baku ke Bor untuk melakukan
pembongkaran isi., truk menuju ke lapangan pembongkaran, di sini
muatan truk dibongkar oleh pekerja dan selanjutnya disortir berdasarkan
grade yang telah ditentukan perusahaan. Apabila ada bahan baku di luar
ketentuan maka secara langsung dipisahkan. Selanjutnya truk mengambil
dan membawa kembali bahan baku yang reject.
b. Pemotongan
Karet dipotong secara manual menggunakan gergaji pemotong dan secara
otomatis menggunakan mesin pemotong. Memisahkan sesuai jenis
kemudian diperiksa kontaminasi (Vulkanisir) dan setelah dinyatakan
bersih kepala kadar akan menetapkan kadar dan apabila tidak bersih akan
ditolak.
c. Pengkadaran
Setelah karet dipotong dan dinyatakan bersih pihak perusahaan akan
melakukan pengkadaran secara visual, apabila tidak ada kesepakatan
antara pihak perusahaan (pembeli) dengan penjual akan dilakukan test
d. Penimbangan
Setelah kesepakatan diperoleh, maka dilakukan penimbangan terhadap
karet yang akan dibeli.
e. Penamaan/batch
Bahan baku yang telah disortir akan diberikan pamplate nama
pemilik/nasabah dari karet yang telah dibongkar.
f. Pembayaran
Setelah dilakukan penimbangan dan pengkadaran maka diperoleh hasil
berapa kadar dan timbangan karet yang dibeli maka dilakukan
pembayaran kepada nasabah pemilik karet.
2. Penumpukan
Karet yang sudah dibeli akan ditumpukkan pada gudang bahan baku,
menunggu untuk diproses. Bahan baku yang telah ditumpuk adalah bahan
baku gabungan dari Cup lump, Slab lump dan Slab.
3. Precleaning
Karet yang berada di gudang penumpukan bahan baku diangkat dengan
menggunakan scoopel menuju mesin feeder breaker, pada mesin ini dilakukan
proses penampungan bahan baku dari scopel dan proses pencucian karet
sekaligus mentransfer bahan baku menuju breaker. Setelah bahan baku masuk
selanjutnya akan ditransfer menuju belt conveyor contamination dengan
menggunakan screw conveyor I, pada screw conveyor I dilakukan juga proses
pencucian dan penyaringan. Setelah karet berada pada belt conveyor
contamination dilakukan pengambilan kotoran yang melewati penyaringan di
screw conveyor I secara manual oleh operator. Kemudian bahan akan masuk
kedalam turning tank untuk proses pencucian kembali dan homogenitas bahan
baku sekaligus mengalirkannya menuju screw cutter. Pada screw cutter bahan
akan dipotong lebih kecil kemudian ditransfer, dicuci dan disaring pada screw
conveyor II menuju mixing tank I agar diperoleh homogenitas dari karet,
sekaligus mengalirkannya menuju mesin hammer mill. Pada hammer mill
akan dilakukan pemukulan pada bahan untuk melepaskan kotoran yang masih
melekat pada karet kemudian masuk kedalam bak pencucian I. Dari bak
pencucian I karet akan disedot dengan menggunakan vortex pump menuju
rotary screen. Pada rotary screen akan dilakukan proses penyaringan kembali
dan karet yang sudah disaring akan jatus bebas ke mixing tank II. Pada mixing
tank II karet dihomogenkan kembali sekaligus mengalirkannya ke proses
blending.
4. Blending
Setelah bahan melalui proses preclening, maka bahan dimasukkan ke
dalam mesin Creeper I melalui feeder breaker untuk digiling. Setelah itu
dimasukkan ke mesin Creeper II, lalu dilanjutkan ke Creeper III, IV, V dan
VI hingga menjadi lembaran dengan ketebalan tertentu di setiap Creeper.
menghilangkan kotoran dan zat penggumpal yang masih tersisa. Selain untuk
mencegah pemanasan pada mesin akibat gesekan, maka ke dalam mesin
tersebut juga dimasukkan minyak jarak (castor oil/C17H32) yang berfungsi
sebagai pelumas mesin dengan dosis 1 cc kering. Untuk lebih jelas dapat kita
lihat pada keterangan dibawah ini :
1. Creeper I
Mesin ini menggiling hasil dari Mixing Tank II sebanyak 2x penggilingan
dengan ketebalan 40 mm.
2. Creeper II
Mesin ini menggiling hasil dari Creeper I sebanyak 3x penggilingan
dengan ketebalan 30 mm.
3. Creeper III
Mesin ini menggiling hasil dari Creeper II sebanyak 4x penggilingan
dengan ketebalan 25 mm.
4. Creeper IV
Mesin ini menggiling hasil dari Creeper III sebanyak 1x penggilingan
dengan ketebalan 15 mm.
5. Creeper V
Mesin ini menggiling hasil dari Creeper IV sebanyak 1x penggilingan
dengan ketebalan 13 mm.
6. Creeper VI
Mesin ini menggiling hasil dari Creeper VI sebanyak 1x penggilingan
Setelah dari Creper IV blanket akan digulung pada kereta sorong
sampai pada batas besi pada kereta sorong.
5. Hanging Sheet
Setelah dilakukan perendaman, maka lembaran karet yang sudah direndam
tersebut dibawa ke kamar gantung blanket dengan menggunakan lift.
Penjemuran dilakukan selama 12-14 hari hingga kadar air pada lembaran
tersebut berkurang hingga 68 %. Penjemuran ini dilakukan agar bandela yang
dihasilkan benar benar menjadi bandela yang berkualitas, karena apabila
lembaran tersebut tidak benar-benar kering akan mempengaruhi kwalitas
produk tersebut misalnya bandela tersebut akan lembab dan mudah berjamur.
6. Crumbing
Dari penjemuran, selanjutnya gumpalan yang sudah kecil-kecil tersebut
dimasukkan ke mesin Schreder untuk diremahkan menjadi butiran-butiran.
Lalu butiran-butiran tersebut dicuci sekali lagi sebelum dikeringkan.
Kemudian butiran-butiran tersebut disaring dengan mesin static screen untuk
memisahkan butiran dan air, ditampung dalam kotak-kotak yang ada pada
trolley. Setelah itu trolley dibawa ke kotak pengering.
7. Drier
Proses pengeringan dilakukan di dalam kotak pengering (dryer) dengan
selama 1 – 2 jam. Tujuan pengeringan ini untuk mengurangi kadar air yang
terkandung dalam butiran hingga 10 – 15 %. Udara panas yang dihembuskan
ke dalam dryer ini dihasilkan dari alat pemanas (heater) yang menggunakan
blower.
Setelah 1 – 2 jam, trolley dikeluarkan dari dalam dryer dan butiran
didinginkan dengan menggunakan kipas pendingin (cooling fan) selama 5
menit hingga mencapai suhu 50o C. Tujuan pendinginan ini untuk
menghindari kelembaban setelah pembungkusan dan mencegah pertumbuhan
jamur, di samping itu untuk memudahkan proses pengepakan.
8. Pressing
Setelah didinginkan, selanjutnya butiran diletakkan di atas meja sortasi untuk
diperiksa apakah ada karet yang mentah. Ciri-ciri karet mentah ini adalah
seperti mata ikan. Jika ditemukan karet yang masih mentah tersebut, maka
karet tersebut dibuang. Selanjutnya butiran akan ditimbang dengan berat @ 35
kg dan dipres dengan mesin pres tekanan 2000 Psi selama 2 menit dengan
dimensi 69 x 34 x 18 cm. Tujuan pengepresan ini adalah untuk
menghilangkan rongga-rongga udara di dalam blok-blok karet yang dapat
9. Weight
Setelah bandela dipress akan diperiksa unsur logam dan white spot, ini
dilakukan setiap 6 bandela. Kemudian akan ditimbang seberat 35 Kg dan
kemudian dibungkus.
10. Packing
Setelah itu bandela karet dibungkus dengan plastik kedap udara dengan tebal
0, 2 mm dan titik leleh 108o C serta berat jenis 0,92 kg/m2. Selanjutnya plastik
tersebut dicap dengan cat dan diberi label. Setelah itu produk jadi akan dibawa
ke gudang.
11. Penggudangan
Pada penggudangan produk jadi ada 3 proses antara lain:
a. Penimpaan
Pada penggudangan dilakukan proses penimpaan sebelum pengepakan
pada pallet, proses ini menggunakan besi baja yang berbentuk segi empat
sesuai ukuran pallet dengan berat 1 ton. Penimpaan ini berguna untuk
meratakan permukaan bandela yang sudah tersusun dalam box pallet agar
dapat dibungkus dengan rapi. Untuk mendapatkan hasil yang rata pada
b. Pengepakan
Setelah dilakukan penimpaan pada permukaan bandela dan didapatkan
permukaan yang rata maka bandela yang sudah tersusun dalam pallet akan
dibawa dengan menggunakan forklip kebagian pengepakan di dalam
gudang. Pada pengepakan akan dilakukan proses pembungkusan dengan
plastik pada bagian atas bandela dengan metode pembakaran
menggunakan pengomporan dengan cara besi dipanaskan dan
dilengketkan pada plastik sehingga menyatu dengan rapi dan tidak boleh
udara masuk karena bila ada rongga udara akan mengakibatkan bandela
berjamur dan tidak tahan lama. Untuk itu proses pengepakan ini harus
mempunyai ketelitian yang tinggi karena ini merupakan proses terakhir
untuk dipastikan produk ready stock.
c. Ready Stock
Proses ini adalah proses pada penggudangan menunggu untuk pengiriman.
Pada proses ini setelah dilakukan semua proses dan dijamin sudah
memenuhi standar dan kualitas mutu. Setelah dilakukan pengepakan dan
dinyatakan bagus pallet akan dibawa ke bagian ready stock di dalam
gudang sebelum jadwal pengiriman sesuai permintaan konsumen.
Untuk lebih jelas tentang urutan proses produksi pengolahan crumb
2.6. Kapasitas Produksi
Adapun produk yang dihasilkan oleh PT. Pantja Surya adalah crumb
rubber dengan jenis SIR 20. Ukuran produk yang diproduksi adalah seberat 35
Kg/Bandela. Kapasitas produksi yang digunakan merupakan kapasitas optimal
yang mampu diproduksi pabrik termasuk penambahan shift kerja dan waktu kerja
lembur, maka kapasitas produksi PT. Pantja Surya adalah : 36.000 ton/tahun.
2.7. Organisasi, Manajemen dan Tenaga Kerja 2.7.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan sistem yang mengatur masalah penetapan
dan pembagian pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab yang dibebankan serta menetapkan hubungan antara unsur-unsur organisasi
sehingga diperoleh suatu bentuk kerjasama yang efektif untuk mencapai tujuan
yang diharapkan perusahaan.
Kalau diperhatikan berbagai organisasi yang ada, sering dijumpai bahwa
dalam bagan-bagan organisasi tersebut hanyalah merupakan diferensiasi dari
tugas-tugas individual masing-masing bagian ataupun sub-bagian.
Tugas individual ini dalam pelaksanaannya selalu dihubungkan dengan
sistem dan prosedur yang berlaku dalam organisasi yang bersangkutan. Dengan
demikian organisasi bukan hanya sekedar kerangka pembagian tugas melainkan
seluruh perangkat beserta fungsi-fungsinya yang saling berkaitan satu dengan
Organisasi juga menunjukkan koordinasi dari pada tugas dan fungsi dalam
pencapaian tujuan. Setiap organisasi mempunyai suatu pola dasar struktur
organisasi, yang relatif permanen sifatnya, tetapi kadang kal;a mengalami
perubahan sesuai dengan perkembangan yang dialami oleh organisasi tersebut,
seperti pengganti pimpinan, perubahan tujuan organisasi dan lain-lain. Dari suidut
pandang ini organisasi dapat dianggap sebagai suatu wadah di mana kegiatan
manajemen dijalankan. Sebagai suatu proses, organisasi akan menimbulkan dua
macam hubungan yaitu hubungan formal dan hubungan informal.
1) Hubungan formal terlihat dari tata hubungan yang berupa suatu susunan tata
kerja lengkap dengan tugas dan kewajiban organisasi.
2) Hubungan informal terlihat pada tingkah laku dan tindakan masing-masing
individu yang terlibat dalam organisasi tersebut. Hubungan ini menyangkut
hubungan pribadi, hubungan atasan dengan bawahan dan hubungan lainnya.
Berhasilnya organisasi kedua hubungan ini harus mendapat perhatian yang
sungguh-sungguh, bahkan harus diberikan perhatian yang sama besarnya.
Dalam teori organisasi masih berlaku pendapat bahwa semakin berhasil
kelompok pemimpin membina suatu organisasi, semakin menonjol pula hubungan
yang sifatnya informal, meskipun hubungan-hubungan yang bersifat formal tidak
boleh dihilangkan sama sekali.
Organisasi adalah kerja sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai
suatu tujuan tertentu dalam satu usaha yang berpedoman pada kesepakatan dan
tekat yang bulat untuk melandasi setiap usaha kerjasama.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa unsure-unsur dasar organisasi
pengatuaran hubungan dan adanya tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian
dapatlah dirumuskan definisi yang umum ini, “Organisasi” adalah wadah serta
proses kerjasama sejumlah manusia yang terikat dalam hubungan formal dalam
rangkaian suatu tekat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dari definisi di atas didapat tiga unsur yang dirasa perlu diperhatikan yaitu :
1. Organisasi bukan tujuan, tetapi hanya merupakan alat untuk mencapai suatu
tujuan dalam melakukan tugas pokok. Oleh karena itu susunan organisasi
harus selalu disesuaikan dengan perkembangan tujuan dan perkembangan
tugas-tugas pokok.
2. Organisasi merupakan wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang
terikat dalam hubungan formal.
3. Dalam organisasi selalu ada hirarki, artinya dalam suatu organisasi selalu
terdapat apa yang dinamakan atasan dan bawahan dalam mencapai suatu
tujuan yang dimaksud. Dengan adanya wewenang dari atasan terhadap suatu
perintah yang harus ditaati oleh bawahan dalam menjalankan suatu misi/tugas
demi tercapainya suatu tujuan yang semaksimal mungkin.
Pada pembahasan ini penulis membahas organisasi yang dimaksud di sini
adalah organisasi intern (internal organisasi) yang berarti pengelompokan
kegiatan dalam fungsi tertentu di mana fungsi tersebut dibedakan dalam tugas
kepada masing-masing departemen tertentu di perusahaan PT. Pantja Surya.
Sistim jalannya lalulintas hubungan kerja di segala kegiatan departemen dapat
menjadi jelas. Dengan demikian pekerjaan dapat lancar serta tujuan perusahaan
Adanya struktur organisasi ini merupakan pencerminan lalu lintas
wewenang dan tanggung jawab di dalam segala proses persoalan secara vertical
dan dapat mencerminkan hubungan (relationship) antar bagian secara horizontal.
Ada beberapa macam struktur organisasi yang umum dijumpai antara lain :
- Struktur Organisasi Garis.
- Struktur Organisasi Fungsional.
- Struktur Organisasi Panitia dan Komite.
- Struktur Organisasi Staf.
Dari keempat macam struktur organisasi di atas hanya satu struktur
organisasi yang digunakan oleh perusahaan PT. Pantja Surya Perdagangan, yaitu
berbentuk struktur organisasi garis dimana pembagian tugas dilakukan dalam
bidang atau area pekerjaan yang ada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 2.1. Organisasi garis berarti setiap bawahan/karyawan hanya mengenal
satu atasan. Bawahan tersebut hanya menerima tugas, tanggung jawab, wewenang
serta haknya dari atasannya yang seorang itu.
2.7.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Pengertian dari manajeman adalah : orang-orang yang mengatur jalannya
suatu roda pemerintahan organisasi demi terciptanya tujuan yang dimaksud
sermaksimal mungkin.
Untuk menjalankan organisasi di PT. Pantja Surya Perdagangan ini perlu
adanya tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan.
Manajemen suatu organisasi dibutuhkan orang-orang yang memegang
wewenang dan tanggung jawab untuk masing-masing bagian sesuai dengan
struktur organisasi perusahaan.
Direktur
Kontrol Produksi & Laboratorium
Safety & Security PowerHouse
Elektrik
Workshop & Maaintenance Raw material
Administrasi & EDP Kasir Manajer
Kantor Manajer
Pabrik
Adapun tugas dan wewenang dari seluruh staf yang ada dalam PT. Pantja
Surya adalah sebagai berikut:
1. Direktur Utama (Directur)
Tugas dan wewenang antara lain :
a. Memimpin rapat manajemen dan rapat kerja
b. Meninjau kontrak pelanggan.
c. Menilai dan mengevaluasi lapangan kerja, produksi, administrasi, teknik
dan personalia.
d. Menandatangani seluruh surat keluar.
e. Memberi deposisi pada seluruh surat masuk, baik internal maupun
eksternal.
f. Menjamin bahwa persyaratan manajemen lingkungan ditetapkan dan
diterapkan sesuai dengan persyaratan sistem manajemen lingkungan ISO
14000.
g. Menentukan tujuan dan sasaran berdasarkan kebijaksanaan lingkungan dan
mengkomunikasikan ke seluruh fungsi/bagian.
2. Manajer Pembelian (Purchase)
Bertanggung jawab kepada Direktur (Directur).
Tugas dan wewenang antara lain:
a. Menandatangani bon pembelian bahan baku, bahan penolong dan bahan
tambahan.
c. Menandatangani dan membuat laporan khusus pembelian bahan baku
untuk proses produksi.
3. Kepala bagian Penyediaan Bahan Baku (Dry Rubber Content)
Bertanggung jawab kepada manajer pembelian (Purchase).
Tugas dan wewenang antara lain :
a. Membantu membuat rencana jangka panjang (anggaran belanja) dan
jangka pendek produksi.
b. Menyelenggarakan administrasi laporan pekerjaan dan harga pokok Dry
Rubber.
c. Mengendalikan semua aktivitas termasuk penggunaan semua bahan
processing.
d. Mengevaluasi aspek penting lingkungan dan produksi.
e. Membantu manajer dalam mengevaluasi dan menganalisa hasil pekerjaan
di bidang proses produksi Dry Rubber.
f. Menjamin pelaksanaan komunikasi prosedur dan instruksi kerja sampai
kepada bawahannya.
4. Kepala bagian Penimbangan (Weighing)
Bertanggung jawab kepada manajer pembelian (Purchase).
Tugas dan wewenang antara lain:
a. menghitung berat bahan Dry Rubber yang akan diproduksi.
b. Menandatangani Surat Pengantar Barang (SPB).
d. Menandatangani lembar asistensi barang.
e. Menandatangani rekapitulasi hasil kerja (PB-10).
f. Menandatangani dan membuat laporan khusus.
5. Manajer Pabrik (Factory)
Bertanggung jawab kepada Direktur Utama (Directur)
Tugas dan wewenang antara lain:
a. Menentukan tujuan dan kebijaksanaan yang akan menjadi pedoman
melakukan pekerjaan.
b. Melimpahkan wewenang dan tanggung jawab kepada masing-masing
departemen.
c. Menetapkan jabatan Kabag .
d. Membentuk panitia-panitia dalam mengendalikan setiap masing-masing
kegiatan departemen.
e. Mengadakan sistem, prosedur, metode dan pereintah.
f. Mengadakan pertemuan di depan forum dalam meeting dengan staf-staf
yang terkait antar departemen dalam membahas dan mengatasi
masalah-masalah yang timbul dalam aktifitas proses produksi.
6. Kepala bagian Pengendalian Mutu (Quality Control)
Bertanggung jawab kepada manajer pabrik (Factory).
Tugas dan wewenang antara lain :
b. Bekerjasama dengan Factory Head dan asisten processing dalam membuat
rencana produksi.
c. Melakukan penelitian dan pengembangan untuk membuat produk baru.
d. Mengendalikan dan mengawasi penggunaan bahan kimia, bahan baku dan
bahan pembantu serta meneliti hasilnya di Chemical Lab, dan Effluent
Treatment.
7. Kontrol Produksi dan Laboratorium (Production Control)
Bertanggung jawab kepada Kepala bagian Pengendalian Mutu (Quality
Control).
Tugas dan wewenang antara lain:
a. Membuat laporan kondisi dari tiap-tiap personil yang ada di Chemical Lab
dan Effluent Treatment.
b. Mengendalikan dan mengawasi kebersihan di Chemical Lab, dan Effluent
Treatment.
c. Mengendalikan dan mengawasi perlengkapan dan keamanan kerja di
Chemical Lab dan Effluent Treatmendt.
d. Menjamin kebersihan lingkungan di area kerja.
e. Mengendalikan dan mengawasi penggunaan peralatan K3
8. Kepala bagian Produksi (Production)
Bertanggung jawab kepada manajer pabrik (Factory).
a. Menjamin bahwa kebijakan mutu produksi dapat dimengerti, dipelihara
dan diterapkan pada semua personil bagian produksi.
b. Menjamin bahwa kegiatan yang dilakukan pada bagian produksi sesuai
prosedur, instruksi kerja dan hasilnya dicatat dan di dokumentasikan.
c. Meninjau dan memeriksa rencana hasil-hasil kegiatan produksi yang ada.
d. Membuat laporan bulanan pemakaian sumber daya alam (air, minyak,
solar dan listrik) untuk produksi.
9. Kepala bagian Gudang (Ware House)
Bertanggung jawab kepada manejer pabrik (Factory).
Tugas dan wewenang antara lain:
a. Meninjau dan memeriksa rencana dan hasil kegiatan Maintenance seperti:
- Jadwal Preventive maintance
- Jadwal Mayor Maintenance
- Lembar Preventive Mayor Maaintenace
- Laporan Maintenance
b. Bertaanggung jawab terhadap penggunaan spare part dan mencatatnnya
dalam kartu penggunaan onderdil untuk mesin produksi.
c. Meninjau dan memeriksa prosedur Preventive Maintenance, Emergency
Maintenance dan kalibrasi peralatan.
10.Kepala bagian Teknik (Technical)
Bertanggung jawab kepada manejer pabrik (Factory).
a. Memelihara semua dokumen yang ada di bagian proses produksi, seperti
catatan mutu, spesifikasi teknik, instruksi kerja dan prosedur kerja.
b. Mengawasi bagian pengolahan :
- Bagian komponen peralatan
- Bagian processing line
- Water treatment
c. Melakukan tindakan koreksi dan preventif terhadap ketidaksesuian
temuan audit pada Audit Mutu Internal.
d. Membuat permintaan kebutuhan peralatan K3
11.Manajer Kantor (Office)
Bertanggunga jawab kepada Direktur Produksi (Directur).
Tugas dan wewenang antara lain :
a. Mengurus penerimaan, penempatan dan pemindahan karyawan termasuk
pemindahan dan pemulangan tenaga kerja antar daerah (AKAD).
b. Mengevaluasi laporan harian dan laporan bulanan.
c. Mambuat pemarataan kebutuhan peralatan K3.
d. Mengurus perizinan yang diperlukan dari instalasi terkait Depnaker dan
Dinas Tenaga Kerja.
12.Kepala bagian Personalia (Human Resources Development)
Bertanggung jawab kepada manajer Kantor (Office).
Tugas dan wewenang antara lain :
b. Menginventaris dan mengawasi pengaturan cuti karyawan sesuai dengan
waktunya.
c. Mengawasi pelaksanaan PHK agar sesuai dengan prosedur dan peraturan
yang berlaku.
d. Menguurus asuransi karyawan.
e. Membuat laporan manajeman bidang tenaga kerja.
13.Kepala bagian Administrasi dan Keuangan (Administration and Financial)
Bertanggung jawab kepada manejer Kantor (Office).
Tugas dan wewenang antara lain :
a. Membuat cacatan administrasi peralatan dan proses produksi.
b. Membuat permintaan kebutuhan peralatan K3.
c. Memelihara semua dokumen proses produksi yang ada.
d. Menandatangani check sheet dan form – form yang sesuai dengan prosedur
yang ada.
14. Administrasi (Administration)
Bertanggung jawab terhadap Kepala bagian Administrasi dan Keuangan
(Administration and Financial).
Tugas dan wewenang antara lain :
a. Memelihara semua dokumen yang ada dibagian proses produksi, seperti
catatan mutu, spesifikasi teknik, instruksi kerja dan prosedur.
c. Mengindenntifikasi kebutuhan training untuk supervisor.
d. Mamariksa dan menyerahkan daftar lembur.
15. Kasir (Cashier)
Bertanggung jawab kepada Kepala bagian Admistrasi dan Keuangan
(Administration and Financial).
Tugas dan wewenang antara lain :
a. Mencatat semua pembelian barang untuk proses produksi.
b. Memeriksa buku kasir.
c. Menjalankan tugas yang direncanakan oleh bagian Administration &
Financial.
2.8. Jumlah Tenaga kerja dan Jam Kerja 2.8.1. Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang diperlukan untuk
menjalankan dan mengendalikan kegiatan guna pencapaian tujuan perusahaan.
Tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan dapat diperoleh melalui proses
rekrutmen (fungsi penarikan tenaga kerja).
Kegiatan utama fungsi penarikan tenaga kerja adalah penyusunan program
penerimaan tenaga kerja, seleksi dan penempatan. Dengan adanya program
rekrutmen ini diharapkan dapat memperoleh tenaga kerja yang dibutuhkan, baik
dari segi kualitas maupun kuantitas. Kegiatan penerimaan dan penempatan tenaga
kerja pada PT. Pantja Surya diatur sendiri oleh pihak perusahaan dengan terlebih
karyawan atau tidak. Hal ini perlu diperhitungkan mengingat prinsip efektifitas
dan efisiensi yang diterapkan perusahaan.
Tenaga kerja lokal adalah tenaga kerja Indonesia yang ditempatkan sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan dan skill masing-masing tenaga kerja, seperti
Manajer, Mandor, Analis, Assistant dan Karyawan (baik lapangan maupun
kantor).
Jumlah tenaga kerja pada PT. Pantja Surya sampai saat ini berjumlah 115
orang. Tenaga kerja dikelompokkan berdasarkan tenaga harian dan bulanan
(tetap) serta tenaga kerja kelompok staf dan pegawai. Perincian tenaga kerja dapat
dilihat pada Tabel 2.2 dan 2.3 berikut.
Tabel 2.2. Jumlah Tenaga Kerja Kelompok Tenaga Harian dan Bulanan
No. Bagian Harian (Orang) Bulanan (Orang)
1. Prod sifht A/Ka. Prod Prod Shift B
Prod Shift C Prod Milling I Prod Milling II Serba – serbi
Tabel 2.3. Jumlah Tenaga Kerja Kelompok Tenaga Staf dan Pegawai No. Tenaga Kerja Jumlah
(Orang)
1. 2.
Staf Pegawai
29 28
Total 57
Sumber : Kantor HRD PT. Pantja Surya
2.8.2. Jam Kerja
Salah satu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk memelihara
ketertiban dan disiplin kerja adalah mengeluarkan tata tertib/peraturan kerja yang
harus dipatuhi oleh setiap karyawan perusahaan, termasuk dalam penetapan jam
kerja. Ketentuan jam kerja di PT. Pantja Surya, diatur menurut aturan Shift.
Jumlah jam kerja adalah 40 jam 1 minggu, dimana hari kerja dalam 1 minggu
adalah 6 hari kecuali hari libur dan hari besar.
Jadwal kerja dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Non shift, ini berlaku untuk karyawan bagian umum dan administrasi.
Dimana jam kerja :
Senin-Jum’at, pukul 08.00 – 16.00 (istirahat pukul 12.00 – 13.00)
Sabtu, pukul 08.00 – 13.00
2. Shift, ini berlaku untuk bagian produksi. Ini dibagi dalam 3 shift produksi
crumb dan 2 shift untuk produksi milling yakni :
- Shift I : pukul 07.00 – 15.00
- Shift II : pukul 15.00 – 23.00
Dimana setiap shift dihitung 8 jam kerja normal, 1 jam lembur dan ½ jam
istirahat. Pengaturan pembagian kelompok dan giliran shift ditetapkan oleh kepala
bagian masing-masing. Pertukaran shift diadakan 1 minggu 1 kali. Untuk istirahat
diatur secara bergiliran oleh mandor dari masing-masing shift. Hal ini dilakukan
karena proses produksi berjalan terus, apabila keadaan mendesak dan memerlukan
jam kerja yang melebihi jam kerja normal maka perusahaan mengadakan waktu
kerja lembur. Ini dilakukan bila terjadi order yang belum dipenuhi dan memenuhi
target produksi, perusahaan akan memberikan upah lembur kepada karyawan
yang bekerja lembur tersebut.
2.9. Sistem Pengupahan
PT. Pantja Surya memberikan kompensasi dan jaminan sosial kepada
semua pekerja yang berdasarkan status karyawan dalam perusahaan yaitu :
a. Monthly Paid, merupakan tenaga kerja yang diangkat menjadi karyawan tetap
melalui prosedur pengangkatan dan menerima gaji bulanan.
b. Daily Paid, merupakan tenaga kerja yang dipekerjakan dan dibayar secara
harian tanpa melalui prosedur pengangkatan sebagai karyawan tetap. Upah
diberikan sesuai dengan hasil kerjanya dan dibayar setiap 2 (dua) minggu.
Selain imbalan resmi, perusahaan juga memberikan fasilitas lain berupa
kompensasi tambahan yang diperoleh setiap karyawan. Fasilitas tersebut berupa :
a. Perumahan, Karyawan yang diberi perumahan adalah karyawan khusus
bekerja dibagian produksi, teknik / bengkel dan bagian lain yang dianggap
b. Upah lembur, yaitu upah yang diberikan apabila karyawan bekerja melebihi
jam kerja perusahaan yang telah ditentukan.
c. Insentif produksi, yaitu bonus kepada karyawan bila memenuhi target
produksi yang ditetapkan perusahaan.
d. Tunjangan jabatan, merupakan pelengkap gaji pokok mengingat adanya
pekerjaan yang memegang tanggung jawab serta tuntutan khusus. Tunjangan
ini biasanya diberikan untuk jabatan tingkat manajer.
e. Tunjangan Hari Raya (THR).
f. Uang transport, hanya diberikan bagi karyawan tetap sebagai tambahan untuk
melancarkan produktivitas karyawan. Besarnya uang transport disesuaikan
dengan kedudukan karyawan dalam perusahaan.
Disamping imbalan yang diterima oleh karyawan seperti yang diuraikan
diatas, perusahaan juga melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan karyawannya seperti :
1. Diikutsertakan dalam keanggotaan Astek.
2. Jaminan hari tua atau uang pensiun.
3. Jaminan Kecelakaan Kerja
Jaminan ini dilakukan dengan cara pemberian sumbangan yang diberikan oleh
perusahaan. Jaminan kecelakaan kerja ini diberikan apabila tenaga kerja
tersebut mengalami kecelakaan dalam tugasnya.
4. Beasiswa bagi anak karyawan yang berprestasi.
5. Apabila karyawan meninggal setelah berdinas selama 10 tahun, maka
diberikan tunjangan janda dan yang yang berdinas dibawah 10 tahun diberikan
II-33
6. Karyawan yang telah berdinas selama 25 tahun diberikan gaji insentif sebesar
2 bulan gaji.
7. Cuti
Untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan selama bekerja, perusahaan
memberikan cuti bagi karyawan. Lamanya cuti yang diberikan adalah 12 (dua
belas) hari kerja setiap tahun. Karyawan diwajibkan mengambil cuti dan
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Konsep Produktivitas
Filosofi dari keberadaan produktivitas sudah ada sejak awal peradaban
manusia di muka bumi ini. Pada tahun 1883, Littre mendefinisikan produktivitas
sebagai kemampuan menghasilkan. Pengertian menurut Littre ini masih banyak
dipakai hingga awal Abad XX, sampai kemudian muncul pengertian yang lebih
jelas, walaupun masih dalam pengertian umum.
Produktivitas dapat diartikan sebagai suatu tingkatan efisiensi dalam
memproduksi barang-barang atau jasa secara efektif. L Greenberg mendefinisikan
produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu
tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. Produktivitas juga
diartikan sebagai:
a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil
b. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang
dinyatakan dalam satuan-satuan (unit) umum.
Beberapa pengertian tentang produktivitas telah dikemukakan oleh beberapa ahli
diantaranya:
a. Paul Mali (1978) menyatakan bahwa: Produktivitas adalah ukuran seberapa
hemat sumber daya dipergunakan bersama dalam organisasi untuk
memperoleh sekumpulan hasil.
b. David J. Sumanth (1984) menyatakan bahwa: Total Produktivitas adalah
Dalam doktrin Oslo, 1984, tercantum defenisi umum produktivitas
semesta, yaitu:"Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal, yang
bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak
manusia, dengan menggunakan sumber-sumber yang semakin sedikit."
Produktivitas secara umum (produktivitas semesta atau total) adalah suatu
pendekatan indisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan
rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan
sumber-sumber secara efisien, dan tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi.
Produktivitas mengikutsertakan pendayagunaan secara terpadu sumber daya
manusia dan keterampilan. barang modal, teknologi, manajemen, informasi,
energi, dan sumber-sumber lain menuju kepada pengembangan dan peningkatan
standar hidup untuk seluruh masyarakat.
Kata produktivitas seringkali dihubungkan dengan asumsi yang salah. Ini
dapat ditarik kembali ke dalam perspektif dengan memikirkan kembali apa yang
tidak tepat:
a. Produktivitas bukan sebuah cara untuk mengurangi inflasi
b. Produktivitas bukan sebuah pengukuran dari jumlah produksi
c. Produktivitas bukan sebuah pengukuran untuk menghitung keuntungan
d. Produktivitas bukan sebuah teknik untuk membuat pekerja bekerja lebih keras.
Produktivitas pada dasarnya akan berkaitan erat pengertiannya dengan
sistem produksi, yang mana sistem produksi merupakan sistem dimana
berupa mesin, bahan baku, peralatan kerja, bangunan pabrik, dan lain-lain dikelola
dalam suatu cara yang terorganisir untuk mewujudkan output berupa barang dan
jasa secara efektif dan efisien.
Pengertian produktivitas berbeda dengan produksi. Peningkatan produksi
menunjukkan pertambahan hasil atau keluaran, sedangkan produktivitas
mengandung pengertian hasil atau keluaran dan perbaikan cara produksi.
Peningkatan produktivitas tidak selalu disertai dengan peningkatan produksi, bisa
jadi produksinya meningkat namun tingkat produktivitas menurun. Sedangkan
proses produksi dinyatakan sebagai serangkaian aktivitas yang diperlukan untuk
mengolah ataupun merubah sekumpulan masukan (input) menjadi sejumlah
keluaran (output) yang memiliki nilai tambah (added value). Pengolahan ataupun
perubahan yang terjadi disini bisa secara fisik maupun non fisik, dimana
perubahan tersebut bisa terjadi terhadap bentuk, dimensi maupun sifat-sifatnya.
Mengenai nilai tambah disini adalah nilai dari keluaran yang "bertambah" dalam
pengertian nilai fungsional (kegunaan) atau nilai ekonomisnya.
Paul Mali (1978), juga menambahkan pernyataannya bahwa: Produktivitas
berhubungan dengan efisiensi dan keefektivan adalah berkaitan dengan unjuk
kerja dalam upaya mencapai tujuan, dengan demikian produktivitas dapat dicapai
dengan hasil yang besar dan dibarengi dengan penggunaan sumber yang sekecil
mungkin.
Dengan kata lain, didalam produktivitas terdapat adanya kombinasi antara
efisiensi dan efektivitas dalam suatu kegiatan produksi. Adapun hubungan antara
Sumber: Paul Mali (1978)
Input Produksi Proses
Hasil Sampingan
Hasil Utama
Mutu dan
Efisiensi Mutu
Mutu dan Keefektivan
Produktivitas
Gambar 3.1. Hubungan antara Produktivitas, Efisiensi, Keefektifan, dan Mutu
Berdasarkan defenisi-defenisi di atas maka Dewan Produktivitas Nasional
menyatakan bahwa:
"Produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang yang dicapai dengan
keseluruhan sumber daya yang dipergunakan untuk itu". Dari defenisi Dewan
Produktivitas Nasional tersebut dapat diartikan bahwa peningkatan produktivitas
tidak selalu dihasilkan oleh peningkatan jumlah produksi, karena walaupun
jumlah produksi meningkat belum tentu akan menghasilkan produktivitas yang
tinggi pula. Oleh karena itu peningkatan produktivitas hanya terjadi bila:
a. Jumlah produksi yang sama, atau meningkat jika dibarengi dengan penurunan
penggunaan sumber daya.
b. Jumlah produksi jauh lebih besar, diperoleh dengan pertambahan sumber daya
yang relatif lebih kecil.
Hubungan antara produktivitas, keuntungan, dan harga dapat dinyatakan
Sumber: James L. Riggs (1983)
Gambar 3.2. Hubungan Harga, Jumlah Sumber Daya, dan Produktivitas untuk Keuntungan
Menurut Gaspersz (2000), apabila ukuran keberhasilan produksi hanya
dipandang dari sisi output maka produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus,
yaitu sisi input dan sisi output. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
produktivitas berkaitan dengan efisiensi penggunaan input dalam memproduksi
output (barang atau jasa). Produktivitas tidak sama dengan produksi tetapi
produksi, performansi kualitas, hasil-hasil, merupakan komponen dari usaha
produktivitas. Dengan demikian produktivitas merupakan suatu kombinasi dari
efektivitas dan efisiensi, sehingga produktivitas dapat diukur berdasarkan
=
Produktivitas menggambarkan perbandingan atau rasio antara keluaran dan
masukan.
Jelas bahwa produktivitas dikatakan meningkat, apabila:
a. Volume atau kuantitas keluaran bertambah besar, tanpa menambah jumlah.
b. Volume atau kuantitas keluaran bertambah besar, sedangkan masukannya
berkurang.
c. Volume atau kuantitas keluaran tidak bertambah, akan tetapi masukannya
berkurang.
d. Volume atau kuantitas masukan bertambah, asalkan volume atau kuantitas
bertambah berlipat ganda.
Berdasarkan defenisi produktivitas di atas, sistem produktivitas dalam
Input Proses Output Produktivitas
Umpan Balik Untuk Pengendalian Sistem Produksi Agar
Meningkatkan Produktivitas Terus-Menerus
Sumber: Vincent Gaspersz (2000)
Gambar 3.3. Skema Produktivitas
Orientasi produktivitas adalah membandingkan hasil yang dicapai dan
sumber daya yang dipakai.
Produktivitas =
3.2. Unsur-Unsur Produktivitas
Summanth (1984) mengemukakan bahwa unsur-unsur produktivitas terdiri
dari tiga unsur pokok, yaitu:
a. Efektivitas
Menggambarkan seberapa jauh target yang ditetapkan dapat dicapai, baik
dalam bentuk jumlah maupun waktu. Semakin besar persentase target makin
tinggi pula tingkat keefektivannya. Konsep efektif berorientasi pada keluaran
dan bukan pada masukan
b. Efisiensi
Produktivitas sebagai rasio keluaran atau masukan merupakan ukuran efisiensi
pemakaian sumber daya (masukan). Efisiensi merupakan perbandingan antara
pemakaian sumber daya (masukan) terencana dengan pemakaian masukan
yang sebenarnya, jadi pengertian efisiensi berorientasi pada masukan.
c. Kualitas atau Mutu
Produktivitas adalah merupakan ukuran mutu, sebab mutu masukan yang
dibarengi dengan mutu proses akan mengakibatkan mutu keluaran, dan
keluaran yang bermutu akan meningkatkan rasio input atau output, berarti
dapat meningkatkan daya saing dan produktivitas. Menurut YL Shetty dan
Vernon (1988), “kualitas harus dilihat dari kaca mata konsumen dan produksi
perusahaan pesaing.” Kualitas merupakan akibat atau ciri-ciri spesifikasi
barang atau jasa yang sesuai dengan permintaan konsumen.
Sedangkan menurut Crosby (1979) kualitas adalah pemenuhan ciri-ciri khusus
Menurut Juran (1979) kualitas adalah kesesuaian untuk dipakai (fitness for
use).
Secara umum, kualitas didefinisikan sebagai seberapa jauh dipenuhinya
berbagai persyaratan, spesifikasi, dan harapan konsumen.
3.3. Manfaat Produktivitas
Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat mana
produktivitas perusahaan tersebut beroperasi agat dapat membandingkannya
dengan standar yang telah ditetapkan manajemen, mengukur tingkat perbaikan
produktivitas dari waktu ke waktu, dan membandingkan dengan produktivitas
industri sejenis yang menghasilkan produk serupa. Hal ini menjadi penting agar
perusahaan itu dapat meningkatkan daya saing dari produk yang dihasilkannya di
pasar global yang amat kompetitif.
Menurut Gaspersz (2000) terdapat beberapa manfaat pengukuran
produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan, antara lain:
a. Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya, agar dapat
meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber-sumber
daya itu
b. Perencanaan sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien melalui
pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka pendek maupun
jangka panjang
c. Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan
kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut
d. Perencanaan target tingkat produktivitas dimasa mendatang dapat dimodifikasi
kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktivitas sekarang
e. Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan ditetapkan berdasarkan
tingkat kesenjangan produktivitas (productivity gap) yang ada diantara tingkat
produktivitas yang direncanakan (produktivitas ekspektasi) dan tingkat
produktivitas yang diukur (produktivitas aktual). Dalam hal ini pengukuran
produktivitas akan memberikan informasi dalam mengidentifikasi
masalah-masalah atau perubahan-perubahan yang terjadi sehingga tindakan korektif
dapat diambil.
f. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat menjadi
informasi yang berguna untuk merencanakan tingkat keuntungan dari
perusahaan itu.
g. Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan-tindakan kompetitif
berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas yang terus-menerus
(continuous productivity improvement)
h. Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi informasi yang
bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas diantara organisasi
perusahaan pada industri sejenis serta bermanfaat pula untuk informasi
produktivitas industri pada skala nasional maupun internasional
i. Pengukuran produktivitas akan memberikan motivasi kepada orang-orang
untuk secara terus-menerus melakukan perbaikan dan juga akan meningkatkan