• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Perbaikan Sistem Produktivitas Dengan Menggunakan Metodetotal Productivity Model Pada PT Mutiara Mukti Farma (MUTIFA) Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Rancangan Perbaikan Sistem Produktivitas Dengan Menggunakan Metodetotal Productivity Model Pada PT Mutiara Mukti Farma (MUTIFA) Deli Serdang"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGANPERBAIKANSISTEMPRODUKTIVITASDENGAN

MENGGUNAKAN METODETOTAL

PRODUCTIVITYMODELPADA PTMUTIARA

MUKTI FARMA(MUTIFA)DELI SERDANG

TESIS

OLEH

LINA CATHERINA

127025002/TI

F A K U L T A S TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

RANCANGANPERBAIKANSISTEMPRODUKTIVITASDENGAN

MENGGUNAKAN METODETOTAL

PRODUCTIVITYMODELPADA PTMUTIARA

MUKTI FARMA(MUTIFA)DELI SERDANG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar MagisterTeknik

dalam Program Studi Teknik Industri pada Fakultas TeknikUniversitas Sumatera Utara

OLEH

LINA CATHERINA

127025002/TI

F A K U L T A S TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis :

RANCANGAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVITY MODEL PADA PT MUTIARA MUKTI FARMA (MUTIFA) DELI SERDANG.

Nama Mahasiswa : Lina Catherina NIM : 127025002

Program Studi : Teknik Industri

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof.Dr.Ir.A.Rahim Matondang,MSIE)(Dr.Ir.Nazaruddin,MT)Ketua Anggota

Ketua Program Studi,Dekan,

(Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng) (Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME)

(4)

Tanggal : 23 September 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof.Dr.Ir.A.Rahim Matondang, MSIE Anggota : 1. Dr. Ir. Nazaruddin, MT

2. Prof.Dr.Ir.Sukaria Sinulingga, M.Eng 3. Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE 4. Dr. Eng. Ir. Listiani Nurul Huda, MT

(5)

Denganinisayamenyatakanbahwatesis yang berjudul:

RANCANGAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKTIVITASDENGAN MENGGUNAKAN METODETOTAL PRODUCTIVITY MODELPADA PT MUTIARA MUKTI FARMA (MUTIFA) DELI SERDANG

adalahbenarhasilkaryasayasendiridanbelumdipublikasikanolehsiapapunsebelu

mnya.Sumber-sumber data daninformasi yang digunakantelahdinyatakansecarabenardanjelas.

Medan, Agustus 2014

Yang MembuatPernyataan,

Lina Catherina

NIM: 127025002

(6)

Produktivitasadalahrasiodarijumlah total output terhadapjumlah total input.Produktivitasmerefleksikanpengaruhsemua input dalammenghasilkan output selamarentangwaktutertentu.

Penelitianinibertujuanuntukmerancangperbaikansistemproduktivitas yang

dapatdiimplementasikansesuaikondisi internal perusahaan.Metodepenelitianadalahmetodedeskriptif yang

bersifateksploratifdenganmenggunakan Model

ProduktivitasTotal.Metodeinimengukurindeksproduktivitastotal

danparsialtenagakerja, material, energidan modal. Produktivitastotal tahun 2013

menurunsebesar 0,018. Fluktuasiindeksproduktivitasberdasarkanhargatahundasarmenunjukkanproduktivitasp

arsial material menurundibandingkandenganproduktivitasparsialtenagakerja, energidan modal.Evaluasiproduktivitasdenganmengurangibiayatenagakerja(reduksi

input)dapatmeningkatkanproduktivitastotal 16,02 %.

Rancanganperbaikanproduktivitas material dilakukanberdasarkan faktor-faktor yang

mempengaruhi produktivitas material rendah. Hal

iniberupatindakanperbaikandenganfokuspada operator, input bahanbaku, mesinproduksidanprodukcacat.

(7)

i ABSTRACT

Productivity is the ratio of the total output on the total input. It reflects the influence of all inputs in producing output within a certain time. The objective of the research was to design the improvement of productivity system which can be implemented according to a company’s internal condition. The research used descriptive explorative method, using Total Productivity Model which measured total and partial productivity index of manpower, material, energy, and capital. Total productivity in 2013 decreased to 0.018. The fluctuation of productivity index which is based on basic annual price indicated that partial productivity of material decreases, compared with partial productivity of manpower, energy, and capital. The evaluation of productivity by reducing the cost of manpower (input reduction) can increase total of productivity to 16.02%. The design for the improvement of material productivity is done, based on some factors which influence the low productivity of material by the improvement which is focused on the operator, input of raw material, productive machines, and defect products.

(8)

RIWAYAT HIDUP

Lina Catherina dilahirkan di Ujung Pandang padatanggal 28 Desember 1981, merupakanputridari Alm.Bapak Ir. G.M. SinagadanIbu Ir.Marianna Manurung.

Pendidikan formal dimulaidaripendidikandasar SD Methodist 1, Medan yang

selesaipada tahun 1994.Padatahun 1997

menyelesaikanpendidikanSekolahMenengahPertama di SLTPN 2 Medan, SekolahMenengahAtasdiselesaikan di SMUN 1 Medan padatahun 2000.Penulismelanjutkanperkuliahan di Program Studi Diploma IV (D-IV) FakultasTeknik USU, JurusanTeknikdanManajemenPabrikdanselesaitahun 2005dengangelarSarjanaSainsTerapan (SST).Pendidikan non formalberupaKursusPajakTerapan Brevet A dan Brevet B, sertaComputer Accounting

di LM Patra Medan padatahun 2007.Penulisjugamenempuhpendidikan di Program AktaMengajarFakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitasDarmaAgung (Akta-IV FKIP-UDA) Medan selama 1 tahunpadatahun 2009.

PenulispernahmendapatpenghargaandariMarkasBesarKepolisian Negara

Republik Indonesia (MABES POLRI) ataspartisipasipenulisdalamLombaKaryaTulisHariBhayangkara Ke-58 padatahun

(9)

KATA PENGANTAR

PujisyukurpenulispanjatkankehadiratTuhan Yang

MahaEsaataskarunia-Nyasehinggapenulismenyelesaikanpenelitian yang berjudul“RANCANGAN

PERBAIKAN SISTEM PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVITY MODEL PADA PT MUTIARA MUKTI

FARMA (MUTIFA) DELI SERDANG”.Penelitianiniberupayamemberikan

kontribusibagiperusahaandenganrancanganperbaikanproduktivitas.

Penulismengucapkanterimakasihkepada orang tuadanteman-teman yang telahmemberikandukungantenagadanbuahpikirandalampembuatantesis.Ucapanterima kasihkepadaBapakProf.Dr.Ir.BustamiSyam, MSME selakudekanFakultasTeknik USU. KepadaBapakProf.Dr.Ir.SukariaSinulingga, M.Eng.selakuKetua Program Studi Magister TeknikIndustri USUdanKetuaKomisiPembanding.

KepadaBapakProf.Dr.Ir.A.RahimMatondang, MSIE sebagai

KetuaKomisiPembimbingdanBapakDr.Ir.Nazaruddin, MT dananggotaKomisiPembimbing. KepadaBapakProf.Dr.Ir.HarmeinNasution, MSIE

danIbuDr.Eng.Ir.ListianiNurul Huda, MT, selakudosenpembandingsertaIbuIr.RosnaniGinting, MT selakusekretarisMagister

(10)

Penulismenyadarimasihbanyakkekuranganpenelitian, sehingga saran dankritik yang bersifatkonstruktifpenulisbutuhkanuntukperbaikantulisan mendatang.

Medan, Agustus 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB1 PENDAHULUAN ... ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

(11)

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian Dan Batasan ... 7

1.6 Asumsi-asumsi ... 8

1.7Sistematika Penulisan ... BAB2 LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Pengertian Produktivitas ... 10

2.2Klasifikasi Jenis Produktivitas ... 11

2.2.1 Produktivitas Total ... 11

2.2.2 Produktivitas Total Faktor ... 12

2.2.3 Produktivitas Parsial ... 12

2.3 Siklus Produktivitas... 13

2.4 Pengukuran Produktivitas ... 14

2.5 DasarTotal Productivity Model (TPM) ... 15

2.6 Notasi Untuk Total Productivity Model (TPM) ... 18

2.7 Analisa dan Evaluasi Produktivitas ……… ... 20

2.8 Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya ... 23

BAB3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 25

3.1 Sejarah Perusahaan... 25

3.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 26

(12)

3.5 Sistem Pengupahan Dan Fasilitas Lainnya ... 34

4.3.4 Metode Pengolahan dan Analisa Data………...49

BAB5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….………..56

5.1 Pengolahan Data...56

5.1.1Perhitungan Harga Konstan………...56

5.1.2Perhitungan Input Total………..64

5.1.3Perhitungan Output Total………...65

5.2 Perhitungan Indeks Produktivitas……….…65

5.2.1 Produktivitas Total Perusahaan………..65

5.2.2 Perhitungan Produktivitas Parsial………..66

5.2.3 Perhitungan BEP Produktivitas Total Antalgin……….68

5.3Analisa Produktivitas Parsial...69

5.3.1 Analisa Produktivitas Parsial Tenaga Kerja………...69

5.3.2 Analisa Produktivitas Parsial Material……….70

5.3.3 Analisa Produktivitas Parsial Energi………..70

5.3.4 Analisa Produktivitas Parsial Modal………...71

5.3.5 Analisa Perubahan Produktivitas ... …...72

5.3.6 Evaluasi Produktivitas Berdasarkan Laporan Perubahan . …...74

(13)

5.3.8 Menyusun Penerapan Rencana Perbaikan ... …...82

5.3.9 Perbandingan Kondisi Aktual Dengan Hasil Rancangan ... …...83

BAB6KESIMPULAN DAN SARAN...85

6.1 Kesimpulan….. ... ……...85

6.2 Saran………...86

DAFTAR PUSTAKA……….…………...88

(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal

1.1 GrafikProduktivitasObat Tablet Antalgin ... 5

2.1 Model SiklusProduktivitas “MEPI”... 13

2.2 Elemen-elemen Input dalamTotal Productivity Model ... 16

2.3 Elemen-elemen Output dalamTotal Productivity Model ... 16

3.1 StrukturOrganisasi PT MUTIARA MUKTI FARMA... 29

3.2 Blok Diagram Proses ProduksiObat Tablet ... 39

4.1 Blok Diagram MetodologiPenelitian ... 45

4.2 KerangkaKonseptualPenelitian ... 47

5.1 ProduktivitasTenagaKerjaTahun 2009-2013 ... 69

5.2 Produktivitas Material Tahun 2009-2013 ... 70

5.3 ProduktivitasEnergiTahun 2009-2013 ... 71

5.4 Produktivitas Modal Tahun 2009-2013 ... 71

(15)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal

1.1 Data Produksi TabletAntalgin Tahun 2009-2013………. 4

1.2 Hasil Perhitungan Produktivitas TabletAntalgin Tahun 2009-2013 4

2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya ……….... 24

3.1 Rincian Tenaga Kerja PT MUTIARA MUKTI FARMA………..… 33

3.2 Standar Mutu Antalgin………... 36

5.1 Deflator Biaya Tenaga Kerja………. 57

5.2 Harga Konstan Biaya Tenaga Kerja……….. 57

5.3 Deflator Biaya Material………. 58

5.4 Harga Konstan Biaya Material ……….. 59

5.5 Deflator Biaya Energi……… 60

5.6 Harga Konstan Biaya Energi………... 60

5.7 Deflator Biaya Modal Tetap………. ………. 61

5.8 Harga Konstan Modal Tetap……….. 61

5.9 Deflator Biaya Modal Kerja………. ………. 62

5.10 Harga Konstan Modal Kerja……….. 63

(16)

5.13 Nilai Input Total………... 65

No. Judul Hal 5.14 Nilai Output Total……… 65

5.15 Nilai Produktivitas Total Perusahaan………. 66

5.16 Produktivitas Parsial Tenaga Kerja……….. 66

5.17 Produktivitas Parsial Material………. 67

5.18 Produktivitas Parsial Modal……… 67

5.19 Produktivitas Parsial Energi………... 68

5.20 BEP Produktivitas Total……… 69

5.21 Perhitungan Perubahan Produktivitas Total………... 72

5.22 Rancangan Perbaikan Sistem Produktivitas Material……….... 83

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Hal

(18)

i ABSTRACT

Productivity is the ratio of the total output on the total input. It reflects the influence of all inputs in producing output within a certain time. The objective of the research was to design the improvement of productivity system which can be implemented according to a company’s internal condition. The research used descriptive explorative method, using Total Productivity Model which measured total and partial productivity index of manpower, material, energy, and capital. Total productivity in 2013 decreased to 0.018. The fluctuation of productivity index which is based on basic annual price indicated that partial productivity of material decreases, compared with partial productivity of manpower, energy, and capital. The evaluation of productivity by reducing the cost of manpower (input reduction) can increase total of productivity to 16.02%. The design for the improvement of material productivity is done, based on some factors which influence the low productivity of material by the improvement which is focused on the operator, input of raw material, productive machines, and defect products.

(19)

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Tablet sebagai obat resep farmasi banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia.

Sekitar 40% resep tablet dikontribusikan untuk produksi obat generik. Jika

penyerapan obat generik terbatas, maka dikhawatirkan penjualan obat tablet akan

terus merosot. Secara umum, harga pokok penjualan (HPP) obat tablet lebih kecil

dibandingkan obat non generik. Ada sebanyak 40 produk obat tablet generik dari

sekitar 150 produknya yang memiliki harga pokok penjualan (HPP) di bawah harga

obat non generik. Sepanjang 2013, penjualan Indofarma sebagai emiten farmasi milik

negara menurun.PT Indofarma Tbk (INAF) merevisi proyeksi penjualan sepanjang

tahun ini sebesar 16,66% menjadi Rp 1,2 triliun dari sebelumnya Rp 1,4 triliun.

(20)

perseroan sepanjang tahun ini membengkak 1,46% menjadi Rp 4447,05 miliar.

Hingga akhir tahun diperkirakan penjualan obat Rp 1,2 triliun.

Menurut Elfiano (2013), meningkatnya nilai tukar dolar Amerika terhadap

rupiah membuat perseroan harus mengerem penjualan obat. Hal ini dikarenakan,

dalam awalrencana kerja acuan kurs Rp 9.500 per dolar AS, namun saat ini nilai tukar

rupiah sudah menyentuh di kisaran Rp 12 ribu per dolar AS.Dengan penurunan

perolehan penjualan ini, maka dipastikan mempengaruhi target laba bersih perseroan

hingga akhir 2013. Sebelumnya, perseroan membidik laba sebesar Rp 85 miliar.

Kinerja perseroan per September mengalami rugi bersih sebesar Rp 61,16 miliar.

Padahal, perseroan sempat meraup laba Rp 20,03 miliar pada periode yang sama

tahun lalu. Tercatat, salah satu penyebab penurunan kinerja tersebut adalah beban

pokok penjualan yang membengkak sebesar 1,4 % dari Rp 440,6 miliar menjadi Rp

447,05 miliar. Namun, penjualan bersih Indofarma justru turun sekitar 8,6% dari Rp

701,5 miliar menjadi Rp 640,8 miliar.

Berdasarkan statistik pasar modal dalam negeri (2013), lemahnya nilai tukar

rupiah membuat harga bahan baku naik dan pengeluaran perseroan lebih besar. Impor

bahan baku obat 90 persen lebih,renovasi pabrik farmasi, kenaikan Upah Minimum

Provinsi (UMP) berdampak terhadap penurunan produksi obat. Penurunan penjualan

berdampak signifikan pada beban operasional dan keuangan perusahaan. Hingga

(21)

Salah satu upaya mengatasi penurunan produksi perusahaan adalah dengan

melakukan pengukuran produktivitas.Pengukuran produktivitas sebagai dasar

perencanaan sangat penting di dalam perusahaan. Hal ini disebabkan tuntutan

perusahaan mengembangkan daya saing terhadap perusahaan lain selain peningkatan

produktivitas. Pengukuran produktivitas perlu dilakukan untuk merancang suatu

sistem produktivitas yang lebih baik dengan memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja perusahaan, serta upaya peningkatan produktivitas untuk

menentukan strategi perusahaan di masa yang akan datang.

Ada beberapa metode untuk pengukuran produktivitas berdasarkan

pendekatan indeks produktivitas antara lain Total Productivity Model, metode Marvin

E. Mundel, metode American Productivity Center (APC), model Hines, Metode

Craig-Harris, model Kendrick-Creamer. Penelitian ini menggunakan metode Total

Productivity Model.Model ini cocok digunakan untuk industri manufaktur untuk

mengukur produktivitas perusahaan dan produktivitas parsial faktor-faktor produksi.

PT Mutiara Mukti Farma (MUTIFA) yang bergerak di bidang produksi

farmasi. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Besar Namorambe Km 8,5 No. 68,

Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. PT MUTIFA

menghasilkan produk obat berupa tablet dengan nama Antalgin. Perusahaan ini

berupaya meningkatkan produktivitas dalam menghadapi persaingan usaha yang

(22)

Pengukuran produktivitas penting bagi perusahaan sebagai dasar rencana

kinerja masa yang akan datang.Proses produksi merupakan cara menambah nilai

(value) suatu barang dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi seperti tenaga

kerja, mesin, peralatan, material, metode, dan modal. PT Mutiara Mukti Farma

membutuhkan bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong, mesin, peralatan,

tenaga kerja serta manajemen yang baik untuk melakukan pembuatan obat, namun

dalam melaksanakan operasional perusahaan mengalami penurunan

produktivitas.Penurunan ini dapat dilihat dari dataTabel 1.1 dan Tabel 1.2.

Tabel 1.1. Data Produksi Tablet Antalgin Tahun 2009-2013

URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013

OUTPUT TANGIBLE DALAM RUPIAH

1.PRODUKSI 2,861,500,000 2,268,000,000 2,910,000,000 2,310,000,000 2,550,000,000 2.PRODUK 1/2 JADI 1,070,972,500 1,808,274,900 1,604,275,800 1,757,325,650 1,514,751,150

3.DIVIDEN 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000

4.BUNGA SURAT BERHARGA

50000000 50000000 50000000 50000000 50000000

5.PENDAPATAN LAIN

0 0 0 0 0

TOTAL 4,007,472,500 4,151,274,900 4,589,275,800 4,142,325,650 4,139,751,150

INPUT TANGIBLE

1.TENAGA KERJA 2,496,960,000 2,496,960,000 2,496,960,000 2,496,960,000 2,496,960,000

2.MATERIAL 10862345 10214576 19875720 10200824 11867990

3.MODAL 203340000 298315110 242063900 298740015 322569007

4.ENERGI 477500275 472455792 462010682 458371985 459616164

5.PENGELUARAN LAIN

(DINAS,PAJAK,DLL)

100000000 100000000 100000000 100000000 100000000

TOTAL 3,288,082,620 3,478,595,478 3,312,210,302 3,205,472,824 3,276,613,161

Sumber : PT Mutiara Mukti Farma (2013)

(23)

Tahun

Input Total Output Total Produktivitas Total (Rp)

Indeks Produktivitas Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)

2009 3.208.082.620 4.007.472.500 1,249 1,000

2010 3.478.595.478 4.151.274.900 1,193 0,955

2011 3.486.274.302 4.589.275.800 1,316 1,053

2012 3.315.472.824 4.142.325.650 1,249 1,000

2013 3.276.613.161 4.139.751.150 1,263 1,011

Sumber :Pengolahan Data PT Mutiara Mukti Farma (2013)

Sumber :Pengolahan DataPT Mutiara Mukti Farma (2013)

Gambar 1.1.Grafik Produktivitas Obat Tablet Antalgin

Berdasarkan Gambar 1.1 terlihat bahwa sejak tahun 2010 terjadi penurunan

produksi obat. Penurunan drastis yang signifikan terjadi dari tahun 2011menuju 2012,

selanjutnya naik perlahan-lahan sampai tahun 2013; dalam hal ini perlu dilakukan

evaluasi menyeluruh terhadap kinerja perusahaan.

2009 2010 2011 2012 2013

Productivity 1.249 1.193 1.316 1.249 1.263

1.249

(24)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan terlihat bahwa

capaian produktivitas perusahaan mengalami penurunan, yang dapat dilihat dari data

Tabel 1.1. dan Gambar 1.1. Produktivitasperusahaan rendah ditandai dengan

penurunan volume produksi dari tahun 2012 hingga 2013 (jangka waktu 5 tahun

berturut-turut). Pemborosan sumber daya tinggi menunjukkan indikasi bahwa

produktivitas perusahaan rendah.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dilaksanakan untuk merancang perbaikan sistem produktivitas yang

memungkinkan PT Mutiara Mukti Farma (MUTIFA) dapat mengimplementasikan

sesuai kondisi internal perusahaan. Adapun sasaran untuk mencapai tujuan tersebut

adalah:

1. Mengindentifikasi faktor-faktor penyebab rendahnya produktivitas.

2. Menyusun suatu rancangan perbaikan sistem dengan implementasi

pengukuran produktivitas sebagai dasar perencanaan.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai

(25)

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan referensi dan refleksi

produktivitas.

b. Memberikan kontribusi untuk memperluas kajian ilmu Teknik Industri

berkaitan dengan analisa dan evaluasi produktivitas.

2.Manfaat Praktis

a. Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dengan

membandingkan antara teori selama masa perkuliahan dengan praktik

yang dilaksanakan perusahaan.

b. Bagi program Pascasarjana Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

(USU) Medan, penelitian ini merupakan dasar pengembangan kerjasama

dengan PT Mutiara Mukti Farma (MUTIFA) serta penambahan literatur

ilmiah.

c. Secara khusus bagi penulis sebagai kesempatan untuk mengembangkan

keterampilan di bidang ilmu Teknik Industri dan syarat kelengkapan

tugas tesis.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian dan Batasan

(26)

2009 hingga 2013). Dengan pengukuranproduktivitas akurat tenaga kerja diharapkan

kinerja tenaga kerja meningkat yang akan mendorong tujuan-tujuan perusahaan

terealisasi dalam waktu dekat. Dalam penelitian sangat perlu dilakukan

batasan-batasan masalah agar penelitian menjadi lebih jelas, terarah dan

terukur.Masalah-masalah yang terlalu luas mengakibatkan kerumitan pemecahan terukur.Masalah-masalah yang

disebabkan banyak faktor yang tidak dapat diidentifikasi dan dijangkau oleh

penulis.Penelitian ini dibatasi oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Dataanalisa dan evaluasi produktivitas adalah data modal, tenaga kerja,

energi, bahan, mesin dan peralatan selama lima tahun terakhir, yaitu tahun

2009,2010, 2011,2012 dan 2013.

2. Pengukuran produktivitas dengan menggunakan metode Total Productivity

Model, yaitu menghitung produktivitas total dengan cara membagi output

total (tangible) dengan input total tangible. Model ini didasarkan pada

pengukuran produktivitas total dan produktivitas parsial.

3. Evaluasi produktivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat produktivitas

perusahaan yang selanjutnya dilakukan perbaikan produktivitas.

1.6. Asumsi-Asumsi

(27)

1. Data yang diambil untuk mengukur produktivitas adalah data kegiatan

bagianproduksi, personalia dan keuangan perusahaan.

2.Proses produksi dan metode kerja tidak ada mengalami perubahan.

3. Kondisi perekonomian di Indonesia dalam keadaan stabil.

1.7. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari enambab.Bab pertama menjelaskan tentang latar

belakang dan rumusan masalah, penjelasan, tujuan dan manfaat penelitian, serta

batasan dan asumsi-asumsi yang digunakan.Bab kedua berisi studi pustaka sesuai

teori yang berkaitan dengan rancangan perbaikanproduktivitas dengan menggunakan

metode Total Productivity Model.

Bab ketiga menguraikan gambaran umum perusahaan tempat penelitian. Bab

keempat mengenai jenis, lokasi, metodedan langkah-langkah penelitian seperti yang

tergambar dalam blok diagram penelitian. Bab kelima diuraikan mengenai

pengumpulan, pengolahan, analisa dan evaluasi data serta perancangan

perbaikan.Bab keenam berisi tentang kesimpulan penelitian serta saran untuk

(28)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Produktivitas

“Produktivitas” telah menjadi suatu kata yang sering dibicarakan dewasa ini dan

hampir tidak mungkin tidak disebutkan dalam berbagai tulisan, seperti pada majalah

perdagangan, surat kabar, laporan manajemen, pidato politik, berita televisi, iklan

para konsultan, konferensi, dan lain sebagainya. Menurut penelitian Jung (2011:4),

produktivitas merupakan indikator penting yang mewakili pertumbuhan ekonomi

setiap negara.Pertama kali kata “produktivitas” disebutkan dalam suatu artikel oleh

Quesnay pada tahun 1766.Lebih seabad kemudian pada tahun 1883, Littre

mendefinisikan produktivitas sebagai “indera untuk produksi” yaitu keinginan untuk

memproduksi. Hasil penelitian Gupta (2010:4), menegaskan bahwa produktivitas

adalah hasil perbandingan kuantitatif output terhadap input. Dalam

OrganizationforEuropeanEconomicCooperation (OEEC) produktivitas didefinisikan

sebagai hasil yang diperoleh dengan membandingkan output dengan salah satu faktor

(29)

investasi, atau bahan baku berdasarkan output yang dikaitkan dengan modal,

investasi, atau bahan baku, dan lain sebagainya.

Definisi produktivitas juga sebagai rasio output terhadap beberapa penggunaan input.

Ini berarti produktivitas tidak lebih dari suatu rasio aritmatika antara jumlah yang

dihasilkan dengan jumlah setiap sumber daya yang digunakan dalam proses produksi.

Jika dilihat melalui istilah secara kuantitatif, produksi adalah jumlah output yang

diproduksi, sedangkan produktivitas adalah rasio antara output yang diproduksi dan

input yang digunakan.

2.2. Klasifikasi Jenis Produktivitas

Produktivitas yang dikutip dari penelitian Kevin (2011:9), menggabungkan

konsep efektivitas dan efisiensi, di mana efektivitas adalah sejauh mana hasil akhir

yang dicapai dengan standar yang dibutuhkan.Dalam hal ini produktivitas

diklasifikasikan dalam tiga jenis yang masing-masing memiliki arti sedikit berbeda,

yaitu produktivitas total, produktivitas total-faktor, dan produktivitas parsial.

2.2.1. Produktivitas Total

Produktivitas adalah rasio dari jumlah total output terhadap jumlah total input.

Konsep produktivitas ini dikembangkan Laura (2009:21), yang menyatakan bahwa

produktivitas total merefleksikan pengaruh semua input dalam menghasilkan output,

(30)

Produktivitas Total = output total

input total … … … (2.1)

Pada tingkat perusahaan, produktivitas total ini merupakan produktivitas total

sistem perusahaan. Penelitian Chad (2011:7), menegaskan bahwa output dapat berupa

produk, jasa, dan produk/jasa sampingan yang dihasilkan perusahaan. Sedangkan

input dapat berupa bahan, tenaga kerja, modal, energi, lahan, informasi, manajemen,

yang diperlukan untuk menghasilkan output-output tersebut diatas. Periode untuk

menghitung output maupun input harus sama, misalnya satu tahun, kuartal, atau satu

bulan.

2.2.2. Produktivitas Total Faktor

Produktivitas total faktor adalah rasio dari output bersih terhadap jumlah input

tenaga kerja dan modal yang bersangkutan. Output bersih adalah total output

dikurangi dengan pembelian barang atau jasa antara (input) antara yang digunakan

dalam proses produksi. Perbedaannya dengan produktivitas total adalah pembagi dari

rasio produktivitas total faktor hanya terdiri dari input tenaga kerja dan modal.

2.2.3. Produktivitas Parsial

Produktivitas parsial adalah rasio dari output terhadap salah satu faktor input,

sering disebut juga sebagai produktivitas faktor tunggal (single-factor productivity).

Sebagai contoh, produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran produktivitas parsial

input tenaga kerja yang diukur berdasarkan rasio output terhadap input tenaga kerja.

(31)

atau peningkatan produktivitas sehingga dapat dilakukan proses perbaikan

produktivitas yang lebih terfokus pada langkah selanjutnya.

2.3. Siklus Produktivitas

Penelitian mengenai siklus produktivitasyang dilakukanMahassan

(2011:2),menyatakan bahwa produktivitas bisa ditingkatkan melaluipenerapan model

matematis metode tradisional untuk kegiatan manufaktur dan layanan industri.

Manajemen produktivitas mengembangkan rencana program produktivitas yang

didasarkan pada empat tahap yang disebut siklus produktivitas.Siklus produktivitas

terdiri dari empat tahap yang terdiri dari Measurement, Evaluation, Planning, dan

Improvement.Siklus ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Pengukuran (Measurement)

Produktivitas

Perencanaan (Planning)

Produktivitas

Penilaian (Evaluation)

Produktivitas Perbaikan (Improvement)

Produktivitas

Gambar 2.1. Model Siklus Produktivitas “MEPI”

Konsep siklus ini memperlihatkan bahwa peningkatan produktivitas harus

dimulai oleh kegiatan pengukuran, penelitian, dan perencanaan dari produktivitas itu

(32)

menunjukan bahwa program penelitian produktivitas merupakan suatu kegiatan yang

berkesinambungan dan melibatkan seluruh operasi kegiatan perusahaan.

Apabila produktivitas dari sistem ini telah dapat diukur, langkah berikutnya

adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual itu untuk diperbandingkan dengan

rencana yang telah ditetapkan.Kesenjangan yang terjadi antara tingkat produktivitas

aktual dengan rencana (productivity gap) merupakan masalah produktivitas yang

harus dievaluasi dan dicari akar penyebab yang menimbulkan kesenjangan

produktivitas itu.

2.4. Pengukuran Produktivitas

Pengukuran adalah sebuah langkah awal yang bersifat normatif dalam

melakukan suatu perencanaan baik untuk tujuan perbaikan atau peningkatan maupun

tujuan pengembangan. Jika seorang manajer mengingatkan seluruh karyawannya

untuk terus memperbaiki dan meningkatkan produktivitas, maka perintah ini tidak

mempunyai makna apabila tidak dijelaskan berapa tingkat produktivitas yang saat ini

telah dicapai oleh masing-masing unit kerja dan bagaimana penilaian manajemen

terhadap capaian produktivitas tersebut.

Sumanth (1984:153), mengembangkan model pengukuran produktivitas

dengan memperhatikan pengaruh utama semua faktor input terhadap output yang

(33)

tetapi juga pada tingkat operasional misalnya tingkat departemen. Keunikan dari

model tersebut tidak hanya mengukur indeks produktivitas total tetapi juga

menunjukkan input ataupun sumber daya tertentu yang memerlukan perbaikan

utilisasi.

2.5. Dasar Total Productivity Model

Total Productivity Model adalah salah satu model dasar dari beberapa versi

pengukuran produktivitas.Total Productivity Modeldidasarkan pada pengukuran

produktivitas total dan pengukuran produktivitas parsial. Penelitian Ammara

mengenai model Total Produktivitas (2008:15), model ini sangat baikditerapkan pada

setiap perusahaan manufaktur atau perusahaan jasa. Definisi total produktivitas dalam

Total Productivity Modeldengan persamaan 2.2:

Produktivitas Total = output total (��������)

input total (��������) … … … (2.2)

Dimana:

Output total (tangible)=nilai semua produk jadi yang diproduksi + nilai produk

setengah jadi yang diproduksi + dividen dari sekuritas +

bunga dari surat berharga + pendapatan lainnya.

Input total (tangible)= nilai dari faktor input tenaga kerja + bahan + kapital + energi +

(34)

Tangible dalam hal ini diartikan pada dasarnya secara langsung dapat diukur. Jumlah

output yang tidak dapat diukur dan elemen-elemen input yang tidak dapat diukur

relatif kecil dibandingkan dengan jumlah output total yang dapat diukur dan input

total yang dapat diukur, sehingga dapat diabaikan untuk tujuan

praktis.Elemen-elemen input tangible dan output tangible seperti pada Gambar 2.2 dan 2.3.

Input (tangible)

Kapital (Modal) Material Energy Pengeluaran

Lain

Gambar 2.2. Elemen-elemen Input dalam Total Productivity Model

Output (tangible)

(35)

Perlu diketahui bahwa output di sini mengacu pada semua output yang

dihasilkan, dan input mengacu pada semua sumber daya dikonsumsi atau dikeluarkan

untuk menghasilkan output. Baik input maupun output digambarkan dalam harga

konstan yang berlaku pada periode dasar. Dengan kata lain, input tangible dan output

tangible harus dinyatakan dalam nilai moneter (mata uang) karena semua

elemen-elemeninput dan output tidak memiliki satuan yang sama.

Beberapa kelebihan dari metode Total Productivity Model sebagai berikut:

a. Menyediakan agregat indeks produktivitas tingkat perusahaan dan tingkat unit

operasional secara rinci

b. Menunjukkan unit operasional yang memberikan keuntungan dan tidak

memberikan keuntungan.

c. Menunjukkan sumberdaya input secara khusus yang digunakan secara tidak

efisien sehingga tindakan korektif dapat diambil.

d. Sesuai dengan prinsip matematika sehingga analisis sensitivitas dan validasi

model menjadi relatif lebih mudah.

e. Terintegrasi dengan fase evaluasi, perencanaan, dan perbaikan siklus

produktivitas. Dengan demikian Total Productivity Model menawarkan cara tidak

hanya mengukur tetapi juga mengevaluasi, merencanakan, dan memperbaiki

seluruh produktivitas sebuah organisasi/perusahaan secara keseluruhan sebaik

(36)

f. Menawarkan manfaat bagi manajemen untuk mengendalikan produktivitas total

unit operasional utama dengan lebih ketat, ketika melakukan pengawasan rutin

untuk unit operasional kurang kritis.

g. Menyediakan informasi berharga untuk perencana strategis dalam membuat

keputusan berhubungan dengan diversifikasi produk atau jasa.

2.6. Notasi untuk Total Productivity Model

Berikut ini notasi dan rumus yang digunakan dalam Total Productivity Model:

TPF = Total Productivity of a Firm (Produktivitas Total Perusahaan)

= ������ total perusahaan

����� total perusahaan … … … . … . … . . (2.3)

TPi = produktivitas total produk i =

������ total produk i

����� total produk i … … … (2.4)

PPij = produktivitas parsial produk i dengan faktor input j

{j} = {H, M, C, E, X}

H = Input manusia (meliputi seluruh tenaga kerja)

M = Input material dan part yang dibeli dari luar

(37)

X = Pengeluaran lainnya (meliputi pajak, biaya tenaga ahli, pengolahan informasi,

alat tulis kantor, biaya-biaya umum)

i = 1,2,3,…,n

n= Jumlah produk yang dihasilkan pada periode berjalan

Oi= Nilai output produk i pada periode berjalan ( digambarkan dalam bentuk

harga konstan berdasarkan periode dasar dengan harga jual sebagai bobot)

OF= Nilai output total perusahaan pada periode berjalan ( digambarkan dalam

harga konstan berdasarkan periode dasar dengan harga jual sebagai bobot)

Ii= Nilai input total produk i pada periode berjalan (digambarkan dalam harga

konstan berdasarkan periode dasar)

= ∑jIij = IiH + IiM + IiC + IiE + IiX

Iij= Nilai input jenis j untuk produk i (digambarkan dalam bentuk harga konstan

berdasarkan periode dasar)

IF= Nilai input total yang digunakan perusahaan pada periode berjalan

(digambarkan dalam bentuk harga konstan berdasarkan periode dasar)

(38)

2.7. Analisa dan Evaluasi Produktivitas

Analisa hasil pengukuran produktivitas dapat dilakukan dengan beberapa cara

yaitu:

1. Analisa Grafik Produktivitas dan Indeks Produktivitas.

2. Analisa Profit Perusahaan Terhadap Produktivitas Total.

3. Analisa Produktivitas Total dengan Fungsi Produktivitas Parsial

Evaluasi adalah fase berikutnya setelah pengukuran produktivitas

dilakukan.Tujuan evaluasi ialah mendapatkan informasi yang akurat tentang tingkat

kemajuan perusahaan pada saat ini relatif terhadap kemajuan yang dicapai dalam

periode sebelumnya ditinjau dari sudut capaian produktivitas.Menurut penelitian

yang dilakukan Mishra (2008:20), ukuran-ukuran produktivitas perusahaan secara

lebih nyata menggambarkan kinerja manajemen dibandingkan dengan ukuran-ukuran

finansial seperti profitabilitas, rentabilitas, return on investment, return on asset, dan

analisis rasio-rasio lainnya.

Evaluasi produktivitas pada dasarnya dilakukan untuk mendapatkan

kepastian/jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Dimana posisi perusahaan saat ini (where the company is standing now).

2. Sumberdaya apayang bermasalah pengelolaannya.

3. Unit kerja mana yang bermasalah.

(39)

5. Mengapa terjadi masalah (faktor-faktor apa yang menyebabkan masalah).

6. Apa usul-usul perbaikan.

Untuk lebih membantu dalam analisis dan evaluasi terhadap hasil pengukuran

produktivitas tersebut maka beberapa alat bantu yang umum digunakan ialah:

1. Pembuatan scatter diagram/trend hasil pengukuran produktivitas baik

untuk produktivitas total, produktivitas parsial, produktivitas total faktor

dan produktivitas produk. Scatter diagram dengan jelas menggambarkan

trend dan fluktuasi capaian produktivitas dari periode ke periode.

2. Pembuatan tabel deviasi yang menunjukkan plus-minus produktivitas

parsial pada masing-masing produk relatif terhadap periode sebelumnya.

Angka-angka dalam sel menunjukkan contoh hipotesis dari besarnya

perubahan (kenaikan atau penurunan) tingkat produktivitas parsial pada

masing-masing produk pada periode ini relatif terhadap capaian

produktivitas periode lalu.

Sumanth (1984:237), mengembangkan serangkaian alternatif perbaikan

produktivitas dengan pendekatan output dan input yang disebutnya pola evaluasi

produktivitas atauproductivity evaluation tree (PET). Productivity evaluationtree

terdiri dari 3 pola yaitu pola A, pola B, dan pola C. Productivity evaluation treeA

ialah evaluasi antara 2 periode berurutan dimana dalam periode awal belum ada

(40)

jumlah output masih nol walaupun input telah digunakan. Dalam productivity

evaluation treeC, kegiatan produksi telah berjalan sejak periode awal karena output

telah dihasilkan dari input yang digunakan.

Menurut Sumanth, estimasi produktivitas yang disebut sebagai budgeted

productivity dapat ditetapkan dengan dua metode. Estimasi produktivitas total

dihitung dengan menggunakan bilangan deviasi dari capaian produktivitas total

periode lalu (∆TPit). Indeks idan t masing-masing merujuk kepada produk ke i dan

periode ke t. Estimasi produktivitas total dihitung dengan persamaan 2.5 dan 2.6

sebagai berikut:

a. Metode 1

PT’it= αPTit-1 + (1-α) PT it-1...(2.5)

PT’it= Estimasi produktivitas total produk i untuk periode t

PTit-1= Aktual produktivitas total produk i untuk periode t-1

α = Parameter (smoothing constant) dimana 0 ≤ α ≤ 1

� = 2

�+ 1

Variasi produktivitas total dengan estimasi produktivitas total dapat

dihitung dengan:

VPT(1)it= PT12-PT12’

PVPT(1)it = �����12

(41)

b. Metode 2

Untuk metode dua terdapat produktivitas asumsi yang telah ditetapkan

oleh manajemen perusahaan sebagai target terbaik dari produktivitas total

perusahaan. Rumus yang digunakan adalah persamaan 2.7 dan 2.8.

PTit*=���∗

��∗ ...(2.7)

Oit*= Oit-1 + ∆Oit*

Iit*= Iit-1 + ∆Iit*

VPT(2)it= PTit-PTit’

PVPT(2)i= �������

�� −1� � 100...(2.8)

2.8. Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penerapan metodeTotal

Productivity Model dapat dilihat pada Tabel 2.1.Beberapa penelitian

tersebutmenggunakan Total Productivity Model untuk teknik-teknik peningkatan

(42)

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya

No. Peneliti Judul Metode Kesimpulan

(43)

BAB 3

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1. Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1975 didirikan bangunan oleh H. T. M. Panggabean dengan surat

izin bangunan No. 41/RKT/S/MBU/72/1975 yang digunakan sebagai industri

farmasi. Industri inibernama Sejati Pharmaceutical Industries yang memproduksi

anggur obat dengan merek SIAGOGO. Industri ini telah berproduksi selama beberapa

tahun sebelum kemudian H. T. M. Panggabean menjual bangunan tersebut kepada

Drs. Weslyn H. Siahaan pada tanggal 31 Januari 1980.Selain itu, perusahaan Sejati

Pharmaceutical Industries juga berpindahnama menjadi PT Mutiara Mukti Farma.PT

Mutiara Mukti Farma ini berdiri dengan Drs. Weslyn H. Siahaan sebagai direktur

utama berdasarkan akte No. 112 tanggal 31 Januari 1980.

PT Mutiara Mukti Farma memperoleh izin untuk mendirikan industri farmasi

yang berfungsi memproduksi obat-obatan berdasarkan surat keputusan Menteri

Kesehatan RI No. 0098/A/SK/PAB/I/81. Sejak dikeluarkannya surat izin produksi

Departemen Kesehatan RI c/q Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan

(44)

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia wilayah barat umumnya dan

daerah Sumatera Utara pada khususnya.

3.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan antar komponen

bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan.PT Mutiara Mukti Farma

menggunakan struktur organisasi lini dan fungsional.Hal ini ditunjukkan dengan

adanya hubungan lini antara direktur dengan para manajer bidang (manajer umum

dan akuntansi, manajer produksi, manajer quality control, manajer penjualan,

manajer keuangan, manajer research and development, dan manajer quality

assurance), para manajer bidang dengan staf, dan kepala bagian terhadap karyawan.

Struktur fungsional dijumpai pada kelompok manajer bidang (termasuk staf

dan supervisor) dan karyawan.Sebagai contoh karyawan bagian produksi

berhubungan dengan kepala bagian produksi untuk urusan pekerjaannya dan dengan

kasir untuk pembayaran gaji.Bagan struktur organisasi PT Mutiara Mukti Farma

(45)

3.3. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Uraian tugas dan tanggung jawab pada PT Mutiara Mukti Farma adalah

sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris

Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:

a. Memimpin rapat Dewan Komisaris dan Pemegang Saham dengan

tujuan memilih atau memecat Direktur Utama.

b. Mengevaluasi tugas dan wewenang Direktur Utama.

2. Direktur Utama

Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:

a. Menjadi pelaksana harian dan puncak garis manajemen perusahaan.

b. Menentukan sistem manajemen yang akan digunakan perusahaan.

c. Mengkoordinasikan Direktur dan bawahannya.

d. Mengadakan perubahan struktur organisasi perusahaan.

e. Mengadakan kontrak-kontrak dengan pihak-pihak lain.

f. Memberikan persetujuan atau penolakan terhadap kebijaksanaan

bawahan.

(46)

3. Direktur

Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:

a. Sebagai pelaksana yang ditentukan Direktur Utama dan menyampaikan

instruksi dan tugas kepada bawahannya.

b. Menjalankan instruksi pimpinan mengenai bidang umum, keuangan,

pengawasan, produksi, penjualan dan pembelian.

c. Bertanggung jawab kepada Direktur Utama atas terlaksananya aktivitas

perusahaan dengan baik.

4. Manajer Umum dan Akuntansi

Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:

a. Mengadakan ketentuan-ketentuan atau penggarisan tentang pelaksanaan dan

garis akuntansi secara menyeluruh.

b. Melaksanakan garis-garis yang ditentukan untuk bagian pegawai, mencakup

penerimaan, penempatan pegawai, mutasi, pendidikan, dan pemberhentian

pegawai.

c. Melaksanakan segala kegiatan yang berhubungan dengan instansi

pemerintahan atau badan-badan yang bersangkutan dengan akuntansi dan

personalia umum.

d. Merupakan pembantu Direksi dalam menjalankan tugas umum dan fungsi

(47)

Dewan Komisaris

Manajer Produksi Manajer Penjualan Research and Manajer

Development

(48)

5. Manajer Produksi

Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:

a. Membuat perencanaan produksi, jumlah produksi, masa produksi, kapasitas

terpakai mesin, dan kapasitas terpakai tenaga kerja.

b. Melaksanakan pengawasan persediaan bahan baku, pengemasan, dan hasil

produksi.

c. Berdiskusi dengan Manajer Pengawasan Mutu bila terjadi kegagalan

produksi.

d. Bertanggung jawab agar mesin dan peralatan produksi dipakai secara benar.

e. Turut membantu pelaksanaan inspeksi CPOB dan menjaga dilaksanakannya

CPOB.

f. Membuat laporan secara rutin dan tahunan untuk hasil produksi.

g. Mengupayakan perbaikan biaya produksi.

6. Manajer Quality Control

Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:

a. Memimpin dan mengarahkan pelaksanaan tugas di laboratorium,

pengawasan dalam proses maupun CPOB.

b. Bertanggung jawab atas analisa dan keputusan untuk menerima atau

menolak hasil pemeriksaan kimia dan mikrobiologi atas bahan baku, bahan

(49)

c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan inspeksi CPOB sehingga

pelaksanaannya selalu terjamin.

d. Berdiskusi dengan Manajer Produksi jika terjadi kegagalan produksi.

e. Membuat laporan bulanan pemeriksaan obat jadi yang diserahkan

kepadaDirektorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

f. Menyimpan semua prosedur analisa.

g. Membuat anggaran tahunan bagian pengawasan mutu.

h. Mengupayakan perbaikan biaya pengawasan mutu.

7. Manajer Penjualan

Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:

a. Menerima pesanan dari konsumen.

b. Menentukan perluasan pasar.

c. Menjual barang yang diproduksi sesuai dengan garis kebijakan yang

ditentukan.

d. Mengadakan komunikasi langsung dengan bagian produksi, misalnya

membuat pembukuan tentang penjualan.

e. Melakukan promosi dan memasarkan obat-obat buatan PT Mutiara Mukti

Farma.

f. Bertanggung jawab kepada Direktur.

(50)

a. Bertanggung jawab terhadap lalu lintas keuangan di perusahaan.

b. Mencatat pengeluaran dan pemasukan uang.

c. Bertanggung jawab kepada Direktur.

9. Manajer Research and Development

Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan perusahaan, seperti

minat konsumen terhadap obat.

b. Melaksanakan diversifikasi produk, seperti mengembangkan obat

tradisional.

c. Membuat anggaran tahunan bagian riset dan pengembangan.

10. Manajer Quality Assurance

Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab atas kondisi fisik (kualitas) dan kuantitas hasil produksi

sebelum dikirim keluar dari lantai produksi.

b. Melakukan pemeriksaan secara sampling terhadap tiap batch produk yang

dihasilkan.

c. Mengembalikan produk yang tidak layak ke lantai produksi untuk diproses

(51)

3.4. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Dalam menjalankan operasional sehari-hari, PT Mutiara Mukti Farma

memiliki tenaga kerja sebanyak 152 orang.Rincian tenaga kerja dapat dilihat pada

Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Rincian Tenaga Kerja PT Mutiara Mukti Farma

No. Uraian Jabatan Jumlah (Orang)

1 Direktur Utama 1

2 Direktur 1

3 Manajer 7

4 Administrasi Kantor 4

5 Riset dan Pengembangan 5

6 Administrasi Produksi 7

7 Laboratorium 7

8 Penjualan 4

9 Karyawan Bagian Produksi 80

10 Keuangan 3

Sumber: PT Mutiara Mukti Farma (2014)

Jam kerja bagian produksi terdiri dari jam kerja normal dan jam kerja lembur.

Jam kerja normal untuk hari Senin-Kamis dan Sabtu yaitu 7 jam dengan jam kerja

(52)

Waktu kerja di PT Mutiara Mukti Farma terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian

kantor dan bagian keamanan. Perincian waktu kerja tersebut yaitu:

1. Bagian kantor

a. Untuk hari Senin hingga Jumat, bekerja dari pukul 08.30 hingga 12.00

WIB, istirahat dari pukul 12.00 hingga 13.00 WIB, kemudian bekerja

kembali dari pukul 13.00 hingga 16.30 WIB.

b. Untuk hari Sabtu, bekerja dari pukul 08.00 hingga 13.00 WIB.

2. Bagian keamanan

a. Shift I bekerja dari pukul 07.00 hingga 19.00 WIB.

b. Shift II bekerja dari pukul 19.00 hingga 07.00 WIB.

3.5. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Para karyawan diberikan penghargaan atas prestasi dan hasil kerjanya dengan

pemberian upah dan fasilitas-fasilitas yang dapat memastikan kesejahteraan karyawan

serta meningkatkan produktivitaskerja.Aturan atau pedoman pengupahan yang diikuti

perusahaan merupakan kebijakan Upah Minimum Regional (UMR) yang telah

ditetapkan Pemerintah. UMR untuk daerah Sumatera Utara yang berlaku pada tahun

2014 adalah sebesar Rp. 1.505.850 per bulan.Sistem pengupahan yang diterapkan

pada perusahaan adalah:

(53)

2. Perhitungan upah lembur yang diberikan perusahaan kepada karyawan

yaitu:

a. 1 jam dibayar sebesar 1,5 kali upah 1 jam kerja normal.

b. 2 jam dibayar sebesar 2 kali upah setiap 1 jam kerja normal.

c. 3 jam ke atas dibayar sebesar 3 kali upah setiap 1 jam kerja normal.

3. Upah yang diberikan meliputi gaji pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan

tidak tetap yang di dalamnya termasuk uang makan dan transpor.

Perusahaan juga memperhatikan keselamatan kerja para karyawan dengan

memberikan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) berupa jaminan hari tua,

kecelakaan kerja, kematian, dan kesehatan.Untuk pelaksanaan Jamsostek, pihak

perusahaan mengadakan pengutipan iuran sebesar 2% dari gaji karyawan.

3.6. Proses Produksi

Proses produksi merupakan cara untuk menambah nilai (value) suatu barang

dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin, peralatan,

material, metode, dan modal. PT Mutiara Mukti Farma membutuhkan bahan baku,

bahan tambahan, bahan penolong, mesin, peralatan, tenaga kerja serta manajemen

yang baik untuk melakukan proses agar mampu menghasilkan berbagai jenis

obat-obatan. Dalam pelaksanaan penelitian ini, kegiatan proses produksi yang diamati

(54)

3.6.1. Standar Mutu Produk

PT Mutiara Mukti Farma telah menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik

(CPOB) terkait dengan standar mutu bahan/produk, seperti yang diwajibkan kepada

seluruh industri farmasi. Ketentuan ini didasarkan pada Keputusan Menteri

Kesehatan RI No. 43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan Direktorat

Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Depkes RI No. 04510/A/SK/XII/1989

tentang petunjuk operasional penerapan CPOB. Peraturan itu mengatur seluruh aspek

produksi dan pengendalian mutu.Standar mutu produk PT Mutiara Mukti Farma

untuk produk tablet Antalgin dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Standar Mutu Antalgin

No. Keterangan Standar

1 Berat 490 – 510 mg

2 Kekerasan 4 – 8 kg/cm2

3 Kerapuhan < 8 %

4 Kelarutan 15 – 16 menit

5 Waktu hancur 4 – 5 menit

6 Diameter 1,211 cm

7 Tebal 0,32 cm

Sumber: PT Mutiara Mukti Farma (2014)

3.6.2. Bahan yang Digunakan

(55)

1. Bahan baku

Bahan baku merupakan bahan utama di dalam proses produksi yang sifat dan

bentuknya akan diubah. Bahan ini diolah langsung di dalam proses produksi

hingga menghasilkan produk jadi. Sumber bahan baku obat utamanya berasal

dari pabrik-pabrik di China dan India seperti Wu Xi dan Jiang Su.Untuk

produksi obat tablet Antalgin, bahan baku yang digunakan dibagi menjadi dua

bagian, yaitu:

a. Bahan berkhasiat

Bahan ini memiliki jumlah yang relatif besar dibandingkan dengan bahan lain

dan penggunaannya disesuaikan dengan jenis obat yang akan diproduksi

berdasarkan formulasi yang telah ditetapkan.

b. Bahan tidak berkhasiat

Bahan ini tidak memiliki pengaruh terhadap khasiat obat yang akan

dihasilkan. Kandungan bahan tidak berkhasiat pada obat tablet Antalgin yaitu:

1. Lactose dan Amilum, sebagai bahan pengisi pada obat.

2. Magnesium Stearat dan Talcum, sebagai pelicin obat.

3. Nipasol, sebagai bahan pengawet.

4. Primojel

(56)

2. Bahan penolong

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi

dan ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk untuk memperlancar

proses produksi dimana komponennya tidak terdapat pada produk akhir.

Bahan penolong yang digunakan dalam pembuatan obat tablet Antalgin yaitu

air murni (H2O) yang telah disterilisasi. Air ini berfungsi sebagai pengikat

sementara pada saat proses pencampuran zat.

3. Bahan tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan atau dipakai sebagai

pelengkap dalam produk akhir untuk meningkatkan mutu produk.Contoh

bahan tambahan untuk pembuatan obat tablet Antalgin yaitu kertas strip,

kotak kemasan strip, dan kotak kardus.

3.6.3. Uraian Proses

Proses produksi untuk pembuatan obat tablet secara umum di PT Mutiara

Mukti Farma dapat diuraikan dari proses awal hingga akhir pembuatan tablet yang

dimulai dari proses awal yakni penimbangan, pencampuran, granulasi, pengeringan,

lubrikasi, hingga pencetakan dan terakhir dalam bentuk pengemasan. Pengemasan

dalam kotak-kotak strip. Tahapan-tahapan proses tersebut secara umum di PTMutiara

Mukti Farma dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2 merupakan blok diagram

(57)

Penimbangan Bahan

Pencampuran Bahan

Granulasi Basah

Pengeringan

Granulasi Kering

Lubrikasi

Pencetakan Obat

Pengayakan dan Pemeriksaan

Pengemasan

Gambar 3.2. Blok Diagram Proses Produksi Obat Tablet

Urutan proses produksi pembuatan obat tablet yaitu:

1. Penimbangan bahan

Penimbanganmerupakan proses pengukuran berat bahan yang akan digunakan

dalam proses produksi. Proses penimbangan dilakukan dengan menggunakan

timbangan sebagai berikut:

a. Timbangan duduk, digunakan untuk menimbang bahan baku yang relatif

(58)

b. Timbangan Berkoz, digunakan untuk menimbang bahan baku yang ringan

ringan ( 0 – 300 g), misalnya untuk penimbangan Brillian Blue.

c. Timbangan Digital, digunakan untuk menimbang bahan baku tertentu yang

sangat ringan, yaitu dengan berat 20 – 60 mg.

Bahan baku dan bahan lain yang akan diproduksi ditimbang atas dasar surat

perintah pembuatan obat yang telah ditetapkan komposisinya sesuai dengan

banyaknya obat yang akan diproduksi dan formulasinya. Bahan-bahan ini

sebelum tiba di gudang diperiksa terlebih dulu oleh staf pengawasan mutu untuk

mengidentifikasi apakah mutu dan spesifikasinya telah sesuai dengan yang

dijanjikan oleh perusahaan pemasok bahan baku. Pemeriksaan bahan baku

meliputi:

a. Pemeriksaan organoleptis, yaitu bentuk, warna, bau, dan rasa.

b. Pemeriksaan kimiawi, yaitu kualitatif, kuantitatif, dan pH.

c. Pemeriksaan fisik, yaitu kelarutan, titik lebur, berat jenis, dan kekentalan.

d. Pemeriksaan kemasan, yaitu ukuran dan kondisi kemasan.

e. Pemeriksaan etiket, meliputi: ukuran, kebenaran tulisan, desain, warna,

kerapian catatan dan lambang (obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras.)

2. Pencampuran bahan

Pencampuran dilakukan dengan menggunakan sistem pencampuran batch.

Bahan-bahan yang akan dicampurkan ditimbang sesuai takaran lalu dimasukkan ke

(59)

kolidon, nipasol, Brilliant Blue, vanili, dan air. Kemudian campuran tersebut

diberi pasta Amilum yang berfungsi sebagai pengikat sambil terus diaduk.Setelah

tercampur rata, bahan ini dibawa ke bagian Granulasi Basah.

3. Granulasi basah

Proses ini bertujuan untuk membagi campuran menjadi bentuk bulatan (granul)

kecil seragam yang memiliki komposisi yang homogen. Granul yang terbentuk

masih bersifat basah karena adanya kandungan air dari pasta di dalam campuran.

Pembentukan granul ini akan memudahkan proses pengeringan karena ukuran

granul yang lebih kecil akan mempercepat proses pengeringan. Granulasi basah

dilakukan dengan ayakan berukuran 7 mesh.

4. Pengeringan

Setelah melalui Granulasi Basah, bahan obat tersebut dikeringkan. Proses ini

bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terkandung di dalam granul. Alat

yang dapat digunakan untuk proses ini yaitu oven pengering atau Fluid Bed

Dryer. Proses pengeringan dengan Fluid Bed Dryer memakan waktu yang relatif

lebih singkat dan memberikan massa yang lebih homogen, namun kapasitasnya

lebih kecil dibandingkan dengan oven pengering. Proses pengeringan dengan

Fluid Bed Dryer memerlukan waktu sekitar 30 menit dengan suhu pengeringan

sekitar 60 0C, sedangkan dengan oven pengering memerlukan waktu sekitar 8 –

(60)

5. Granulasi kering

Bahan obat yang telah melalui proses pengeringan akan digranulasi kembali. Hal

ini berguna untuk memudahkan proses pencetakan. Proses granulasi kering ini

menggunakan ayakan dengan ukuran 12, 10, dan 8 mesh. Ukuran 12 mesh

digunakan untuk tablet dengan ukuran yang lebih kecil, sedangkan untuk ukuran

10 dan 8 mesh digunakan untuk tablet dengan ukuran lebih besar.

6. Lubrikasi

Lubrikasi adalah proses pencampuran bahan pelicin ke granul kering agar pada

saat proses pencetakan obat tidak lengket dan kualitasnya lebih baik. Zat pelicin

yang ditambahkan yaitu Magnesium Stearat dan Talkum. Proses ini juga

membantu menyeragamkan bobot granul kering sehingga diperoleh kadar yang

seragam.

7. Pencetakan obat

Setelah lubrikasi, bahan obat ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui berat

bahan yang akan dicetak karena adanya ketetapan berat bahan untuk sejumlah

obat tablet yang akan diproduksi yang formulasinya diatur dalam surat perintah

pembuatan obat. Dalam proses pencetakan, biasanya dilakukan pencetakan

percobaan agar obat yang dicetak sesuai dengan bentuk yang ditetapkan. Obat

(61)

8. Pengayakan dan Pemeriksaan

Setelah selesai dicetak, obat diayak dengan ayakan 10 mesh untuk

menghilangkan debu dan serpihan obat sekaligus memeriksa apakah ada obat

yang rusak pada waktu pencetakan. Proses terakhir yaitu pemeriksaan dengan

cara mengambil sampel dari obat yang dicetak tersebut untuk dilakukan

pengujian di laboratorium.

9. Pengemasan

Tujuan dari pengemasan yaitu menjaga obat agar tidak terkontaminasi bahan lain

atau kotoran dari luar. Selain itu, pengemasan juga memberikan label keterangan

(62)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yaitu penelitian korelasional (Correlational

Research).Menurut Sinulingga S.(2013:34),penelitian korelasional bertujuan

mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan satu atau

lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi. Korelasi dapat diketahui dengan cara

menyelidiki variasi dalam satu variabel karena variabel juga bervariasi.

4.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Mutiara Mukti Farma berlokasi Jalan Besar

Namorambe Km 8,5 No. 68, Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang,

Sumatera Utara. Kegiatan penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Oktober tahun

2013 hingga sekarang di unit Produksi obat Tablet PT Mutiara Mukti Farma.

4.3. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bersifat

(63)

a. Metode Observasi,yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap data

yang ada hubungannya dengan objek penelitian.

b. Metode Wawancara, yaitu melakukan wawancara langsung dengan pihak

perusahaan mengenai ruang lingkup bidang usaha, organisasi dan

manajemen, proses produksi dan lain-lain yang berhubungan dengan

objek penelitian.

Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Studi Literatur

Metode Total Productivity Model

Studi Lapangan

-Biaya Produksi -Proses Produksi

Perumusan Masalah

-Identifikasi penyebab masalah -Penetapan Tujuan

Pengumpulan Data

Pengolahan Data Metode Total Productivity Model

Analisis dan Evaluasi Data

Kesimpulan dan Saran

(64)

4.3.1. Kerangka Konseptual

Menurut Sekaran dalam Sinulingga (2011:84),kerangka konseptual

merupakan sebuah model yang ditujukan dalam bentuk diagram yang

menggambarkan struktur dan sifat hubungan logis antara variabel penelitian yang

telah diidentifikasi dari teori dan hasil tinjauan artikel yang akan digunakan dalam

menganalisis masalah penelitian. Dalam kerangka berpikir ini terletak

variabel-variabel penelitian.Variabel-variabel-variabel penelitian di PT Mutiara Mukti Farma terdiri

dari variabel dependen dan variabel independen.

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi atau ditentukan

oleh nilai variabel lain.Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain,

karenanya juga sering disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel

terpengaruhi.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah produktivitas

(Y).Sedangkan variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel

dependen baik secara positif maupun negatif tergantung pola hubungan antara kedua

tipe variabel tersebut. Karena fungsi ini sering disebut variabel pengaruh, sebab

berfungsi mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap

variabel lain.Variabel independen meliputi tenaga kerja (X1), material (X2), energi

(X3), modal (X4). Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini dapat

(65)

Gambar 4.2. Kerangka Konseptual Penelitian

4.3.2. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan pengertian arti dan makna setiap variabel

yang tercakup dalam kerangka konseptual.Adapun definisi operasional dalam

penelitian ini meliputi:

1. Indeks yaitu suatu besaran variasi perubahan dalam waktu tentang suatu

hal tertentu.

2. Indeks Produktivitas (IP), yaitu angka produktivitas yang dibandingkan

dengan angka tahun dasar untuk mengetahui perubahan atau turun naik

produktivitas.

3. Produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran produktivitas bagi input

tenaga kerja, yang diukur berdasarkan rasio output terhadap input tenaga Material (X2)

Energi (X3)

Modal (X4) Tenaga Kerja

(X1)

(66)

4. Produktivitas modal diukur berdasarkan rasio output terhadap input

modal.

5. Produktivitas energi diukur berdasarkan rasio output terhadap input

energi.

6. Produktivitas material (bahan baku) diukur berdasarkan rasio output

terhadap input material.

7. Output yakni seluruh hasil terukur berupa jumlah produk yang

dihasilkan dalam rupiah/tahun.

8. Input yakni nilai terukur dari faktor input bahan baku, tenaga kerja,

energi dan kapital.Semua faktor input dalam rupiah/tahun.

9. Material yaitu bahan-bahan yang diperoleh untuk dipakai dalam proses

produksi.

10. Tenaga kerja yaitu semua pekerja yang bekerja dalam perusahaan.

Perhitungan jumlah tenaga kerja diambil rataan untuk mengoreksi

perubahan jumlah tenaga kerja baru dan keluar.

11. Energi adalah daya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan

produksi.Energi yang dipakai berupa solar dan listrik.

12. Modal berupa modal kerja dan modal tetap. Modal tetap berasal dari

mesin dan peralatan,serta nilai anuitas lahan dan bangunan. Sedangkan

(67)

4.3.3. Pengumpulan Data

Pelaksanaan pengumpulan data untuk penelitian yang dilakukan yaitu:

a. Teknik kepustakaan, yakni membaca dan memahami buku-buku dan

jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penerapan metode Total Productivity Model.

b. Teknik dokumentasi, yakni memperoleh data perusahaan PT. Mutiara Mukti

Farma berupa dokumen-dokumen yang mendukung pengerjaan laporan

dengan instrumen penelitian tabel pencatatan data.

4.3.4.Metode Pengolahan dan Analisa Data

Data-data yang diperoleh lalu diolah untuk dilakukan analisa.Adapun

langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut.

1. Memberikan batasan terhadap output dan input yang menjadi variabel

dalam pengukuran produktivitas. Output yaitu jumlah produksi setiap

tahun (dalam penelitian ini mulai dari tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan

2013). Input terdiri dari biaya penyusutan (depresiasi mesin), nilai anuitas

lahan dan bangunan, nilai kas dan persediaan, biaya penggunaan sumber

energi, biaya perawatan mesin, dan biaya tenaga kerja.

2. Menentukan nilai deflator dari setiap indeks harga tenaga kerja, material,

(68)

Deflator tahun penelitian =

IH tahun penelitian−IH tahun dasar

IH tahun dasar … … … (4.1)

3. Menentukan harga konstan dari setiap outputbiaya produksi yaitu harga

tenaga kerja, energi, modal, danmaterial dengan cara mengalikan nilai

deflator masing-masing biaya dengan harga pada saat periode pengukuran

dengan persamaan rumus 4.2.

Nilai Periode yang bersangkutan x 100

100 + deflator … … … (4.2)

4. Melakukan Perhitungan Total Input Tangible

Setelah harga konstan setiap input diperoleh, maka dilakukan perhitungan

Total Input Tangible yang merupakan penjumlahan dari seluruh input

dengan harga konstan yang terdiri dari masukan biaya depresiasi, bahan

baku, tenaga kerja, energi dan perawatan mesin yang digunakan oleh

masing-masing unit operasional.

Total Input Tangible = Biaya depresiasi mesin + nilai anuitas lahan dan

bangunan + nilai kas dan persediaan + biaya bahan baku + biaya tenaga

kerja + biaya energi + biaya perawatan mesin

5. Menghitung Total Output Tangible

Pada langkah ini dilakukan perhitungan Total Output Tangible yaitu

Gambar

Gambar 2.1. Model Siklus Produktivitas “MEPI”
Gambar 2.3. Elemen-elemen Output Dalam Total Productivity Model
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya
Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT Mutiara Mukti Farma
+7

Referensi

Dokumen terkait

Self Regulated Learner adalah individu belajar dengan rajin secara terus menerus (kontinue), percaya diri dan berusaha mencari sumber belajar sebanyak-banyaknya secara

Demikian Surat Penugasan ini dikeluarkan untuk dapat dilaksanakan dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab. Ditetapkan di : Bungur Pada tanggal : 13

tarif bea masuk sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai penetapan. tarif bea masuk- dalam rangka persetujuan

Explicit in the rationale for this legislation, introduced by western legislators, are assertions that natural settings such as forests and parks are crime-free, there are no dangers

(1) Besaran tarif Bea Keluar atas barang ekspor berupa kelapa sawit, Cude Palm Oil (CPO), dan produk turunannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)

In this study, victims are significantly more apt to request arrest in domestic than non-domestic assaults and the multivariate analyses finds that victim preference is a

[r]

Kiri ke kanan : Zaenal Aripin Direktur Jabatan Sebelumnya: Pemimpin Divisi Perencanaan Strategis bank bjb , Ketua Change Management Office bank bjb Arie Yulianto. Direktur