RANCANGANPERBAIKANSISTEMPRODUKTIVITASDENGAN
MENGGUNAKAN METODETOTAL
PRODUCTIVITYMODELPADA PTMUTIARA
MUKTI FARMA(MUTIFA)DELI SERDANG
TESIS
OLEH
LINA CATHERINA
127025002/TI
F A K U L T A S TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RANCANGANPERBAIKANSISTEMPRODUKTIVITASDENGAN
MENGGUNAKAN METODETOTAL
PRODUCTIVITYMODELPADA PTMUTIARA
MUKTI FARMA(MUTIFA)DELI SERDANG
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar MagisterTeknik
dalam Program Studi Teknik Industri pada Fakultas TeknikUniversitas Sumatera Utara
OLEH
LINA CATHERINA
127025002/TI
F A K U L T A S TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis :
RANCANGAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVITY MODEL PADA PT MUTIARA MUKTI FARMA (MUTIFA) DELI SERDANG.
Nama Mahasiswa : Lina Catherina NIM : 127025002
Program Studi : Teknik Industri
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof.Dr.Ir.A.Rahim Matondang,MSIE)(Dr.Ir.Nazaruddin,MT)Ketua Anggota
Ketua Program Studi,Dekan,
(Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng) (Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME)
Tanggal : 23 September 2014
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof.Dr.Ir.A.Rahim Matondang, MSIE Anggota : 1. Dr. Ir. Nazaruddin, MT
2. Prof.Dr.Ir.Sukaria Sinulingga, M.Eng 3. Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE 4. Dr. Eng. Ir. Listiani Nurul Huda, MT
Denganinisayamenyatakanbahwatesis yang berjudul:
RANCANGAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKTIVITASDENGAN MENGGUNAKAN METODETOTAL PRODUCTIVITY MODELPADA PT MUTIARA MUKTI FARMA (MUTIFA) DELI SERDANG
adalahbenarhasilkaryasayasendiridanbelumdipublikasikanolehsiapapunsebelu
mnya.Sumber-sumber data daninformasi yang digunakantelahdinyatakansecarabenardanjelas.
Medan, Agustus 2014
Yang MembuatPernyataan,
Lina Catherina
NIM: 127025002
Produktivitasadalahrasiodarijumlah total output terhadapjumlah total input.Produktivitasmerefleksikanpengaruhsemua input dalammenghasilkan output selamarentangwaktutertentu.
Penelitianinibertujuanuntukmerancangperbaikansistemproduktivitas yang
dapatdiimplementasikansesuaikondisi internal perusahaan.Metodepenelitianadalahmetodedeskriptif yang
bersifateksploratifdenganmenggunakan Model
ProduktivitasTotal.Metodeinimengukurindeksproduktivitastotal
danparsialtenagakerja, material, energidan modal. Produktivitastotal tahun 2013
menurunsebesar 0,018. Fluktuasiindeksproduktivitasberdasarkanhargatahundasarmenunjukkanproduktivitasp
arsial material menurundibandingkandenganproduktivitasparsialtenagakerja, energidan modal.Evaluasiproduktivitasdenganmengurangibiayatenagakerja(reduksi
input)dapatmeningkatkanproduktivitastotal 16,02 %.
Rancanganperbaikanproduktivitas material dilakukanberdasarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas material rendah. Hal
iniberupatindakanperbaikandenganfokuspada operator, input bahanbaku, mesinproduksidanprodukcacat.
i ABSTRACT
Productivity is the ratio of the total output on the total input. It reflects the influence of all inputs in producing output within a certain time. The objective of the research was to design the improvement of productivity system which can be implemented according to a company’s internal condition. The research used descriptive explorative method, using Total Productivity Model which measured total and partial productivity index of manpower, material, energy, and capital. Total productivity in 2013 decreased to 0.018. The fluctuation of productivity index which is based on basic annual price indicated that partial productivity of material decreases, compared with partial productivity of manpower, energy, and capital. The evaluation of productivity by reducing the cost of manpower (input reduction) can increase total of productivity to 16.02%. The design for the improvement of material productivity is done, based on some factors which influence the low productivity of material by the improvement which is focused on the operator, input of raw material, productive machines, and defect products.
RIWAYAT HIDUP
Lina Catherina dilahirkan di Ujung Pandang padatanggal 28 Desember 1981, merupakanputridari Alm.Bapak Ir. G.M. SinagadanIbu Ir.Marianna Manurung.
Pendidikan formal dimulaidaripendidikandasar SD Methodist 1, Medan yang
selesaipada tahun 1994.Padatahun 1997
menyelesaikanpendidikanSekolahMenengahPertama di SLTPN 2 Medan, SekolahMenengahAtasdiselesaikan di SMUN 1 Medan padatahun 2000.Penulismelanjutkanperkuliahan di Program Studi Diploma IV (D-IV) FakultasTeknik USU, JurusanTeknikdanManajemenPabrikdanselesaitahun 2005dengangelarSarjanaSainsTerapan (SST).Pendidikan non formalberupaKursusPajakTerapan Brevet A dan Brevet B, sertaComputer Accounting
di LM Patra Medan padatahun 2007.Penulisjugamenempuhpendidikan di Program AktaMengajarFakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitasDarmaAgung (Akta-IV FKIP-UDA) Medan selama 1 tahunpadatahun 2009.
PenulispernahmendapatpenghargaandariMarkasBesarKepolisian Negara
Republik Indonesia (MABES POLRI) ataspartisipasipenulisdalamLombaKaryaTulisHariBhayangkara Ke-58 padatahun
KATA PENGANTAR
PujisyukurpenulispanjatkankehadiratTuhan Yang
MahaEsaataskarunia-Nyasehinggapenulismenyelesaikanpenelitian yang berjudul“RANCANGAN
PERBAIKAN SISTEM PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVITY MODEL PADA PT MUTIARA MUKTI
FARMA (MUTIFA) DELI SERDANG”.Penelitianiniberupayamemberikan
kontribusibagiperusahaandenganrancanganperbaikanproduktivitas.
Penulismengucapkanterimakasihkepada orang tuadanteman-teman yang telahmemberikandukungantenagadanbuahpikirandalampembuatantesis.Ucapanterima kasihkepadaBapakProf.Dr.Ir.BustamiSyam, MSME selakudekanFakultasTeknik USU. KepadaBapakProf.Dr.Ir.SukariaSinulingga, M.Eng.selakuKetua Program Studi Magister TeknikIndustri USUdanKetuaKomisiPembanding.
KepadaBapakProf.Dr.Ir.A.RahimMatondang, MSIE sebagai
KetuaKomisiPembimbingdanBapakDr.Ir.Nazaruddin, MT dananggotaKomisiPembimbing. KepadaBapakProf.Dr.Ir.HarmeinNasution, MSIE
danIbuDr.Eng.Ir.ListianiNurul Huda, MT, selakudosenpembandingsertaIbuIr.RosnaniGinting, MT selakusekretarisMagister
Penulismenyadarimasihbanyakkekuranganpenelitian, sehingga saran dankritik yang bersifatkonstruktifpenulisbutuhkanuntukperbaikantulisan mendatang.
Medan, Agustus 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB1 PENDAHULUAN ... ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Dan Batasan ... 7
1.6 Asumsi-asumsi ... 8
1.7Sistematika Penulisan ... BAB2 LANDASAN TEORI ... 10
2.1 Pengertian Produktivitas ... 10
2.2Klasifikasi Jenis Produktivitas ... 11
2.2.1 Produktivitas Total ... 11
2.2.2 Produktivitas Total Faktor ... 12
2.2.3 Produktivitas Parsial ... 12
2.3 Siklus Produktivitas... 13
2.4 Pengukuran Produktivitas ... 14
2.5 DasarTotal Productivity Model (TPM) ... 15
2.6 Notasi Untuk Total Productivity Model (TPM) ... 18
2.7 Analisa dan Evaluasi Produktivitas ……… ... 20
2.8 Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya ... 23
BAB3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 25
3.1 Sejarah Perusahaan... 25
3.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 26
3.5 Sistem Pengupahan Dan Fasilitas Lainnya ... 34
4.3.4 Metode Pengolahan dan Analisa Data………...49
BAB5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….………..56
5.1 Pengolahan Data...56
5.1.1Perhitungan Harga Konstan………...56
5.1.2Perhitungan Input Total………..64
5.1.3Perhitungan Output Total………...65
5.2 Perhitungan Indeks Produktivitas……….…65
5.2.1 Produktivitas Total Perusahaan………..65
5.2.2 Perhitungan Produktivitas Parsial………..66
5.2.3 Perhitungan BEP Produktivitas Total Antalgin……….68
5.3Analisa Produktivitas Parsial...69
5.3.1 Analisa Produktivitas Parsial Tenaga Kerja………...69
5.3.2 Analisa Produktivitas Parsial Material……….70
5.3.3 Analisa Produktivitas Parsial Energi………..70
5.3.4 Analisa Produktivitas Parsial Modal………...71
5.3.5 Analisa Perubahan Produktivitas ... …...72
5.3.6 Evaluasi Produktivitas Berdasarkan Laporan Perubahan . …...74
5.3.8 Menyusun Penerapan Rencana Perbaikan ... …...82
5.3.9 Perbandingan Kondisi Aktual Dengan Hasil Rancangan ... …...83
BAB6KESIMPULAN DAN SARAN...85
6.1 Kesimpulan….. ... ……...85
6.2 Saran………...86
DAFTAR PUSTAKA……….…………...88
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Hal
1.1 GrafikProduktivitasObat Tablet Antalgin ... 5
2.1 Model SiklusProduktivitas “MEPI”... 13
2.2 Elemen-elemen Input dalamTotal Productivity Model ... 16
2.3 Elemen-elemen Output dalamTotal Productivity Model ... 16
3.1 StrukturOrganisasi PT MUTIARA MUKTI FARMA... 29
3.2 Blok Diagram Proses ProduksiObat Tablet ... 39
4.1 Blok Diagram MetodologiPenelitian ... 45
4.2 KerangkaKonseptualPenelitian ... 47
5.1 ProduktivitasTenagaKerjaTahun 2009-2013 ... 69
5.2 Produktivitas Material Tahun 2009-2013 ... 70
5.3 ProduktivitasEnergiTahun 2009-2013 ... 71
5.4 Produktivitas Modal Tahun 2009-2013 ... 71
DAFTAR TABEL
No. Judul Hal
1.1 Data Produksi TabletAntalgin Tahun 2009-2013………. 4
1.2 Hasil Perhitungan Produktivitas TabletAntalgin Tahun 2009-2013 4
2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya ……….... 24
3.1 Rincian Tenaga Kerja PT MUTIARA MUKTI FARMA………..… 33
3.2 Standar Mutu Antalgin………... 36
5.1 Deflator Biaya Tenaga Kerja………. 57
5.2 Harga Konstan Biaya Tenaga Kerja……….. 57
5.3 Deflator Biaya Material………. 58
5.4 Harga Konstan Biaya Material ……….. 59
5.5 Deflator Biaya Energi……… 60
5.6 Harga Konstan Biaya Energi………... 60
5.7 Deflator Biaya Modal Tetap………. ………. 61
5.8 Harga Konstan Modal Tetap……….. 61
5.9 Deflator Biaya Modal Kerja………. ………. 62
5.10 Harga Konstan Modal Kerja……….. 63
5.13 Nilai Input Total………... 65
No. Judul Hal 5.14 Nilai Output Total……… 65
5.15 Nilai Produktivitas Total Perusahaan………. 66
5.16 Produktivitas Parsial Tenaga Kerja……….. 66
5.17 Produktivitas Parsial Material………. 67
5.18 Produktivitas Parsial Modal……… 67
5.19 Produktivitas Parsial Energi………... 68
5.20 BEP Produktivitas Total……… 69
5.21 Perhitungan Perubahan Produktivitas Total………... 72
5.22 Rancangan Perbaikan Sistem Produktivitas Material……….... 83
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Hal
i ABSTRACT
Productivity is the ratio of the total output on the total input. It reflects the influence of all inputs in producing output within a certain time. The objective of the research was to design the improvement of productivity system which can be implemented according to a company’s internal condition. The research used descriptive explorative method, using Total Productivity Model which measured total and partial productivity index of manpower, material, energy, and capital. Total productivity in 2013 decreased to 0.018. The fluctuation of productivity index which is based on basic annual price indicated that partial productivity of material decreases, compared with partial productivity of manpower, energy, and capital. The evaluation of productivity by reducing the cost of manpower (input reduction) can increase total of productivity to 16.02%. The design for the improvement of material productivity is done, based on some factors which influence the low productivity of material by the improvement which is focused on the operator, input of raw material, productive machines, and defect products.
BAB 1
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Tablet sebagai obat resep farmasi banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia.
Sekitar 40% resep tablet dikontribusikan untuk produksi obat generik. Jika
penyerapan obat generik terbatas, maka dikhawatirkan penjualan obat tablet akan
terus merosot. Secara umum, harga pokok penjualan (HPP) obat tablet lebih kecil
dibandingkan obat non generik. Ada sebanyak 40 produk obat tablet generik dari
sekitar 150 produknya yang memiliki harga pokok penjualan (HPP) di bawah harga
obat non generik. Sepanjang 2013, penjualan Indofarma sebagai emiten farmasi milik
negara menurun.PT Indofarma Tbk (INAF) merevisi proyeksi penjualan sepanjang
tahun ini sebesar 16,66% menjadi Rp 1,2 triliun dari sebelumnya Rp 1,4 triliun.
perseroan sepanjang tahun ini membengkak 1,46% menjadi Rp 4447,05 miliar.
Hingga akhir tahun diperkirakan penjualan obat Rp 1,2 triliun.
Menurut Elfiano (2013), meningkatnya nilai tukar dolar Amerika terhadap
rupiah membuat perseroan harus mengerem penjualan obat. Hal ini dikarenakan,
dalam awalrencana kerja acuan kurs Rp 9.500 per dolar AS, namun saat ini nilai tukar
rupiah sudah menyentuh di kisaran Rp 12 ribu per dolar AS.Dengan penurunan
perolehan penjualan ini, maka dipastikan mempengaruhi target laba bersih perseroan
hingga akhir 2013. Sebelumnya, perseroan membidik laba sebesar Rp 85 miliar.
Kinerja perseroan per September mengalami rugi bersih sebesar Rp 61,16 miliar.
Padahal, perseroan sempat meraup laba Rp 20,03 miliar pada periode yang sama
tahun lalu. Tercatat, salah satu penyebab penurunan kinerja tersebut adalah beban
pokok penjualan yang membengkak sebesar 1,4 % dari Rp 440,6 miliar menjadi Rp
447,05 miliar. Namun, penjualan bersih Indofarma justru turun sekitar 8,6% dari Rp
701,5 miliar menjadi Rp 640,8 miliar.
Berdasarkan statistik pasar modal dalam negeri (2013), lemahnya nilai tukar
rupiah membuat harga bahan baku naik dan pengeluaran perseroan lebih besar. Impor
bahan baku obat 90 persen lebih,renovasi pabrik farmasi, kenaikan Upah Minimum
Provinsi (UMP) berdampak terhadap penurunan produksi obat. Penurunan penjualan
berdampak signifikan pada beban operasional dan keuangan perusahaan. Hingga
Salah satu upaya mengatasi penurunan produksi perusahaan adalah dengan
melakukan pengukuran produktivitas.Pengukuran produktivitas sebagai dasar
perencanaan sangat penting di dalam perusahaan. Hal ini disebabkan tuntutan
perusahaan mengembangkan daya saing terhadap perusahaan lain selain peningkatan
produktivitas. Pengukuran produktivitas perlu dilakukan untuk merancang suatu
sistem produktivitas yang lebih baik dengan memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja perusahaan, serta upaya peningkatan produktivitas untuk
menentukan strategi perusahaan di masa yang akan datang.
Ada beberapa metode untuk pengukuran produktivitas berdasarkan
pendekatan indeks produktivitas antara lain Total Productivity Model, metode Marvin
E. Mundel, metode American Productivity Center (APC), model Hines, Metode
Craig-Harris, model Kendrick-Creamer. Penelitian ini menggunakan metode Total
Productivity Model.Model ini cocok digunakan untuk industri manufaktur untuk
mengukur produktivitas perusahaan dan produktivitas parsial faktor-faktor produksi.
PT Mutiara Mukti Farma (MUTIFA) yang bergerak di bidang produksi
farmasi. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Besar Namorambe Km 8,5 No. 68,
Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. PT MUTIFA
menghasilkan produk obat berupa tablet dengan nama Antalgin. Perusahaan ini
berupaya meningkatkan produktivitas dalam menghadapi persaingan usaha yang
Pengukuran produktivitas penting bagi perusahaan sebagai dasar rencana
kinerja masa yang akan datang.Proses produksi merupakan cara menambah nilai
(value) suatu barang dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi seperti tenaga
kerja, mesin, peralatan, material, metode, dan modal. PT Mutiara Mukti Farma
membutuhkan bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong, mesin, peralatan,
tenaga kerja serta manajemen yang baik untuk melakukan pembuatan obat, namun
dalam melaksanakan operasional perusahaan mengalami penurunan
produktivitas.Penurunan ini dapat dilihat dari dataTabel 1.1 dan Tabel 1.2.
Tabel 1.1. Data Produksi Tablet Antalgin Tahun 2009-2013
URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013
OUTPUT TANGIBLE DALAM RUPIAH
1.PRODUKSI 2,861,500,000 2,268,000,000 2,910,000,000 2,310,000,000 2,550,000,000 2.PRODUK 1/2 JADI 1,070,972,500 1,808,274,900 1,604,275,800 1,757,325,650 1,514,751,150
3.DIVIDEN 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000
4.BUNGA SURAT BERHARGA
50000000 50000000 50000000 50000000 50000000
5.PENDAPATAN LAIN
0 0 0 0 0
TOTAL 4,007,472,500 4,151,274,900 4,589,275,800 4,142,325,650 4,139,751,150
INPUT TANGIBLE
1.TENAGA KERJA 2,496,960,000 2,496,960,000 2,496,960,000 2,496,960,000 2,496,960,000
2.MATERIAL 10862345 10214576 19875720 10200824 11867990
3.MODAL 203340000 298315110 242063900 298740015 322569007
4.ENERGI 477500275 472455792 462010682 458371985 459616164
5.PENGELUARAN LAIN
(DINAS,PAJAK,DLL)
100000000 100000000 100000000 100000000 100000000
TOTAL 3,288,082,620 3,478,595,478 3,312,210,302 3,205,472,824 3,276,613,161
Sumber : PT Mutiara Mukti Farma (2013)
Tahun
Input Total Output Total Produktivitas Total (Rp)
Indeks Produktivitas Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)
2009 3.208.082.620 4.007.472.500 1,249 1,000
2010 3.478.595.478 4.151.274.900 1,193 0,955
2011 3.486.274.302 4.589.275.800 1,316 1,053
2012 3.315.472.824 4.142.325.650 1,249 1,000
2013 3.276.613.161 4.139.751.150 1,263 1,011
Sumber :Pengolahan Data PT Mutiara Mukti Farma (2013)
Sumber :Pengolahan DataPT Mutiara Mukti Farma (2013)
Gambar 1.1.Grafik Produktivitas Obat Tablet Antalgin
Berdasarkan Gambar 1.1 terlihat bahwa sejak tahun 2010 terjadi penurunan
produksi obat. Penurunan drastis yang signifikan terjadi dari tahun 2011menuju 2012,
selanjutnya naik perlahan-lahan sampai tahun 2013; dalam hal ini perlu dilakukan
evaluasi menyeluruh terhadap kinerja perusahaan.
2009 2010 2011 2012 2013
Productivity 1.249 1.193 1.316 1.249 1.263
1.249
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan terlihat bahwa
capaian produktivitas perusahaan mengalami penurunan, yang dapat dilihat dari data
Tabel 1.1. dan Gambar 1.1. Produktivitasperusahaan rendah ditandai dengan
penurunan volume produksi dari tahun 2012 hingga 2013 (jangka waktu 5 tahun
berturut-turut). Pemborosan sumber daya tinggi menunjukkan indikasi bahwa
produktivitas perusahaan rendah.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dilaksanakan untuk merancang perbaikan sistem produktivitas yang
memungkinkan PT Mutiara Mukti Farma (MUTIFA) dapat mengimplementasikan
sesuai kondisi internal perusahaan. Adapun sasaran untuk mencapai tujuan tersebut
adalah:
1. Mengindentifikasi faktor-faktor penyebab rendahnya produktivitas.
2. Menyusun suatu rancangan perbaikan sistem dengan implementasi
pengukuran produktivitas sebagai dasar perencanaan.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan referensi dan refleksi
produktivitas.
b. Memberikan kontribusi untuk memperluas kajian ilmu Teknik Industri
berkaitan dengan analisa dan evaluasi produktivitas.
2.Manfaat Praktis
a. Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dengan
membandingkan antara teori selama masa perkuliahan dengan praktik
yang dilaksanakan perusahaan.
b. Bagi program Pascasarjana Teknik Industri Universitas Sumatera Utara
(USU) Medan, penelitian ini merupakan dasar pengembangan kerjasama
dengan PT Mutiara Mukti Farma (MUTIFA) serta penambahan literatur
ilmiah.
c. Secara khusus bagi penulis sebagai kesempatan untuk mengembangkan
keterampilan di bidang ilmu Teknik Industri dan syarat kelengkapan
tugas tesis.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian dan Batasan
2009 hingga 2013). Dengan pengukuranproduktivitas akurat tenaga kerja diharapkan
kinerja tenaga kerja meningkat yang akan mendorong tujuan-tujuan perusahaan
terealisasi dalam waktu dekat. Dalam penelitian sangat perlu dilakukan
batasan-batasan masalah agar penelitian menjadi lebih jelas, terarah dan
terukur.Masalah-masalah yang terlalu luas mengakibatkan kerumitan pemecahan terukur.Masalah-masalah yang
disebabkan banyak faktor yang tidak dapat diidentifikasi dan dijangkau oleh
penulis.Penelitian ini dibatasi oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Dataanalisa dan evaluasi produktivitas adalah data modal, tenaga kerja,
energi, bahan, mesin dan peralatan selama lima tahun terakhir, yaitu tahun
2009,2010, 2011,2012 dan 2013.
2. Pengukuran produktivitas dengan menggunakan metode Total Productivity
Model, yaitu menghitung produktivitas total dengan cara membagi output
total (tangible) dengan input total tangible. Model ini didasarkan pada
pengukuran produktivitas total dan produktivitas parsial.
3. Evaluasi produktivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat produktivitas
perusahaan yang selanjutnya dilakukan perbaikan produktivitas.
1.6. Asumsi-Asumsi
1. Data yang diambil untuk mengukur produktivitas adalah data kegiatan
bagianproduksi, personalia dan keuangan perusahaan.
2.Proses produksi dan metode kerja tidak ada mengalami perubahan.
3. Kondisi perekonomian di Indonesia dalam keadaan stabil.
1.7. Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari enambab.Bab pertama menjelaskan tentang latar
belakang dan rumusan masalah, penjelasan, tujuan dan manfaat penelitian, serta
batasan dan asumsi-asumsi yang digunakan.Bab kedua berisi studi pustaka sesuai
teori yang berkaitan dengan rancangan perbaikanproduktivitas dengan menggunakan
metode Total Productivity Model.
Bab ketiga menguraikan gambaran umum perusahaan tempat penelitian. Bab
keempat mengenai jenis, lokasi, metodedan langkah-langkah penelitian seperti yang
tergambar dalam blok diagram penelitian. Bab kelima diuraikan mengenai
pengumpulan, pengolahan, analisa dan evaluasi data serta perancangan
perbaikan.Bab keenam berisi tentang kesimpulan penelitian serta saran untuk
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Produktivitas
“Produktivitas” telah menjadi suatu kata yang sering dibicarakan dewasa ini dan
hampir tidak mungkin tidak disebutkan dalam berbagai tulisan, seperti pada majalah
perdagangan, surat kabar, laporan manajemen, pidato politik, berita televisi, iklan
para konsultan, konferensi, dan lain sebagainya. Menurut penelitian Jung (2011:4),
produktivitas merupakan indikator penting yang mewakili pertumbuhan ekonomi
setiap negara.Pertama kali kata “produktivitas” disebutkan dalam suatu artikel oleh
Quesnay pada tahun 1766.Lebih seabad kemudian pada tahun 1883, Littre
mendefinisikan produktivitas sebagai “indera untuk produksi” yaitu keinginan untuk
memproduksi. Hasil penelitian Gupta (2010:4), menegaskan bahwa produktivitas
adalah hasil perbandingan kuantitatif output terhadap input. Dalam
OrganizationforEuropeanEconomicCooperation (OEEC) produktivitas didefinisikan
sebagai hasil yang diperoleh dengan membandingkan output dengan salah satu faktor
investasi, atau bahan baku berdasarkan output yang dikaitkan dengan modal,
investasi, atau bahan baku, dan lain sebagainya.
Definisi produktivitas juga sebagai rasio output terhadap beberapa penggunaan input.
Ini berarti produktivitas tidak lebih dari suatu rasio aritmatika antara jumlah yang
dihasilkan dengan jumlah setiap sumber daya yang digunakan dalam proses produksi.
Jika dilihat melalui istilah secara kuantitatif, produksi adalah jumlah output yang
diproduksi, sedangkan produktivitas adalah rasio antara output yang diproduksi dan
input yang digunakan.
2.2. Klasifikasi Jenis Produktivitas
Produktivitas yang dikutip dari penelitian Kevin (2011:9), menggabungkan
konsep efektivitas dan efisiensi, di mana efektivitas adalah sejauh mana hasil akhir
yang dicapai dengan standar yang dibutuhkan.Dalam hal ini produktivitas
diklasifikasikan dalam tiga jenis yang masing-masing memiliki arti sedikit berbeda,
yaitu produktivitas total, produktivitas total-faktor, dan produktivitas parsial.
2.2.1. Produktivitas Total
Produktivitas adalah rasio dari jumlah total output terhadap jumlah total input.
Konsep produktivitas ini dikembangkan Laura (2009:21), yang menyatakan bahwa
produktivitas total merefleksikan pengaruh semua input dalam menghasilkan output,
Produktivitas Total = output total
input total … … … (2.1)
Pada tingkat perusahaan, produktivitas total ini merupakan produktivitas total
sistem perusahaan. Penelitian Chad (2011:7), menegaskan bahwa output dapat berupa
produk, jasa, dan produk/jasa sampingan yang dihasilkan perusahaan. Sedangkan
input dapat berupa bahan, tenaga kerja, modal, energi, lahan, informasi, manajemen,
yang diperlukan untuk menghasilkan output-output tersebut diatas. Periode untuk
menghitung output maupun input harus sama, misalnya satu tahun, kuartal, atau satu
bulan.
2.2.2. Produktivitas Total Faktor
Produktivitas total faktor adalah rasio dari output bersih terhadap jumlah input
tenaga kerja dan modal yang bersangkutan. Output bersih adalah total output
dikurangi dengan pembelian barang atau jasa antara (input) antara yang digunakan
dalam proses produksi. Perbedaannya dengan produktivitas total adalah pembagi dari
rasio produktivitas total faktor hanya terdiri dari input tenaga kerja dan modal.
2.2.3. Produktivitas Parsial
Produktivitas parsial adalah rasio dari output terhadap salah satu faktor input,
sering disebut juga sebagai produktivitas faktor tunggal (single-factor productivity).
Sebagai contoh, produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran produktivitas parsial
input tenaga kerja yang diukur berdasarkan rasio output terhadap input tenaga kerja.
atau peningkatan produktivitas sehingga dapat dilakukan proses perbaikan
produktivitas yang lebih terfokus pada langkah selanjutnya.
2.3. Siklus Produktivitas
Penelitian mengenai siklus produktivitasyang dilakukanMahassan
(2011:2),menyatakan bahwa produktivitas bisa ditingkatkan melaluipenerapan model
matematis metode tradisional untuk kegiatan manufaktur dan layanan industri.
Manajemen produktivitas mengembangkan rencana program produktivitas yang
didasarkan pada empat tahap yang disebut siklus produktivitas.Siklus produktivitas
terdiri dari empat tahap yang terdiri dari Measurement, Evaluation, Planning, dan
Improvement.Siklus ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Pengukuran (Measurement)
Produktivitas
Perencanaan (Planning)
Produktivitas
Penilaian (Evaluation)
Produktivitas Perbaikan (Improvement)
Produktivitas
Gambar 2.1. Model Siklus Produktivitas “MEPI”
Konsep siklus ini memperlihatkan bahwa peningkatan produktivitas harus
dimulai oleh kegiatan pengukuran, penelitian, dan perencanaan dari produktivitas itu
menunjukan bahwa program penelitian produktivitas merupakan suatu kegiatan yang
berkesinambungan dan melibatkan seluruh operasi kegiatan perusahaan.
Apabila produktivitas dari sistem ini telah dapat diukur, langkah berikutnya
adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual itu untuk diperbandingkan dengan
rencana yang telah ditetapkan.Kesenjangan yang terjadi antara tingkat produktivitas
aktual dengan rencana (productivity gap) merupakan masalah produktivitas yang
harus dievaluasi dan dicari akar penyebab yang menimbulkan kesenjangan
produktivitas itu.
2.4. Pengukuran Produktivitas
Pengukuran adalah sebuah langkah awal yang bersifat normatif dalam
melakukan suatu perencanaan baik untuk tujuan perbaikan atau peningkatan maupun
tujuan pengembangan. Jika seorang manajer mengingatkan seluruh karyawannya
untuk terus memperbaiki dan meningkatkan produktivitas, maka perintah ini tidak
mempunyai makna apabila tidak dijelaskan berapa tingkat produktivitas yang saat ini
telah dicapai oleh masing-masing unit kerja dan bagaimana penilaian manajemen
terhadap capaian produktivitas tersebut.
Sumanth (1984:153), mengembangkan model pengukuran produktivitas
dengan memperhatikan pengaruh utama semua faktor input terhadap output yang
tetapi juga pada tingkat operasional misalnya tingkat departemen. Keunikan dari
model tersebut tidak hanya mengukur indeks produktivitas total tetapi juga
menunjukkan input ataupun sumber daya tertentu yang memerlukan perbaikan
utilisasi.
2.5. Dasar Total Productivity Model
Total Productivity Model adalah salah satu model dasar dari beberapa versi
pengukuran produktivitas.Total Productivity Modeldidasarkan pada pengukuran
produktivitas total dan pengukuran produktivitas parsial. Penelitian Ammara
mengenai model Total Produktivitas (2008:15), model ini sangat baikditerapkan pada
setiap perusahaan manufaktur atau perusahaan jasa. Definisi total produktivitas dalam
Total Productivity Modeldengan persamaan 2.2:
Produktivitas Total = output total (��������)
input total (��������) … … … (2.2)
Dimana:
Output total (tangible)=nilai semua produk jadi yang diproduksi + nilai produk
setengah jadi yang diproduksi + dividen dari sekuritas +
bunga dari surat berharga + pendapatan lainnya.
Input total (tangible)= nilai dari faktor input tenaga kerja + bahan + kapital + energi +
Tangible dalam hal ini diartikan pada dasarnya secara langsung dapat diukur. Jumlah
output yang tidak dapat diukur dan elemen-elemen input yang tidak dapat diukur
relatif kecil dibandingkan dengan jumlah output total yang dapat diukur dan input
total yang dapat diukur, sehingga dapat diabaikan untuk tujuan
praktis.Elemen-elemen input tangible dan output tangible seperti pada Gambar 2.2 dan 2.3.
Input (tangible)
Kapital (Modal) Material Energy Pengeluaran
Lain
Gambar 2.2. Elemen-elemen Input dalam Total Productivity Model
Output (tangible)
Perlu diketahui bahwa output di sini mengacu pada semua output yang
dihasilkan, dan input mengacu pada semua sumber daya dikonsumsi atau dikeluarkan
untuk menghasilkan output. Baik input maupun output digambarkan dalam harga
konstan yang berlaku pada periode dasar. Dengan kata lain, input tangible dan output
tangible harus dinyatakan dalam nilai moneter (mata uang) karena semua
elemen-elemeninput dan output tidak memiliki satuan yang sama.
Beberapa kelebihan dari metode Total Productivity Model sebagai berikut:
a. Menyediakan agregat indeks produktivitas tingkat perusahaan dan tingkat unit
operasional secara rinci
b. Menunjukkan unit operasional yang memberikan keuntungan dan tidak
memberikan keuntungan.
c. Menunjukkan sumberdaya input secara khusus yang digunakan secara tidak
efisien sehingga tindakan korektif dapat diambil.
d. Sesuai dengan prinsip matematika sehingga analisis sensitivitas dan validasi
model menjadi relatif lebih mudah.
e. Terintegrasi dengan fase evaluasi, perencanaan, dan perbaikan siklus
produktivitas. Dengan demikian Total Productivity Model menawarkan cara tidak
hanya mengukur tetapi juga mengevaluasi, merencanakan, dan memperbaiki
seluruh produktivitas sebuah organisasi/perusahaan secara keseluruhan sebaik
f. Menawarkan manfaat bagi manajemen untuk mengendalikan produktivitas total
unit operasional utama dengan lebih ketat, ketika melakukan pengawasan rutin
untuk unit operasional kurang kritis.
g. Menyediakan informasi berharga untuk perencana strategis dalam membuat
keputusan berhubungan dengan diversifikasi produk atau jasa.
2.6. Notasi untuk Total Productivity Model
Berikut ini notasi dan rumus yang digunakan dalam Total Productivity Model:
TPF = Total Productivity of a Firm (Produktivitas Total Perusahaan)
= ������ total perusahaan
����� total perusahaan … … … . … . … . . (2.3)
TPi = produktivitas total produk i =
������ total produk i
����� total produk i … … … (2.4)
PPij = produktivitas parsial produk i dengan faktor input j
{j} = {H, M, C, E, X}
H = Input manusia (meliputi seluruh tenaga kerja)
M = Input material dan part yang dibeli dari luar
X = Pengeluaran lainnya (meliputi pajak, biaya tenaga ahli, pengolahan informasi,
alat tulis kantor, biaya-biaya umum)
i = 1,2,3,…,n
n= Jumlah produk yang dihasilkan pada periode berjalan
Oi= Nilai output produk i pada periode berjalan ( digambarkan dalam bentuk
harga konstan berdasarkan periode dasar dengan harga jual sebagai bobot)
OF= Nilai output total perusahaan pada periode berjalan ( digambarkan dalam
harga konstan berdasarkan periode dasar dengan harga jual sebagai bobot)
Ii= Nilai input total produk i pada periode berjalan (digambarkan dalam harga
konstan berdasarkan periode dasar)
= ∑jIij = IiH + IiM + IiC + IiE + IiX
Iij= Nilai input jenis j untuk produk i (digambarkan dalam bentuk harga konstan
berdasarkan periode dasar)
IF= Nilai input total yang digunakan perusahaan pada periode berjalan
(digambarkan dalam bentuk harga konstan berdasarkan periode dasar)
2.7. Analisa dan Evaluasi Produktivitas
Analisa hasil pengukuran produktivitas dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu:
1. Analisa Grafik Produktivitas dan Indeks Produktivitas.
2. Analisa Profit Perusahaan Terhadap Produktivitas Total.
3. Analisa Produktivitas Total dengan Fungsi Produktivitas Parsial
Evaluasi adalah fase berikutnya setelah pengukuran produktivitas
dilakukan.Tujuan evaluasi ialah mendapatkan informasi yang akurat tentang tingkat
kemajuan perusahaan pada saat ini relatif terhadap kemajuan yang dicapai dalam
periode sebelumnya ditinjau dari sudut capaian produktivitas.Menurut penelitian
yang dilakukan Mishra (2008:20), ukuran-ukuran produktivitas perusahaan secara
lebih nyata menggambarkan kinerja manajemen dibandingkan dengan ukuran-ukuran
finansial seperti profitabilitas, rentabilitas, return on investment, return on asset, dan
analisis rasio-rasio lainnya.
Evaluasi produktivitas pada dasarnya dilakukan untuk mendapatkan
kepastian/jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Dimana posisi perusahaan saat ini (where the company is standing now).
2. Sumberdaya apayang bermasalah pengelolaannya.
3. Unit kerja mana yang bermasalah.
5. Mengapa terjadi masalah (faktor-faktor apa yang menyebabkan masalah).
6. Apa usul-usul perbaikan.
Untuk lebih membantu dalam analisis dan evaluasi terhadap hasil pengukuran
produktivitas tersebut maka beberapa alat bantu yang umum digunakan ialah:
1. Pembuatan scatter diagram/trend hasil pengukuran produktivitas baik
untuk produktivitas total, produktivitas parsial, produktivitas total faktor
dan produktivitas produk. Scatter diagram dengan jelas menggambarkan
trend dan fluktuasi capaian produktivitas dari periode ke periode.
2. Pembuatan tabel deviasi yang menunjukkan plus-minus produktivitas
parsial pada masing-masing produk relatif terhadap periode sebelumnya.
Angka-angka dalam sel menunjukkan contoh hipotesis dari besarnya
perubahan (kenaikan atau penurunan) tingkat produktivitas parsial pada
masing-masing produk pada periode ini relatif terhadap capaian
produktivitas periode lalu.
Sumanth (1984:237), mengembangkan serangkaian alternatif perbaikan
produktivitas dengan pendekatan output dan input yang disebutnya pola evaluasi
produktivitas atauproductivity evaluation tree (PET). Productivity evaluationtree
terdiri dari 3 pola yaitu pola A, pola B, dan pola C. Productivity evaluation treeA
ialah evaluasi antara 2 periode berurutan dimana dalam periode awal belum ada
jumlah output masih nol walaupun input telah digunakan. Dalam productivity
evaluation treeC, kegiatan produksi telah berjalan sejak periode awal karena output
telah dihasilkan dari input yang digunakan.
Menurut Sumanth, estimasi produktivitas yang disebut sebagai budgeted
productivity dapat ditetapkan dengan dua metode. Estimasi produktivitas total
dihitung dengan menggunakan bilangan deviasi dari capaian produktivitas total
periode lalu (∆TPit). Indeks idan t masing-masing merujuk kepada produk ke i dan
periode ke t. Estimasi produktivitas total dihitung dengan persamaan 2.5 dan 2.6
sebagai berikut:
a. Metode 1
PT’it= αPTit-1 + (1-α) PT it-1...(2.5)
PT’it= Estimasi produktivitas total produk i untuk periode t
PTit-1= Aktual produktivitas total produk i untuk periode t-1
α = Parameter (smoothing constant) dimana 0 ≤ α ≤ 1
� = 2
�+ 1
Variasi produktivitas total dengan estimasi produktivitas total dapat
dihitung dengan:
VPT(1)it= PT12-PT12’
PVPT(1)it = �����′12
b. Metode 2
Untuk metode dua terdapat produktivitas asumsi yang telah ditetapkan
oleh manajemen perusahaan sebagai target terbaik dari produktivitas total
perusahaan. Rumus yang digunakan adalah persamaan 2.7 dan 2.8.
PTit*=���∗
���∗ ...(2.7)
Oit*= Oit-1 + ∆Oit*
Iit*= Iit-1 + ∆Iit*
VPT(2)it= PTit-PTit’
PVPT(2)i= �����′��
�� −1� � 100...(2.8)
2.8. Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penerapan metodeTotal
Productivity Model dapat dilihat pada Tabel 2.1.Beberapa penelitian
tersebutmenggunakan Total Productivity Model untuk teknik-teknik peningkatan
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya
No. Peneliti Judul Metode Kesimpulan
BAB 3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1. Sejarah Perusahaan
Pada tahun 1975 didirikan bangunan oleh H. T. M. Panggabean dengan surat
izin bangunan No. 41/RKT/S/MBU/72/1975 yang digunakan sebagai industri
farmasi. Industri inibernama Sejati Pharmaceutical Industries yang memproduksi
anggur obat dengan merek SIAGOGO. Industri ini telah berproduksi selama beberapa
tahun sebelum kemudian H. T. M. Panggabean menjual bangunan tersebut kepada
Drs. Weslyn H. Siahaan pada tanggal 31 Januari 1980.Selain itu, perusahaan Sejati
Pharmaceutical Industries juga berpindahnama menjadi PT Mutiara Mukti Farma.PT
Mutiara Mukti Farma ini berdiri dengan Drs. Weslyn H. Siahaan sebagai direktur
utama berdasarkan akte No. 112 tanggal 31 Januari 1980.
PT Mutiara Mukti Farma memperoleh izin untuk mendirikan industri farmasi
yang berfungsi memproduksi obat-obatan berdasarkan surat keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 0098/A/SK/PAB/I/81. Sejak dikeluarkannya surat izin produksi
Departemen Kesehatan RI c/q Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia wilayah barat umumnya dan
daerah Sumatera Utara pada khususnya.
3.2. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan antar komponen
bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan.PT Mutiara Mukti Farma
menggunakan struktur organisasi lini dan fungsional.Hal ini ditunjukkan dengan
adanya hubungan lini antara direktur dengan para manajer bidang (manajer umum
dan akuntansi, manajer produksi, manajer quality control, manajer penjualan,
manajer keuangan, manajer research and development, dan manajer quality
assurance), para manajer bidang dengan staf, dan kepala bagian terhadap karyawan.
Struktur fungsional dijumpai pada kelompok manajer bidang (termasuk staf
dan supervisor) dan karyawan.Sebagai contoh karyawan bagian produksi
berhubungan dengan kepala bagian produksi untuk urusan pekerjaannya dan dengan
kasir untuk pembayaran gaji.Bagan struktur organisasi PT Mutiara Mukti Farma
3.3. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Uraian tugas dan tanggung jawab pada PT Mutiara Mukti Farma adalah
sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris
Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:
a. Memimpin rapat Dewan Komisaris dan Pemegang Saham dengan
tujuan memilih atau memecat Direktur Utama.
b. Mengevaluasi tugas dan wewenang Direktur Utama.
2. Direktur Utama
Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:
a. Menjadi pelaksana harian dan puncak garis manajemen perusahaan.
b. Menentukan sistem manajemen yang akan digunakan perusahaan.
c. Mengkoordinasikan Direktur dan bawahannya.
d. Mengadakan perubahan struktur organisasi perusahaan.
e. Mengadakan kontrak-kontrak dengan pihak-pihak lain.
f. Memberikan persetujuan atau penolakan terhadap kebijaksanaan
bawahan.
3. Direktur
Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pelaksana yang ditentukan Direktur Utama dan menyampaikan
instruksi dan tugas kepada bawahannya.
b. Menjalankan instruksi pimpinan mengenai bidang umum, keuangan,
pengawasan, produksi, penjualan dan pembelian.
c. Bertanggung jawab kepada Direktur Utama atas terlaksananya aktivitas
perusahaan dengan baik.
4. Manajer Umum dan Akuntansi
Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:
a. Mengadakan ketentuan-ketentuan atau penggarisan tentang pelaksanaan dan
garis akuntansi secara menyeluruh.
b. Melaksanakan garis-garis yang ditentukan untuk bagian pegawai, mencakup
penerimaan, penempatan pegawai, mutasi, pendidikan, dan pemberhentian
pegawai.
c. Melaksanakan segala kegiatan yang berhubungan dengan instansi
pemerintahan atau badan-badan yang bersangkutan dengan akuntansi dan
personalia umum.
d. Merupakan pembantu Direksi dalam menjalankan tugas umum dan fungsi
Dewan Komisaris
Manajer Produksi Manajer Penjualan Research and Manajer
Development
5. Manajer Produksi
Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan produksi, jumlah produksi, masa produksi, kapasitas
terpakai mesin, dan kapasitas terpakai tenaga kerja.
b. Melaksanakan pengawasan persediaan bahan baku, pengemasan, dan hasil
produksi.
c. Berdiskusi dengan Manajer Pengawasan Mutu bila terjadi kegagalan
produksi.
d. Bertanggung jawab agar mesin dan peralatan produksi dipakai secara benar.
e. Turut membantu pelaksanaan inspeksi CPOB dan menjaga dilaksanakannya
CPOB.
f. Membuat laporan secara rutin dan tahunan untuk hasil produksi.
g. Mengupayakan perbaikan biaya produksi.
6. Manajer Quality Control
Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:
a. Memimpin dan mengarahkan pelaksanaan tugas di laboratorium,
pengawasan dalam proses maupun CPOB.
b. Bertanggung jawab atas analisa dan keputusan untuk menerima atau
menolak hasil pemeriksaan kimia dan mikrobiologi atas bahan baku, bahan
c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan inspeksi CPOB sehingga
pelaksanaannya selalu terjamin.
d. Berdiskusi dengan Manajer Produksi jika terjadi kegagalan produksi.
e. Membuat laporan bulanan pemeriksaan obat jadi yang diserahkan
kepadaDirektorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
f. Menyimpan semua prosedur analisa.
g. Membuat anggaran tahunan bagian pengawasan mutu.
h. Mengupayakan perbaikan biaya pengawasan mutu.
7. Manajer Penjualan
Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:
a. Menerima pesanan dari konsumen.
b. Menentukan perluasan pasar.
c. Menjual barang yang diproduksi sesuai dengan garis kebijakan yang
ditentukan.
d. Mengadakan komunikasi langsung dengan bagian produksi, misalnya
membuat pembukuan tentang penjualan.
e. Melakukan promosi dan memasarkan obat-obat buatan PT Mutiara Mukti
Farma.
f. Bertanggung jawab kepada Direktur.
a. Bertanggung jawab terhadap lalu lintas keuangan di perusahaan.
b. Mencatat pengeluaran dan pemasukan uang.
c. Bertanggung jawab kepada Direktur.
9. Manajer Research and Development
Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan perusahaan, seperti
minat konsumen terhadap obat.
b. Melaksanakan diversifikasi produk, seperti mengembangkan obat
tradisional.
c. Membuat anggaran tahunan bagian riset dan pengembangan.
10. Manajer Quality Assurance
Tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab atas kondisi fisik (kualitas) dan kuantitas hasil produksi
sebelum dikirim keluar dari lantai produksi.
b. Melakukan pemeriksaan secara sampling terhadap tiap batch produk yang
dihasilkan.
c. Mengembalikan produk yang tidak layak ke lantai produksi untuk diproses
3.4. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Dalam menjalankan operasional sehari-hari, PT Mutiara Mukti Farma
memiliki tenaga kerja sebanyak 152 orang.Rincian tenaga kerja dapat dilihat pada
Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Rincian Tenaga Kerja PT Mutiara Mukti Farma
No. Uraian Jabatan Jumlah (Orang)
1 Direktur Utama 1
2 Direktur 1
3 Manajer 7
4 Administrasi Kantor 4
5 Riset dan Pengembangan 5
6 Administrasi Produksi 7
7 Laboratorium 7
8 Penjualan 4
9 Karyawan Bagian Produksi 80
10 Keuangan 3
Sumber: PT Mutiara Mukti Farma (2014)
Jam kerja bagian produksi terdiri dari jam kerja normal dan jam kerja lembur.
Jam kerja normal untuk hari Senin-Kamis dan Sabtu yaitu 7 jam dengan jam kerja
Waktu kerja di PT Mutiara Mukti Farma terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian
kantor dan bagian keamanan. Perincian waktu kerja tersebut yaitu:
1. Bagian kantor
a. Untuk hari Senin hingga Jumat, bekerja dari pukul 08.30 hingga 12.00
WIB, istirahat dari pukul 12.00 hingga 13.00 WIB, kemudian bekerja
kembali dari pukul 13.00 hingga 16.30 WIB.
b. Untuk hari Sabtu, bekerja dari pukul 08.00 hingga 13.00 WIB.
2. Bagian keamanan
a. Shift I bekerja dari pukul 07.00 hingga 19.00 WIB.
b. Shift II bekerja dari pukul 19.00 hingga 07.00 WIB.
3.5. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
Para karyawan diberikan penghargaan atas prestasi dan hasil kerjanya dengan
pemberian upah dan fasilitas-fasilitas yang dapat memastikan kesejahteraan karyawan
serta meningkatkan produktivitaskerja.Aturan atau pedoman pengupahan yang diikuti
perusahaan merupakan kebijakan Upah Minimum Regional (UMR) yang telah
ditetapkan Pemerintah. UMR untuk daerah Sumatera Utara yang berlaku pada tahun
2014 adalah sebesar Rp. 1.505.850 per bulan.Sistem pengupahan yang diterapkan
pada perusahaan adalah:
2. Perhitungan upah lembur yang diberikan perusahaan kepada karyawan
yaitu:
a. 1 jam dibayar sebesar 1,5 kali upah 1 jam kerja normal.
b. 2 jam dibayar sebesar 2 kali upah setiap 1 jam kerja normal.
c. 3 jam ke atas dibayar sebesar 3 kali upah setiap 1 jam kerja normal.
3. Upah yang diberikan meliputi gaji pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan
tidak tetap yang di dalamnya termasuk uang makan dan transpor.
Perusahaan juga memperhatikan keselamatan kerja para karyawan dengan
memberikan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) berupa jaminan hari tua,
kecelakaan kerja, kematian, dan kesehatan.Untuk pelaksanaan Jamsostek, pihak
perusahaan mengadakan pengutipan iuran sebesar 2% dari gaji karyawan.
3.6. Proses Produksi
Proses produksi merupakan cara untuk menambah nilai (value) suatu barang
dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin, peralatan,
material, metode, dan modal. PT Mutiara Mukti Farma membutuhkan bahan baku,
bahan tambahan, bahan penolong, mesin, peralatan, tenaga kerja serta manajemen
yang baik untuk melakukan proses agar mampu menghasilkan berbagai jenis
obat-obatan. Dalam pelaksanaan penelitian ini, kegiatan proses produksi yang diamati
3.6.1. Standar Mutu Produk
PT Mutiara Mukti Farma telah menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) terkait dengan standar mutu bahan/produk, seperti yang diwajibkan kepada
seluruh industri farmasi. Ketentuan ini didasarkan pada Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Depkes RI No. 04510/A/SK/XII/1989
tentang petunjuk operasional penerapan CPOB. Peraturan itu mengatur seluruh aspek
produksi dan pengendalian mutu.Standar mutu produk PT Mutiara Mukti Farma
untuk produk tablet Antalgin dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Standar Mutu Antalgin
No. Keterangan Standar
1 Berat 490 – 510 mg
2 Kekerasan 4 – 8 kg/cm2
3 Kerapuhan < 8 %
4 Kelarutan 15 – 16 menit
5 Waktu hancur 4 – 5 menit
6 Diameter 1,211 cm
7 Tebal 0,32 cm
Sumber: PT Mutiara Mukti Farma (2014)
3.6.2. Bahan yang Digunakan
1. Bahan baku
Bahan baku merupakan bahan utama di dalam proses produksi yang sifat dan
bentuknya akan diubah. Bahan ini diolah langsung di dalam proses produksi
hingga menghasilkan produk jadi. Sumber bahan baku obat utamanya berasal
dari pabrik-pabrik di China dan India seperti Wu Xi dan Jiang Su.Untuk
produksi obat tablet Antalgin, bahan baku yang digunakan dibagi menjadi dua
bagian, yaitu:
a. Bahan berkhasiat
Bahan ini memiliki jumlah yang relatif besar dibandingkan dengan bahan lain
dan penggunaannya disesuaikan dengan jenis obat yang akan diproduksi
berdasarkan formulasi yang telah ditetapkan.
b. Bahan tidak berkhasiat
Bahan ini tidak memiliki pengaruh terhadap khasiat obat yang akan
dihasilkan. Kandungan bahan tidak berkhasiat pada obat tablet Antalgin yaitu:
1. Lactose dan Amilum, sebagai bahan pengisi pada obat.
2. Magnesium Stearat dan Talcum, sebagai pelicin obat.
3. Nipasol, sebagai bahan pengawet.
4. Primojel
2. Bahan penolong
Bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi
dan ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk untuk memperlancar
proses produksi dimana komponennya tidak terdapat pada produk akhir.
Bahan penolong yang digunakan dalam pembuatan obat tablet Antalgin yaitu
air murni (H2O) yang telah disterilisasi. Air ini berfungsi sebagai pengikat
sementara pada saat proses pencampuran zat.
3. Bahan tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan atau dipakai sebagai
pelengkap dalam produk akhir untuk meningkatkan mutu produk.Contoh
bahan tambahan untuk pembuatan obat tablet Antalgin yaitu kertas strip,
kotak kemasan strip, dan kotak kardus.
3.6.3. Uraian Proses
Proses produksi untuk pembuatan obat tablet secara umum di PT Mutiara
Mukti Farma dapat diuraikan dari proses awal hingga akhir pembuatan tablet yang
dimulai dari proses awal yakni penimbangan, pencampuran, granulasi, pengeringan,
lubrikasi, hingga pencetakan dan terakhir dalam bentuk pengemasan. Pengemasan
dalam kotak-kotak strip. Tahapan-tahapan proses tersebut secara umum di PTMutiara
Mukti Farma dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2 merupakan blok diagram
Penimbangan Bahan
Pencampuran Bahan
Granulasi Basah
Pengeringan
Granulasi Kering
Lubrikasi
Pencetakan Obat
Pengayakan dan Pemeriksaan
Pengemasan
Gambar 3.2. Blok Diagram Proses Produksi Obat Tablet
Urutan proses produksi pembuatan obat tablet yaitu:
1. Penimbangan bahan
Penimbanganmerupakan proses pengukuran berat bahan yang akan digunakan
dalam proses produksi. Proses penimbangan dilakukan dengan menggunakan
timbangan sebagai berikut:
a. Timbangan duduk, digunakan untuk menimbang bahan baku yang relatif
b. Timbangan Berkoz, digunakan untuk menimbang bahan baku yang ringan
ringan ( 0 – 300 g), misalnya untuk penimbangan Brillian Blue.
c. Timbangan Digital, digunakan untuk menimbang bahan baku tertentu yang
sangat ringan, yaitu dengan berat 20 – 60 mg.
Bahan baku dan bahan lain yang akan diproduksi ditimbang atas dasar surat
perintah pembuatan obat yang telah ditetapkan komposisinya sesuai dengan
banyaknya obat yang akan diproduksi dan formulasinya. Bahan-bahan ini
sebelum tiba di gudang diperiksa terlebih dulu oleh staf pengawasan mutu untuk
mengidentifikasi apakah mutu dan spesifikasinya telah sesuai dengan yang
dijanjikan oleh perusahaan pemasok bahan baku. Pemeriksaan bahan baku
meliputi:
a. Pemeriksaan organoleptis, yaitu bentuk, warna, bau, dan rasa.
b. Pemeriksaan kimiawi, yaitu kualitatif, kuantitatif, dan pH.
c. Pemeriksaan fisik, yaitu kelarutan, titik lebur, berat jenis, dan kekentalan.
d. Pemeriksaan kemasan, yaitu ukuran dan kondisi kemasan.
e. Pemeriksaan etiket, meliputi: ukuran, kebenaran tulisan, desain, warna,
kerapian catatan dan lambang (obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras.)
2. Pencampuran bahan
Pencampuran dilakukan dengan menggunakan sistem pencampuran batch.
Bahan-bahan yang akan dicampurkan ditimbang sesuai takaran lalu dimasukkan ke
kolidon, nipasol, Brilliant Blue, vanili, dan air. Kemudian campuran tersebut
diberi pasta Amilum yang berfungsi sebagai pengikat sambil terus diaduk.Setelah
tercampur rata, bahan ini dibawa ke bagian Granulasi Basah.
3. Granulasi basah
Proses ini bertujuan untuk membagi campuran menjadi bentuk bulatan (granul)
kecil seragam yang memiliki komposisi yang homogen. Granul yang terbentuk
masih bersifat basah karena adanya kandungan air dari pasta di dalam campuran.
Pembentukan granul ini akan memudahkan proses pengeringan karena ukuran
granul yang lebih kecil akan mempercepat proses pengeringan. Granulasi basah
dilakukan dengan ayakan berukuran 7 mesh.
4. Pengeringan
Setelah melalui Granulasi Basah, bahan obat tersebut dikeringkan. Proses ini
bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terkandung di dalam granul. Alat
yang dapat digunakan untuk proses ini yaitu oven pengering atau Fluid Bed
Dryer. Proses pengeringan dengan Fluid Bed Dryer memakan waktu yang relatif
lebih singkat dan memberikan massa yang lebih homogen, namun kapasitasnya
lebih kecil dibandingkan dengan oven pengering. Proses pengeringan dengan
Fluid Bed Dryer memerlukan waktu sekitar 30 menit dengan suhu pengeringan
sekitar 60 0C, sedangkan dengan oven pengering memerlukan waktu sekitar 8 –
5. Granulasi kering
Bahan obat yang telah melalui proses pengeringan akan digranulasi kembali. Hal
ini berguna untuk memudahkan proses pencetakan. Proses granulasi kering ini
menggunakan ayakan dengan ukuran 12, 10, dan 8 mesh. Ukuran 12 mesh
digunakan untuk tablet dengan ukuran yang lebih kecil, sedangkan untuk ukuran
10 dan 8 mesh digunakan untuk tablet dengan ukuran lebih besar.
6. Lubrikasi
Lubrikasi adalah proses pencampuran bahan pelicin ke granul kering agar pada
saat proses pencetakan obat tidak lengket dan kualitasnya lebih baik. Zat pelicin
yang ditambahkan yaitu Magnesium Stearat dan Talkum. Proses ini juga
membantu menyeragamkan bobot granul kering sehingga diperoleh kadar yang
seragam.
7. Pencetakan obat
Setelah lubrikasi, bahan obat ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui berat
bahan yang akan dicetak karena adanya ketetapan berat bahan untuk sejumlah
obat tablet yang akan diproduksi yang formulasinya diatur dalam surat perintah
pembuatan obat. Dalam proses pencetakan, biasanya dilakukan pencetakan
percobaan agar obat yang dicetak sesuai dengan bentuk yang ditetapkan. Obat
8. Pengayakan dan Pemeriksaan
Setelah selesai dicetak, obat diayak dengan ayakan 10 mesh untuk
menghilangkan debu dan serpihan obat sekaligus memeriksa apakah ada obat
yang rusak pada waktu pencetakan. Proses terakhir yaitu pemeriksaan dengan
cara mengambil sampel dari obat yang dicetak tersebut untuk dilakukan
pengujian di laboratorium.
9. Pengemasan
Tujuan dari pengemasan yaitu menjaga obat agar tidak terkontaminasi bahan lain
atau kotoran dari luar. Selain itu, pengemasan juga memberikan label keterangan
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yaitu penelitian korelasional (Correlational
Research).Menurut Sinulingga S.(2013:34),penelitian korelasional bertujuan
mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan satu atau
lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi. Korelasi dapat diketahui dengan cara
menyelidiki variasi dalam satu variabel karena variabel juga bervariasi.
4.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Mutiara Mukti Farma berlokasi Jalan Besar
Namorambe Km 8,5 No. 68, Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara. Kegiatan penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Oktober tahun
2013 hingga sekarang di unit Produksi obat Tablet PT Mutiara Mukti Farma.
4.3. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bersifat
a. Metode Observasi,yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap data
yang ada hubungannya dengan objek penelitian.
b. Metode Wawancara, yaitu melakukan wawancara langsung dengan pihak
perusahaan mengenai ruang lingkup bidang usaha, organisasi dan
manajemen, proses produksi dan lain-lain yang berhubungan dengan
objek penelitian.
Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Studi Literatur
Metode Total Productivity Model
Studi Lapangan
-Biaya Produksi -Proses Produksi
Perumusan Masalah
-Identifikasi penyebab masalah -Penetapan Tujuan
Pengumpulan Data
Pengolahan Data Metode Total Productivity Model
Analisis dan Evaluasi Data
Kesimpulan dan Saran
4.3.1. Kerangka Konseptual
Menurut Sekaran dalam Sinulingga (2011:84),kerangka konseptual
merupakan sebuah model yang ditujukan dalam bentuk diagram yang
menggambarkan struktur dan sifat hubungan logis antara variabel penelitian yang
telah diidentifikasi dari teori dan hasil tinjauan artikel yang akan digunakan dalam
menganalisis masalah penelitian. Dalam kerangka berpikir ini terletak
variabel-variabel penelitian.Variabel-variabel-variabel penelitian di PT Mutiara Mukti Farma terdiri
dari variabel dependen dan variabel independen.
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi atau ditentukan
oleh nilai variabel lain.Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain,
karenanya juga sering disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel
terpengaruhi.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah produktivitas
(Y).Sedangkan variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
dependen baik secara positif maupun negatif tergantung pola hubungan antara kedua
tipe variabel tersebut. Karena fungsi ini sering disebut variabel pengaruh, sebab
berfungsi mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap
variabel lain.Variabel independen meliputi tenaga kerja (X1), material (X2), energi
(X3), modal (X4). Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini dapat
Gambar 4.2. Kerangka Konseptual Penelitian
4.3.2. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan pengertian arti dan makna setiap variabel
yang tercakup dalam kerangka konseptual.Adapun definisi operasional dalam
penelitian ini meliputi:
1. Indeks yaitu suatu besaran variasi perubahan dalam waktu tentang suatu
hal tertentu.
2. Indeks Produktivitas (IP), yaitu angka produktivitas yang dibandingkan
dengan angka tahun dasar untuk mengetahui perubahan atau turun naik
produktivitas.
3. Produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran produktivitas bagi input
tenaga kerja, yang diukur berdasarkan rasio output terhadap input tenaga Material (X2)
Energi (X3)
Modal (X4) Tenaga Kerja
(X1)
4. Produktivitas modal diukur berdasarkan rasio output terhadap input
modal.
5. Produktivitas energi diukur berdasarkan rasio output terhadap input
energi.
6. Produktivitas material (bahan baku) diukur berdasarkan rasio output
terhadap input material.
7. Output yakni seluruh hasil terukur berupa jumlah produk yang
dihasilkan dalam rupiah/tahun.
8. Input yakni nilai terukur dari faktor input bahan baku, tenaga kerja,
energi dan kapital.Semua faktor input dalam rupiah/tahun.
9. Material yaitu bahan-bahan yang diperoleh untuk dipakai dalam proses
produksi.
10. Tenaga kerja yaitu semua pekerja yang bekerja dalam perusahaan.
Perhitungan jumlah tenaga kerja diambil rataan untuk mengoreksi
perubahan jumlah tenaga kerja baru dan keluar.
11. Energi adalah daya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan
produksi.Energi yang dipakai berupa solar dan listrik.
12. Modal berupa modal kerja dan modal tetap. Modal tetap berasal dari
mesin dan peralatan,serta nilai anuitas lahan dan bangunan. Sedangkan
4.3.3. Pengumpulan Data
Pelaksanaan pengumpulan data untuk penelitian yang dilakukan yaitu:
a. Teknik kepustakaan, yakni membaca dan memahami buku-buku dan
jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penerapan metode Total Productivity Model.
b. Teknik dokumentasi, yakni memperoleh data perusahaan PT. Mutiara Mukti
Farma berupa dokumen-dokumen yang mendukung pengerjaan laporan
dengan instrumen penelitian tabel pencatatan data.
4.3.4.Metode Pengolahan dan Analisa Data
Data-data yang diperoleh lalu diolah untuk dilakukan analisa.Adapun
langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut.
1. Memberikan batasan terhadap output dan input yang menjadi variabel
dalam pengukuran produktivitas. Output yaitu jumlah produksi setiap
tahun (dalam penelitian ini mulai dari tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan
2013). Input terdiri dari biaya penyusutan (depresiasi mesin), nilai anuitas
lahan dan bangunan, nilai kas dan persediaan, biaya penggunaan sumber
energi, biaya perawatan mesin, dan biaya tenaga kerja.
2. Menentukan nilai deflator dari setiap indeks harga tenaga kerja, material,
Deflator tahun penelitian =
IH tahun penelitian−IH tahun dasar
IH tahun dasar … … … (4.1)
3. Menentukan harga konstan dari setiap outputbiaya produksi yaitu harga
tenaga kerja, energi, modal, danmaterial dengan cara mengalikan nilai
deflator masing-masing biaya dengan harga pada saat periode pengukuran
dengan persamaan rumus 4.2.
Nilai Periode yang bersangkutan x 100
100 + deflator … … … (4.2)
4. Melakukan Perhitungan Total Input Tangible
Setelah harga konstan setiap input diperoleh, maka dilakukan perhitungan
Total Input Tangible yang merupakan penjumlahan dari seluruh input
dengan harga konstan yang terdiri dari masukan biaya depresiasi, bahan
baku, tenaga kerja, energi dan perawatan mesin yang digunakan oleh
masing-masing unit operasional.
Total Input Tangible = Biaya depresiasi mesin + nilai anuitas lahan dan
bangunan + nilai kas dan persediaan + biaya bahan baku + biaya tenaga
kerja + biaya energi + biaya perawatan mesin
5. Menghitung Total Output Tangible
Pada langkah ini dilakukan perhitungan Total Output Tangible yaitu