• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

4.5. Definisi operasional dan metode pengukuran variabel 1 Definisi Operasional

4.5.2. Metode Pengukuran Variabel

Untuk mendukung definisi operasional di atas maka akan dijabarkan metode pengukuran untuk masing-masing variabel sebagai berikut:

4.5.2.1 Variabel Dependen

Return abnormal dijadikan sebagai ukuran kinerja, yaitu 24 bulan berdasarkan harga perdana dan penutupan pada hari pertama perdagangan dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Aggarwal et al (1993) sebagai berikut:

2. Menghitung return total saham setiap periode dengan rumus: ���= �� ��− �………..(1) Keterangan: Rit P = return total

Pi0

Harga saham yang digunakan adalah harga saham bulanan mulai Januari 2006 sampai September 2010. Data harga bulanan digunakan untuk perhitungan

return saham abnormal periode 1 sampai 24 bulan mengingat sebahagian besar saham tidak diperdagangkan setiap hari, sehingga bila data harian yang digunakan maka akan banyak diperoleh data yang kosong.

= harga saham saat penawaran

3. Menghitung return pasar setiap periode dengan rumus: ��� =��

��− � ………(2)

Keterangan: Rmt

P

= return indeks pasar

mt

P

= Nilai indeks pasar pada saat t

m0

Indeks pasar yang digunakan dalam perhitungan ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan secara bulanan mulai Januari 2006 sampai Desember 2010. Apabila pada tanggal tertentu tidak terjadi perdagangan maka nilai IHSG yang digunakan adalah tanggal terakhir sebelum tanggal tersebut.

= Nilai indeks pasar pada saat penawaran

4. Menghitung market-adjusted Abnormal return untuk setiap perusahaan yang IPO pada hari ke t, dengan rumus:

���� = (�+���)

(�+���)− �����% ……….(3)

Keterangan:

Rit R

= total return saham

mt

4. Menghitung rata-rata abnormal return dengan rumus: = total return pasar

����� = �=����� ……….(4)

Keterangan:

����� = Average abnormal return

���� = Market adjustman abnormal return

� = Jumlah sampel

Ada cara lain untuk menghitung return abnormal yaitu menggunakan CAPM dan model yang lain. Akan tetapi hal ini agak sulit dilakukan karena harus dilakukan estimasi untuk beta, tingkat bunga bebas resiko dan return pasar. Selanjutnya

return abnormal yang dihitung dengan persamaan ini akan digunakan sebagai pengukur kinerja surat berharga dengan criteria:

Return Abnormal > 0, menunjukkan kinerja yang outperformed

Return Abnormal < 0, menunjukkan kinerja yang underperformed

5. Untuk menginterprestasikan total return secara kelompok (grup) setiap periode dihitung Wealth Relative sebagai pengukur kinerja. Rumus yang digunakan adalah: ��= �+() �� �=� �+(�) �� �=� ……….(5)

Kriteria pengukuran yang digunakan adalah WR > 1, menunjukkan kinerja yang outperformed

WR <1, menunjukkan kinerja yang underperformed

4.5.2.2. Variabel Independen

Berikut ini adalah empat metode yang digunakan untuk mengukur variabel indepen yaitu:

4.5.2.2.1. Akrual Diskresioner Jangka Pendek

Akrual diskresioner dihitung dengan menggunakan model modified Jones (1991), Dechow et al. (2001) menyatakan model Jones yang telah dimodifikasi memberikan kekuatan statistik yang tinggi untuk mendeteksi adanya earning management jika terdapat akrual diskresioner yang signifikan.

Prosedur yang digunakan untuk menghitung akrual diskresioner jangka pendek sebagai berikut:

a) Menghitung akrual jangka pendek (current accrual) sebagai berikut:

Untuk mencari nilai akrual jangka pendek, terlebih dahulu mencari nilai current accrual yang merupakan perubahan aktiva lancer non kas, akan dihitung sebagai perubahan aktiva lancar dikurangi dengan kas, sedangkan perubahan kewajiban lancar akan dihitung sebagai perubahan total hutang dikurangi dengan hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo (current maturity of long term debt) Teoh et al. (1998) sebagai berikut:

CAit = ∆ [Aktiva Lancar – Kas] – ∆ [Utang Lancar – Utang Jk. Panjang yang

b) Mendeteksi nilai ekspektasi akrual jangka pendek sebagai berikut:

Nilai ekspektasi akrual jangka pendek (expected current accrual) dari perusahaan

IPO diestimasi dengan menggunakan cross-sectional ordinary least squere

(OLS) regression terhadap current accruals (CA) dan perubahan penjualan, sebagai berikut: ���� ����−� =�� ��−��+�∆����� ����−��+���………(7) Keterangan: CAit TA

: akrual jangka pendek perusahaan i pada periode t

it-1

∆REV

: total aktiva perusahaan i pada periode t-1

it

є

: perubahan pendapatan perusahaan i pada periode t

it

Semua nilai di atas diregresikan dengan menggunakan ����

����−� sebagai variabel

dependen, sedangkan ���

��−��dan �∆�����

����−� sebagai variabel independen. Regresi dari tiga komponen ini menghasilkan α

: error term perusahaan i pada periode t

1 dan α2

c) Mencari akrual non-diskresioner jangka pendek sebagai berikut:

yang digunakan untuk menghitung nilai nondiscretionary accruals.

Berdasarkan estimasi di atas, maka dilakukan perhitungan nondiscretionary current accrual tiap sampel sebagai berikut:

������ =��

��−��+�∆�����−∆�����

����−� � ………(8)

NDCAit

∆REC

: akrual non-diskresioner jangka pendek perusahaan i pada periode t

it

TA

: perubahan piutang perusahaan i pada periode t

it-1

α

: total aktiva perusahaan i pada periode t-1

1

α

: Estimated intercept perusahaan i periode t

2

d) Menghitung nilai akrual diskresioner jangka pendek sebagai berikut: : Slope untuk perusahaan i periode t

Akrual diskresioner jangka pendek (DCA) untuk perusahaan i pada periode t, diperoleh dari nilai residual persamaan berikut:

����= ����

����−������� ……….(9)

4.5.2.2.2. Akrual Diskresioner Jangka Panjang

Sesuai dengan definisi total akrual, yaitu gabungan antara akrual jangka pendek dan akrual jangka panjang, maka akrual jangka panjang dapat dicari dengan mengurangkan total akrual dengan akrual jangka pendek. Sehingga perlu mencari nilai total akrual terlebih dahulu sebagai berikut:

TACit = NIit – CFOit.

Keterangan:

……….……….(10)

TACit

NI

: total akrual perusahaan i pada tahun t

it

CFO

: laba bersih sebelum pos luar biasa perusahaan i pada tahun t

Sedangkan nilai akrual jangka panjang dicari dengan mengurangkan total akrual di atas dengan akrual jangka pendek sebagai berikut:

LTACit = TACit – CAit ………

Keterangan:

(11)

LTACit

TAC

: akrual jangka panjang perusahaan i pada tahun t

it

CA

: total akrual perusahaan i pada tahun t [(dihitung dari persamaan 10)

it

Untuk memperoleh nilai akrual diskresioner jangka panjang, maka kita perlu mengestimasi nilai total akrual diskresioner dan total akrual non-diskresioner terlebih dahulu. Sama halnya dengan menghitung akrual jangka pendek, kecuali nilai total akrual (TAC) digunakan sebagai variabel dependen dan di dalam regresi dimasukkan variabel tanah, bangunan, dan perlengkapan/peralatan (PPE) sebagai tambahan variabel penjelas. Model OLS untuk menghitung akrual diskresioner jangka panjang yang dikembangkan ini merupakan model modifikasi Jones (1991) yang juga digunakan dalam penelitian Teoh et al. (1998).

: akrual jangka pendek perusahaan i pada tahun t [dihitung dari persamaan (6)] ����� ����−�=�� ��−��+�∆����� ����−��+������ ����−��+��� ……… (12) Keterangan: TACit ∆REV

: total akrual perusahaan i pada periode t

it

PPE

: perubahan pendapatan perusahaan i pada periode t

TAit-1

Semua nilai di atas diregresikan, sehingga menghasilkan nilai α : total aktiva perusahaan i pada tahun t-1

1, α2 dan α3

�������= ���

��−��+�∆�����−∆�����

����−� �+������

����−��+��� .… (13) yang digunakan untuk menghitung nilai nondiscretionary total accruals (NDTA)

sebagai berikut:

Keterangan: NDTACit

∆REC

: total akrual non-diskresioner perusahaan i pada tahun t

it

PPE

: perubahan piutang perusahaan i pada tahun t

it

1 : Estimated intercept perusahaan i periode t

: aktiva tetap perusahaan i pada periode t

2,�3 : slope untuk perusahaan i periode t

Sehingga akrual non-diskresioner jangka panjang (NDLA) adalah selisih antara total akrual non-diskresioner (NDTAC) yang dihitung pada persamaan (13) di atas dengan akrual non-diskresioner jangka pendek (NDCA) yang dihitung pada persamaan (8) di atas. Dengan demikian nilai akrual diskresioner jangka panjang (DLA) adalah selisih antara akrual jangka panjang (LTAC) yang diskalakan dengan total asset dengan akrual non-diskresioner jangka panjang (NDLA) dengan persamaan sebagai berikut:

DLAit = (LTACit/TAit-1) – NDLAit ………

Jika manajemen melakukan earning management melalui akrual maka akan terdapat akrual diskresioner abnormal (residual) baik jangka pendek maupun jangka

panjang yang positif maupun negatif yang signifikan. Berdasarkan atas beberapa temuan penelitian sebelumnya terhadap penawaran saham tambahan dan earning management melalui akrual yang dijelaskan di atas.

4.5.2.2.3. Manipulasi Aktivitas Nyata melalui Arus Kas kegiatan Operasi

Sebelum masuk dalam pengujian hipotesis maka akan dilakukan regresi untuk mencari arus kas kegiatan operasi normal. Model regresi untuk arus kas kegiatan operasi normal mereplikasi dari penelitian Roychowdhury (2006) sebagai berikut:

CFOt/At-1= α0+ α1(1/At-1) + β1(St/At-1) + β2(∆St/At-1) + єt

Keterangan:

………(15)

CFOt/At-1

α

: arus kas kegiatan operasi pada tahun t yang diskala dengan total aktiva pada periode t-1.

1(1/At-1)

S

: intersep yang diskala dengan total aktiva pada periode t-1 dengan tujuan supaya arus kas kegiatan operasi tidak memiliki nilai 0 ketika penjualan dan lag penjualan bernilai 0.

t/At-1 ∆S

: penjualan pada tahun t yang diskala dengan total aktiva pada periode t-1.

t/At-1

α

: penjualan pada tahun t dikurangi penjualan pada periode t-1 yang diskala dengan total aktiva pada periode t-1.

0

є

: konstanta.

t

Oleh karena dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah arus kas kegiatan operasi abnormal, maka untuk setiap observasi tahun arus kas kegiatan

operasi abnormal (ABN_CFO) adalah selisih dari nilai arus kas kegiatan operasi aktual yang diskalakan dengan total aktiva satu tahun sebelum pengujian dikurangi dengan arus kas kegiatan operasi normal yang dihitung dengan menggunakan koefisien estimasi dari model persamaan (15) di atas.

4.5.2.2.4. Manipulasi Aktivitas Nyata melalui Biaya Diskresioner

Untuk menghitung tingkat normal biaya diskresioner peneliti menggunakan model regresi berikut yang mereplikasi dari penelitian Roychowdhury (2006):

DISEXPt/At-1= α0+ α1(1/At-1) + β(St-1/At-1) + єt

Keterangan:

……….(16)

DISEXPt/At-1

α(1/A

: biaya diskresioner pada periode t yang diskala dengan total aktiva tahun t-1

t-1

S

) : intersep yang diskala dengan total aktiva pada periode t-1 dengan tujuan supaya biaya diskresioner tidak memiliki nilai 0 ketika penjualan dan lag penjualan bernilai 0.

t-1/At-1

Biaya diskresioner didefinisikan sebagai jumlah dari biaya iklan, biaya riset dan pengembangan, dan biaya penjualan, dan administrasi dan umum. Nilai koefisien estimasi dari persamaan regresi di atas digunakan untuk menghitung nilai biaya diskresioner normal. Sehingga, biaya diskresioner abnormal (ABN_DISEXP) diperoleh dengan cara mengurangkan nilai biaya diskresioner aktual yang diskalakan

: penjualan pada tahun t-1 yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1.

dengan total aktiva satu tahun sebelum periode pengujian dengan biaya diskresioner normal yang dihitung dengan menggunakan koefisien estimasi dari model persamaan (16) di atas.

Tabel 4.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Varibel Definisi operasional Indikator Skala

ukur Kinerja saham perusahaan yang melakukan IPO (Y) Abnormal return ��= �+ (� � � )∑�=��� �+ (� � � )∑�=��� Rasio Manipulasi laba akrual (x1  akrual diskresioner jangka pendek (x ) 1.1  akrual diskresioner jangka panjang ( ) x1.2)

Memiliki waktu yang relatif pendek yaitu quarter merupakan akrual yang melibatkan akun modal kerja dan menggambarkan

perubahan dalam akun aktiva lancar dan utang lancar.

DCAit = (CAit/TAit-1) –

NDCAit Rasio

Memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun 24 bulan atau 2 tahun dan akrual diskresioner jangka panjang meliputi depresiasi, revaluasi aktiva, dan penyesuaian nilai wajar atas instrumen keuangan

DLAit = (LTACit/TAit-1) – NDLA Rasio it Manipulasi aktivitas nyata (x2 abnormal arus kas operasi (x ) 2.2)

Menggambarkan arus kas kegiatan operasi normal (arus kas kegiatan operasi abnormal yang merupakan selisih dari nilai arus kas kegiatan operasi aktual dan arus kas kegiatan operasi normal)

CFOt/At-1= α0 + α1(1/A t-1) + β1(St/At-1) +

Lanjutan……

abnormal biaya diskresioner (x2.2)

Penjumlahan dari biaya iklan, biaya penelitian dan pengembangan, serta biaya penjualan, umum dan administrasi. Pada perusahaan Indonesia, biaya iklan dan biaya

penelitian dan pengembangan sering

ditemukan sudah termasuk dalam biaya penjualan, umum dan administrasi yang dinyatakan sebagai beban

usaha

DISEXPt/At-1= α0 +

α1(1/At-1) + β(St-1/At-1) +

єt Rasio

Dokumen terkait