• Tidak ada hasil yang ditemukan

Stabat Baru Kwala Bingai Perdamaian 20 36 10

Sampel dalam penelitian ini yang berjumlah 66 orang dibagi atas 2 kelompok yaitu kelompok ceramah dengan VCD sebanyak 33 orang dan kelompok ceramah tanpa VCD juga sebanyak 33 orang.

Penentuan besar sampel juga dilakukan dengan pertimbangan efektivitas penggunaan metode pendidikan kelompok besar. Kelompok besar disini maksudnya adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang dan metode yang baik untuk kelompok besar dengan sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah adalah metode ceramah (Notoatmodjo, 2003). Metode pengambilan sampel yang disebut sebagai respoden dalam penelitian ini adalah secara purposive sampling.

Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja

(Sugiyono, 2005).

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Alat pengumpul data

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah kuesioner terstruktur yang berisi sejumlah pertanyaan yang diisi oleh responden.

3.4.2. Pelaksanaan pengumpulan data

1. Tahap persiapan

a. Pada tahap ini peneliti melakukan pengurusan perizinan ke lokasi penelitian. Melakukan pengumpulan data awal. Data awal penelitian diperoleh dari berbagai sumber data yang terpercaya seperti Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat, Puskesmas, dan Kantor Kecamatan Stabat.

b. Setelah mendapatkan izin dari lokasi penelitian, peneliti melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk menentukan lokasi pelaksanaan penyuluhan kesehatan.

c. Uji coba instrumen penelitian dan uji validitas serta reliabilitas kuesioner pengetahuan dan sikap dilakukan untuk ibu balita sebanyak 20 orang di Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Stabat yang tidak termasuk lokasi pengambilan sampel dalam penelitian ini. Persiapan bahan ajar yaitu materi ceramah yang akan disampaikan, instrumen penelitian yang terdiri dari kuesioner (pengetahuan dan sikap) dan perangkat audiovisual (VCD).

2. Tahap pelaksanaan

Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan pada tanggal 28 April 2008, bertempat di Puskesmas Stabat. Sebelum pelaksanaan kegiatan, peneliti sudah berkoordinasi dengan bidan desa untuk mengetahui identitas ibu balita yang akan mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan, sehingga pembagian kedua kelompok responden diupayakan tidak membedakan tingkat pendidikan. Kegiatan penyuluhan kesehatan dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu :

a. Kelompok ceramah dengan VCD

Kegiatan penyuluhan kesehatan pada kelompok ini dilakukan pada tanggal 28 April 2008 dimulai pukul 09.00 wib. Penelitian dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan kesehatan melalui metode ceramah dengan media pendukung VCD, melalui langkah pelaksanaan : 1) fasilitator membuka acara, menjelaskan tujuan kegiatan, memperkenalkan peneliti 2) melakukan pretes untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu dengan menggunakan kuesioner yang sudah disiapkan, pelaksanaan pre-test kurang lebih 45 menit, 3) pemutaran VCD tentang penyakit pneumonia balita kurang lebih 15 menit, 4) memberikan kesempatan bagi peserta untuk istirahat kurang lebih 10 menit, 5) memberikan ceramah tentang penyakit pneumonia oleh peneliti sendiri selama kurang lebih 60 menit, 6) responden mengisi kuesioner guna mengukur tingkat pengetahuan dan sikap pada postes 1, yaitu segera setelah penyuluhan.

b. Kelompok ceramah tanpa VCD

Kegiatan penyuluhan kesehatan pada kelompok ini dilakukan pada hari yang sama dengan kelompok ceramah dengan VCD, yaitu pada tanggal 28 April 2008. Kelompok ceramah tanpa VCD diundang hadir pukul 9.30 wib, dan acara dimulai pukul 10.00 wib setelah semua peserta hadir. Penyuluhan kesehatan pada kelompok ceramah tanpa VCD dilakukan pada ruangan yang berbeda dengan kelompok ceramah dengan VCD. Langkah-langkah pelaksanaannya sama dengan yang dilakukan pada kelompok ceramah dengan VCD, hanya saja pada kelompok ini tidak

dilakukan pemutaran VCD. Ceramah Pada kelompok ini juga diberikan oleh peneliti sendiri setelah selesai memberikan ceramah pada kelompok ceramah dengan VCD.

Pengukuran postes 2 guna mengukur perbedaan pengetahuan dan sikap setelah diberikan perlakuan dilakukan 1 (satu) minggu setelah kegiatan penyuluhan kesehatan. Postes 2 dilakukan pada tanggal 5 Mei 2008 bersamaan dengan jadwal kegiatan posyandu.

3.4.3. Uji validitas dan reliabilitas

Pada penelitian ini uji coba dilakukan terhadap kuesioner pengetahuan dan sikap kepada 20 orang responden yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan responden (Singarimbun, 1989). Uji ini dilakukan pada ibu yang mempunyai balita yang ada di Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Stabat yang tidak termasuk lokasi pengambilan sampel dalam penelitian ini.

Uji validitas dan reliabilitas (kesahihan dan keterandalan) alat ukur penelitian berupa kuesioner dilakukan sebelum digunakan untuk mengukur nilai pengetahuan dan sikap ibu balita. Hal ini dimaksudkan agar alat ukur yang digunakan benar-benar tepat dan cermat dalam melakukan fungsi ukurnya serta dapat dipercaya. Validitas dan reliabilitas alat ukur dilihat dari koefisien korelasinya, semakin tinggi angka koefisien korelasi berarti semakin valid dan reliabel alat ukur tersebut (Sugiono, 2001).

Uji validitas kuesioner dilakukan dengan membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hasil. Nilai r tabel dengan tabel r dengan menggunakan df = n-2, pada tingkat kemaknaan 5% maka didapat angka r tabel adalah :

Df = n-2

= 20-2 = 18 r tabel = 0,444

Nilai r hasil dari masing-masing pertanyaan dibandingkan dengan r tabel, bila r hasil > r tabel, maka pertanyaan tersebut valid dan bila r alpha > r tabel maka pertanyaan tersebut reliabel.

Alat ukur pengetahuan sebelum diuji berjumlah 21 item pertanyaan, setelah dilakukan uji validitas masing-masing item dengan menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2002), dari uji coba tersebut 5 item dinyatakan gugur (nomor item 2, 4, 6, 8, 12), dimana r hasil < r tabel, lalu 16 item yang diuji kembali dan sudah valid, kemudian dilakukan uji reliabel dan diperoleh koefisien reliabilitas alpha 0,9621 yang berarti alat ukur tersebut reliabel.

Alat ukur sikap berjumlah 16 item pertanyaan sebelum diuji, setelah dilakukan uji validitas maka 1 item dinyatakan gugur (nomor item 2). Kemudian 15 item tersebut diuji validitasnya kembali dan sudah valid, lalu dilakukan uji reliabel maka diperoleh koefisien reliabilitas alpha 0,9227 yang berarti alat ukur tersebut reliabel. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5 berikut :

Tabel 5. Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas

Variabel r tabel r hasil Alpha Keterangan Pengetahuan P1 P2 P3 P4 P5 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,8239 0,8239 0,7185 0,8835 0,7828

0,9621 Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel

Tabel 5. Lanjutan P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 Sikap S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,8835 0,8835 0,6888 0,9035 0,4778 0,4778 0,8636 0,6677 0,8437 0,9621 0,5672 0,8162 0,4813 0,6619 0,4971 0,7670 0,8162 0,8162 0,5644 0,7670 0,5243 0,5695 0,6460 0,4643 0,6700 0,9227

Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Valid dan Reliabel Tabel 5 diatas memperlihatkan bahwa semua pertanyaan nilai r hasil lebih besar dari pada r tabel, demikian juga alpha lebih besar dari r tabel dengan demikian kuesioner yang digunakan untuk penelitian ini valid dan reliabel.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel

1. Variabel bebas (independent variabel), yaitu metode ceramah tanpa pemutaran

2. Variabel terikat (dependent variabel), yaitu pengetahuan dan sikap ibu setelah mendapat penyuluhan tentang penyakit pneumonia pada balita.

3.5.2. Definisi operasional

1. Pneumonia balita adalah penyakit infeksi yang menyerang paru-paru yang ditandai dengan batuk disertai napas cepat dan atau napas sesak pada anak usia balita (0-5 tahun).

2. Penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah disertai pemutaran VCD adalah cara penyampaian bahan ajar melalui komunikasi secara langsung dengan dukungan media audio-visual (VCD) yang diperlihatkan secara langsung melalui

LCD.

3. Penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah tanpa pemutaran VCD adalah cara penyampaian bahan ajar melalui komunikasi secara langsung tanpa mempergunakan alat perantara, berbentuk kata-kata, gerakan dan isyarat.

4. Pengetahuan adalah kemampuan responden menjawab dengan benar pertanyaan berkisar tentang penyakit pneumonia pada balita yang mencakup pengertian, penyebab, gejala, faktor risiko, dan pencegahan penyakit pneumonia pada balita. 5. Sikap adalah kecenderungan responden untuk memberi respon terhadap

pernyataan berkisar tentang penyakit pneumonia pada balita yang mencakup upaya pencegahan, dan pemilihan pencarian pengobatan. Dapat bersifat positif atau negatif.

7. Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang pernah dilalui responden sampai memperoleh tanda tamat sekolah.

8. VCD pneumonia balita adalah VCD tentang pedoman penanganan pneumonia balita yang diproduksi oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI tahun 2007.