• Tidak ada hasil yang ditemukan

SARJANA EKONOM

DAFTAR LAMPIRAN

3.5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Wawancara Tertulis

Wawancara tertulis dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh karyawan operasional cabang dan guru Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar. Wawancara tertulis dilakukan untuk mencari informasi mengenai gaya kepemimpinan Kepala Cabang dan partisipasi kerja karyawan berdasarkan persepsi karyawan operasional cabang dan guru. Kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1.

2. Wawancara Lisan

Wawancara lisan dilakukan kepada Manajer divisi HRD dan Kepala Cabang Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar. Wawancara lisan dilakukan untuk mencari informasi mengenai Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar.

Pada wawancara tertulis dengan menggunakan kuesioner, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner dengan pengisian kuesioner awal oleh karyawan operasional cabang dan guru sebanyak 30. Uji validitas digunakan untuk menguji keabsahan dan keandalan suatu kuesioner. Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran mampu mengukur apa saja yang ingin diukur (Umar, 2003).

No. Regional Cabang

Jumlah Sampel Karyawan Operasional Guru 1 Bogor Jl. Pajajaran 5 5 2 Bangbarung 4 5 3 Cibinong 4 11 4 Cibubur 6 9 5 Tangerang BSD 1 12 6 Bintaro 4 5 7 Bekasi Kemang Pratama 4 10 8 Jaka Permai 4 9 9 Grand Wisata 2 9 10 Jakarta Ahmad Dahlan 3 8 11 Rawa Mangun 9 9 12 Kembangan 4 10 13 Sisingamangaraja 6 12 14 Bandung Bandung 2 6 Total 58 120

20

Rumus Uji validitas adalah sebagai berikut:

Keterangan:

r = Angka korelasi

N = Jumlah responden

X = Skor masing-masing pertanyaan

Y = Skor total

Jika rhitung ≥ rtabel, maka instrument atau item-item pertanyaan dinyatakan

valid (Priyatno, 2008).

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukan konsistensi suatu alat ukur didalam mengukur gejala yang sama. Uji ini dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya dan diandalkan sebagai alat ukur, apabila pengukuran diulang (Umar, 2003). Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s alpha.

Rumus α adalah sebagai berikut:

Keterangan:

K = Jumlah item

δ2

t = Varian responden untuk item ke t ∑δ2

t = Jumlah varian skor total

Tingkat reliabilitas dengan metode Cronbanch’s alpha diukur berdasarkan skala 0 sampai 1. Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05 artinya instrument dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment (Priyatno, 2008).

Hasil uji validitas yang dilakukan pada seluruh pernyataan gaya kepemimpinan Kepala Cabang dan partisipasi kerja karyawan menunjukkan seluruh pernyataan valid. Hal ini karena nilai rhitung seluruh pernyataan ≥ rtabel

sebesar 0,361 pada taraf alpha 5%, yang artinya seluruh pernyataan mampu mengukur apa saja yang ingin diukur.

21

Hasil uji reliabilitas yang dilakukan pada seluruh pernyataan gaya kepemimpinan Kepala Cabang dan seluruh pernyataan partisipasi kerja karyawan menunjukkan seluruh pernyataan reliabel. Hal ini karena nilai Cronbach’s alpha dari seluruh pernyataan ≥ rtabel sebesar 0,361 pada taraf alpha 5%, yang artinya

seluruh pernyataan dapat dipercaya dan diandalkan sebagai alat ukur, apabila pengukuran diulang.

Hasil uji validitas dan reliabilitas gaya kepemimpinan Kepala Cabang dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan hasil uji validitas dan reliabilitas partisipasi kerja karyawan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 3.Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Gaya Kepemimpinan Kepala Cabang

Gaya

Kepemimpinan Pernyataan rtabel rhitung Validitas

Cronbach's Alpha Reliabilitas Otokratis 1 0,361 0,546 Valid 0,706 Reliabel 2 0,546 Valid

Demokratis 3 0,436 Valid 0,608 Reliabel 4 0,436 Valid

Partisipatif 5 0,362 Valid 0,531 Reliabel 6 0,362 Valid Berorientasi pada Tujuan 7 0,442 Valid 0,613 Reliabel 8 0,442 Valid

Situasional 9 0,378 Valid 0,549 Reliabel 10 0,378 Valid

Tabel 4.Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Partisipasi Kerja Karyawan

Partisipasi

Kerja Pernyataan rtabel rhitung Validitas

Cronbach's Alpha Reliabilitas Keterlibatan Emosi dan Mental 1 0,361 0,841 Valid 0,855 Reliabel 2 0,792 Valid 3 0,577 Valid 4 0,588 Valid Motivasi untuk Menyumbang 5 0,391 Valid 0,732 Reliabel 6 0,541 Valid 7 0,591 Valid 8 0,635 Valid Penerimaan Tanggung Jawab 9 0,546 Valid 0,794 Reliabel 10 0,648 Valid 11 0,663 Valid 12 0,544 Valid

22

3.6. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Pengolahan data menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) 16.0 for windows pada taraf alpha 5%.

3.6.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk mengubah kumpulan data mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas (Istijanto, 2005). Data yang akan dianalisis dengan analisis deskriptif dikumpulkan dari hasil pengisian kuesioner oleh karyawan operasional cabang dan guru dengan menggunakan skala likert. Ada tiga langkah dalam analisis deskriptif untuk mengetahui gaya kepemimpinan kepala cabang dan partisipasi kerja karyawan yaitu pembobotan skala likert, pencarian skor rata-rata dan analisis tabulasi sederhana

Penggunaan skala likert pada kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Skala Likert pada Penelitian

Pernyataan Sikap Keterangan Skala Likert

SS Sangat Setuju 5

S Setuju 4

N Netral 3

TS Tidak Setuju 2

STS Sangat Tidak Setuju 1

Pada analisis deskriptif, terlebih dahulu data yang berbentuk skala likert

dibobotkan. Bobot nilai dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Bobot Nilai Analisis Tabulasi Sederhana

Skala Likert Bobot Nilai

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Netral 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Setelah itu data yang telah dibobotkan kemudian dicari skor rata-ratanya dengan rumus:

fi wi fi.

23

Keterangan:

χ = Rata-rata berbobot

fi = Frekuensi

wi = Bobot

Setelah diperoleh skor rata-rata,maka data dianalisis dengan analisis tabulasi sederhana. Rumus analisis tabulasi sederhana adalah sebagai berikut (Durianto et al, 2003): % 100 X fi fi p ... (5) Keterangan:

P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu

fi = Jumlah responden yang memilih kategori tersebut

fi = Banyaknya jumlah responden

Pada partisipasi kerja karyawan, hasil yang diperoleh dibandingkan kembali dengan rentang skala keputusan. Rentang skala keputusan memperlihatkan tingkatan partisipasi kerja karyawan dari yang tertinggi sampai yang terendah. Rumus yang dipergunakan untuk mencari rentang skala keputusan adalah sebagai berikut:

M bobot R

Rs ( )... (6) Keterangan:

R(bobot) = Bobot terbesar – bobot terkecil

M = Banyaknya kategori bobot

Pada penelitian ini digunakan skala likert dari 1-5, maka rentang skala keputusan yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rentang Skala Keputusan Partisipasi Kerja Karyawan

Kriteria Rentang Skala

Sangat rendah 1,0 < X ≤ 1,8 Rendah 1,8 < X ≤ 2,6 Cukup 2,6 < X ≤ 3,4 Tinggi 3,4 < X ≤ 4,2 Sangat tinggi 4,2< X ≤ 5,0

24

3.6.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahan dapat diperkecil. Regresi dapat juga diartikan sebagai usaha memprediksi perubahan (Riduwan dan Kuncoro, 2008).

Regresi linear berganda adalah regresi dimana variabel terikatnya (Υ)

dihubungkan/dijelaskan lebih dari satu variabel bebas (Χ1, Χ2, Χ3,..., Χn) namun

masih menunjukan diagram hubungan yang linear.

Rumus regresi linear berganda adalah sebagai berikut (Algifari, 2000): n nX b X b X b X b a Y 1 1 2 2 3 3 ... ……….(7) Keterangan : Y = Variabel dependen X1,X2, X3, Xn = Variabel independen b1,b2,b3,bn = Koefisien regresi a = Konstanta regresi

Pada analisis regresi linear berganda dilakukan serangkaian uji awal untuk memenuhi asumsi yang berlaku. Asumsi tersebut adalah asumsi dasar dan asumsi klasik. Asumsi dasar diuji dengan uji normalitas, sedangkan asumsi klasik diuji dengan uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak (Priyatno, 2008). Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Nilai residual berdistribusi normal merupakan suatu kurva yang berbentuk lonceng yang kedua sisinya melebar sampai tak terhingga (Suliyanto, 2005)

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan mendeteksi gejala heteroskedastisitas. Adanya heteroskedastisitas menunjukkan adanya varian variabel dalam model yang tidak sama (Suliyanto, 2005). Uji heteroskedastisitas ini memiliki hipotesis, yaitu: tolak H0 atau terima H1 jika Pvalue < α dan Terima H0 atau tolak

25

H1 jika Pvalue > α. H0 adalah ragam sisaan homogen sedangkan H1 adalah

ragam sisaan tidak homogen. 3. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu dan ruang (Suliyanto, 2005).Uji autokorelasi memiliki hipotesis, yaitu: tolak H0 atau

terima H1 jika Pvalue < α dan Terima H0 atau tolak H1 jika Pvalue > α. H0 adalah

sisaan saling bebas, sedangkan H1 adalah sisaan tidak saling bebas.

4. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas menunjukkan korelasi (mendekati sempurna) antar variabel bebas (Suliyanto, 2005). Multikolinieritas dapat diketahui keberadaannya dengan mendeteksi suatu model, dilihat dari nilai Variance Inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10. Selain itu nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 pada kotak kerja hasil pengolahan data SPSS.

Setelah asumsi dasar dan klasik terpenuhi, maka dapat dilakukan analisis regresi linear berganda. Pada penelitian ini dilakukan dua uji yaitu uji F dan uji t. 1. Uji Koefisien Regresi secara Bersama-sama (Uji F)

Uji Fisher (uji F) digunakan untuk menguji secara bersama-sama apakah masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen (Priyatno, 2008). Hipotesis pada penelitian ini, yaitu:

H0: Gaya kepemimpinan Kepala Cabang tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap partisipasi kerja karyawan

H1: Gaya kepemimpinan Kepala Cabang berpengaruh secara signifikan

terhadap partisipasi kerja karyawan

Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, namun jika Fhitung < Ftabel, maka H0

diterima. Fhitung dapat dicari dengan rumus sebagai berikut (Priyatno, 2008):

Keterangan :

R = koefisien korelasi ganda

k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota contoh

26

2. Uji Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel dependen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel independen (Priyatno, 2008). Rumus thitung adalah sebagai berikut (Priyatno,

2008): i i hitung sb b t ………,,,…..… (9) Keterangan :

bi = Koefisien regresi variabel i

27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar pertama kali berdiri di kota Bogor dan merupakan salah satu perintis bimbingan belajar. Berdiri sejak tanggal 5 September 1995 dan dilegalkan dengan surat keputusan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.3602/102.KEP/MS/1999. Pada tahun 2012 sudah berdiri 16 cabang yang tersebar di Jabotabek dan Bandung. Tersebar di kota Bogor sebanyak enam cabang dan satu kantor pusat, sebanyak empat cabang di Jakarta, dua cabang di Tangerang, tiga cabang di Bekasi dan satu cabang di Bandung. Pada tahun ajaran 2010-2011 terdaftar 6300 siswa yang mengikuti les di Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar. Terdiri dari siswa TK, SD, SMP dan SMA dari berbagai sekolah di Jabotabek dan Bandung.

Pada tahun 2011-2012 karyawan operasional cabang yang tergabung pada Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar berjumlah 99 karyawan, sedangkan tenaga pengajar yang tergabung berjumlah 649 tenaga pengajar yang berasal dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Perekrutan dilakukan dengan mekanisme khusus yang memungkinkan mereka dapat menjalankan visi dan misi yang telah ditetapkan oleh Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar yaitu kemampuan akademik dan

kemampuan keislaman yang mencakup kemampuan baca tulis al’quran, hafalan

surat (pada juz 30) dan hadits tertentu, serta berpenampilan islami dan memahami keislaman. Kegiatan sosial maupun kegiatan keagamaan rutin dilakukan seperti pengumpulan dompet peduli bencana, pengajian rutin mingguan dan pendalaman bahasa Arab. Visi dan misi dari Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar adalah mewujudkan generasi beriman dan berilmu pengetahuan.

4.2. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berasal dari karyawan operasional cabang dan guru Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar. Responden yang diteliti sebanyak 178 responden dari total populasi 724 karyawan.

28

Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status karyawan, masa kerja dan posisi pekerjaan. Analisis deskriptif karakteristik responden selengkapnya disajikan pada Lampiran 4.

4.2.1 Jenis Kelamin

Mayoritas responden yang berasal dari karyawan operasional cabang berjenis kelamin laki-laki sebesar 61 persen dan berjenis kelamin perempuan sebesar 34 persen. Sebanyak 5 persen tidak menjawab. Sedangkan responden yang berasal dari guru, mayoritas berjenis kelamin laki-laki sebesar 55 persen. Responden yang berjenis kelamin perempuan sebesar 39 persen dan sebesar 6 persen tidak menjawab.

Jumlah responden laki-laki yang jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah responden perempuan disebabkan karena terdapat peraturan bahwa wanita yang telah menikah tidak dapat bekerja di Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar, tanpa terkecuali karyawan perempuan yang sebelumnya telah bekerja di Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar.

Gambar 4. Jumlah Responden Karyawan Operasional Cabang Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 5. Jumlah Responden Guru Berdasarkan Jenis Kelamin

61% 34% 5% Laki- laki Perempuan Tidak menjawab 55% 39% 6% Laki- laki Perempuan Tidak menjawab

29

4.2.2 Usia

Mayoritas responden yang berasal dari karyawan operasional cabang berusia 21-25 tahun sebesar 37 persen, selanjutnya berusia 26-30 tahun sebesar 20 persen, responden berusia 31-35 sebesar 9 persen, berusia ≥ 36 tahun sebesar 0 persen dan berusia ≤ 20 tahun sebesar 2 persen. Sebesar 32 persen responden tidak menjawab.

Gambar 6. Jumlah Responden Karyawan Operasional Cabang Berdasarkan Usia Responden yang berasal dari guru, mayoritas berusia 21-25 tahun sebesar 36 persen, selanjutnya berusia 26-30 tahun sebesar 34 persen, responden berusia 31-35 sebesar 8 persen, berusia ≥ 36 tahun sebesar 2 persen dan berusia ≤ 20 tahun sebesar 0 persen. Sebesar 20 persen responden tidak menjawab.

Gambar 7. Jumlah Responden Guru Berdasarkan Usia

Pada Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar, mayoritas karyawan berposisi sebagai guru. Guru direkrut dari kalangan mahasiswa S1 yang masih aktif kuliah ataupun yang telah lulus kuliah. Rata-rata mahasiswa S1 yang masih aktif kuliah berusia 21-25 tahun. Selain itu terlihat bahwa semakin tinggi usia membuat perbandingan jumlah karyawan yang bekerja semakin berkurang. Hal ini disebabkan karena keinginan untuk memiliki kehidupan dan pekerjaan yang lebih baik sesuai dengan keahlian yang dimiliki

0% 36% 34% 8% 2% 20% 0 Tahun 21-25 Tahun 26-30 Tahun 31-35 Tahun 6 Tahun Tidak Menjawab 2% 37% 20% 9% 0% 32% 0 Tahun 21-25 Tahun 26-30 Tahun 31-35 Tahun 6 Tahun Tidak Menjawab

30

mendorong karyawan untuk keluar dari Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar dan beralih ke pekerjaan lain.

4.2.3 Tingkat Pendidikan

Mayoritas responden karyawan operasional cabang berpendidikan S1 sebesar 49 persen, kemudian diploma sebesar 22 persen, SLTA/SMK/Sederajat sebesar 15 persen, SLTP sebesar 12 persen dan S2 sebesar 0 persen. Sebanyak 7 persen responden memilih tidak menjawab.

Gambar 8. Jumlah Responden Karyawan Operasional Cabang Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Mayoritas responden guru berpendidikan S1 sebesar 86 persen, kemudian diploma sebesar 3 persen, SLTA/SMK/Sederajat sebesar 0 persen, SLTP sebesar 0 persen dan S2 sebesar 2 persen. Sebanyak 9 persen responden memilih tidak menjawab.

Gambar 9. Jumlah Responden Guru Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar merupakan lembaga pendidikan non formal. Seluruh karyawan operasional dan guru dituntut mampu memberikan pelayanan maksimal kepada konsumen. Dibutuhkan SDM yang berwawasan dan memiliki kemampuan dalam bidang tertentu. Lulusan

12% 15% 22% 49% 0% 2% SLTP SLTA/SMK/Sederajat DIPLOMA S1 S2 Tidak Menjawab 0% 0% 3% 86% 2% 9% SLTP SLTA/SMK/Sederajat DIPLOMA S1 S2 Tidak Menjawab

31

dengan pendidikan S1 dibekali kemampuan tersebut, sehingga jumlah karyawan dengan pendidikan S1 memiliki jumlah yang lebih banyak.

4.2.4 Status Karyawan

Mayoritas responden karyawan operasional cabang berstatus sebagai karyawan tetap sebesar 56 persen, sedangkan 37 persen responden berstatus sebagai karyawan kontrak, sisanya 7 persen responden memilih tidak menjawab.

Gambar 10. Jumlah Responden Karyawan Operasional Cabang Berdasarkan Status Karyawan

Mayoritas responden guru berstatus sebagai karyawan kontrak sebesar 65 persen, sedangkan 23 persen responden berstatus sebagai karyawan tetap, sisanya 12 persen responden memilih tidak menjawab.

Gambar 11. Jumlah Responden Guru Berdasarkan Status Karyawan

Responden yang berasal dari guru lebih banyak yang berstatus sebagai karyawan kontrak dibandingkan dengan responden yang berasal dari karyawan operasional cabang. Hal ini karena kebutuhan guru jauh lebih besar dibandingkan dengan karyawan operasional cabang. Selain itu pendapatan dan fasilitas yang akan diperoleh karyawan tetap akan berbeda dengan karyawan kontrak, sehingga akan lebih baik bagi Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar jika sebagian besar guru hanya berstatus sebagai karyawan kontrak. Tahapan bagi

56% 37% 7% Tetap Kontrak Tidak Menjawab 23% 65% 12% Tetap Kontrak Tidak Menjawab

32

guru untuk menjadi karyawan tetap akan lebih banyak dibandingkan dengan karyawan operasional cabang.

4.2.5 Masa Kerja

Mayoritas responden dari karyawan operasional cabang memiliki masa kerja 1-5 tahun sebesar 58 persen, masa kerja < 1 tahun sebesar 32 persen dan responden yang memiliki masa kerja 6-10 tahun sebesar 8 persen, sisanya 2 persen responden memilih untuk tidak menjawab. Selain itu tidak ada responden yang memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun.

Gambar 12. Jumlah Responden Karyawan Operasional Cabang Berdasarkan Masa Kerja

Responden guru mayoritas memiliki masa kerja 1-5 tahun sebesar 60 persen, masa kerja < 1 tahun sebesar 21 persen dan responden yang memiliki masa kerja 6-10 tahun sebesar 7 persen, sisanya 12 persen responden memilih untuk tidak menjawab. Selain itu tidak ada responden yang memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun.

Gambar 13. Jumlah Responden Guru Berdasarkan Masa Kerja

Pada Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar, terdapat peraturan bahwa perempuan yang telah menikah tidak dapat bekerja. Selain itu

32% 58% 8% 0% 2% < 1 Tahun 1-5 Tahun 6-10 tahun > 10 Tahun Tidak Menjawab 21% 60% 7% 0% 12% < 1 Tahun 1-5 Tahun 6-10 tahun > 10 Tahun Tidak Menjawab

33

keinginan untuk memiliki kehidupan dan pekerjaan yang lebih baik sesuai dengan keahlian yang dimiliki mendorong karyawan untuk keluar dari Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar dan beralih ke pekerjaan lain, sehingga karyawan memiliki masa kerja yang singkat dan tidak terlalu lama.

4.2.6 Posisi Pekerjaan

Pada Gambar 14 terlihat mayoritas responden berposisi sebagai Guru sebesar 57 persen, Officeboy sebesar 8 persen, Frontline dan Bimbingan Konseling sebesar 7 persen, serta Quality Control sebesar 6 persen. Kemudian posisi keuangan sebesar 4 persen dan sisanya petugas keamanan sebesar 1 persen. Sedangkan sebanyak 10 persen responden memilih untuk tidak menjawab.

Gambar 14. Jumlah Responden berdasarkan Posisi Pekerjaan

Pada Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar, satu kelas hanya diisi oleh lima siswa. Jumlah siswa tahun 2010-2011 sebanyak 6300 siswa. Jumlah siswa yang banyak dengan kapasitas kelas yang kecil membuat kebutuhan guru menjadi sangat besar, sehingga mayoritas karyawan Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar berposisi sebagai guru.

4.3. Persepsi Karyawan Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Cabang dan Partisipasi Kerja Karyawan

Persepsi karyawan dianalisis untuk melihat gaya kepemimpinan yang diterapkan Kepala Cabang dan melihat partisipasi kerja karyawan pada Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar. Persepsi karyawan terhadap gaya kepemimpinan Kepala Cabang dengan analisis deskriptif selengkapnya disajikan pada Lampiran 5, sedangkan persepsi karyawan terhadap partisipasi

57% 8% 7% 7% 6% 4% 1% 10% Guru Officeboy Frontline Bimbingan Konseling Quality Control Keuangan Petugas Keamanan Tidak menjawab

34

kerja karyawan dengan analisis deskriptif selengkapnya disajikan pada Lampiran 6.

Persepsi karyawan terhadap gaya kepemimpinan Kepala Cabang dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Persepsi Karyawan Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Cabang

Lokasi/ Cabang

Gaya Kepemimpinan

Otokratis Demokratis Partisipatif Berorientasi

pada Tujuan Situasional Jl. Bangbarung 3,11 3,89 3,28 3,33 3,61 Jl. Pajajaran 3,30 4,05 3,05 3,50 4,00 Cibinong 2,63 4,20 3,10 3,43 3,53 Cibubur 3,23 4,03 3,23 3,57 3,47 BSD 3,08 4,19 3,27 3,58 3,62 Bintaro 3,06 4,22 3,28 3,67 3,78 Kemang Pratama 2,79 4,18 3,18 3,43 3,82 Jaka Permai 2,81 4,42 3,31 3,42 3,65 Grand Wisata 2,95 4,09 3,18 3,23 3,59 Jl. Ahmad Dahlan 2,91 4,41 3,41 3,00 3,77 Rawa Mangun 2,61 4,33 3,25 3,64 3,67 Kembangan 2,86 4,29 2,93 3,50 3,71 Sisinga mangaraja 3,19 4,08 3,06 3,25 3,61 Bandung 3,13 3,88 3,44 3,19 3,75 Rata-rata 2,98 4,16 3,21 3,41 3,68

Persepsi karyawan menunjukkan seluruh Kepala Cabang Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar lebih cenderung menerapkan gaya kepemimpinan yang sama yaitu gaya kepemimpinan demokratis. Berdasarkan rata-rata nilai yang diperoleh, gaya kepemimpinan demokratis memperoleh nilai rata-rata tertinggi sebesar 4,16.

Hal ini menunjukkan Kepala Cabang Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar selalu melibatkan para karyawan dalam proses pembuatan keputusan. Permasalahan yang terjadi dirundingkan bersama agar ditemukan pemecahan yang tepat. Pembuat keputusan adalah Kepala Cabang, tetapi hanya setelah menerima masukan dan rekomendasi dari para karyawan.

Persepsi karyawan terhadap partisipasi kerja karyawan dapat dilihat pada Tabel 9. Persepsi karyawan akan dibandingkan dengan rentang skala keputusan untuk melihat seberapa besar tingkat partisipasi kerja karyawan. Hal ini didasarkan pada penggunaan skala likert 1-5 pada kuesioner penelitian. Rentang skala keputusan dapat dilihat pada Tabel 10.

35

Tabel 9. Persepsi Karyawan Terhadap Partisipasi Kerja Karyawan

Lokasi/ Cabang Partisipasi Kerja Rata-rata Keterlibatan Emosi dan Mental Motivasi untuk Menyumbang Penerimaan Tanggung Jawab Jl. Bangbarung 4,22 3,69 3,94 3,95 Jl. Pajajaran 3,95 3,83 4,03 3,93 Cibinong 3,73 3,53 3,63 3,63 Cibubur 4,03 3,62 3,82 3,82 BSD 4,02 3,94 3,90 3,96 Bintaro 3,89 3,58 3,75 3,74 Kemang Pratama 3,79 3,66 3,68 3,71 Jaka Permai 4,12 3,77 3,79 3,89 Grand Wisata 3,77 3,55 3,73 3,68 Jl. Ahmad Dahlan 3,75 3,75 3,57 3,69 Rawa Mangun 3,90 3,60 3,88 3,79 Kembangan 4,11 3,88 3,93 3,97 Sisingamangaraja 3,88 3,63 3,83 3,78 Bandung 3,63 3,38 3,34 3,45 Rata-rata 3,91 3,67 3,77 3,79

Tabel 10. Rentang Skala Keputusan Partisipasi Kerja Karyawan

Kriteria Rentang Skala

Sangat rendah 1,0 < X ≤ 1,8 Rendah 1,8 < X ≤ 2,6 Cukup 2,6 < X ≤ 3,4 Tinggi 3,4 < X ≤ 4,2 Sangat tinggi 4,2 < X ≤ 5,0

Persepsi karyawan menunjukkan rata-rata nilai dari ketiga indikator berada pada rentang skala 3,4 < X ≤ 4,2. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan Lembaga Les Privat dan Kelompok Belajar Bintang Pelajar memiliki partisipasi kerja yang tinggi.

Berdasarkan pada masing–masing indikator, maka pada indikator keterlibatan emosi dan mental hanya partisipasi kerja karyawan cabang Bangbarung yang tergolong sangat tinggi kerena memperoleh nilai 4,22. Nilai ini berada pada rentang skala 4,2 < X ≤ 5,0. Partisipasi kerja karyawan pada cabang lainnya tergolong tinggi karena masing-masing cabang memperoleh nilai yang berada pada rentang skala 3,4 < X ≤ 4,2.

Pada indikator motivasi untuk menyumbang, partisipasi kerja karyawan di seluruh cabang tergolong tinggi karena seluruh cabang memperoleh nilai yang berada pada rentang skala 3,4 < X ≤ 4,2. Sedangkan pada indikator penerimaan tanggung jawab, partisipasi kerja karyawan pada cabang Bandung tergolong

36 Residual P e r c e n t 1 0 -1 -2 99.9 99 90 50 10 1 0.1

Normal Probability Plot of the Residuals

Residual Pl

cukup tinggi karena memperoleh nilai yang berada pada rentang skala 2,6 < X ≤ 3,4. Pada cabang lainnya partisipasi kerja karyawan tergolong tinggi karena maing-masing cabang memperoleh nilai yang berada pada rentang skala 3,4 < X ≤ 4,2.

4.5. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Cabang terhadap Partisipasi Kerja Karyawan

Pada penelitian ini digunakan analisis regresi linear berganda untuk melihat pengaruh gaya kepemimpinan Kepala Cabang terhadap partisipasi kerja karyawan. Pada analisis regresi linear berganda, data diuji terlebih dahulu agar memenuhi asumsi yang berlaku. Uji yang dilakukan adalah uji asumsi dasar dan

Dokumen terkait