• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.5. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Cabang terhadap Partisipasi Kerja Karyawan

4.4.6 Uji Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t)

Uji t berfungsi untuk menguji pengaruh setiap variabel independen secara satu per satu atau parsial terhadap variabel dependen.

1. Gaya Kepemimpinan Otokratis terhadap Partisipasi Kerja Karyawan

Hipotesisnya adalah tolak H0 atau terima H1 jika Pvalue < α dan terima

H0 atau tolak H1 jika Pvalue> α. H0 adalah gaya kepemimpinan otokratis tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi kerja karyawan, sedangkan H1 adalah gaya kepemimpinan otokratis berpengaruh secara signifikan

terhadap partisipasi kerja karyawan.

Hasil uji t yang dilakukan diperoleh nilai Pvalue sebesar 0,096 (Tabel 13). Maka terima H0 atau tolak H1 yang artinya tidak cukup bukti untuk

menyatakan gaya kepemimpinan otokratis berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi kerja karyawan pada taraf alpha 5%, sehingga dapat disimpulkan gaya kepemimpinan otokratis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi kerja karyawan.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis terhadap Partisipasi Kerja Karyawan

Hipotesisnya adalah tolak H0 atau terima H1 jika Pvalue < α dan terima

H0 atau tolak H1 jika Pvalue > α. H0 adalah gaya kepemimpinan demokratis

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi kerja karyawan, sedangkan H1 adalah gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh secara

signifikan terhadap partisipasi kerja karyawan.

Hasil uji t yang dilakukan diperoleh nilai Pvaluesebesar 0,014 (Tabel 13). Maka tolak H0 atau terima H1 yang artinya cukup bukti untuk menyatakan

gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi kerja karyawan pada alpha 5%, sehingga dapat disimpulkan gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi kerja karyawan.

40

3. Gaya Kepemimpinan Partisipatif terhadap Partisipasi Kerja Karyawan

Hipotesisnya adalah tolak H0 atau terima H1 jika Pvalue < α dan terima H0 atau tolak H1 jika Pvalue > α. H0 adalah gaya kepemimpinan partisipatif

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi kerja karyawan, sedangkan H1 adalah gaya kepemimpinan partisipatif berpengaruh secara

signifikan terhadap partisipasi kerja karyawan.

Hasil uji t yang dilakukan diperoleh nilai Pvalue sebesar 0,269 (Tabel 13). Maka terima H0 atau tolak H1 yang artinya tidak cukup bukti untuk

menyatakan gaya kepemimpinan partisipatif berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi kerja karyawan pada taraf alpha 5%. Sehingga dapat disimpulkan gaya kepemimpinan partisipatif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi kerja karyawan.

4. Gaya Kepemimpinan Berorientasi pada Tujuan terhadap Partisipasi Kerja Karyawan

Hipotesisnya adalah tolak H0 atau terima H1 jika Pvalue < α dan terima H0 atau tolak H1 jika Pvalue > α. H0 adalah gaya kepemimpinan berorientasi

pada tujuan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi kerja karyawan, sedangkan H1 adalah gaya kepemimpinan berorientasi pada tujuan

berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi kerja karyawan.

Hasil uji t yang dilakukan diperoleh nilai Pvaluesebesar 0,003 (Tabel 13). Maka tolak H0 atau terima H1 yang artinya cukup bukti untuk menyatakan

gaya kepemimpinan berorientasi pada tujuan berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi kerja karyawan pada taraf alpha 5%, sehingga dapat disimpulkan gaya kepemimpinan berorientasi pada tujuan berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi kerja karyawan.

5. Gaya Kepemimpinan Situasional terhadap Partisipasi Kerja Karyawan

Hipotesisnya adalah tolak H0 atau terima H1 jika Pvalue < α dan terima

H0 atau tolak H1 jika Pvalue> α. H0 adalah gaya kepemimpinan situasional tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi kerja karyawan, sedangkan H1 adalah gaya kepemimpinan situasional berpengaruh secara signifikan

terhadap partisipasi kerja karyawan.

Hasil uji t yang dilakukan diperoleh nilai Pvaluesebesar 0,000 (Tabel 13). Maka tolak H0 atau terima H1 yang artinya cukup bukti untuk menyatakan

41

gaya kepemimpinan situasional berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi kerja karyawan pada taraf alpha 5%, sehingga dapat disimpulkan gaya kepemimpinan situasional berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi kerja karyawan.

Tabel 13. Hasil Analisis Uji t

No. Variabel Independen Alpha(α) Pvalue Kesimpulan

1 Gaya Kepemimpinan Otokratis 0,05 0,096 Tidak Berpengaruh 2 Gaya Kepemimpinan Demokratis 0,05 0,014 Berpengaruh 3 Gaya Kepemimpinan Partisipatif 0,05 0,269 Tidak Berpengaruh 4 Gaya Kepemimpinan Berorientasi

pada Tujuan 0,05 0,003 Berpengaruh 5 Gaya Kepemimpinan Situasional 0,05 0,000 Berpengaruh

Hasil analisis pengaruh gaya kepemimpinan Kepala Cabang terhadap partisipasi kerja karyawan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda diperoleh model regresi sebagai berikut:

Y = 5,505– 0,619X1 + 0,977X2– 0,445X3 + 1,050X4 + 1,258X5 … (9)

Keterangan:

Y = Partisipasi kerja karyawan X1 = Gaya kepemimpinan otokratis

X2 = Gaya kepemimpinan demokratis

X3 = Gaya kepemimpinan partisipatif

X4 = Gaya kepemimpinan berorientasi pada tujuan

X5 = Gaya kepemimpinan situasional

Pada model terlihat bahwa koefesien regresi gaya kepemimpinan otokratis dan gaya kepemimpinan partisipatif bernilai negatif. Hal ini disebabkan karena pada gaya kepemimpinan otokratis dan gaya kepemimpinan partisipatif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi kerja karyawan. Maka perlu dilakukan uji kembali dengan menghilangkan variabel gaya kepemimpinan otokratis dan gaya kepemimpinan partisipatif, agar menghasilkan koefisien regresi yang positif.

Hasil analisis regresi linear berganda dengan menghilangkan variabel gaya kepemimpinan otokratis dan gaya kepemimpinan partisipatif, didapatkan model regresi sebagai berikut:

42

Keterangan:

Y = Partisipasi kerja karyawan X2 = Gaya kepemimpinan demokratis

X4 = Gaya kepemimpinan berorientasi pada tujuan

X5 = Gaya kepemimpinan situasional

Model regresi yang dihasilkan mempunyai arti yaitu: 1. Koefisien gaya kepemimpinan demokratis bernilai 1,074

Jika gaya kepemimpinan demokratis meningkat sebesar 1 persen dan koefisien lainnya dianggap konstan, maka rataan partisipasi kerja karyawan akan naik sebesar 1,074.

2. Koefisien gaya kepemimpinan berorientasi pada tujuan bernilai 0,876

Jika gaya kepemimpinan berorientasi pada tujuan meningkat sebesar 1 persen dan koefisien lainnya dianggap konstan, maka rataan partisipasi kerja karyawan akan naik sebesar 0,876.

3. Koefisien gaya kepemimpinan situasional bernilai 1,174

Jika gaya kepemimpinan situasional meningkat sebesar 1 persen dan koefisien lainnya dianggap konstan, maka rataan partisipasi kerja karyawan akan naik sebesar 1,174.

Pada model regresi yang dihasilkan, terlihat bahwa gaya kepemimpinan Kepala Cabang yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap partisipasi kerja karyawan adalah gaya kepemimpinan situasional, kemudian gaya kepemimpinan demokratis dan yang terendah adalah gaya kepemimpinan berorientasi pada tujuan. Jika kepala cabang menerapkan gaya kepemimpinan situasional, maka semakin baik penerapan gaya kepemimpinannya, peningkatan partisipasi kerja karyawan akan lebih tinggi dibandingkan jika Kepala Cabang menerapkan gaya kepemimpinan demokratis dan gaya kepemimpinan berorientasi pada tujuan.

Dokumen terkait