• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumenter, karena data yang dikumpulkan berupa data sekunder

yaitu annual report dan sustainability report perusahaan tahun 2007-2011.

Data tersebut diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) dan

IDX Fact Book yang diterbitkan oleh BEI. Selain itu juga dilakukan

penelusuran berbagai jurnal, karya ilmiah, artikel, dan berbagai buku

referensi sebagai sumber data dan acuan dalam penelitian ini. Data penunjang

lainnya diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia di

46 D. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara

menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Dalam

penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi

data-data penelitian sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam

analisis.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik

(logistic regression) dengan bantuan SPSS 17. Alasan penggunaan alat

analisis regresi logistik (logistic regression) adalah karena variabel dependen

bersifat dummy (mempublikasikan SR atau tidak mempublikasikan SR).

Asumsi multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel

bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial

(non-metrik). Dalam hal ini dapat dianalisis dengan regresi logistik (logistic

regression) karena tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya.

1. Definisi Regresi Logistik

Regresi logistik adalah bentuk khusus dimana variabel dependennya

terbagi menjadi dua bagian atau kelompok (biner). Walaupun formulanya

dapat saja lebih dari dua kelompok. Regresi logistik adalah regresi yang

digunakan untuk mencari persamaan regresi jika variabel dependennya

merupakan variabel yang berbentuk skala. Regresi logistik binari

47

dependennya bertipe kategorial dua pilihan seperti: ya atau tidak, atau

lebih dari dua pilihan seperti: tidak setuju, setuju, sangat setuju.

2. Tahapan Regresi Logistik

Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik

(logistic regression) adalah statistik deskriptif dan pengujian hipotesis

penelitian, adapun penjelasannya diuraikan dalam paragraf dibawah ini

(Ghozali, 2012):

a. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran

mengenai distribusi frekuensi variabel yang tercermin dalam nilai

maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi

dari ROA, NPM, current ratio, debt to equity ratio, inventory

turnover, total aset, jumlah rapat komite audit dan dewan direksi.

Hasil ini akan didapat berdasarkan data olahan SPSS.

Tipe industri dan keberadaaan governance committee tidak

diikutsertakan dalam penghitungan statistik deskriptif karena kedua

variabel tersebut menggunakan skala nominal. Skala nominal adalah

skala yang mengategorikan individu atau objek ke dalam kelompok

yang eksklusif dan lengkap secara bersama, dan memberikan

informasi mendasar dan kategorikal mengenai variabel yang diteliti.

b. Pengujian Hipotesis Penelitian

Estimasi parameter menggunakan Maximum Likehood Estimation

48

Ho = b1 = b2 = b3 = ... = bi = 0 Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ ... ≠ bi ≠ 0

Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (x) tidak

mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan

(dalam populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5%. Nilai α dinyatakan sebagai besarnya tingkat kesalahan yang dapat ditolerir. Umumnya, untuk ilmu sosial, termasuk ekonomi dan keuangan, besarnya α adalah 5% (Nachrowi dan Usman, 2006:15). Kaidah pengambilan keputusan adalah:

a) Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5% maka hipotesis alternatif didukung.

b) Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5% maka hipotesis alternatif tidak didukung.

1) Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Langkah pertama adalah menilai overall model fit terhadap

data. Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini.

Hipotesis untuk menilai model fit adalah:

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini kita tidak akan menolak hipotesis nol agar

model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada

49

bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input.

Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan

menjadi -2LogL. Penurunan likelihood (-2LL) menunjukkan

model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang

dihipotesiskan fit dengan data.

2) Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2pada multiple regression yang didasarkan pada

teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1

(satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square

merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk

memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1

(satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai

yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.

3) Menguji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan

50 Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada

perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat

dikatakan fit). Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka

hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara

model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model

tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai

observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol

tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai

observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena

cocok dengan data observasinya.

4) Uji Multikolinieritas

Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya

gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian

ini menggunakan matrik korelasi antar variabel bebas untuk

melihat besarnya korelasi antar variabel independen. Jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak

ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen sama

51 5) Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari

model regresi untuk memprediksi kemungkinan publikasi

sustainability report yang dilakukan oleh perusahaan.

6) Model Regresi Logistik yang Terbentuk

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat

pengaruh karakteristik perusahaan (profitabilitas, likuiditas,

leverage, tipe industri, aktivitas, ukuran perusahaan) dan

corporate governance (komite audit, dewan direksi, governance

committee) terhadap publikasi sustainability report. Model

persamaan regresi dalam penelitian ini adalah:

Logit (KODE) = α + β1(ROA) + β2 (NPM) + β3(CR) + β3 (DER) + β4 (TYPE) + β5 (IT) + β6 (LNTA) + β7 (JRKA) + β8 (JRDD) + β9 (GC)

Penjelasan :

Logit (KODE) = Variabel dummy, kategori perusahaan apakah

membuat sustainability report (nilai 1) dan

yang tidak (nilai 0).

A = Konstanta

ROA = Profitabilitas yang diproksikan melalui perhitungan

52

NPM = Profitabilitas yang diproksikan melalui perhitungan

NPM.

CR = Likuiditas yang diproksikan melalui perhitungan

current ratio.

DER = Leverage yang diproksikan melalui perhitungan debt

to equity ratio.

TYPE = Tipe Industri, high profile = 1, low profile = 0.

IT = Aktivitas perusahaan yang diproksikan melalui

perhitungan inventory turnover.

LNTA = Ukuran perusahaan yang diproksikan melalui log

natural jumlah asset perusahaan.

JR KA = Komite audit yang diproksikan melalui jumlah rapat

antar anggota

JR DD = Dewan direksi yang diproksikan melalui jumlah rapat

antar anggota

GC = Variabel dummy, keberadaan governance committee

( nilai 1 untuk perusahaan yang memiliki dan

nilai 0 untuk yang tidak ).

Dokumen terkait