• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pengumpulan Data

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh: PUTRI TUNJUNGSARI K (Halaman 61-67)

METODE PENELITIAN

E. Teknik Pengumpulan Data

2. Metode Pengumpulan Data

Kegiatan penelitian, cara memperoleh data dikenal sebagai metode atau teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket atau kuesioner dan dokumentasi.

a. Pengertian Angket atau Kuesioner

Menurut Sugiyono (2009: 142) mengatakan bahwa “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Sedangkan menurut Rangkuti (2004: 83) berpendapat bahwa “Kuesioner adalah “instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara menyusun format pertanyaan yang telah didesain sedemikian rupa untuk memudahkan analisis sesuai dengan tujuan penelitian”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

b. Macam-macam Angket atau Kuesioner

Kuesioner atau angket dapat dibedakan atas jenis tergantung dari sudut pandangnya, menurut Yulius Slamet (2006) angket dibedakan atas:

1) Dipandang dari cara menjawab

a) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri.

b) Kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

2) Dipandang dari jawaban yang diberikan

a) Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya.

b) Kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang responden.

3) Dipandang dari bentuknya

a) Kuesioner pilihan ganda sama dengan kuesioner tertutup. b) Kuesioner lisan sama dengan kuesioner terbuka.

c) Check list (Ö) yaitu sebuah daftar dan responden tinggal membutuhkan tanda check pada kolom yang sesuai.

d) Rating scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.

Dalam penelitian ini, kuesioner yang peneliti gunakan yaitu kuesioner bentuk langsung tertutup dengan model rating scale. Sedangkan skala penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Menurut Sugiyono (2009: 92) mengatakan bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial”. Menurut Sugiyono (2009) jawaban setiap instrumen yang menggunakan data likert mempunyai gradasi penilaian sebagai berikut:

(1) Sangat setuju (2) Setuju

(3) Ragu-ragu (4) Tidak setuju (5) Sangat tidak setuju

Penyusunan angket ini alternatif jawaban ragu-ragu dapat dihilangkan karena alternatif jawaban tersebut menpunyai arti ganda dan dapat menimbulkan kecenderungan responden untuk memilih alternatif jawaban tersebut. Hal ini sesuai pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 241) yang menyatakan bahwa:

Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan lima alternatif, karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa paling aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir) dan alasan itu memang ada benarnya. Maka memang disarankan alternatif pilihannya hanya empat saja. Alternatif “Sangat Setuju” dan “Setuju” ada di posisi kubu awal (atau akhir) sedang dua pilihan lain yaitu “Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju” di sisi kubu akhir (atau awal). Dalam hal ini dapat kita pahami karena “Sangat Setuju” dan “Setuju” sebetulnya berada pada sisi “Setuju”, tetapi dengan gradasi yang menyangatkan. Demikian juga dengan pilihan “Sangat Tidak Setuju” yang pada dasarnya adalah “Tidak Setuju”.

Berdasarkan pendapat di atas maka setiap instrument mempunyai empat alternatif jawaban. Pengukuran kepercayaan merek yang diciptakan dan loyalitas merek digunakan model skala likert dengan operasional pengukurannya sebagai berikut:

1) Untuk mengukur kepercayaan merek yang diciptakan commit to user

SS : Sangat Setuju bobot 4, sangat baik bagi konsumen. S : Setuju bobot 3, baik bagi konsumen.

TS : Tidak Setuju bobot 2, tidak baik bagi konsumen

STS : Sangat Tidak Setuju bobot 1, sangat tidak baik bagi konsumen 2) Untuk mengukur loyalitas merek

SS : Sangat Setuju bobot 4, sangat baik bagi konsumen. S : Setuju bobot 3, baik bagi konsumen.

TS : Tidak Setuju bobot 2, tidak baik bagi konsumen

STS : Sangat Tidak Setuju bobot 1, sangat tidak baik bagi konsumen c. Syarat-syarat Penulisan Kuesioner yang Baik

Menurut Yulius Slamet (2006) syarat-syarat penulisan kuesioner yang baik yaitu:

a) Beri judul penelitian pada sampul kuesioner. b) Tunjukkan surat keterangan dan surat ijin.

c) Singkirkan pertanyaan yang peka yang tidak perlu.

d) Buatlah kesan bahwa responden itu adalah “orang penting”. e) Peneliti bermaksud memperoleh kenyataan.

f) Jawaban yang diinginkan peneliti adalah apa yang dirasakan responden dan pendapat responden.

g) Berikan penjelasan dan contoh atau memperdalam maksud pertanyaan.

F . Validasi Instrumen Penelitian

Menurut Rangkuti (2004: 78) mengatakan bahwa “Kuesioner harus memenuhi syarat reliabilitas dan validitas”. Penjelasan mengenai validitas dan reliabilitas akan peneliti jabarkan sebagai berikut:

1) Validitas

Uji validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu instrumen digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur. Menurut Husein Umar (2000:176) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunujukkan sejauh mana alat pengukuran itu mampu mengukur apa yang ingin diukur ”. Validitas instrumen penelitian berhubungan dengan kesesuaian dan kecermatan fungsi dari alat ukur yang akan digunakan. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur secara tepat. Suatu instrumen yang valid atau sahih memiliki validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid mempunyai validitas yang rendah. Uji validitas angket atau uji kesahihan butir angket menggunakan metode Corrected Item-Total Correlation.

Untuk mengukur ketepatan butir-butir pertanyaan angket tersebut dalam penelitian ini digunakan teknik uji validitas dengan program SPSS dengan metode Corrected Item-Total Correlation. Menurut Dwi Priyatno (2008), kriteria pengujian validitas adalah sebagai berikut:

a) Jika r hitung ³ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

b) Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

Sementara untuk menguji validitas konstruk dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ini adalah Product Moment dari Karl Pearson, sebagai berikut:

Keterangan:

N = Cacah objek X = Skor butir

Y = Skor total (Suharsimi Arikunto, 2006).

Instumen dikatakan valid apabila nilai korelasi (pearson correlation) adalah positif dan lebih besar dari 0,3 (Sugiono, 2010)

2) Reliabilitas

Husein Umar (2000: 176) menyatakan “Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih”. Angket dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil relatif sama pada saat dilakukan pengukuran kembali pada obyek yang berlainan pada waktu yang berbeda atau memberikan hasil yang tetap. Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus alpha sebagai berikut:

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan

= Jumlah varian butir

= Varian total (Suharsimi Arikunto, 2006).

Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05. Menurut Priyatno (2008: 26) menyatakan bahwa “Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6”

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh: PUTRI TUNJUNGSARI K (Halaman 61-67)

Dokumen terkait