• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

D. Metode Pengumpulan Data

Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengumpulkan data sementara sebagai gambaran tentang kekerasan, menemukan daftar pertanyaan yang tepat tentang kekerasan, dan memilih metode yang akan digunakan untuk penelitian yang sesungguhnya. Penelitian pendahuluan ini penting dilakukan karena konsep kekerasan sangat abstrak bagi anak sekolah dasar sehingga perlu ditemukan pertanyaan dan metode yang lebih konkret agar anak dapat menjawab pertanyaan mengenai kekerasan berdasarkan pengalaman mereka.

Metode yang dicoba dalam penelitian pendahuluan ini adalah metode stimulus gambar dan jurnal. Dalam metode jurnal anak diminta untuk menuliskan seluruh kegiatan mereka selama satu hari seperti menuliskan catatan harian. Dalam metode jurnal, anak tidak hanya diminta menuliskan kegiatan mereka tapi juga perasaan mereka terhadap pengalaman yang mereka alami selama satu hari. Metode jurnal diujicobakan kepada 4 responden berusia 6 sampai 10 tahun. Setelah diujicobakan kepada responden, metode stimulus jurnal tidak dapat dipakai dalam penelitian ini karena anak hanya menuliskan daftar kegiatannya dan bukan pengalaman anak selama satu hari.

Data dengan menggunakan stimulus gambar diambil dengan menggunakan wawancara semi terstruktur terhadap beberapa responden yang dipilih secara acak. Khusus untuk metode stimulus gambar, ada beberapa tahapan yang dilakukan yaitu :

1) Tahapan pertama, ada beberapa langkah yang dilakukan : a) Gambar yang dipilih adalah gambar anak-anak ”bule”.

b) Tindakan anak-anak yang berada dalam gambar mengarah pada tindakan kekerasan.

c) Jumlah gambar 28 buah.

Pada tahapan ini, gambar tersebut terlalu mengarah pada kekerasan sehingga tidak langsung mengena pada pengalaman responden akan kekerasan. Selain itu, jumlah gambar yang banyak memakan waktu yang lama untuk wawancara.

2) Tahapan kedua, langkah-langkah yang dilakukan :

a) Gambar yang dipilih adalah gambar anak-anak Indonesia.

b) Gambar yang digunakan netral atau tidak langsung mengarah pada tindakan kekerasan.

c) Jumlah gambar 4 buah. 3) Tahapan ketiga

Setelah dilakukan uji coba kepada beberapa responden maka diperoleh dua gambar dari empat gambar pada tahapan kedua yang paling sensitif dapat membuat anak bercerita pengalamannya tentang kekerasan. Dua gambar ini dapat mengungkap data tentang kekerasan karena dua gambar ini lebih konkret bagi anak sehingga dapat mengungkap pengalaman anak tentang kekerasan dan tidak langsung mengarah pada tindakan kekerasan. Sedangkan dua gambar yang lain tidak banyak memunculkan pengalaman kekerasan pada anak.

Dalam proses pemilihan gambar ini, peneliti juga berkonsultasi dengan dosen proyektif sebagai ahli untuk menentukan gambar yang dipilih.

D.2 Proses Pengambilan Data D.2.a Wawancara

Data penelitian diungkap dengan menggunakan metode wawancara dan metode observasi. Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk tujuan tertentu (Poerwandari, 2005; Downs, 1980).

Wawancara dilakukan dengan maksud memperoleh pengetahuan tentang makna subyektif yang dipahami individu, dalam hal ini tentang kekerasan. Proses wawancara responden direkam dengan menggunakan alat perekam. Wawancara responden dilakukan secara bertahap. Artinya setelah mengambil data dari beberapa responden, lalu dilakukan analisa data. Pengambilan data dengan wawancara dilakukan sampai tidak ditemukannya lagi kategori baru. Setelah itu, analisa data kembali dilakukan. Proses ini berlangsung terus menerus hingga variasi jawaban yang relatif sama diperoleh.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur untuk memperoleh informasi kualitatif, berisi pendapat/ungkapan sikap responden tentang kekerasan. Wawancara semi terstruktur mengharuskan peneliti membuat kerangka atau pedoman pokok pertanyaan yang ditanyakan kepada responden. Pedoman ini berfungsi untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat seluruhnya tercakup (Sulistyo, 2006). Dalam penelitian ini, peneliti membuat pedoman pertanyaan tentang kekerasan. Meskipun wawancara dituntun dengan pedoman wawancara, tetapi pelaksanaan wawancara dan pengajuan pertanyaan tidak kaku dan harus mengikuti pedoman wawancara secara berurutan. Pelaksanaan wawancara dan pengurutan pertanyaan disesuaikan dengan keadaan responden. Hal ini memungkinkan wawancara mencakup ruang lingkup yang lebih besar guna keperluan diskusi dan merekam pendapat dan jawaban responden (Moleong, 2006).

Pertanyaan yang diajukan kepada responden adalah gabungan dari pertanyaan-pertanyaan tertutup dan terbuka. Pertanyaan tertutup membatasi jawaban yang diberikan responden. Sedangkan pertanyaan terbuka tidak membatasi jawaban responden (Bungin, 2001). Kombinasi dua jenis pertanyaan wawancara ini diharapkan mampu menggali data tentang kekerasan dari responden lebih banyak dan mendalam.

Pertanyaan yang diajukan kepada responden dimulai dengan dua gambar netral sebagai stimulus. Kedua gambar tersebut adalah gambar anak sedang menangis dan tangan menggenggam (lihat lampiran 1). Kedua gambar tersebut dipilih karena stimulusnya ambigu, tidak langsung menunjukkan tindakan kekerasan, dan wajah anak dalam gambar adalah anak Indonesia bukan gambar anak “bule”.

Kedua gambar netral ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan didasarkan pada asumsi teknik proyektif, yaitu responden memproyeksikan kebutuhan dan tekanannya (press) pada saat menjawab pertanyaan melalui stimulus ambigu. Menurut teknik proyektif, respon seseorang terhadap stimulus ambigu dipengaruhi oleh memori persepsi masa lalu (Bellak & Abt, 1959). Dalam penelitian ini yang menggunakan paradigma represntasi sosial teknik proyektif ini sangat membantu untuk mengungkap jawaban-jawaban spontan anak tentang kekerasan sehingga dapat diketahui pengetahuan sehari-hari anak berdasarkan pengalaman anak dalam konteks sosial anak sehari-hari.

Pedoman pertanyaan yang dipakai untuk menggali data melalui gambar adalah sebagai berikut :

Tabel 1

Pedoman Pertanyaan Awal untuk Mengetahui Pengalaman Kekerasan Responden

Tema Pertanyaan Pertanyaan

1. Pendahuluan Menurut adik, gambar apakah ini?

Mengapa dia (subyek dalam gambar) menangis/memukul?

2. Pengalaman dan bentuk kekerasan Lalu apakah adik pernah menangis/dipukul?

Apakah adik pernah membuat orang lain menangis/memukul orang lain?

Pada pertanyaan kedua ini ada tiga jawaban yang dapat muncul yaitu responden sebagai pelaku, korban, atau tidak keduanya. Jika responden menjawab tidak keduanya berarti responden tidak mengalami pengalaman sebagai pelaku maupun korban maka pertanyaan selanjutnya dihentikan. Tetapi apabila responden memberikan jawaban pengalaman mereka sebagai pelaku maupun korban maka pertanyaan selanjutnya diberikan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terdapat dalam tabel 2 :

Tabel 2

Pedoman Pertanyaan untuk Mengetahui Lebih Dalam Pengalaman Responden Terhadap Kekerasan

Tema Pertanyaan Pertanyaan

1. Pengalaman kekerasan

a) Pengalaman sebagai korban kekerasan

b) Pengalaman sebagai pelaku kekerasan

Siapa yang membuat adik

menangis/memukul?

Siapa yang adik perlakukan demikian?

2. Alasan melakukan kekerasan

a) Alasan orang lain melakukan kekerasan kepada responden b) Alasan responden melakukan

kekerasan

Mengapa orang tersebut

memperlakukan adik demikian? Mengapa adik berbuat demikian?

3. Perasaan terhadap tindakan kekerasan

a) Akibat sebagai korban

b) Akibat sebagai pelaku

Bagaimana perasaan adik diperlakukan demikian?

Bagaimana perasaan adik setelah berbuat demikian?

4. Sikap anak terhadap kekerasan Perbuatan yang orang lain atau adik lakukan tersebut boleh atau tidak dilakukan?

5. Sumber anak belajar kekerasan Adik pernah melihat gambar ini dimana?

D.2.b Observasi

Tujuan observasi adalah mendeskripsikan keadaan yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas dan makna kejadian dilihat dari perspektif responden (Poerwandari, 2005). M penelitian. Metode ini dilakukan dengan mengamati ekspresi anak saat menceritakan pengalaman kekerasan mereka. Melalui metode observasi, diharapkan dapat diperoleh data nonverbal mengenai ekspresi responden terhadap pertanyaan peneliti. Metode observasi ini dilakukan dengan membuat catatan lapangan selama proses penelitian berlangsung, kemudian dari data tersebut peneliti memilih data observasi yang mendukung hasil.

Dokumen terkait