• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode penilaian persedian diperlukan untuk menghitung persediaan akhir yang dilaporkan di neraca dan harga pokok penjualan yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi. Dalam konsep akuntansi, penilaian persediaan dibahas dalam pengakuan dan pengukuran (recognition and measurement).

Beberapa metode penilaian persediaan yang ada dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Metode penilaian persediaan berdasarkan harga perolehan (cost valuation) :

a. Metode LIFO ( Last In First Out)

Metode ini merupakan kebalikan metode FIFO, dimana barang yang paling akhir dibeli untuk dijual atau digunakan dalam proses produksi. Sisa persediaan barang pada akhir periode adalah barang yang dibeli paling awal.

“LIFO (Last in Firs Out) beranggapan jika menggunakan metode LIFO maka persediaan akan dinilai berdasarkan ketentuan bahwa harga bei yang lebih awal didahulukan”.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 14.4) merumuskan metode LIFO sebagai berikut : “Formula MTKP/LIFO mengasumsikan barang yang dibeli atau diproduksi terakhir dijual atau digunakan terlebih dahulu, sehingga yang termasuk dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi terdahulu”.

b. Metode FIFO (First In First Out)

Metode ini, barang yang mula-mula dibeli akan digunakan terlebih dahulu, baik dalam proses produksi atau dijual kembali. Dengan demikian sisa persediaan bahan baku pada akhir periode adalah bahan baku yang masuknya (dibeli) paling akhir.

Menurut Soemarso S. R:

“Persediaan menggunakan metode FIFO persediaan akan dinilai dengan harga paling akhir. Apabila kuantitas pada pembelian ini tidak cukup diterapkan pada persediaan akhir, maka diambil dari pembelian terakhir berikutnya dan seterusnya”.

Pernyataan Standar Akuntansi Keungan (2007 : 14.4) merumuskan metode FIFO sebagai berikut : “Formula MPKP/FIFO mengamsumsikan barang dalam persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian”.

Berdasarkan rumusan di atas, metode FIFO ini adalah suatu metode penentuan persediaan yang didasarkan pada anggapan bahwa barang yang paling dahulu dibeli atau diproduksi adalah barang-barang yang terlebih dahulu dipakai atau dijual. Dengan demikian barang barang yang ada dalam persediaan akhir,

dianggap berasal dari pembelian-pembelian terakhir karena barang yang berasal dari pembelian sebelumnya dianggap telah dipakai atau dijual.

c. Metode rata-rata (Average)

Menurut metode ini biaya setiap bahan ditentukan berdasarkan biaya rata-rata tertimbang dari barang serupa pada awal periode dan biaya barang serupa yang dibeli atau diproduksi selama periode tersebut, perhitungan rata-rata dapat dilakukan secara berkala atau pada setiap penerimaan kiriman tergantung pada keaadaan perusahaan. Metode ini adalah metode rata-rata yang digunakan dalam menghitung persediaan dalam sistem periodik, sedangkan pencatatan secara perpetual digunakan metode Moving Average.

Metode harga pokok rata-rata adalah suatu metode penilaian persediaan yang didasarkan atas harga rata-rata dalam periode yang bersangkutan. Besar kecilnya nilai persediaan yang masih ada dan harga pokok barang yang dijual dipengaruhi oleh metode yang dipakai dalam metode rata-rata.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 14.4) merumuskan metode rata-rata sebagai berikut :

Dengan rumus biaya rata-rata tertimbang, biaya setiap barang ditentukan berdasarkan biaya rata-rata tertimbang dari barang serupa pada awal periode, dan biaya barang serupa yang dibeli atau diproduksi selama periode. Perhitungan rata-rata dapat dilakukan secara berkala, atau pada setiap penerimaan kiriman, tergantung pada keadaan perusahaan.

Berdasarkan rumusan diatas maka penetapan biaya persediaan dengan menggunakan cara ini adalah bahwa persediaan yang ada di gudang dihitung harga rata-ratanya dengan cara membagi total harga perolehan dengan jumlah satuannya. Jadi apabila setiap kali terjadi pembelian, dengan harga pokok per

unitnya yang berbeda dari harga rata-rata persediaan yang ada di gudang, maka harus dilakukan perhitungan harga pokok per unit yang baru.

1) Metode rata-rata bergerak (moving average)

Metode rata-rata sederhana suatu metode penilaian persediaan yang ditentukan oleh harga rata-rata per unit setiap kali membeli barang. Metode ini digunakan dengan menggunakan sistem pencatatan perpetual. Harga rata-rata per unit ini dihitung tanpa memperhatikan jumlah unit (kuantitas) setiap kali melakukan pembelian. Harga pokok per unit barang yang dijual dan harga per unit persediaan akhir, dihitung dengan menjumlahkan harga rata-rata setiap kali membeli (termasuk persediaan awal) dibagi jumlah frekwensi pembelian (termasuk persediaan awal).

2) Metode rata-rata tertimbang (weighted average)

Metode rata-rata tertimbang adalah suatu metode penilaian yang ditentukan oleh besarnya seluruh harga pokok perolehan dalam periode yang bersangkutan dan jumlah (kuantitas) unit dalam periode yang bersangkutan.

Metode rata-rata tertimbang merupakan pendekatan antara metode LIFO dan metode FIFO, perkembangan harga. Misalnya apabila urutan serta harga pokok per unit barang yang tersedia untuk dijual adalah kebalikan dari urutan, maka hal ini tidak Pengaruh perkembangan harga berjalan secara rata-rata dalam hal dalam penetapan laba bersih maupun dalam penetapan harga pokok persediaan. Untuk suatu seri pembelian tertentu harga pokok rata-ratanya akan sama, tanpa memperhatikan arah dari akan mempunyai pengaruh apa-apa terhadap laba bersih maupun harga pokok persediaan. Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan data dalam metode rata-rata tertimbang biasanya akan lebih banyak dibandingkan dengan metode-metode lain. Biaya tambahan yang harus dikeluarkan mungkin akan besar apabila pembelian dilakukan berkali-kali dan jenis barangnya banyak.

d. Metode Identifikasi khusus

Metode harga pokok yang didasarkan atas metode identifikasi khusus adalah suatu metode penilaian harga yang didasarkan atas nilai perolehan atau

harga beli yang sesungguhnya. Metode ini biasanya dipakai untuk barang yang jumlah unitnya tidak banyak dan harganya cukup mahal.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 14.4)

Yang dimaksud dengan indentifikasi khusus biaya adalah atribusi biaya ke barang tertentu yang dapat diidentifikasikan dalam persediaan. Cara ini merupakan perlakuan yang sesuai bagi barang yang dipisahkan untuk proyek khusus, baik yang dibeli maupun yang dihasilkan. Namun demikian identifikasi khusus biaya tidak tepat bagi sejumlah besar barang homogen yang dapat menggantikan satu sama lain (ordinarilly interchangeable). Dalam keadaaan demikian, metode pemilihan barang yang masih berada dalam persediaan dapat digunakan untuk menentukan dimuka dampaknya terhadap laba rugi periode berjalan.

Dokumen terkait