• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

2. Metode Penyusunan Profil Kerusakan Pohon

Penyusunan profil kerusakan pohon kerai payung (Filicium decipiens) di kampus Universitas Sumatera Utara disusun berdasarkan tipe kerusakan dan lokasi kerusakan menggunakan metode Forest Health monitoring (FHM)

(Mangold, 1997). Pengamatan pohon dilakukan pada seluruh sisi dimulai dari pangkal batang. Kerusakan yang dicatat pada masing-masing pohon yaitu maksimal tiga kerusakan dandicatat tipe kerusakan, lokasi kerusakan. Pengkodean dan penilaian kerusakan pohon. Data kerusakan pohon kemudian dimasukkan ke dalam tally sheet(tabel 1).

Pengamatan pohon dilakukan pada seluruh sisi dimulai dari pangkal batang. Untuk mempermudah pengamatan, lokasi kerusakan yang terdapat pada pohon dapat dikodekan sehingga dapat mempermudah proses pengamatan kesehatan pohon. Kode kerusakan bagian-bagian pohon dapat menggunakan kodefikasi menurut standar Enviromental Monitoring and Assesment Program (EMAP) seperti pada Gambar 2.

Gambar 1. Skema lokasi kerusakan pada tanaman.

Keterangan :

01 : Akar 06 : Batang Tajuk

02 : Akar dengan Batang Bawah 07 : Cabang

03 : Batang Bawah 08 : Tunas dan Pucuk 04 : Batang Atas dan Bawah 09 : Dedaunan 05 : Batang Atas

Tabel 1. Tally Sheet Penilaian Kerusakan Pohon menurut metode FHM

Zi : Kelas Keparahan Kerusakan

Kode tipe kerusakan, bagian/lokasi kerusakan dapat dilihat pada Tabel 2, Tabel 3

Tabel 2. Kode dan tipe kerusakan

no Tipe kerusakan Kelas keparahan

(10%-99%)

Kode tipe kerusakan

1 Kanker, gol (puru) 20% 1

2 Busuk hati, tubuh buah (badan buah), dan indikator lapuk lanjut

Berdasarkan kode pada tipe kerusakan yang telah didata dapat ditentukan kode dan lokasi kerusakan pada pohon tersebut. Lokasi kerusakan yang ditemukan pasti akan sejalan dengan jenis atau tipe kerusakannya.

Tabel 3. Kode dan lokasi kerusakan

kode Keterangan

0 Sehat (tidak ada kerusakan)

1 Akar (terbuka) dan tunggak (dengan tinggi 30 cm di atas permukaan tanah) 2 Akar dan batang bagian bawah

3 Bagian atas batang (setengah bagian bawah dari batang antara tunggak dan dasar tajuk hidup)

4 Bagian bawah dan bagian atas batang

5 Bagian atas batang (setengah bagian atas dari dari batang antara tunggak dan dasar tajuk hidup)

6 Batang tajuk (batang utama di dalam daerah tajuk hidup di atas dasar tajuk hidup)

7 Cabang (lebih besar 2,54 cm pada titik percabangan terhadap batang utama atau batang tajuk di dalam daerah tajuk hidup)

8 Kuncup dan tunas (pertumbuhan tahun terakhir)

9 Daun

Sumber : USDA Forest (2001) Deskripsi Tipe-Tipe Kerusakan

Menurut Mangold (1997), definisi kerusakan yang terdapat pada pohon dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Kanker

Kanker mungkin dapat disebabkan oleh berbagai agen tetapi lebih sering disebabkan oleh jamur. Kulit kambium dimatikan dan diikuti dengan kematian kayu dibawah kulit. Matinya kayu di bawah kulit tersebut bisa disebabkan oleh penyebab kerusakan yang memang melakukan penetrasi hingga ke kayu. Hal ini menimbulkan daerah jaringan yang mati akan semakin dalam dan luas atau membentuk gall (pembengkakan) yang disebabkan oleh jamur karat pada akar, batang atau cabang.

2. Busuk hati, tubuh buah dan indikator lapuk lanjut

Tubuh buah pada batang utama, batang tajuk dan pada titik percabangan adalah indikator lapuk kayu ”Punky Wood” atau kayu gembol timbul bila ada

lubang yang besarnya lebih dari lebar suatu pensil terjadi pada batang utama.

Kayu gembol merupakan penunjuk adanya jaringan kayu yang lunak, sering mengandung air dan mengalami degradasi. Suatu luka terbakar pada pangkal suatu pohon adalah juga merupakan indikator lapuk. Lubang (rongga) di dalam batang utama dari cabang tua adalah juga lapuk. Tunggak-tunggak lapuk yang terkait dengan regenerasi melalui trubus. Busuk ada dua macam penyebabnya, yaitu busuk kering dan busuk basah. Penyakit busuk ini menyerang akar, batang, kuncup dan buah (Pracaya, 2003).

3. Luka terbuka

Suatu luka atau serangkaian luka yang ditunjukkan dengan mengelupasnya kulit atau kayu bagian dalam telah terbuka dan tidak ada tanda lapuk lanjut. Luka pangkasan yang memotong ke dalam kayu batang utama dikodekan sebagai luka terbuka, jika memenuhi nilai ambang tetapi luka-luka yang tidak mengganggu keutuhan kayu batang utama dikeluarkan (tidak termasuk).

4. Resinosis atau gumosis

Daerah resin atau gum (cairan) eksudasi pada cabang atau batang.

Tergantung pada jenis pohon atau penyebabnya, eksudasi dapat terdiri dari gummosis, resinosis atau lateksosis.

5. Batang patah

Akar-akar putus di dalam karak pada 0,91 m dari batang baik karena galian atau terluka sebagai contoh, akar-akar yang terluka pada suatu jalan, terpotong atau luka oleh binatang. Batang patah/ rusak pada daerah batang (di bawah dasar dari tajuk hidup dan pada pohon masih hidup).

6. Brum pada akar atau batang

Penyakit brum pada akar atau batang di tandai dengan munculnya tunas-tunas baru pada akar atau batang secara abnormal. Hal ini dapat menghambat proses penyaluran hasil metabolisme pohon sehingga pohon menjadi tidak sehat.

7. Akar patah atau mati

Akar yang dimasukkan kedalam kategori ini adalah akar-akar di luar 0,91 m dari batang yang terluka atau mati. Gejala penyakit ini dapat dilihat dari akar yang terlihat di permukaan tanah sesuai panjang akar yang rusak yang telah ditetapkan

8. Mati ujung

Gejala mati ujung adalah kematian dari ujung batang tajuk utama. Hal ini bisa disebabkan oleh salju, serangga, penyakit atau sebab-sebab lainnya.

9. Cabang patah atau mati

Gejala yang dapat dilihat langsung adalah cabang yang patah atau mati.

Cabang mati terdapat pada batang atau batang tajuk di luar daerah tajuk hidup tidak dikodekan.

10. Percabangan berlebihan atau brum di dalam tajuk hidup.

Brum adalah suatu gerombolan ranting yang padat, tumbuh di suatu tempat yang sama terjadi di dalam darah tajuk hidup. Termasuk struktur vegetatif dan organ yang bergerombol tidak normal.

11. Kerusakan kuncup daun atau tunas

Termakan serangga, terkerat atau daun terkeliat, kuncup atau tunas terserang > 50%, pada sekurang-kurangnya 30% dari daun, kuncup atau tunas.

12. Perubahan warna daun

Sekurang-kurangnya 30% daun yang terganggu dari keseluruhan daun.

pengamat tidak yakin bahwa warna daun itu hijau, maka anggaplah warna itu hijau dan bukan warna lain.

13. Lain-lain

Digunakan bila tidak ada penjelasan lain yang lebih sesuai. Misalkan ada kerusakan tanaman yang belum diketahui dan dapat dilakukan pengkajian lebih lanjut untuk mengetahui jenis kerusakan tesebut.

Dokumen terkait