• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan November 2008 sampai dengan Desember 2008.

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan sebagai eksplan adalah embrio kacang hijau, bahan penyusun media MS, air kelapa, deterjen, larutan benlate, akuades steril, NaOH, HCl, bacto agar, betadine, Clorox, Tween 20, alkohol.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah laminar air flow, autoklaf, timbangan analitik, rak kultur, hot plate dengan pengaduk magnetik, erlenmeyer, gelas ukur, beaker glass, labu takar, cawan petri, pipet, pinset, batang pengaduk, handsprayer, thermometer, timer (alat pengatur lama penyinaran), lampu bunsen, pH meter, sarung tangan, baju laboratorium, masker, kertas saring, kertas sampul, aluminium foil, tisu, label, botol kultur.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari dua faktor :

Faktor I : Pemberian Air Kelapa

K0 = 0 % (tanpa pemberian air kelapa) K1 = 10 % (100 ml/L liter media)

K2 = 20 % (200 ml/L liter media) K3 = 30 % (300 ml/L liter media)

Faktor II : Varietas terdiri dari 4 macam varietas V1 = Sriti

V2 = Betet V3 = Kenari V4 = Perkutut

Diperoleh 16 kombinasi perlakuan yaitu :

K0V1 KOV2 KOV3 KOV4

K1V1 K1V2 K1V3 K1V4 K2V1 K2V2 K2V3 K2V4 K3V1 K3V2 K3V3 K3V4 Jumlah kombinasi :16 Jumlah ulangan : 3 Jumlah eksplan/botol : 1 Jumlah eksplan seluruhnya : 48

Model linier yang digunakan untuk Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial sebagai berikut :

Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk

Dimana :

i = 1, 2, 3, 4 (perlakuan konsentrasi air kelapa) j = 1, 2, 3, 4 (perlakuan varietas)

k = 1, 2, 3 (ulangan)

Yijk = Hasil pengamatan dari faktor kosentrasi pemberian air kelapa pada taraf i dan faktor varietas ke-j dan pada ulangan ke-k

µ = Nilai tengah

αI = Pengaruh pemberian faktor konsentrasi air kelapa pada taraf ke-i βj = Pengaruh varietas ke-j

(αβ)ij = Pengaruh pemberian faktor konsentrasi pemberian air kelapa pada taraf ke-i dan faktor varietas ke-j.

εijk = Efek dari faktor konsentrasi pemberian air kelapa pada taraf ke-i dan faktor varietas ke-j dan ulangan ke-k.

Data diolah dengan analisis sidik ragam. Bila perlakuan berpengaruh nyata terhadap parameter yang diamati maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda

Duncan (UJBD). Untuk data persentase tumbuh digunakan uji khikuadrat (Gomez dan Gomez, 1995; Sastrosupadi, 1995).

Sterilisasi Alat-Alat

Semua alat-alat seperti botol kultur, cawan petri, gelas piala, gelas kultur, erlenmeyer, pinset, pisau, scapel, spatula dan alat-alat gelas lainnya terlebih dahulu direndam dalam deterjen dan dicuci bersih dengan air, selanjutnya dike-ringkan dan disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C dengan tekanan 17,5 psi selama 60 menit. Sedangkan sarung tangan dapat disterilkan dengan penyinaran ultra violet (UV) dan alkohol 96 %.

Pembuatan Media

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media MS padat de-ngan penambahan air kelapa dede-ngan konsentrasi sesuai dede-ngan perlakuan. Tahap pertama dalam pembuatan media adalah membuat larutan stok bahan kimia hara mikro, iron, dan vitamin; sedangkan hara makro, sukrosa, myo-inositol ditimbang sesuai dengan kebutuhan.

Tahap berikutnya, unsur hara makro, sukrosa dan myo-inositol dimasukan kedalam beaker glass yang telah berisi akuades sambil diaduk dengan mengguna-kan magnetic stirrer diatas hotplate. Kemudian ditambahmengguna-kan larutan stok hara mikro, iron dan vitamin sesuai dengan kebutuhan. Kemudian volume larutan ditepatkan menjadi 500 ml. Lalu larutan dibagi empat bagian sehingga masing-masing menjadi 125 ml. Setiap bagian diberi air kelapa sesuai dengan perlakuan dan larutan ditepatkan menjadi 250 ml. Keasaman diukur dengan pH meter. pH

yang dikehendaki adalah 5,8. Untuk mengatur pH yaitu menaikkan atau menurunkan pH dapat digunakan larutan HCl 0.1 N dan NaOH 0.1 N.

Tepung agar sebanyak 7 g ditambahkan kedalam setiap perlakuan sesuai dengan kebutuhan, lalu dipanaskan diatas hotplate sambil diaduk dengan penga-duk magnetic (magnetic stirrer) sampai larutan menjadi bening (semua agar telah larut). Media siap dipindahkan kedalam botol kultur steril dan dibagi sesuai de-ngan banyak ulade-ngan serta jumlah sampel. Kemudian botol kultur tersebut ditutup dengan aluminium foil dan diberi label sesuai dengan perlakuan. Media dalam botol tersebut disterilisasi di dalam autoklaf dengan tekanan 17,5 psi, suhu 1210C selama 15 menit. Selanjutnya disimpan dalam ruang kultur sebelum digunakan (pre-conditioning).

Pembuatan Media Kapas Steril

Kapas dimasukkan kedalam botol kultur bersih dan dibasahi dengan akua-des steril, kemudian botol kultur yang telah berisi kapas ditutup dengan alumini-um foil dan disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 1210C dan tekanan 17,5 psi selama 60 menit.

Persiapan Bahan

Bahan tanaman berupa benih kacang hijau yang digunakan terlebih dahulu dikecambahkan secara in vitro selama 6 jam agar embrio mudah diisolasi. Sebelumnya benih-benih kacang hijau direndam dalam deterjen 3 g/l akuades selama 30 menit lalu dibilas dengan akuades steril sebanyak tiga kali. Selanjutnya direndam dalam larutan benlate 2 g/l selama 15 menit dan dibilas dengan akuades 18

steril sebanyak tiga kali. Sterilisasi selanjutnya dilakukan di dalam kotak tabur (laminar airflow cabinet). kemudian biji kacang hijau disterilkan dengan alkohol 70 %, larutan Clorox 10 % selama 10 menit, larutan Clorox 20 % selama 10 menit, dan direndam dalam larutan Betadine 10 % selama 5 menit. Pada setiap tahap sterilisasi benih-benih kacang hijau dibilas dengan akuades steril sebanyak tiga kali. Benih-benih tersebut kemudian dikecambahkan di dalam botol kultur yang telah berisi kapas (telah disterilisasi; disebut dengan media kapas steril). Benih-benih kacang hijau disimpan di ruang kultur selama 6 jam untuk inisiasi embrio.

Penanaman Eksplan

Eksplan yang akan ditanam yaitu embrio yang sudah dikecambahkan sela-ma 6 jam. Isolasi embrio dilakukan secara aseptik disela-mana embrio dipisahkan dari bagian kotiledon secara hati-hati supaya tetap utuh. Eksplan embrio kemudian direndam dengan larutan Betadin 5% lalu dibilas dengan akuades steril sebanyak tiga kali dan dikeringkan diatas kertas saring steril dalam cawan petri. Eksplan embrio siap ditanam dalam media MS dengan memakai pinset steril dengan mengarahkan mulut botol ke lampu bunsen. Setiap botol diisi satu eksplan embrio lalu ditutup dengan aluminium foil.

Pemeliharaan Eksplan

Botol-botol yang telah berisi eksplan dan telah ditutup dengan aluminium foil diletakkan pada rak kultur sesuai dengan bagan penelitian diruang kultur. Suhu ruangan kultur diatur 250C - 280C, dengan penyinaran lampu fluorencent

(neon) dengan intensitas cahaya 1000 lux dan panjang penyinaran 16 jam/hari. Ruangan kultur diusahakan bebas dari bakteri dan jamur dengan cara menyemprotkan botol kultur dengan alkohol 96 % setiap hari.

Hasil Persentase Tumbuh (%)

Data pengamatan persentase tumbuh dapat dilihat pada Lampiran 1 – 2. Dari Lampiran 2 dapat dilihat bahwa perlakuan konsentrasi air kelapa dan varietas serta interaksi konsentrasi air kelapa dengan varietas belum berpengaruh nyata terhadap persentase tumbuh. Tabel 1 menunjukkan persentase tumbuh seluruh unit percobaan adalah 100 %.

Tabel 1. Rataan Persentase Tumbuh dari Perlakuan Konsentrasi Air Kelapa dan Varietas pada Kultur Embrio Kacang Hijau

Perlakuan Varietas Rataan

V1 V2 V3 V4 K0 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 K1 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 K2 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 K3 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Rataan 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Keterangan : angka-angka dengan huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama menunjukkan pengaruh yang tidak nyata pada uji jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 5%

Tinggi Tanaman (cm)

Data pengamatan tinggi tanaman dan daftar sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 3 - 4. Dari Lampiran 4 dapat dilihat bahwa perlakuan konsentrasi air kelapa dan varietas serta interaksi konsentrasi air kelapa dengan varietas belum berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman.

Rataan tinggi tanaman dari perlakuan konsentasi air kelapa dan varietas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan Tinggi Tanaman dari Perlakuan Konsentrasi Air Kelapa dan Varietas pada Kultur Embrio Kacang Hijau

Konsentrasi Varietas Rataan

V1 V2 V3 V4 K0 15,73 17,07 11,43 17,97 15,55 K1 14,63 14,87 16,73 15,40 15,41 K2 17,00 17,00 18,00 14,73 16,68 K3 15,70 18,07 16,77 16,03 16,64 Rataan 15,77 16,75 15,73 16,03

Keterangan : angka-angka dengan huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama menunjukkan pengaruh yang tidak nyata pada uji jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 5%

Jumlah Akar (Helai)

Data pengamatan jumlah akar dan daftar sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 5 – 6. Dari Lampiran 6 dilihat bahwa perlakuan konsentrasi air kelapa dan varietas serta interaksi konsentrasi air kelapa dengan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah akar.

Rataan jumlah akar pada perlakuan konsentrasi air kelapa dan varietas dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rataan Jumlah Akar dari Perlakuan Konsentrasi Air Kelapa dan Varietas pada Kultur Embrio Kacang Hijau

Konsentrasi Varietas Rataan

V1 V2 V3 V4

K0 3,39 e 3,29 e 3,35 e 3,34 e 3,34 d

K1 3,79 cde 3,24 e 4,30 a 3,67 def 3,75 c

K2 3,76 cde 3,53 ef 4,22 ab 3,89 bcde 3,85 b

K3 3,94 abcd 3,67 def 4,10 def 4,22 ab 3,98 a

Rataan 3,72 b 3,43 b 3,99 a 3,78 b

Keterangan : angka-angka dengan huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama menunjukkan pengaruh yang tidak nyata pada uji jarak Berganda Duncan dengan taraf kepercayaan 5%

Pada Tabel 3 yaitu pada perlakuan konsentrasi air kelapa terlihat bahwa jumlah akar tertinggi dijumpai pada perlakuan K3 (3,98 helai) dan terendah terdapat pada perlakuan K0 (3,34 helai). Pengaruh perlakuan konsentrasi air kelapa terhadap jumlah akar dapat dilihat pada Gambar 1.

21 22

y = 0,002x + 3,427 R2 = 0,8894 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 0 100 200 300 K onse ntra si J U m la h A k a r K ons entras i L inear ( )

Gambar 1. Hubungan antara Jumlah Akar dengan Perlakuan Konsentrasi Air Kelapa

Gambar 1 memperlihatkan hubungan antara jumlah akar dengan konsen-trasi air kelapa dalam bentuk linier positif yakni semakin tinggi konsenkonsen-trasi air kelapa semakin meningkat jumlah akar.

Tabel 3 juga memperlihatkan jumlah akar tertinggi pada perlakuan varietas terdapat pada varietas V3 (3,99 helai) dan terendah terdapat pada varietas V2 (3,43 helai). Histogram rataan jumlah akar dari setiap varietas kacang hijau dapat dilihat pada Gambar 2.

0 1 2 3 4 V1 V2 V3 V4 Varietas J u m la h A k a r (h e la i)

Gambar 2. Histogram Rataan Jumlah Akar dari Setiap Varietas Kacang Hijau

Interaksi konsentrasi air kelapa dengan varietas terhadap jumlah akar tertinggi terdapat pada K1V3 (4,30 helai) dan yang terendah terdapat pada perlakuan K1V2 (3,24 helai). Histogram pengaruh interaksi antara konsentrasi air kelapa dengan varietas kacang hijau terhadap jumlah akar dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Histogram Pengaruh Interaksi antara Konsentrasi Air Kelapa dengan Varietas Kacang Hijau terhadap Jumlah Akar

Berat Akar (gram)

Data pengamatan berat akar dan daftar sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 9 – 10. Dari Lampiran 10 dilihat bahwa perlakuan konsentrasi air kelapa dan varietas serta interaksi konsentrasi air kelapa dengan varietas berpengaruh nyata terhadap berat akar.

Rataan berat akar pada perlakuan konsentrasi air kelapa dan varietas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan Berat Akar dari Perlakuan Konsentrasi Air Kelapa dan Varietas pada Kultur Embrio Kacang Hijau

Konsentrasi Varietas Rataan

V1 V2 V3 V4 K0 0,91 i 0,92 i 0,91 i 0,93 i 0,92 d K1 1,46 f 1,86 d 1,68 e 1,42 f 1,60 c K2 1,22 h 1,85 d 1,90 d 2,39 a 1,84 b K3 1,50 f 1,89 d 2,05 c 2,16 b 1,90 a Rataan 1,27 d 1,63 c 1,64 b 1,73 a

Keterangan : angka-angka dengan huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama menunjukkan pengaruh yang tidak nyata pada uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf kepercayaan 5%

Dari Tabel 4 yaitu pada perlakuan konsentrasi air kelapa terlihat bahwa berat akar tertinggi dijumpai pada perlakuan K3 (1,90 g) dan terendah terdapat pada perlakuan K0 (0,92 g). Pengaruh perlakuan konsentrasi air kelapa terhadap berat akar dapat dilihat pada Gambar 4.

y = 0,0032x + 1,088 R2 = 0,8356 0 0,5 1 1,5 2 2,5 0 100 200 300 K onse ntra si B e ra t A k a r (g ) K ons entras i L inear

Gambar 4. Hubungan antara Berat Akar dengan Perlakuan Konsentrasi Air Kelapa

Gambar 4 memperlihatkan hubungan antara berat akar dengan konsen-trasi air kelapa dalam bentuk linier positif yakni semakin tinggi konsenkonsen-trasi air kelapa semakin meningkat berat akar.

Pada perlakuan varietas berat akar tertinggi terdapat pada varietas V4 (1,73 g) dan terendah terdapat pada varietas V1 (1,27 g). Histogram rataan berat akar dari setiap varietas kacang hijau dapat dilihat pada Gambar 5.

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2 V1 V2 V3 V4 Varietas B e ra t A k a r (g )

Gambar 5. Histogram Rataan Berat Akar dari Setiap Varietas Kacang Hijau

Interaksi konsentrasi air kelapa dengan varietas terhadap berat akar terting-gi terdapat pada K2V4 (2,39 g) dan yang terendah terdapat pada perlakuan K0V1 dan K0V3 (0,,91 g). Histogram pengaruh interaksi antara konsentrasi air kelapa dengan varietas kacang hijau terhadap berat akar dapat dilihat pada Gambar 6. 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 K0V1 K0V2 K0V3 K0V4 K1V1 K1V2 K1V3 K1V4 K2V1 K2V2 K2V3 K2V4 K3V1 K3V2 K3V3 K3V4 Kombinasi Perlakuan B e ra t A k a r (g )

Gambar 6. Histogram Pengaruh Interaksi antara Konsentrasi Kelapa dengan Varietas Kacang Hijau terhadap Berat Akar

Dokumen terkait