• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

2.3.2 Metode Perhitungan Nilai Willingness to Pay

Terdapat empat metode untuk memperoleh penawaran besarnya nilai

Willingness to Pay responden (Hanley dan Spash, 1993), yaitu : 1. Metode tawar menawar (Bidding Game)

Metode ini dilaksanakan dengan menanyakan kepada responden apaka bersedia membayar/menerima sejumlah uang tertentu yang diajukan sebagai titik awal (starting point). Jika “Ya” makin besarnya nilai uang yang diturunkan/dinaikkan sampai ke tingkat yang disepakati.

2. Metode pertanyaan terbuka (Open-Ended Question)

Metode ini dilakukan dengan menanyakan langsung kepada responden berapa jumlah maksimal uang yang ingin dibayarkan atau jumlah minimal uang ingin diterima akibat perubahan kualitas lingkungan. Kelebihan metode ini adalah responden tidak perlu diberi petunjuk yang bisa mempengaruhi nilai yang

diberikan dan metode ini tidak menggunakan nilai awal yang ditawarkan sehingga tidak akan timbul akan timbul bias titik awal. Sementara kelemahan metode ini adalah kurangnya akurasi nilai yang diberikan dan terlalu besar variasinya.

3. Metode kartu pembayaran (Payment Card)

Metode ini menawarkan kepada responden satu kartu yang terdiri dari berbagai nilai kemampuan untuk membayar atau kesediaan untuk menerima dimana responden tersebut dapat memilih nilai maksimal atau nilai minimal yang sesuai dengaan preferensinya. Pada awalnya, metode ini dikembangkan untuk mengatasi bias titik awal dari metode tawar-menawar. Untuk meningkatkan kualitas metode ini terkadang diberikan semacam nilai patokan yang menggambarkan nilai yang dikeluarkan oleh orang dengan tingkat pendapatan tertentu bagi orang di lingkungan yang lain.

Kelebihan metode ini adalah memberikan semacam stimulan untuk membantu responden berpikir lebih leluasa tentang nilai tertentu, seperti pada teori tawar-menawar. Untuk menggunakan metode ini, diperlukan pengetahuan statistik yang relatif baik.

4. Metode Pertanyaan Pilihan Dikotomi (Close-Ended Referendum)

Metode ini menawarkan responden jumlah uang tertentu dan menanyakan apakah responden mau membayar atau tidak sejumlah uang tersebut untuk memperoleh kualitas lingkungan tertentu apakah responden mau menerima atau tidak sejumlah uang tersebut sebagai kompensasi atau diterimanya penurunan kualitas lingkungan.

Fungsi Willingness to Pay yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yang diduga akan mempengaruhi nilai Willingness to Pay

masyarakat jika ada peningkatan pelayanan di Kabupaten Mandailing Natal. Beberapa variabel yang digunakan adalah :

1. Umur Responden

Masyarakat pengguna air bervariasi umurnya karena itu perlu diteliti apakah umur responden berpengaruh terhadap besarnya iuran air yang ingin dibayarkan masyarakat setelah adanya peningkatan pelayanan dalam pengelolaan sumber daya air yang berasal dari PDAM Tirta Madina. Asumsi yang berlaku untuk variabel ini adalah semakin tua umur responden maka semakin tinggi iuran yang akan dibayarkan karena masyarakat yang umurnya lebih muda cenderung lebih muda mencari sumber mata air lain yang umumnya lebih jauh dari pemukiman masyarakat.

2. Tingkat Pendapatan Responden

Tingkat pendapatan responden sangat berpengaruh terhadap besarnya nilai

Willingness to Pay yang ingin dibayarkan oleh masyarakat untuk iuran air. Asumsi yang berlaku adalah semakin tinggi pendapatan responden maka semakin besar pula nilai Willingness to Pay yang akan dibayarkan oleh responden tersebut. Satuan yang digunakan adalah Rupiah.

3. Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap sumber daya alam yang umumnya digunakan secara bebas dan tidak memerlukan biaya. Variabel ini dinilai berpengaruh karena umumnya

masyarakat dengan tingkat pendidikan lebih baik cenderung lebih memahami nilai ekonomi dari sumber daya yang semakin terbatas jumlahnya dan menjadi barang ekonomi akibat kelangkaan yang terjadi. Asumsi yang berlaku adalah semakin tinggi tingkat pendidikan responden, maka besar pula Willingness to Pay yang akan dibayarkan untuk iuran air.

Dalam analisis data kuantitatif dengan analisis regresi berganda, tingkat pendidikan responden disajikan dalam bentuk numerik dengan menetapkan skor-skor sebagai berikut :

a. Skor 0 untuk responden yang tidak bersekolah

b. Skor 1 untuk responden dengan pendidikan terakhir SD/Sederajat c. Skor 2 untuk responden dengan pendidikan terakhir SMP/Sederajat d. Skor 3 untuk responden dengan pendidikan terakhir SMA/Sederajat e. Skor 4 untuk responden dengan pendidikan terakhir Perguruan Tinggi 4. Tingkat Pelayanan PDAM Tirta Madina

Pelayanan PDAM Tirta Madina untuk melayani kebutuhan air masyarakat Kabupaten Mandailing Natal dapat dinilai oleh masyarakat dalam menentukan kualitas pelayanan. Semakin baik pelayanan yang dilakukan utuk mendistribusi air ke masyarakat, maka semakin baik pula pandangan, masyarakat akan PDAM Tirta Madina. Asumsi yang berlaku adalah semakin baik penilaian masyarakat akan pelayanan PDAM Tirta Madina dalam pengelolaan air maka makin tinggi pula nilai Willingness to Pay yang bersedia dibayarkan.

Dalam sanalisi berganda, tingkat penilaian masyarakat terhadap pelayanan PDAM Tirta Madina disajikan dalam bentuk numerik dengan skor-skor. Variabel ini merupakan variabel penjelas yang memiliki skor satu untuk pelayanan yang dipandang baik dan skor nol untuk pelayanan yang tidak baik. Tingkat pelayanan dimasukkan dalam kategori baik jika distribusi air berjalan baik ke seluruh masyarakat yang menggunakan air, kualitas air baik (kejernihan dan sanitasi air), dan debit air yang mengalir ke masyarakat dapat mencukupi kebutuhan masyarakat sehari-hari.

5. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga dalam tiap rumah tangga sangat mempengaruhi jumlah pemakaian air. Maka kesediaan membayar dalam tiap rumah tangga keluarga berbeda karena faktor jumlah tanggungan keluarga atau jumlah anggota keluarga yang berbeda-beda. Dalam jumlah tanggungan ini digunakan satuan jumlah angka.

Asumsi yang berlaku dalam variabel ini adalah semakin tinggi atau semakin kecil angka tanggungan keluarga masyarakat pengguna air maka semakin besar pula nilai Willingness to Pay yang rela dibayarkan oleh masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas dapat lebih dipahami pada alur kerangka konseptual penelitian dibawah ini :

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

X1 : Umur Responden X4 : Tingkat Pelayanan X2 : Tingkat Pendapatan X5 : Jumlah Tanggungan X3 : Tingkat Pendidikan Y : WTP (Willingness to pay)

Dokumen terkait