B. Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagangan
1. Metode Perpetual
Wiwin dan Ilham dalam bukunya Pengantar Akuntansi mendefenisikan metode pencatatan perpetual sebagai metode pencatatan dimana setiap pembelian dan penjualan barang dagang akan dicatat dalam perkiraan persediaan barang dagangan (merchandise inventory) atau pada kartu-kartu persediaannya, sehingga harga pokok yang terjual (cost of merchandise sold) akan langsung dapat diketahui dari kartu persediaan tanpa harus melakukan perhitungan fisik.
Hal ini senada dengan pendapat Sugiono, dkk, bahwa sistem ini setiap melakukan pembelian barang barang dagangan berarti menambahkan (mendebet) perkiraan persediaan dan sebaliknya mengurangi (mengkredit) apabila terjadi transaksi penjualan.
Perkembangan teknologi saat ini telah banyak banyak membantu dalam penerapan metode pencatatan perpetual. Setiap jenis produk diberi kode
produk dengan bar code (kode bergaris vertikal) yang akan dibaca pemindai optik dan secara otomatis komputer akan membaca secara otomatis akan mencatat setiap transaksi penjualan, dan mengkredit perkiraan persediaan.
Dalam metode perpetual, catatan mengenai harga pokok dari masing-masing barang dagangan yang dibeli maupun yang dijual diselenggarakan secara terperinci. Sistem pencatatan ini akan akan secara terus menerus menunjukkan besarnya saldo persediaan barang dagangan yang ada digudang untuk masing-masing jenis persediaan.
Sehingga harga pokok dari barang yang dijual ditentukan setiap kali terjadi transaksi penjualan. Yang perlu diperhatikan dalam mencatat transaksi barang dagang dengan menggunakan metode perpetual ini adalah bahwa akun pembelian, Retur pembelian, Potongan pembelian, dan akun ongkos akun masuk tidak akan pernah digunakan. Sedangkan akun-akun tersebut digantikan dengan akun persediaan barang dagangan.
a. Pembelian Barang Dagangan
Pembelian barang dagangan dari supplier (pemasok) dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit. Transaksi pada umumnya baru akan dicatat ketika barang sudah diterima dari supplier. Setiap pembelian seharusnya dilengkapi dengan dokumen yang akan memberikan bukti tertulis dari adanya transaksi tersebut.
Pembelian tunai dicatat dengan menaikkan saldo akun persediaan barang dagangan dan mengurangi akun kas, sedangkan pembelian secara kredit tentu saja berpengaruh terhadap bertambahnya saldo hutang usaha bagi perusahaan yang membeli.
Setiap terjadi pembelian secara tunai harus disertai dengan bukti pembayaran atas pembelian tersebut, sedangkan untuk pembelian secara kredit harus didukung dengan faktur pembelian (purchase invoice). Faktur yang dimaksud adalah bukti pembelian secara kredit yang disediakan oleh produsen yang kemudian dikirim kepada konsumen.
Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat transaksi pembelian barang dagangan adalah sebagai berikut :
Persediaan Barang Dagangan xxx
Kas xxx
(Apabila pembelian dilakukan secara tunai) Persediaan Barang Dagangan xxx
Utang Usaha xxx
(Apabila Pembelian Dilakukan Secara Kredi)
Pada waktu membeli barang dagang, perusahaan terikat pada suatu syarat jual beli tertentu. Jumlah yang dibebankan kepada perusahaan untuk memperoleh suatu barang, sampai siapa untuk dijual, merupakan harga pokok barang tersebut. Pada syarat jual
beli tertentu, termasuk dalam harga pokok barang, adalah ongkos, angkut, asuransi, dan lain-lain.
b. Return Pembelian Dan Pengurangan Harga
Diwaktu melakukan transaksi pembelian barang dagangan, terkadang barang yang dibeli itu tidak sesuai dengan barang yang dipesan, atau, mengalami kerusakan saat dalam perjalanan.
Sehingga, dalam perjanjian biasanya telah disepakati bahwa pihak pembeli berhak mengembalikan barang yang rusak tersebut kepada penjual.
Dalam hal ini apabila barang dagangan yang dikembalikan itu dibeli secara tunai, maka penjual akan mengembalikan uang tunai kepada pembeli. Sebaliknya apabila pembelian dilakukan secara kredit, maka pembeli akan membuat nota debit sebagai bukti pengurangan utangnya. Pembeli bisa menggunakan salinan dari nota debit tersebut sebagai dasar untuk mencatat retur pembelian, atau menunggu persetujuan dari penjual. Dalam kasus ini pembeli akan mendebit perkiraan utang dagang dan mengkredit perkiraan utang dagang dalam sistem perpetual.
Ayat jurnal yang akan dibuat oleh pembeli untuk mencatat transaksi retur pembelian tersebut adalah sebagai berikut :
Kas xxx
Persediaan Barang Dagangan xxx (Apabila awalnya pembelian dilakukan secara tunai)
Utang Usaha xxx
Persediaan Barang Dagangan xxx (Apabila awalnya pembelian dilakukan secara kredit) c. Biaya Pengangkutan
Dalam setiap melakukan transaksi jual beli barang dagangan, ada biaya lain yang harus dikeluarkan agar barang yang dikeluarkan tersebut benar-benar sampai pada gudang pembeli, ini yang disebut biaya angkut/ongkos angkut. Hal ini tergantung pada kesepakatan antara pembeli dan penjual, siapa diantara kedua belah pihak yang akan menanggung biaya tersebut.
Umumnya ada dua jenis alternatif persyaratan pengangkutan (freight ternis), Yaitu frangko gudang penjualan dan frangko gudang pembelian. Frangko gudang penjual artinya bahwa pihak penjual tidak memiliki kewajiban untuk menanggung ongkos angkut barang dari gudangnya dari gudang pembeli. Sehigga, ongkos angkut barang tersebut harus dicatat oleh pembeli dalam pembukuan sebagai ongkos angkut masuk (freght in).
Ongkos masuk ini tentunya akan menambah harga pokok dari barang yang dibeli. Dalam metode pencatatan perpetual, perkiraan ongkos masuk ini akan digantikan dengan akun persediaan barang dagangan dengan posisi pencatatan disebelah debet. Dengan kata lain, dalam sistem pencatatan ini tidak mengenal perkiraan ongkos angkut. Syarat ini dalam transaksi
biasa ditulis FOB Shipping point. Ayat jurnal yang perlu dibuat oleh pembeli dalam pembukuan adalah sebagai berikut :
Persediaan Barang Dagangan xxx
Kas xxx
Dalam prakteknya, terkadang ongkos angkut masuk yang menjadi beban atau tanggungan pembeli ini ditalangi dulu oleh penjual. Hal ini nantinya akan menambah jumlah tagihan penjual kepada pembeli sebesar ongkos angkut tersebut. Pembeli mencatatnya dalam pembukuan dengan menempatkan akun persediaan barang dagangan posisi sebelah debet dan utang usaha disebelah kredit.
Persediaan Barang Dagangan xxx
Utang Usaha xxx
Sedangkan untuk frangko gudang pembeli, barang yang diperjual belikan akan menjadi hak milik pembeli pada saat barang tersebut sampai digudang pembeli. Sehingga segala bentuk resiko yang timbul selama dalam perjalanan menjadi tanggung jawa pembeli termasuk ongkos angkut barng tersebut.
Dengan demikian dalam pembukuan pembeli tidak ada pencatatan terhadap ongkos angkut barang tersebut. Namun penjual akan mencatat ongkos angkut itu sebagai beban angkut yang akan disajikan dalam laporan laba rugi. Dalam suatu transaksi, syarat ini biasa ditulis dengan FOB destination.
d. Diskon Pembelian
Diskon pembelian dalam akuntansi juga sering disebut potongan harga pembelian. Diskon ini biasanya didapat oleh pembeli apabila ia bisa melunasi pembayaran utang kepada penjual atas pembelian yang dilakukan secara kredit sebelum tanggal jatuh tempo atau dalam jangka waktu diskon. Kebanyakan perusahaan dagang merencanakan sistem akuntansi mereka untuk memanfaatkan diskon. Perusahaan bahkan rela meminjam dana terlebih dahulu kepada pihak lain untuk biasa melakukan pembayaran pada masa diskon.
Dalam metode pencatatan perpetual, diskon yang diterima perusahaan dicatat dengan cara mengurangi persediaan atau harga pokok barang dagangan yang dibeli. Sebagai contoh : PT.
Indomarco Prismatama Makassar membeli barang dagangan dengan nilai faktur Rp. 10.000.000,- tanggal 3 februari dengan syarat pembayaran 2/10, n/30. Ini artinya Faktur tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 3 maret dan diskon sebesar 2 % jika dibayar pada periode diskon yang berakhir tanggal 13 februari. Apabila PT.
Indomarco melakuakan pinjaman bank untuk memenuhi pembayaran tersebut dan masa pinjaman 15 hari, dengan bunga 15
% per tahun.
Diskon 2 % dari 10.000.000 Rp. 200.000 Suku bunga selama 15 hari sebesar 15 % Rp. 50.000
Atas pinjaman sebesar Rp. 8.000.000
Penghematan dari pinjaman bank Rp.150.000 Pada sistem pencatatan sistem perpetual, pembeli pada awalnya mendebit persediaan barang dagangan sebesar diskon atau potongan pembelian yang diterima. Sehingga persediaan barang dagangan memperlihatkan harga pokok bersih bagi pembeli.
Berdasarkan contoh kasus diatas, Pencatatan jika mengambil diskon adalah sebagai berikut :
TABEL 2.1 Contoh Jurnal Umum Jurnal Umum
Halaman : 1
Tanggal Keterangan No.
Bukti
e. Penjualan
Seperti yang dibahas sebelumnya bahwa perusahaan dagang dalam operasinya tidak hanya melakukan transaksi Pembelian barang dagangan tetapi juga menyalurkan kembali dengan cara menjual barang itu kepada konsumen. Transaksi penjualan barang dagangan bisa dilakukan secara tunai (cash) maupun kredit.
Adanya transaksi penjualan dibuktikan dengan menggunakan bukti penerimaan kas.
Pada umumnya, penjual lebih menyukai penjualan secara cash. Hal ini karena adanya kepastian kas masuk, sehingga resiko dalam bisinis dapat diminimalkan. Namun, dipihak lain, Pembeli biasanya mencari alternatif untuk menundah pembayaran dengan cara melakukan pembelian secara kredit agar dana yang ada bias dialoksikan untuk kepentingan yang lain.
Seperti halnya transaksi pembelian, transaksi penjualan pada suatu perusahaan dagang merupakan transaksi yang sering terjadi sehingga diperlukan pencatatan yang sama dan terus menerus. Dengan demikian, dalam perusahaan dagang dikenal adanya jurnal khusus untuk menspesifikasi pencatatan khususnya untuk transaksi pembelian dan penjualan baik secara tunai maupun kredit.
Ada 2 ayat jurnal yang perlu dibuat sekaligus oleh penjual pada saat melakukan transaksi penjualan yaitu:
Kas xxx
Penjualan xxx
(apabila penjualan barang dagangan dilakukan secara tunai)
Piutang Usaha xxx
Penjualan xxx
(apabila penjualan barang dagangan dilakukan secara kredit)
Harga pokok penjualan xxx
Persediaan Barang dagangan xxx f. Retur penjualan
Setelah adanya transaksi jual-beli barang dagangan oleh penjual ke pembeli, terutama setelah barang tersebut sudah sampai ke gudang pembeli, maka ada kemungkinan barang tersebut dikembalikan ke penjual, inilah yang disebut retur pembelian. Hal ini biasa terjadi apabila barang itu rusak atau kriterianya tidak sesuai dengan pesanan.
Dalam hal ini ayat jurnal yang harus dibuat oleh penjual saat menerima pembelian barang tersebut adalah sebagai berikut:
Return Penjualan xxx
Kas xxx (apabila penjualan dilakukan secara tunai)
Return Penjualan xxx
Piutang Usaha xxx
(apabila penjualan dilakukan secara kredit) Persediaan barang dagangan xxx
Harga Pokok Penjualan xxx g. Diskon Penjualan
Sebelumnya telah dibahas pada diskon pembelian, bahwa pihak penjual dalam transaksi penjualan barang dagangan secara kredit biasanya memberikan diskon atau potongan harga kepada pelanggan dengan syarat tertentu. Sama seperti diskon pembelian, dimana ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung besarnya diskon penjualan, yaitu:
1) Persyaratan kredit, pastikan bahwa pembeli memang telah melakukan pembayaran utangnya kepada perusahaan dalam periode diskon seperti tercantum pada persyaratan kredit, termasuk besarnya persentase diskon tunai.
2) Return Penjualan, diskon penjualan disesuaikan dengan pada nilai faktur setelah dikurangi dengan return penjualan, jika ada.
Ayat jurnal yang akan dibuat oleh penjual pada saat menerima pembayaran utang dari pelanggang yang memanfaatkan diskon tunai (dalam periode diskon) adalah sebagai berikut:
Kas xxx Diskon Penjualan xxx
Piutang Usaha xxx
Namun jika pelanggang tidak memanfaatkan periode diskon seperti yang ditetapkan, maka ayat jurnal yang dibuat oleh penjual saat menerima pembayaran adalah sebagai berikut:
Kas xxx
Piutang Usaha xxx h. Ongkos Angkut Penjualan
Jika dalam transaksi penjualan barang dagangan disepakati bahwa penjual yang menanggung biaya angkut barang sampai ke gudang pelanggang, maka ayat jurnal yang harus dibuat oleh penjual adalah sebagai berikut:
Ongkos Angkut Keluar xxx
Kas xxx 2. Metode Periodik
Metode periodik dalam pencatatan persediaan, yaitu setiap pembelian dan penjualan tidak dicatat pada perkiraan persediaan barang dagangan (merchandise inventory), mutasi barang dagangan tidak dicatat, sehingga untuk mengetahui berapa harga pokok barang dagangan yang terjual (cost of merchandise sold) harus dilakukan terlebih dahulu perhitungan secara fisik. Dengan kata lain, dengan
sistem atau metode ini, pencatatan yang dilakukan pada saat pembelian (awal) dan pada saat pelaporan akhir.
Umumnya metode ini digunakan pada perusahaan-perusahaan yang menjual barang yang harganya relatif murah, tetapi frekuensi penjualannya sangat sering. Karena pada perusahaan ini penerapan metode perpetual dianggap terlalu merepotkan dan mahal.
Dengan metode periodik, maka akun-akun seperti retur pembelian, diskon pembelian, dan ongkos angkut masuk digunakan secara terpisah. Sedangkan pada metode perpetual, untuk menentukan harga pokok penjualan tidak mengenal akun-akun tersebut, namun menggantinya dengan akun persediaan.
Perusahaan yang menggunakan metode pencatatan periodik, maka rekening persediaan tidak di debet untuk mencatat pembelian, dan tidak di kredit apabila terjadi penjualan. Dalam metode ini, transaksi pembelian dicatat dengan mengdebet akun pembelian dan kredit akun Kas atau Utang Dagang, sementara pada saat terjadi transaksi penjualan, maka yang didebet adalah akun kas atau piutang Dagang dan dikredit adalah akun penjualan.
Perhitungan fisik (stock opname) pada saat akhir periode mutlak harus dilakukan oleh perusahaan yang menggunakan metode pencatatan periodik. Hal ini untuk mengetahui dan menetapkan jumlah persediaan barang dagangan akhir dan harga pokok penjualan selama satu periode.
Namun sebelum membahas lebih detail mengenai harga pokok
penjualan, Berikut akan dijelaskan beberapa cara untuk menentukan harga pokok pembelian. Harga pokok pembelian ini merupakan salah satu komponen dalam perhitungan harga pokok penjualan nantinya.
Perusahaan menggunakan metode pencatatan periodik, pada akhir tahun harus melakukan perhitungan terhadap harga pokok pembelian selama satu periode. Angka-angka untuk menghitungnya dapat diperoleh dari catatan dibuku besar. Ada beberapa komponen dalam penentuan haraga pokok pembelian, yaitu sebagai berikut :
(1). Harga barang - barang yang dibeli (angkanya dapat diperoleh dari rekening pembelian).
(2). Dikurangi dengan penyesuaian karena adanya retur pembelian (Angka mengenai transaksi ini dicatat dalam rekening khusus yang terpisah dari rekening pembelian).
(3). Dikurangi dengan penyesuaian karena adanya diskon pembelian tunai (angka mengenai transaksi ini dicatat dalam rekening khusus yang terpisah dari rekening pembelian).
(4). Ditambah dengan penyesuaian karena adanya biaya pengangkutan untuk mengangkut barang sampai digudang perusahaan (angka mengenai transaksi ini dicatat dalam rekening khusus yang terpisah dari rekening pembelian).
a. Pembelian
Siklus kegiatan dalam perusahaan dagang dimulai dari kas yang kemudian digunakan untuk membeli barang dagangan.
Transaksi pembelian barang dagangan dalam perusahaan dengan tujuan untuk dijual kembali akan dicatat pada rekening pembelian.
Rekening pembelian dalam akuntansi, hanya dipergunakan untuk mencatat transaksi pembelian barang dagangan selama periode tertentu. Dengan kata lain, rekening pembelian tersebut bersifat sementara, sehingga pada tiap akhir periode rekening ini harus ditutup keperkiraan ikhtisar laba rugi agar supaya saldo akhirnya menjadi nol dan tidak dibawa ke periode akuntansi periode selanjutnya. Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi pembelian adalah sebagai berikut :
Pembelian xxx
Kas xxx
(Apabila pembelian dilakukan secara tunai)
Pembelian xxx
Utang Usaha xxx
(Apabila pembelian dilakukan secara kredit) b. Ongkos Angkut
Dalam suatu transaksi pembelian barang dagangan, terkadang timbul biaya untuk pengangkut barang dagangan yang disebut biaya angkut/ongkos angkut. Biaya ini bisa ditanggung
oleh penjual atau pembeli, tergantung kesepakatan kedua belah pihak. Namun jika biaya tersebut ditanggung oleh pembeli, maka biaya ini akan menambah harga pokok barang yang dibeli.
Sesuai dengan prinsip biaya (harga perolehan), harga pokok penjualan dari barang yang dibeli sudah seharusnya memperhitungkan besarnya ongkos angkut masuk yang dikeluarkan pembeli untuk membawa barang dari tempat penjual.
Apabila persyaratan pengangkutan yang disepakati adalah FOB Shipping Point, maka ayat jurnal yang perlu dibuat oleh pembeli adalah sebagai berikut:
Ongkos angkut xxx
Kas xxx
(jika dibayar langsung oleh pembeli)
Ongkos Angkut xxx
Utang Usaha xxx
(jika ditalangi dulu oleh penjual) c. Diskon Pembelian
Apabila perusahaan melakukan transaksi pembelian secara kredit, maka syarat pembayarannya ditulis pada faktur pembelian.
Pemasok (supplier) biasanya memberikan potongan atau diskon kepada para pembeli yang melakukan pembayaran dalam waktu yang ditetapkan (masa diskon). Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi diskon pembelian adalah sebagai berikut :
Utang Usaha xxx
Kas xxx
Potongan Pembelian xxx d. Retur Pembelian
Dengan adanya transaksi pembelian, pengambilan barang dagangan yang telah dibeli oleh pelanggan bias saja terjadi. Hal ini diakibatkan oleh beberapa hal seperti barang yang rusak atau tidak sesuai dengan pesanan, inilah yang disebut retur pembelian. Retur pembelian ini sifatnya sama dengan diskon pembelian yaitu sama-sama merupakan akun pengurangan dari akun pembelian karena akan mengurangi pembelian ke jumlah bersihnya. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut :
Kas xxx
Retur Pembelian xxx
(apabila awalnya pembelian dilakukan secara tunai)
Utang Usaha xxx
Retur Pembelian xxx
(apabila awalnya pembelian dilakukan secara kredit) e. Penjualan
Ayat jurnal yang perlu dibuat oleh penjual pada saat melakukan transaksi penjualan adalah sebagai berikut :
Kas xxx
Penjualan xxx
(apabila penjualan dilakukan secara tunai)
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi diskon pembelian adalah sebagai berikut :
Utang Usaha xxx
Kas xxx
Potongan Pembelian xxx Piutang Usaha xxx
Penjualan xxx (apabila penjual dilakukan secara kredit) f. Diskon Penjualan
Ayat jurnal yang dibaut oleh penjual pada saat menerima pembayaran utang dari pelanggang yang memanfaatkan periode diskon adalah sebagai berikut :
Kas xxx
Diskon Penjualan xxx
Piutang Usaha xxx g. Retur Penjualan
Ayat jurnal yang harus dibuat oleh penjual pada saat menerima barang dagangan yang dikembaliakan oleh pelanggang adalah sebagai berikut :
Retur Penjualan xxx
Kas xxx
(apabila sebelumnya pembelian dilakukan secara tunai)
Retur Penjualan xxx Piutang Usaha xxx
(apabila sebelumnya pembelian dilakukan secara kredit) h. Ongkos Angkut Penjualan
Jika dalam transaksi penjual barang dagangan disepakati bahwa penjual yang menanggung biaya angkut barang sampai ke gudang pelanggan (FOB destination point), maka ayat jurnal yang dibuat oleh penjual adalah sebagai berikut :
Ongkos angkut keluar xxx
Kas xxx
Dibawah ini perlakuan akuntansi dari ringkasan transaksi-transaksi yang berkaitan dengan perusahaan dagang, baik yang menggunakan sistem perpetual maupun periodik.
TABEL 2.2
Akuntasi Pembelian Barang Dagangan
Transaksi Sistem / Metode Perpetual Metode / sistem periodik
1. Pembelian tunai
Merchadise inventory Rp.xxx Cash Rp.xxx
Purchase Rp. Xxx Cash Rp. xxx 2. Pembelian Kredit Merchandise Inventory Rp.xxx
Account Payable Rp.xxx
Merchandise Inventory Rp.xxx Cash Rp.xxx
Freight in Rp. Xxx Cash Rp. Xxx
TABEL 2.3
Akuntansi Penjualan Barang Dagangan
Transaksi Sistem / Metode Perpetual Metode / sistem periodik
1. Pembelian tunai Cost of marchandise sold Rp.xxx Merchandise Inventory Rp.xxx
Sales return & Allowence Rp.xxx Account receiveble Rp.xxx
Merchandise Inventory Rp.xxx Cash Rp.xxx
Freight in Rp. Xxx Cash Rp. xxx
C. Metode Penilaian Persediaan Barang Dagangan (Valuation