• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.4. Promosi

2.4.3. Metode Promosi

perusahaan, organisasi saluran, dan masyarakat umum untuk membeli barang-barangnya.

2.4.3. Metode Promosi

Promosi bidang perpustakaan sangat perlu dilakukan karena masih banyak anggota masyarakat yang belum mengenal manfaat suatu perpustakaan bagi dirinya. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu promosi, salah satunya adalah metode atau cara-cara promosi yang digunakan. Salah satu cara yang efektif untuk menembus pembatas dan penghalang komunikasi antara perpustakaan dan penggunanya adalah dengan jalan mengadakan kegiatan perpustakaan yang melibatkan staf perpustakaan dan pengguna.

Santoso (2009, 2) menyatakan bahwa beberapa macam kegiatan yang dapat dilakukan untuk promosi antara lain:

1. Peningkatan diri para petugas perpustakaan dengan cara: a. Untuk berusaha tampil penuh percaya diri,

b. Untuk berpandangan positif,

c. Untuk berpakaian dengan sopan dan rapi. 2. Pendekatan pada guru dilakukan dengan cara:

a. Untuk proaktif,

b. Untuk membuat daftar buku yang ada di perpustakaan berkenaan dengan tiap mata pelajaran dan diberikan kepada masing-masing guru sesuai dengan mata pelajarannya,

c. Untuk meminta daftar buku yang diperlukan guru-guru dalam menunjang pengajaran mereka.

3. Pendekatan dengan pihak pemimpin dengan cara:

a. Untuk membuat perencanaan jangka pendek (1 tahun) yang berkualitas dengan argumentasi yang kuat dan diajukan kepada kepala sekolah,

b. Untuk membuat laporan pembangunan perpustakaan secara periodik (perkuartal, persemeter, atau pertahun),

c. Untuk mengajukan kepada kepala sekolah agar mewajibkan anak didik mengikuti kelas perpustakaan satu jam pelajaran dalam satu minggu.

4. Memberikan pelayanan yang baik agar kepuasan pengguna tercapai yaitu:

29 a. Untuk memelihara penataan buku yang rapi agar buku mudah

didapat,

b. Untuk membiasakan diri agar biasa berdisiplin dengan waktu, c. Untuk melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab. 5. Kegiatan penunjang perpustakaan yang lain adalah:

a. Membuat poster, b. Membuat pamflet,

c. Mengadakan pameran buku.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa kegiatan yang dapat dilakukan untuk promosi adalah meningkatkan kesadaran diri para petugas perpustakaan, pendekatan pada guru, pendekatan dengan pihak pemimpin, memberikan pelayanan yang baik agar kepuasan pengguna tercapai, serta melakukan kegiatan membuat poster, pamflet, dan mengadakan pameran buku.

Menurut Mustafa (1996, 28), dalam melakukan kegiatan promosi layanan perpustakaan, dikenal beberapa metode yaitu :

1. Publikasi 2. Iklan

3. Kontak Perorangan 4. Insentif

5. Penciptaan Suasana dan Lingkungan Perpustakaan

Untuk lebih jelasnya metode tersebut akan dibahas satu persatu pada uraian sebagai berikut:

2.4.3.1. Publikasi

Salah satu metode promosi yang dapat digunakan oleh perpustakaan adalah publikasi. Publikasi merupakan suatu cara yang biasa digunakan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada pengguna agar mereka menjadi tahu dan berminat terhadap produk atau layanan yang dipasarkan.

Menurut Kotler dalam Baderi (2004, 13) bahwa “Publikasi adalah sejumlah informasi tentang seseorang barang atau organisasi yang disebar luaskan

30 ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya atau tanpa pengawas dari sponsor”. Pendapat lain diungkapkan oleh Sutarno (2006, 102) menyatakan bahwa “Publikasi adalah melakukan kegiatan agar perpustakaan lebih dikenal oleh masyarakat luas (publik).”

Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat diketahui bahwa publikasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyebar luaskan sejumlah informasi ke masyarakat luas melalui media tanpa dipungut biaya. Contohnya suatu perpustakaan menerbitkan sebuah publikasi yang berisikan informasi mengenai sejarah, visi, misi, fasilitas dan layanan yang terdapat di perpustakaan tersebut agar pengguna lebih mengenal dan memahami perpustakaan.

2.4.3.2. Iklan

Iklan merupakan salah satu metode promosi yang dapat ditempuh guna meningkatkan pemanfaatan layanan dan fasilitas perpustakaan. Menurut Lupiyoadi (2001, 138), bahwa “Iklan adalah bentuk komunikasi non-personal yang disajikan melalui media yang dibayar oleh sponsor tertentu”. Sedangkan Hardiman (2006, 52) menyatakan bahwa “Iklan merupakan materi yang dirancang untuk menarik perhatian publik, dengan tujuan agar mereka melakukan sesuatu yang ditawarkan, melalui berbagai media”.

Dari kedua pendapat di atas, dapat diuraikan bahwa iklan adalah suatu bentuk media komunikasi yang dirancang untuk menarik perhatian publik dengan tujuan agar mereka melakukan sesuatu yang ditawarkan, melalui berbagai media yang dibayar oleh sponsor.

31

2.4.3.3. Kontak Perorangan

Promosi secara kontak perorangan dilakukan melalui pertemuan langsung antara wakil organisasi dengan pasar target. Promosi dengan kontak perorangan dapat diatur sedemikian rupa sehingga mendekati kebutuhan, minat dan pribadi pemakai. Hal ini dikarenakan pengguna berhadapan langsung dengan pustakawan, sehingga terjadi keakraban yang membuat pengguna merasa nyaman untuk menyampaikan secara langsung keinginan dan kebutuhannya dan mendapat tanggapan langsung dari pustakawan tersebut.

Menurut Nickles yang dikutip oleh Tjiptono (1997, 145), mengemukakan bahwa “Kontak perorangan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain”.

Sedangkan Mustafa (1996, 28) menyatakan bahwa:

Metode promosi dengan cara kontak perorangan merupakan metode promosi yang mendapat tanggapan lebih kuat dari pengguna dibandingkan dengan metode promosi lainnya. Hal ini disebabkan karena pertemuan langsung antara pustakawan dengan pengguna menyebabkan keakraban sehingga kebutuhan dan keinginan pengguna dapat diketahui dengan jelas oleh pustakawan.

Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat diketahui bahwa kontak perorangan adalah sebuah interaksi langsung antara pustakawan dan pengguna yang ditujukan untuk menciptakan keakraban sehingga kebutuhan dan keinginan pengguna dapat diketahui secara jelas dan pasti oleh pustakawan.

32 2.4.3.4. Insentif

Sarana yang lain untuk promosi adalah pemberian insentif. Pemberian insentif biasanya disebut sales promotion. Insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi standar. Sehubungan dengan pemberian insentif Mustafa (1996, 31) menyatakan bahwa:

Insentif adalah pemberian sesuatu yang bernilai (uang atau bukan uang) sebagai tambahan terhadap penawaran yang diajukan dengan maksud untuk mendorong perubahan sikap konsumen terhadap penawaran itu. Insentif biasanya diberikan kepada orang atau kelompok yang kurang bermotivasi, acuh tak acuh, atau kurang suka terhadap penawaran suatu produk atau jasa.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa pemberian insentif dapat dilakukan oleh perpustakaan untuk memotivasi pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan beserta fasilitas dan layanan yang tersedia sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan pemanfaatan perpustakaan.

2.4.3.5. Penciptaan Suasana dan Lingkungan Perpustakaan

Dalam upaya menumbuhkan minat pengguna perpustakaan untuk mempergunakan fasilitas serta jasa layanan perpustakaan, perlu ditempuh suatu cara untuk menjaga suasana di lingkungan perpustakaan. Penataan ruangan perpustakaan dibuat lebih menarik sehingga memotivasi pengguna untuk datang ke perpustakaan.

Menurut Soehadi (2001, 8) bahwa:

Penciptaan suasana lingkungan perpustakaan adalah lingkungan perpustakaan (layout petunjuk furniture dll) yang mempengaruhi pandangan publik kepada layanan, jika atmosfir tidak begitu baik seperti layout yang membingungkan, furniture yang kotor, petunjuk yang tidak jelas, suasana yang ribut, maka konsumen akan segan untuk mengunjungi perpustakaan dan konsumen menganggap bahwa atmosfir yang buruk menggambarkan layanan yang buruk juga.

33 Sedangkan Darmono (2001, 182) menyatakan bahwa:

Penataan ruangan yang baik, rapi bersih, tersedia tempat baca yang nyaman dan menyenangkan merupakan kegiatan promosi perpustakaan. Meskipun ini merupakan promosi tidak langsung tetapi pengaruhnya cukup kuat untuk mengajak atau membujuk pengguna untuk datang ke perpustakaan.

Berdasarkan kedua pendapat yang dikemukakan di atas, dapat dinyatakan bahwa suasana dan kenyamanan lingkungan perpustakaan dapat terlihat dari penataan ruangan yang baik, rapi, bersih, tersedia tempat baca yang nyaman dan menyenangkan sehingga hal tersebut dapat memotivasi dan menarik perhatian pengguna untuk mau memanfaatkan perpustakaan dan meningkatkan kepuasan pengguna untuk memanfaatkan layanan, produk atau jasa.

Dokumen terkait