• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Metode Proyeksi Trend

Garis trend untuk persamaan linear dicari dengan penyelesaian simultan nilai a dan b pada persamaan :

∑ Y = n a + b ∑ X ∑ XY = a ∑ X + b ∑ X2

Sehingga didapat persamaan linier : Yt = a + b X . persamaan tersebut akan menjadi dasar perhitungan peramalan periode berikutnya. Perhitungan peramalan menggunakan metode trend untuk peramalan permintaan bayam dan kangkung disajikan pada Tabel 19. Pada tabel tersebut diuraikan persamaan linear yang didapat dari perhitungan peramalan dengan metode trend serta perhitungan kesalahan yang didapat dari penggunaan metode proyeksi trend.

Tabel 19. Perhitungan Menggunakan Metode Trend

Error Measure Komoditi

Bayam ( Yt = 3944 + 0,46*t) Kangkung (Yt = 3830 + 0,18*t) MAD 11,69 3,86 MSE 196,9 21,8 MAPE 0,296 0,100

77 5.2.1.3. Pemilihan Metode Peramalan

Dalam perhitungan peramalan permintaan, dari ketiga metode dipilih berdasarkan nilai error terkecil (MAD,MSD,MAPE) yang dihasilkan dari tiap-tiap metode. Untuk metode moving average, perhitungan menggunakan rata-rata bergerak 3 periode, yang berarti 3 periode pertama dijadikan sebagai perhitungan dasar untuk melakukan peramalan periode berikutnya. Sedangkan untuk metode

exponential smoothing , konstanta yang dipilih berdasarkan nilai optimal yang

otomatis tertera dengan bantuan software Minitab versi 15.

Dua metode tersebut dibandingkan dengan metode trend dengan nilai fungsi yang otomatis akan tertera dengan bantuan software Minitab versi 15. Perbandingan ketiga metode tersebut menghasilkan nilai keakuratan sebagai berikut tertera pada Tabel 20.

Tabel 20. Perbandingan Indikator Nilai Kesalahan dari Tiga Metode Peramalan

Keterangan Metode Peramalan

Trend 3944+0,46*t Moving Average (Length=2) Exponential Smoothing (alpha=0,18) Bayam MAPE 0,3 0,315 0,3 MAD 11,7 12,4 12,4 MSD 197 243,5 222

Kangkung 3831+0,18*t (Length=6) (alpha=0,12)

MAPE 0,1 0,11 0,1

MAD 3,8 4,5 4,1

MSD 21,8 31,3 25,5

Dilihat dari indikator kesalahan ramalan (error measures), maka peramalan dengan menggunakan metode trend yang memiliki tingkat kesalahan paling kecil dibandingkan dengan dua metode lainnya. Adapun hasil peramalan

78 bayam dan kangkung hidroponik dengan metode trend disajikan berturut-turut pada Gambar 12 dan 13.

36 32 28 24 20 16 12 8 4 3990 3980 3970 3960 3950 3940 3930 3920 per iode p e n ju a la n ( p a c k ) M A PE 0, 296 M A D 11, 694 M SD 196, 986 A c cu racy Measu r es A ctu al Fits Variab le

Tr end Anal ysi s Pl ot f or Penj ual an Ba yam

Linear Tr end Model Yt = 3944,11 + 0,460* t

Gambar 12. Peramalan Permintaan Bayam Menggunakan Metode Trend

3 6 3 2 2 8 2 4 2 0 1 6 1 2 8 4 3 8 4 5 3 8 4 0 3 8 3 5 3 8 3 0 3 8 2 5 Pe r iod e P e n ju a la n ( p a c k ) M A P E 0,1009 M A D 3,8683 M SD 21,8552 A c cu r acy M easu r es A ctu al F its Var iab le Tr e nd Ana ly si s P l ot f o r P e nju a l a n k a ngk ung

Lin e a r T r e n d M o d e l Yt = 3 8 3 0 , 7 9 + 0 , 1 8 5 * t

79 Hasil peramalan produk bayam pada Gambar 12 menunjukkan bahwa penjualan produk tersebut akan cenderung mengalami peningkatan pada periode mendatang. Dari hasil peramalan dapat diprediksi bahwa penjualan bayam berjumlah 47.562 pack untuk tahun 2011, jumlah tersebut meningkat 0,14 % dari tahun 2010. Peningkatan terlihat dari tahun 2009 menuju 2010 yang meningkat sebesar 24% , walaupun prediksi peningkatan di tahun 2011 tidak sebesar peningkatan di tahun 2010 namun peningkatan tersebut merupakan pertanda baik dan menunjukkan bahwa produk bayam masih diminati pasar. Sedangkan untuk produk kangkung diprediksi bahwa penjualan untuk tahun 2011 secara total sebesar 46.064 pack, meningkat sebesar 0,04% dari tahun 2010. Peningkatan permintaan kangkung terlihat pada Gambar 13, namun jika dibandingkan dengan produk bayam, peningkatan produk kangkung lebih kecil. Adapun berdasarkan peramalan menggunakan metode trend, maka estimasi permintaan setelah dilakukan pembulatan per bulan dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Ramalan Permintaan Komoditi Sayuran Hidroponik pada Tahun 2011 Bulan Ramalan Permintaan (pack)

Bayam Kangkung Januari 3.961 3.838 Februari 3.961 3.838 Maret 3.962 3.838 April 3.962 3.838 Mei 3.963 3.838 Juni 3.963 3.839 Juli 3.964 3.839 Agustus 3.964 3.839 September 3.965 3.839 Oktober 3.965 3.839 Nopember 3.966 3.839 Desember 3.966 3.840 TOTAL 47.562 46.064

80 5.2.2. Kapasitas Produksi Optimum

Salah satu masalah sehubungan dengan konsep kapasitas adalah unit (satuan) keluaran. Perusahaan penting mempertimbangkan konsep campuran produk (product mix) ketika menyusun rencana untuk masa mendatang, yaitu dengan merinci kapasitas masing-masing jenis dan ukuran produk secara individual.

Kombinasi produk optimal yang dapat memaksimalkan laba memerlukan alokasi sumber daya-sumber daya yang terbatas secara efisien. Alat analisis yang digunakan untuk memecahkan masalah ini adalah Linier Programming metode grafik yaitu dengan membuat nilai suatu fungsi beberapa variabel menjadi maksimal dengan asumsi dimana fungsi kendala/batasan pada periode penelitian relatif sama.

Penyelesaian Linier Programming dilakukan dengan dipenuhinya asumsi linieritas terlebih dahulu, yaitu fungsi tujuan dan fungsi batasan. Adapun yang menjadi fungsi tujuan dalam penelitian ini adalah memaksimalkan laba dari kombinasi produk yang dihasilkan dan fungsi batasan dalam penelitian ini adalah bahan baku (benih), nutrisi, luas tanah, dan permintaan pasar. Secara umum pemecahan optimalisasi suatu model tercapai apabila nilai variabel keputusan yang bersangkutan menghasilkan nilai terbaik dari fungsi dan terpenuhinya semua batasan. Masing-masing produk diberi simbol agar mempermudah pembahasan, simbol tersebut adalah sebagai berikut :

X1 = Produk Bayam Hidroponik X2 = Produk Kangkung Hidroponik

81 Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam penyelesaian Linier

Programming adalah:

1. Perumusan fungsi tujuan

Merumuskan fungsi tujuan adalah langkah pertama dari analisis Linier

Programming, yang mencerminkan tujuan perusahaan yang ingin dicapai yang

tidak lain adalah memaksimalkan laba dari penjualan produk yang dihasilkan. Sebelum merumuskan rumusan kombinasi produk, diperlukan parameter dari masing-masing variabel keputusan ditunjukkan dengan nilai kontribusi marjin per unit dari tiap jenis produk. Kontribusi margin per unit merupakan selisih harga jual per unit dikurangi dengan biaya variabelper unit produk. Dengan demikian untuk mencari kontribusimarjin per unit produk diperlukan data harga jual produk dan biaya-biaya variabel dari tiap jenis produk.

Tabel 22. Kontribusi Margin dari tiap Produk

Keterangan Bayam Kangkung

Benih 197 188 Nutrisi 2.155 1.481 Rockwool 569 0 Sewa Lahan 379 261 Listrik 531 365 Tenaga Kerja 1.161 798 Plastik Kemas 600 600 Biaya penyusutan 448 227

Total Biaya Produksi 6.040 3.920

Harga Jual/unit 9.500 9.500

Kontribusi Margin/unit 3.460 5.580

Parung Farm unit Parung memproduksi dua jenis produk sayuran dataran rendah yaitu bayam dan kangkung hidroponik. Harga jual kedua produk tersebut adalah sama yaitu Rp 9.500/unit(pack). Berdasarkan perhitungan biaya produksi

82 per unit yang terdapat pada Tabel 22, kontribusi margin dari produk bayam adalah Rp 3.460,- dan untuk produk kangkung Rp 5.580,-

Jadi fungsi tujuan dapat dirumuskan sebagai berikut: Maksimumkan Z = 3.460 X1 + 5.580 X2

Dimana,

Z = Total Kontribusi margin XI = Produk Bayam Hidroponik X2 = Produk Kangkung Hidroponik

2. Perumusan Fungsi Batasan

Perusahaan dalam memproduksi barang-barang akan menghadapi berbagai kendala. Hal itu disebabkan adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki perusahaan maupun kemampuan pasar dalam menyerap hasil produksi.

a. Keterbatasan sumber daya

Sumber daya yang memiliki keterbatasan dalam menghasilkan produk bayam dan kangkung adalah benih sayuran, nutrisi/pupuk dan lahan. Tabel 23 menyajikan data sumber daya yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk dengan ukuran berat sebesar 250 gram/pack.

Tabel 23 . Sumber Daya yang dipakai untuk Produksi per Unit

Sumber daya Bayam (X1) Kangkung (X2) Kapasitas Satuan

Benih Bayam 0,2 0 2.000 gram

Benih Kangkung 0 5 40.000 gram

Pupuk (Nutrisi) 25 5 435.000 liter

Lahan 0,33 0,125 1.808 m2

Tabel 23 menunjukkan bahwa setiap unit produk bayam dihasilkan dari benih sebanyak 0,2 gram, pupuk sebanyak 25 liter dari mulai tanam sampai panen, dan lahan seluas 0,33 m2. Sedangkan untuk menghasilkan satu unit produk

83 kangkung membutuhkan benih sebanyak 5 gram, pupuk sebanyak 5 liter dari mulai tanam sampai panen, dan lahan seluas 0,125 m2.

b. Batasan permintaan pasar

Dalam pengambilan keputusan volume produksi, pimpinan kebun terlebih dahulu melihat jumlah pesanan yang diterima hari sebelumnya. Sehingga dapat disimpulkan batasan permintaan pasar sangat berpengaruh terhadap kapasitas produksi. Perusahaan pun harus meramalkan permintaan pasar sebelum menentukan luas produksi yang akan dihasilkan, karena tidak selamanya seluruh hasil produksi mampu diserap pasar. Hasil peramalan permintaan tahun 2011 terdapat pada Tabel 21.

Setelah persamaan fungsi tujuan dan fungsi batasan diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis kombinasi produk yang optimal dengan

Linier Programming yang dalam hal ini dilakukan dengan bantuan program POM

for Windows. Data-data seperti fungsi tujuan, fungsi batasan permintaan pasar, benih, nutrisi, dan luas lahan dimasukkan ke dalam program POM for Windows seperti disajikan pada Tabel 24 .

Tabel 24. Input Data Kombinasi Produk Optimum

X1 X2 RHS Equation form Maximize 3460 5580 Max 3460X1 + 5580X2 Benih X1 0,2 0 <= 2000 0.2X1<= 2000 Benih X2 0 5 <= 40000 5X2 <= 40000 Nutrisi X1 25 0 <= 345000 25X1 <= 345000 Nutrisi X2 0 5 <= 90000 5X2 <= 90000 Lahan X1 0,33 0 <= 1120 0.33X1 <= 1120 Lahan X2 0 0,125 <= 688 0.125X2 <= 688 Demand X1 1 0 <= 3961 X1 <= 3961 Demand X2 0 1 <= 3838 X2 <= 3838

84 Pengolahan data tersebut akan menghasilkan kombinasi produk optimal dari masing-masing produk untuk tiap periode produksinya. Mengenai rincian dari kombinasi optimal setiap periodenya tertera pada Lampiran. Berdasarkan hasil yang diperoleh, mengenai penggunaan faktor produksi dan batasan permintaan sebagai kendala maka diperoleh jumlah produksi yang optimal untuk memaksimalkan keuntungan. Hasil kombinasi yang diperoleh tertera pada Tabel 25.

Tabel 25.Keuntungan Optimal Tahun 2011

Bulan Bayam Kangkung Keuntungan

Januari 3.393 3.838 33.159.070 Februari 3.393 3.838 33.159.070 Maret 3.393 3.838 33.159.070 April 3.393 3.838 33.159.070 Mei 3.393 3.838 33.159.070 Juni 3.393 3.839 33.164.650 Juli 3.393 3.839 33.164.650 Agustus 3.393 3.839 33.164.650 September 3.393 3.839 33.164.650 Oktober 3.393 3.839 33.164.650 Nopember 3.393 3.839 33.164.650 Desember 3.393 3.840 33.170.230 TOTAL 40.716 46.064 397.953.480 Rata-rata 3393 3839 33.162.790

Berdasarkan Tabel 25, keuntungan dari kombinasi penjualan bayam dan kangkung secara total pada tahun 2010 adalah Rp 397.953.480,- dengan rata-rata per bulan adalah Rp 33.162.790,-. Kombinasi penjualan tersebut adalah rata-rata sebesar 3.393 pack bayam dalam sebulan dan 3.839 pack kangkung per bulan. Sedangkan ketika batasan permintaan tidak menjadi kendala atau dengan kata lain permintaan pasar dapat dibuka seluasnya tanpa ada batasan tertentu, maka keuntungan optimal dari kombinasi produk bayam dan kangkung menjadi

85 berbeda. Pada Tabel 26 dapat dilihat jumlah besaran jumlah produksi optimal dan keuntungan yang akan didapat apabila batasan permintaan tidak menjadi kendala.

Tabel 26. Jumlah Produksi Optimal dan Keuntungan Total

Keterangan Bayam Kangkung

Jumlah Produksi Optimal (pack) 3.393 5.504

Keuntungan total (Rp) 42.455.350

Tabel 26 menunjukkan bahwa jumlah produksi optimum bayam sama dengan saran nilai optimum ketika permintaan menjadi kendala. Hal tersebut berarti jika permintaan pasar terpenuhi maka akan didapat keuntungan yang lebih besar karena permintaan pasar berada di atas nilai optimum yang disarankan.

Hal yang berbeda terjadi pada produk bayam, yaitu pada Tabel 26 menunjukkan bahwa jumlah produksi kangkung yang optimal ketika tidak ada batasan dalam permintaan pasar adalah berjumlah 5.504 pack. Jumlah produksi tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan permintaan pasar yang kurang dari 4.000 pack. Hal tersebut wajar terjadi, karena memang dari segi kontribusi margin produksi kangkung jauh lebih menguntungkan, namun permintaan pasar sangat mengendalikan jumlah produksi.

Jika permintaan pasar dibuka atau berarti perusahaan melebarkan saluran distribusinya terutama dalam memasarkan produk kangkung, maka dilihat dari keuntungan total pada Tabel 26 kondisi tersebut akan dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 42.455.350,- Namun, dengan catatan bahwa jumlah produksi optimal yang disarankan pada tabel 26 harus sesuai dan dapat diserap pasar seluruhnya. Jika tidak, maka perusahaan akan mengalami kerugian akibat tidak terserapkan produk di pasar.

86 5.2.3. Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi

Perhitungan kombinasi produk menggunakan linier programming, menunjukkan bahwa ada kelebihan kapasitas dari faktor produksi (benih, nutrisi, dan lahan) yang terjadi pada produksi bayam dan kangkung hidroponik. Kelebihan kapasitas tersebut ditunjukkan dari nilai slack/surplus yang positif. Pada Tabel 27 disajikan mengenai kelebihan kapasitas yang terjadi.

Tabel 27. Kelebihan Kapasitas dari Penggunaan Faktor Produksi

Variable Value Reduced Cost Original Val Lower Bound Upper Bound X1 3393 0 3460 0,0002 Infinity

X2 5504 0 5580 0 Infinity

Constraint Dual Val Slack Original Val Lower Bound Upper Bound

Benih X1 0 1321 2000 678,7 Infinity Benih X2 0 12480 40000 27520 Infinity Nutrisi X1 0 260151 345000 84848 Infinity Nutrisi X2 0 62480 90000 27520 Infinity Lahan X1 10484 0 1120 0 3300,0 Lahan X2 44640 0 688 0 1000 Demand X1 0 0 0 0 Infinity Demand X2 0 0 0 0 Infinity

Nilai slack yang tertera pada Tabel 27 merupakan nilai kelebihan yang terjadi, sementara kapasitas yang habis terpakai maka nilai slack akan menunjukkan angka 0. Penggunaan sebenarnya dari faktor produksi tersebut ditunjukkan pada angka di kolom lower bound. Angka yang tertera di kolom

lower bound adalah besaran nilai yang terpakai. Atas dasar kelebihan yang terjadi

pada penggunaan faktor produksi, maka perhitungan dilakukan untuk mendapatkan efisiensi penggunaan faktor produksi tersebut.

Faktor produksi yang pertama adalah benih. Kapasitas yang terlalu besar membuat benih yang tidak terpakai cukup banyak. Seperti yang tertera pada Tabel

87 7, nilai slack untuk benih X1 (benih bayam) adalah 1.321 gram yang artinya benih yang tidak terpakai secara optimal sebanyak 1.321 gram. Benih yang dibutuhkan untuk produksi bayam adalah 678 gram atau tidak lebih dari setengah kapasitas benih bayam yang tersedia. Hal tersebut membuat biaya pembelian benih menjadi lebih besar dan berimbas pada akumulasi biaya produksi untuk bayam. Sama seperti komoditi bayam, yaitu penggunaan benih kangkung juga mengalami kelebihan sebanyak 12.480 gram dari jumlah kapasitas tersedia yang berjumlah 40.000 gram. Benih yang terpakai secara optimum adalah sebesar 27.520 gram dalam memproduksi kangkung selama satu bulan (per periode produksi).

Penggunaan faktor produksi berikutnya adalah penggunaan nutrisi. ketersediaan larutan nutrisi sangat besar dibanding yang diserap oleh tanaman, sehingga terjadi pemborosan. Apalagi untuk pembelian nutrisi tidak sedikit jumlah biaya yang dikeluarkan (biaya pembelian nutrisi tertera pada Lampiran). Pada Tabel 27 disajikan bahwa untuk memproduksi bayam, jumlah penggunaan nutrisi yang dibutuhkan adalah sebanyak 84.848 liter. Jumlah tersebut sangat berbeda jauh dengan kapasitas tersedia. Sama halnya dengan memproduksi kangkung, kapasitas nutrisi tersedia adalah 90.000 liter, namun yang terpakai hanya 19.190 liter.

Perhitungan penggunaan faktor produksi berikutnya adalah penggunaan lahan. Berdasarkan Tabel 27, untuk penggunaan lahan bayam nilai slack adalah 0. Hal tersebut berarti semua lahan untuk bayam telah terpakai dengan optimum. Namun, pada kolom upper bound pada penggunaan lahan bayam menunjukkan angka 1307 yang berarti dapat ditambahkan luas lahan sebanyak 1.307 meter.

88 Sementara pada penggunaan lahan kangkung, nilai slack pada Tabel 27 menunjukkan 208, 25 yang berarti masih ada lahan tersisa seluas 208 meter dimana lahan tersebut belum terpakai optimum.

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka efisiensi penggunaan faktor produksi dilakukan berdasarkan nilai yang tertera pada kolom lower bound. Nilai yang tercantum pada kolom lower bound akan dibulatkan ke atas dengan nilai lebih tinggi untuk digunakan sebagai persediaan pengaman dan memudahkan perhitungan biaya produksi . Efisiensi penggunaan faktor produksi bagi produksi bayam dan kangkung dalam satu periode tanam tertera pada Tabel 28.

Tabel 28. Perhitungan Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi

Jenis Faktor Produksi Komoditi Satuan

Bayam Kangkung

Benih 750 20.000 gram

Nutrisi 90.000 25.000 liter

Lahan 1.120 688 meter

Berdasarkan Tabel 28, penggunaan lahan dibuat sama dengan kapasitas yang tersedia sebelumnya karena penggunaan lahan bayam telah efektif terpakai dan lahan kangkung tidak terlalu banyak mengalami kelebihan. Oleh karena hal tersebut penggunaan lahan dibuat sama dengan kapasitas awal. Sedangkan untuk penggunaan benih dan nutrisi untuk bayam dan kangkung ditambahkan dengan penambahan yang berfungsi sebagai persediaan pengaman.

Setelah mendapatkan kebutuhan sumber daya yang dapat lebih efisien dalam penggunaannya dalam produksi, maka dapat dihitung biaya produksi yang dihasilkan. Biaya lain tidak berubah selain biaya dalam pembelian benih dan nutrisi. Tabel 29 menyajikan biaya produksi dari masing-masing produk per unit.

89 Tabel 29. Biaya Produksi per Unit Produk

Keterangan Bayam (Rp) Kangkung (Rp)

Benih 74 94 Nutrisi 749 215 Rockwool 569 0 Sewa Lahan 379 261 Listrik 531 365 Tenaga Kerja 1.161 798 Plastik Kemas 600 600 Biaya penyusutan 448 227 Total Biaya 4.511 2.560

Tabel 29 menunjukkan biaya produksi per unit untuk komoditi bayam adalah Rp.4.511,- dan untuk kangkung Rp.2.560,- per unit (pack). Perhitungan kemudian dilakukan untuk menghitung pendapatan, dengan terlebih dahulu biaya pengeluaran dan penerimaan yang akan didapat. Besarnya nilai pengeluaran, penerimaan, dan pendapatan dari masing-masing produk secara rinci tertera pada Lampiran. Setelah mengetahui estimasi permintaan pasar, kombinasi produk yang optimal, serta penggunaan faktor produksi yang efisien pada produksi bayam dan kangkung, maka perencanaan produksi untuk sayuran hidroponik Parung Farm adalah seperti yang tertera pada Tabel 30 dan 31.

Tabel 30. Rencana Produksi Bulanan

Keterangan Produk

Bayam Kangkung TOTAL Satuan

Forecast 3.964 3.839 7.802 Pack

Rencana Produksi 3.939 3.839 7.778 Pack Penerimaan 32.233.500 36.467.333 68.700.833 Rupiah Pengeluaran 17.879.349 9.826.987 27.706.336 Rupiah Keuntungan 14.354.152 26.640.347 40.994.499 Rupiah Penggunaan : Benih 750 20.000 20.750 Gram Nutrisi 90.000 25.000 115.000 Liter Lahan 1.120 688 1.808 m2

90 Pada Tabel 30, rencana produksi dibuat secara bulanan yaitu untuk komoditi bayam dengan rata-rata permintaan 3.964 pack/bulan akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 32.233.500,- dengan pengeluaran sebanyak Rp.

17.879.349,- Sedangkan keuntungan yang akan diperoleh adalah sebesar Rp. 14.354.152,-dengan pemakaian benih sebanyak 750 gram, nutrisi 90.000 liter, dan lahan seluas 1.120 m2.

Sedangkan untuk komoditi kangkung, rata-rata permintaan 3.839 pack/bulan akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 36.467.333,- dengan pengeluaran sebanyak Rp. 9.826.987,- Sedangkan keuntungan yang akan diperoleh adalah sebesar Rp. 26.640.347,-dengan pemakaian benih sebanyak 20.000 gram, nutrisi 25.000 liter, dan lahan seluas 688 m2.

Rencana bulanan dapat diturunkan menjadi rencana harian dengan membagi semuanya menjadi per hari. Adapun rencana produksi harian tertera pada Tabel 30. Pada tabel tersebut diuraikan mengenai rata-rata jumlah produksi per hari, biaya produksinya, keuntungan yang diperoleh, serta penggunaan faktor produksi dalam produksi bayam dan kangkung.

Tabel 30. Rencana Produksi Harian Keterangan

( Rata-rata harian)

Produk

Bayam Kangkung TOTAL Satuan

Forecast 132 128 260 pack

Rencana Produksi 131 128 259 pack

Penerimaan 1.074.450 1.215.578 2.290.028 rupiah Pengeluaran 595.978 327.566 923.545 rupiah Keuntungan 478.472 888.012 1.366.483 rupiah Kebutuhan : 0 0 0 Benih 25 667 692 gram Nutrisi 3.000 833 3.833 liter Lahan 37 23 60 meter

91 Rencana produksi harian dari komoditi bayam dengan rata-rata permintaan 132 pack/hari akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp 1.074.450,- dengan pengeluaran sebanyak Rp 595.978,-. Sedangkan keuntungan yang akan diperoleh adalah sebesar Rp 478.472,- dengan pemakaian benih sebanyak 25 gram, nutrisi 3.000 liter, dan lahan seluas 37 m2.

Sedangkan rencana harian untuk komoditi kangkung dengan rata-rata permintaan 128 pack/hari akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 1.215.578,- dengan pengeluaran Rp. 327.566,- Keuntungan yang akan diperoleh adalah Rp.888.012,- dengan pemakaian benih sebanyak 667 gram, nutrisi 833 liter, dan lahan seluas 23 m2.

92 BAB VI

Dokumen terkait